Anda di halaman 1dari 170

LAPORAN KELOMPOK MAHASISWA

KULIAH KERJA NYATA


UNIVERSITAS PANDANARAN
SEMARANG

Dengan Tematik:

PENGEMBANGAN SITUS-SITUS SEJARAH DAN


BUDAYA DI KELURAHAN SENDANGGUWO UPAYA
PEMBERDAYAAN WARGA

Daerah Pengabdian:

KELURAHAN SENDANGGUWO
KECAMATAN TEMBALANG
KOTA SEMARANG

KULIAH KERJA NYATA


UNIVERSITAS PANDANARAN
SEMARANG
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan selesainya Program praktik Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas

Pandanaran Semarang angkatan XXVI yang dilaksanakan pada tanggal 02

Oktober 2017 - 31 Oktober 2017 yang berlokasi di Kelurahan Sendangguwo

Kecamatan Tembalang Kota Semarang, maka kami kelompok mahasiswa:

No Nama Mahasiswa NIM Program Studi Tanda Tangan

1 Vivi Choiryah EM.14.1.01514 Manajemen


2 Ahsan Asyari EM.14.1.01591 Manajemen
3 Gusti Ade Susanto EM.14.1.01542 Manajemen
4 Fadilah Anas EM.14.1.01423 Manajemen
5 Heru Kis Hartanto EM.14.1.01464 Manajemen
6 Githa Ayu PS EM.14.1.01443 Manajemen
7 Dewi Ambarwati EM.14.1.01440 Manajemen
8 Purnomo EM.14.1.01455 Manajemen
9 Ahmad Nor Soleh EM.14.1.01499 Manajemen
10 Andi Ristiya Eriyanto EM.14.1.01712 Manajemen
11 Tutik Umayatun Putri EM.14.1.01714 Manajemen
12 Nanang Riyanto EM.14.1.01685 Manajemen
13 Wahyu Saputro EM.14.1.01708 Manajemen
14 Sulistia Puji Lestari EA.14.1.0681 Akuntansi
15 Asrini Mayasari EA.14.1.0643 Akuntansi
16 Yuni Prihatini EA.14.1.0644 Akuntansi
17 Anjar Rudiyanto K EA.14.1.0729 Akuntansi
18 Fatimah Khoirunnisa EA.14.1.0762 Akuntansi
19 Diny Primanda EA.14.1.0764 Akuntansi
20 Dana Rusdiana PA.14.1.0289 Arsitektur
21 Ade Hutabarat PA.14.1.0284 Arsitektur
22 Wulan Nawang Sari PA.14.1.0307 Arsitektur
Telah menyelesaikan laporan pelaksanaan kegiatan, yang telah disetujui dan
disahkan pada:
Hari :
Tanggal :

Mengetahui,
Kepala Kelurahan Sendangguwo

Maryono, SH.
NIP. 196611 03 199203 1 014

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapangan 1 Dosen Pembimbing Lapangan 2

Rita Andini, SE, MM Anief Rufiyanto, ST, M. Kom


NIDN. 0631088101 NIDN. 0616106801

Menyetujui.

Ketua LPMM Ketua P2KKN,

Sri Praptono S. Sos. MM Abrar Oemar, SE, M.Si


NIDN. 0602127002 NIDN. 0605067001
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memancarkan sumber-sumber hikmah
dari hati orang yang jujur (al-shdiqn) hingga hikmah itu mengalir, membuka
pendengaran para pecinta (al-muibbn) dan orang yang berhasrat menerimanya
hingga pendengaran mereka menjadi tajam; menyinari penglihatan orang yang
senantiasa menghadapkan wajahnya dan serius menuntutnya hingga penglihatan
mereka menjadi sangat jeli.
Kami memuji-Nya dengan pujian seorang yang mengakui angugerah-Nya
dalam bentuk kemampuan memuji-Nya. Kami bersyukur kepada-Nya dengan
sikap syukur seorang yang menyadari akan kebaikan-Nya dan kemurahan-Nya.
Kami memohon ampunan kepada Allah dari segala kesalahan, baik yang sengaja
atau tidak sengaja. Kami mohon pertolongan-Nya dengan permohonan orang yang
sadar bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya. Maka dengan itu kami dapat
menyelesaikan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Selama 30 hari, yang
dilaksanakan pada tanggal 02 Oktober 2017 31 Oktober 2017, di Kelurahan
Sendangguwo Kecamatan Tembalang Kota Semarang dengan lancar. Dimana
kegiatan tersebut juga didukung dengan adanya laporan kegiatan Kuliah Kerja
Nyata di Kelurahan Sendangguwo Kecamatan Tembalang Kota Semarang, yang
menjadi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (satu)
Universitas Pandanaran Semarang.
Namun terlepas dari itu semua, kami Mahasiswa yang melaksanakan KKN
di Kelurahan Sendangguwo tentu sangat berterima kasih dari berbagai pihak yang
membantu karena berkat itu kami bisa mewujudkan program-program kerja kami,
baik yang tematik maupun program tambahan, dimana dengan berjalannya waktu
kami pun juga menemukan sebuah keluarga dan menciptakan hubungan baik
dengan warga Sendangguwo serta tim KKN kami. Untuk itu kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ir. Stefanus Djoko Saryono, MSc, selaku rektor Universitas Pandanaran
Semarang.
2. Maryono, SH, selaku Bapak Lurah Kelurahan Sendangguwo yang telah
memberikan ijin atas berlangsungnya kegiatan KKN di Kelurahan
Sendangguwo ini.
3. Rita Andini, SE, MM, selaku Dosen Pembimbing Lapangan I KKN
Universitas Pandanaran Semarang di Kelurahan Sendangguwo, yang telah
memberikan masukan dan arahan kepada kami semua.
4. Anief Rufiyanto, S.T, M.Kom selaku Dosen Pembimbing Lapangan II
KKN Universitas Pandanaran Semarang di Kelurahan Sendangguwo. yang
telah memberikan masukan dan arahan kepada kami semua.
5. Sri Praptono S. Sos. MM, selaku ketua LPPM yang mendukung dan
memantau untuk berjalan lebih baik kegiatan KKN
6. Abrar Oemar, SE, M.Si, selaku P2KKN yang mendukung dan memantau
untuk berjalan lebih baik kegiatan KKN.
7. Untuk Pak Qodri, dan Seluruh jajaran di Kelurahan Sendangguwo yang
tidak bisa kami sebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas bantuan
yang diberikan, serta membantu atas keperluan kami dimana kami saat
melakukan adaptasi di sana.
8. Mas Yoga, Ketua Karang Taruna yang telah membantu kami dalam
memperkenalkan Sendangguwo sendiri, serta menjabarkan potensi-potensi
yang ada di Sendangguwo.
9. Untuk Narasumber-narasumber dan juru kunci yang kami hormati, serta
rasa terimakasih yang sebesarnya, telah memberikan dan membagi ilmu,
pelajaran, informasi, serta pengetahuan yang tak ternilai harganya,

Bapak Syaikun, sebagai narasumber dari Makam Nyi Rebon.


Abah Sulthon Basyaiban, dan istrinya Ibu Atiqoh, sebagai narasumber
dari sejarah Sendangguwo, serta Sejarah dari Sendang di Sendangguwo.
Mbah Rokhani, sebagai juru kunci ke-10 dari Makam Sentono di RW
V.
Pak Mus, RW IX sebagai narasumber dari Gua tempat persembunyian
yang saat ini sudah tertutup.
Bapak Kris, di RW VII, beliau sebagai pengurus Musholla Al-Hikmah
dan sebagai narasumber dari Peninggalan Purba Watu Mile.
Ustadz Adam Kholid, sebagai narasumber dari Sendang di RW I.
Bapak Drs. H.Anasom, M.Hum. Sebagai narasumber dari Masjid Jami
As-Sajad, yaitu Masjid tertua di Semarang.
Mbah Sujian sebagai narasumber dari Gua Sendangguwo, Sendang,
serta Makam Dukuh di Sendangguwo.
Mas Yoga, sebagai narasumber umum dan memperkenalkan penemuan-
penemuan yang di temukan yang ada di Sendangguwo.
Serta narasumber-narasumber lain, sebagai penambah isu-isu kisah dan
sejarah yang telah membantu memberikan informasi kepada kami.
Semoga dilimpahkan Rahmat, Karunia, dari Allah Yang Maha Esa.
10. Untuk seluruh Bapak RW, dari RW I hingga RW X, serta jajaran RT yang
ada di bawahnya, terimakasih telah mengijinkan Tim KKN kami untuk
ikut berkontribusi setiap kegiatan yang terkait di masing-masing RW.
11. Untuk seluruh Ibu PKK, yang telah mengajak kami untuk berkontribusi
dalam kegiatan Posyandu dan kegiatan lainnya.
12. Untuk seluruh warga Sendangguwo yang telah antusias, serta memberikan
informasi, serta memberikan tangan terbuka untuk kami selama kami di
Sendangguwo.
Tidak lupa untuk seluruh teman-teman satu Tim KKN yang telah memberikan
kekompakan satu sama lain, membantu satu sama lain, serta memberikan setiap
kesempatan yang ada untuk bisa mengerjakan program-program yang ada demi
terwujudnya program tematik ini. Terimakasih untuk kita semua, semoga Allah
memberikan kita jalan yang terbaik untuk keberhasilan di dunia dan di akhirat.

Penyusun,

Tim KKN Angkatan XXVI 2017


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI... vi

BAB I PENDAHULUAN.. 1

1.1 Latar Belakang. 1

1.2 Maksud dan Tujuan KKN 1

1.3 Manfaat KKN..4

1.4 Struktur Organisasi Anggota KKN.6

1.5 Rincian Kegiatan KKN7

BAB II GAMBARAN KONDISI WILAYAH SENDANGGUWO 8

2.1 Kondisi Geografis.9

2.2 Kondisi Penduduk 10

2.3 Kondisi Pemerintahan.. 14

2.4 Kondisi Ekonomi..17

2.5 Kondisi Sosial Budaya. 19

2.6 Permasalahan Utama 22

BAB III PELAKSANAAN PROGRAM KKN. 23


3.1 Pemilihan Program KKN. 23

3.2 Pelaksanaan Program KKN.. 23

3.2.1 Bidang Fisik... 24

3.2.2 Bidang Non Fisik85

3.3 Pelaksanaan Program Tambahan..140


3.4 Pelaksanaan Program Insindental. 160

BAB IV PENUTUP 168

4.1 Kesimpulan... 168

4.2 Saran. 171

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kuliah Kerja Nyata (KKN) diartikan sebagai kegiatan yang secara

menyeluruh baik dibidang keahlian atau disiplin ilmu pengetahuan untuk

mengaplikasikan teori-teori yang dimiliki ke dalam sebuah wujud nyata

pengabdian kepada masyarakat. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan

program yang harus diikuti semua mahasiswa yang telah memenuhi

persyaratan akademik, dimana pelaksanaan pelaksanaan KKN ini

merupakan proses akhir masa perkuliahan sebagai salah satu persyaratan

dan kelulusan mahasiswa.

Dengan wahana Kuliah Kerja Nyata ini, mahasiswa diharapkan

dapat mengaktualisasikan disiplin ilmu yang masih dalam tataran teoritis

terhadap realisasi praktis dengan bentuk pengabdian langsung terhadap

masyarakat, disamping penelitian yang dilakukan sebagai usaha

pengembangan ilmu yang didapat sebelumnya. Selain itu Kuliah Kerja

Nyata (KKN) Juga memiliki ketrampilan dalam mengatasi dan

mengeliminir masalah-masalah yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Sebagai media untuk pembelajaran membangun hubungan yang baik

dalam komunitas masyarakat, sebagai objek utama yang akan dihadapi

kelak setelah menyelasaikan masa study.

Kuliah Kerja Nyata sangat besar manfaatnya bagi para mahasiswa

maupun masyarakat pada umumnya, dimana Kuliah Kerja Nyata (KKN)


dilaksanakan demi mendapatkan pengalaman di lapangan karena

mengandung makna yang sangat penting yaitu pendidikan dan pengabdian

mahasiswa yang diwujudkan dalam pengenalan dan penghayatan tentang

pembangunan masyarakat serta berusaha menciptakan metode-metode

pemecahan berbagai masalah dengan menggunakan kemampuan dan

ketrampilan yang sangat tepat terhadap situasi yang berkaitan dengan

perkembangan masyarakat dalam upaya menerapkan hasil kegiatan

perkuliahan yang pernah ditempuh.

Keberadaan perguruan tinggi pada dasarnya adalah memenuhi

tuntutan dinamika pembangunan dan kebutuhan masyarakat di bidang

jasmani dan rohani serta mahasiswa dituntut untuk mampu membina,

mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni kepada masyarakat melalui salah satu wujud pengabdian yang harus

dilaksanakan secara institusi dan professional.

Kuliah pengabdian mahasiswa ini merupakan perwujudan dari

partisipasi Perguruan Tinggi dalam upaya mengembangkan dan

peningkatan pemberdayaan serta partisipasi masyarakat terhadap tuntutan

dalam kemajuan zaman. Dalam kegiatan ini mahasiswa akan memiliki

berbagai pengalaman, mulai dari berusaha dalam beradaptasi,

bersosialisai, dan saling membantu dalam menjalankan berbagai program

kerja hingga memberikan solusi terhadap problematika yang timbul dalam

internal peserta KKN maupun yang terjadi di tengah-tengah masyarakat

yang majemuk seperti di Kelurahan Sendangguwo.


Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universits Pandanaran

Semarang sebagai bentuk pengabdian ilmu pengetahuan yang

dilaksanakan oleh mahasiswa adalah pendekatan-pendekatan yang

berbasis multidisiplin. Kuliah pengabdian mahasiswa ini merupakan

pembelajaran multi selektif kearah pengembangan, motivasi dan persepsi,

dimana mahasiswa tersebut melaksanakan pengabdiannya.

Laporan ini merupakan dokumentasi kerja dalam melaksanakan

Kuliah Kerja Nyata di Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang

Kota Semarang. Kondisi geografis kelurahan Sendangguwo dengan

ketinggian 300 meter dari permukaan air laut. Kecamatan Tembalang

merupakan daerah pengembangan Kota Semarang. Potensi daerah yang

dikembangkan yaitu,

1. Bidang Tematik : Situs- Situs Sejarah, Kampung Budaya.

2. Bidang Pendukung : Kampung KB, Kampung Ronce,.

Dalam hal ini, Kelurahan Sendangguwo memiliki potensi dan keadaan

lingkungan yang sangat menjanjikan dalam artian terdapat potensi yang

sudah ada tetapi belum dimaksimalkan yaitu keberadaan berbagai situs

sejarah dan juga kebudayaannya yang dapat menjadi salah satu ikon baru

bagi Kelurahan Sendangguwo disamping setelah adanya Kampung

Tematik ( Kampung Ronce yang berada di RW 2 dan Kampung KB yang

berada di RW 9). Maka dalam kesempatan ini, kami selaku mahasiswa

Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengambil tematik yaitu situs bersejarah

Sendangguwo. Kami mahasiswa KKN turut membantu dan menggali serta


mensosialisasikan dalam memperkenalkan program tematik ini. Agar

masyarakat dan warga kelurahan Sendangguwo memiliki nilai tambah

dalam asset serta budaya dan diharapkan bisa menjadi suatu destinasi

wisata budaya dan religi yang memiliki nilai plus untuk masyarakat

Sendangguwo sendiri.

1.2 Maksud Dan Tujuan KKN

Maksud dan tujuan dari KKN adalah sebagai berikut:

a. Maksud KKN

Membentuk mahasiswa yang berakhlak mulia, professional dan

berbudaya dalam penerapan IPTEK dengan berlandasan

keilmuan.

Mewujudkan tata sosial, ekonomi, politik, hukum didalam

masyarakat sehingga kondusif bagi tercapainya tujuan

pembanguna nasional.

b. Tujuan KKN

Sebagai sarana media komunikasi pembangunan antara

masyarakat, perguruan tinggi dan pemerintah.

Mensejajarkan semua aspek yang ada dalam perguruan tinggi

dan kehidupan masyarakat.

Memberikan pengalaman lapangan kepada mahasiswa, baik

dalam implementasi pendekatan non disipliner, multi disipliner

maupun interdisipliner.
Membentuk masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam

proses transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dari kalangan

akademisi.

1.3 Manfaat KKN

Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

angkatan XXVI Universitas Pandanaran di Kelurahan Sendangguwo adalah

sebagai berikut :

1.3.1 Bagi Mahasiswa

1. Mahasiswa mampu mengkolaborasikan dan mengaplikasikan

teori-teori praktis yang dimiliki serta bagaimana cara

bermasyarakat dikaitkan dengan ilmu-ilmu yang telah dpelajari

selama mengikuti materi perkuliahan di Universitas

Pandanaran Semarang.

2. Memperdalam pengertian mahasiswa tentang cara berfikir dan

bekerja secara interdisipliner, sehingga daapat menghayati

adanya ketergantungan, keterkaitan, dan bekerja antar sektor.

3. Menambah pengetahuan bagaimana cara bermasyarakat yang

sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik

norma tersurat maupun tersirat.

4. Mencari, menemukan dan berusaha turut andil dalam

memecahkan masalah dengan menerapkan konsep dan teori

ilmiah yang telah dimiliki secara objektif komprehensif.


1.3.2 Bagi Akademik

1. Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian

keilmuan mahasiswanya melalui proses pembangunan fisik

maupun non fisik ditengah-tengah masyarakat dan

pembenahan masyarakat, sehingga kurikulum yang disusun di

Perguruan Tinggi dapat disesuaikan dengan tuntutan yang ada

di masyarakat sekarang dan yang akan datang.

2. Memperoleh berbagai kasus yang dapat digunakan sebagai

contoh dalam me mberikan materi perkuliahan dan

menemukan berbagai masalah untuk pengembangaan

penelitian.

3. Memantapkan program observasi pendidikan dan studi

lapangan sebagai sarana belajar dan latihan pengabdian pada

masyarakat dalam rangka menunjang pembangunan tepat

guna.

1.3.3 Bagi Masyarakat

1. Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga serta ilmu,

teknologi dan seni dalam merencanakan dan melaksanakan

pembangunan yang diharapkan.

2. Membantu masyarakat dan pemerintah daerah untuk

meningkatkan pelaksanaan pembangunan dalam berbagai

bidang terutama bidang pendidikan formal, non formal dan

informal.
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk aktif dan kreatif

dalam pembangunan desa swasembada sesuai dengan program

pemerintah daerah.

1.4 Struktur Organisasi Anggota KKN

Dalam kegiatan KKN ini adanya struktur organisasi untuk menjalankan

setiap program-program yang ada sesuai dengan struktur dan tugas yang

di berikan oleh setiap anggotanya. Berikut adalah susunan struktur

organisasi anggota KKN.

Ketua : Heru Kis Hartanto

Wakil Ketua : Ahsan Asyari

Sekretaris : 1. Tutik Umayatun Putri


2. Wulan Nawang Sari

Bendahara : 1. Yuni Prihatini


2. Githa Ayu PS

Sie. Korlap : 1. Gusti Ade Susanto


2. Ade Hutabarat

Sie. Keamanan : 1. Anjar Rudiyanto K


2. Wahyu Saputro

Sie. Acara : 1. Andi Ristiya Eriyanto


2. Vivi Choiryah
3. Fadilah Anas

Sie. Konsumsi : 1. Dana Rusdiana


2. Dewi Ambarwati

Sie. Kebersihan : 1. Fatimah Khoirunnisa


2. Diny Primanda

Humas : 1. Nanang Riyanto


2. Ahmad Nor Soleh
3. Asrini Mayasari

Sie. Dokumentasi : 1. Sulistia Puji Lestari


2. Purnomo

1.5 Rincian Kegiatan KKN


Kegiatan KKN secara garis besar memiliki 2 kegiatan yang dibagi antara

program kegiatan tematik dan program kegiatan tambahan. Dimana

masing-masing memiliki pembagian sebagai berikut,

1.5.1 Kegiatan Program Tematik

Kegiatan Tematik dari Tim KKN Sendangguwo ini memiliki tema

yaitu Pengembangan Situs-Situs Sejarah di Sendangguwo

kegiatan ini merupakan kegiatan utama yang dilakukan untuk

pengangkatan situs-situs sejarah agar dikenal oleh kalangan muda,

masyarakat yang awam (pendatang baru), serta masyarakat luar.

Dimana tujuannya adalah untuk bisa lebih dilestarikan seperti dari

masyarakat sendiri, serta untuk bisa menjembatani adanya para

peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut peninggalan-peninggalan

yang ada.

1. Mancari alur sejarah dan cerita dari lokasi terkait


Koordinator : Anjar Rudiyanto, Vivi Choiryah
Tanggal Pelaksanaan : Selama KKN berlangsung

2. Pemetaan Lokasi Situs Sejarah


Koordinator : Wulan Nawang Sari, Dana
Rusdiana, Ade Hutabarat.
Tanggal Pelaksanaan : Selama KKN berlangsung
3. Pembukuan dari Sejarah Sendang Guwo
Koordinator : Tutik Umayatun Putri, Wulan
Nawang Sari, Heru Kis Hartanto
Tanggal Pelaksanaan : Selama KKN berlangsung

4. Pemaksimalan Sarana dan Prasarana Situs Sejarah


Sendang Guwo
Koordinator : Ahsan Asyari, Wahyu Saputro,
Diny Primanda
Tanggal Pelaksanaan : 15 Oktober 2017

5. Pembuatan Website
Koordinator : Ade Hutabarat , Fatimah
Khoirunnisa, Dewi Ambarwati
Tanggal Pelaksanaan : Selama KKN berlangsung

6. Pembuatan Papan Situs-Situs Sejarah


Koordinator : Ahmad Nor Soleh, Purnomo
Tanggal Pelaksanaan : Selama KKN berlangsung

7. Sosialisasi Pengenalan Sejarah Sendang Guwo Kepada


Masyarakat
Koordinator : Nanang Riyanto, Yuni Prihatini,
Anjar Rudiyanto
Tanggal Pelaksanaan : Minggu, 29 Oktober 2017

1.5.2 Kegiatan Program Tambahan


Kegiatan program tambahan merupakan program diluar tematik,

dimana program ini tidak menyangkut tema utama dan memiliki


tema bebas sesuai dengan kegiatan yang menyangkut kebutuhan

dari masyarakat Sendangguwo sendiri.

1. Kegiatan Kerja Bakti Tim KKN


- Pembersihan Selokan
- Pembersihan Kampung

Koordiantor : Gusti Ade Susanto


Tanggal Pelaksanaan : Minggu, 8 Oktober 2017

2. Pelatihan Register Posyandu


Koordinator : Yuni Prihatini
Tanggal Pelaksanaan : Jumat, 20 Oktober 2017

3. Penyuluhan Leptospirosis
- Pembuatan Perangkap Tikus
- Sosialisasi Pembuatan Perangkap Tikus
Koordinator : Ade Hutabarat
Tanggal Pelaksanaan : Minggu, 29 Oktober 2017

4. Pengoptimalan Taman Toga


Koordinator : Sulistia Puji Lestari, Githa Ayu PS
Tanggal Pelaksanaan : Selama KKN Berlangsung

5. Kontribusi Kegiatan di Kampung KB (Pengecatan Pos


Jaga)
Koordinator : Asrini Mayasari
Tanggal Kegiatan : Selama KKN berlangsung

6. Bimbingan Belajar (Bimbel)


Koordinator : Fadilah Anas
Tanggal Kegiatan : 03 Oktober 2017 25 Oktober
2017
7. Konstribusi Pihak Kekelurahan
Koordinator : Dana Rusdiana
Tanggal Kegiatan : Selama KKN Berlangsung

8. Konstribusi Kegiatan RW
Koordinator : Ahsan Asyari
Tanggal Kegiatan : Selama KKN Berlangsung
BAB II
GAMBARAN KONDISI WILAYAH SENDANGGUWO

2.1 Kondisi Geografis


Kelurahan Sendangguwo berada di Provinsi Jawa Tengah, Kota

Semarang, Kecamatan Tembalang. Dimana memiliki luas dan batas

wilayah Kelurahan Sendangguwo adalah 327,72 ha.

Gambar Kota Semarang


(Sumber: Google Earth)

Gambar Kota Semarang Dan Sendangguwo


(Sumber: Google Earth)
Sendangguwo memiliki batas wilayah sebagai berikut,
a. Sebelah Utara : Kelurahan Gayamsari
b. Sebelah Selatan : Kelurahan Tandang
c. Sebelah Barat : Kelurahan Lamper Tengah
d. Sebelah Timur : Kelurahan Kedungmundu

Sendangguwo memiliki kondisi permukaan tanah yang naik turun

(berbukit-bukit). Dengan memiliki porsi ketinggian tanah yang tidak

beraturan merata.

Gambar Kelurahan Sendangguwo


(Sumber: Google Earth)

Memiliki orbitrasi (Jarak dari pusat pemerintahan)


a. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : 8 km
b. Jarak dari pusat pemerintahan kota :-
c. Jarak dari Ibukota Kabupaten : 8 km
d. Jarak dari Ibukota Provinsi : 5 km
2.2 Kondisi Penduduk

Jumlah penduduk dari Sendangguwo sendiri berjumlah 21.928

Jiwa. Dengan penggolongan penduduk sebagai berikut,

a. Laki-laki : 10.941 Jiwa


b. Perempuan : 10.987 Jiwa
c. Usia 0-15 : 8.764 Jiwa
d. Usia 15-65 : 10.312 Jiwa
e. Usia 65 keatas : 571 Jiwa

Mayoritas pekerjaan masyarakat Sendangguwo adalah Karyawan.

Melihat tidak adanya pekerjaan spesifik terkait kondisi geografis yang

memiliki permukaan tanah yang berbukit-bukit dan padatnya permukiman

penduduk. Memberikan kondisi interaksi antar sesama masih terjalin

dengan baik satu sama lain sesuai budaya Jawa.

Sedangkan data jumlah pendidikan masyarakat Sendangguwo, bisa

dilihat sebagai berikut,

a. Sekolah Dasar : 4554 Orang


b. SMP : 3177 Orang
c. SMA/SMK : 3799 Orang
d. Akademi D1-D3 : 1076 Orang
e. Sarjana : 1033 Orang

2.3 Kondisi Pemerintahan

1. Data Personil
a. Nama Lurah : MARYONO,
SH.
b. Nama Sekretaris Kelurahan : SAYUDI
c. Jumlah Aparat Kantor Kelurahan Golongan II : 1 Orang
d. Jumlah Aparat Kantor Kelurahan Golongan III : 5 Orang

2. Data Kewenangan
a. Program yang diterima Kelurahan
Provinsi : Jawa Tengah
Kabupaten/Kota : Semarang

3. Kelembagaan
a. LPMK
Jumlah Pengurus : 16 Orang
Jumlah Kegiatan perbulan :.
Jumlah buku administrasi :.
Jumlah Dana yang dikelola : Rp

b. Lembaga Adat :-

c. TP PKK Kelurahan
Jumlah Pengurus : 15 Orang
Jumlah Kegiatan per bulan : 2 Kegiatan

d. RT/RW
Jumlah RW : 10RW
Jumlah RT : 116 RT
Rata-rata penghasilan Ketua RW : RP.300.000
Rata-rata penghasilan Ketua RT : RP 300.000/ bulan

e. Karang Taruna Kelurahan


Jumlah Karang Taruna : 1 Buah
Jumlah Pengurus : 15 Orang

f. Kelembagaan lainnya : 2 Lembaga


2.4 Kondisi Ekonomi

Kelurahan Sendangguwo merupakan kelurahan yang sangatlah

padat penduduknya. Mayoritas masyarakat yang berada di Kelurahan

Sendangguwo bekerja sebagai buruh. Hal ini dapat dilihat dari usia kerja

produktif yang tinggi dari usia 20 tahun sampai usia 50 tahun mencapai

9.197 jiwa. Pengusaha baik yang berada di lingkungan kelurahan ataupun

yang di luar kelurahan mencapai 104 orang. Jumlah pedagang mencapai

598 orang. Pegawai Negeri mencapai 599 orang. Dan jasa angkutan

mencapai 402 orang. Hal ini disebabkan karena kondisi geografisnya,

rumah-rumah penduduk yang sangat padat. Lahan pertanian yang kosong.

Banyaknya lulusan SMA/SMK dalam usia produktif Sehingga masyarakat

yang produktif sebagian besar lebih terarah untuk menjadi karyawan di

pabrik.

2.5 Kondisi Sosial Budaya

Pada Kelurahan Sendangguwo terdapat beberapa kegiatan

masyarakat, diantaranya pertemuan warga pada masing-masing RT. Para

pemuda membentuk perkumpulan pemuda atau lebih disebut sebagai

Karang Taruna. Karang Taruna di kelurahan Sendangguwo ini sangat

maju bahkan dalam bebrapa kegiatan menjadi juara pertama dan bahkan

bisa maju sampai ketingkat nasional. Kegiatan keagamaan seperti Haul

Akbar yang di selenggarakan di Sentono Agung. Tradisi wayangan yang

diselenggarakan setiap tahun sekali di daerah RW 9 RT 7. Warga

Sendangguwo tiap seminggu sekali dalam 1 bulan juga mengadakan


kegiatan kerja bakti dan gotong royong di wilayah rw masing-masing.

Kegiatan setiap jumat pagi juga mendukung kegiatan pemerintah yaitu

(PSN) Pemberantasan Sarang Nyamuk yang dipimpin oleh GASURKES

Kelurahan Sendangguwo dengan masyarakat tiap RW. Kegiatan PSN

dilakukan tiap Jumat pagi di setiap RW yang berbeda. Kegiatan olahraga

bersama di minggu pagi bertempat di halaman kelurahan juga ramai diikuti

oleh warga setempat.

2.6 Permasalahan Utama

Setelah melakukan observasi dan mengidentifikasi masalah yang ada

dilokasi KKN, mahasiswa mulai melakukan perumusan tentang program

KKN. Program dirancang berdasarkan masukan dari berbagai pihak (

Lurah, warga , karang taruna maupun dosen pembimbing lapangan) dan

telah dipertimbangkan dengan matang sehingga tidak semua masalah

dijadikan dasar untuk penyusunan program. Adapun yang menjadi

pertimbangan dalam penyusunan program adalah:

1. Kebutuhan dan manfaat bagi masyarakat.

2. Kemampuan dan kompetensi mahasiswa.

3. Dukungan dari masyarakat.

4. Waktu yang tersedia.

5. Sarana yang ada.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, ditemukan beberapa

masalah yang dipilih dan menjadi perhatin. Permasalahan tersebut adalah:


1. Bidang Fisik

a. Kurangnya perhatian dalam menjaga lingkungan sekitar situs

sejarah.

b. Kurangnya sosok pemerhati kebudaayaan dalam masyarakat

2. Bidang nonfisik

a. Kuranganya pengetahuan masyarakat tentang ilmu sejarah

b. Tidak mengetahui makna nilai dari benda peninggalan sejarah

c. Kuranganya sosialisasi tentang sejarah dan nilai nilai sejarah


BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM KKN

3.1 Pemilihan Program KKN

3.1.1 Potensi Masyarakat

Kelurahan Sendangguwo sendiri merupakan wilayah yang

memiliki tanah berkontur dengan ketinggian tanah yang berbeda-

beda. Kondisi perumahan padat karena Sendangguwo sendiri

memiliki 10 RW dengan kondisi 1 RW memiliki jumlah terbanyak

adalah 19 RT. Permukiman padat ini menciptakan budaya jawa dan

keragaman saling gotong-royong dan membantu satu sama lain.

Dengan potensi masyarakat yang memiliki rasa gotong-royong,

bersosialisasi antar warga terjalin baik, dengan budaya yang masih

menjadi panutan.

3.1.2 Potensi Budaya

Budaya merupakan salah satu identitas masyarakat yang

merupakan salah satu ciri dan karakter suatu tempat/wilayah yang

telah menjadi satu dengan pola dan tata cara masyarakat untuk

berinteraksi. Potensi Budaya disini masih berkesinambungan

dengan budaya jawa yang masih kental di kalangan masyarakat.

Hal tersebut ada kaitannya dengan Sendangguwo yang memiliki

potensi daerah dengan budaya yang masih terjalin. Salah satunya

adalah peninggalan lokasi bersejarah dan budaya warga misal

seperti wayangan yang turun temurun dari generasi ke generasi


melakukan hal tersebut. Namun ada sebagian tempat yang tidak

terlestarikan karena ketidaktahuannya generasi selanjutnya.

3.2 Pelaksanaan Program KKN


3.2.1 Bidang Fisik
Bidang fisik dalam program tematik dapat dilihat sebagai berikut,

1. Pemetaan Situs-Situs Sejarah Sendangguwo

Perencanaan Dan Pelaksanaan

Sebelum melakukan pemetaan ada hal-hal yang harus

dilakukan, terutama dalam melakukan perencanaan

pemetaan

Melakukan survey dan observasi letak lokasi dari situs-

situs yang ada. Dan mengingat jalan menuju lokasi.

Diutamakan untuk melakukan pencatatan atau skets

tangan arah menuju situs

Karena Sendangguwo padat pemukiman, maka dalam

pemetaan, pembuat memerlukan bantuan yaitu google

earth, dalam mengetahui titik-titik lokasi yang akan

dibuat.

Setelah mengetahui titik-titik lokasi baru dibuatlah peta

di aplikasi.

Pelaksanaan dari pembuatan peta yaitu setelah

terselesaikannya survey dari seluruh lokasi situs-situs.

Tujuan Pemetaan Situs Sejarah


Untuk bisa mengetahui posisi dan letak terdapatnya

situs-situs sejarah yang ada di Sendangguwo

Dengan adanya pemetaan, dapat dijadikan sarana untuk

para pengunjung yang ingin mengunjungi

Sendangguwo sendiri.

Dalam pemetaan juga menjadi simbol adanya

pengarsipan secara akurat

Untuk bisa melestarikan situs-situs sejarah dari

berbagai pihak terkait

Situs-Situs Yang Akan Dimasukan Kepemetaan

Berikut adalah beberapa lokasi situs-situs sejarah di

Sendangguwo yang akan di berikan papan pemberitahuan,

Punden Sendangguwo

Lokasi Punden Sendangguwo berada di RT 07 RW IX

Sendang di Sendangguwo

Lokasi berada di RW I

Gua di Sendangguwo

Berlokasi di RW IX

Makam Nyi Rebon

Lokasi Makam Nyi Rebon berada di RT 01 RW I

Makam Padukuhan

Lokasi Makam Padukuhan berada di perbatasan RW I

dengan RW IX
Sentono Agung

Lokasi Sentono Agung berada di RW V.

Masjid Jami As-Sajad

Lokasi Masjid Jami As-Sajad di RW I

Watu Mile

Lokasi Watu Mile berada di RT 10 RW VII.

Sasaran Pemetaan

Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat Kelurahan

Sendangguwo. Karena sebagian dari masyarakat belum

mengerti dan mengetahui tentang potensi yang dimiliki,

sehingga dengan diangkatnya tematik ini bisa menjadikan

suatu asset yang bernilai lebih. Dan diharapkan bisa

menjadi asset budaya yang terjaga sejarahnya dan dapat

dilestarikan dan terjaga keutuhan budayanya. Dan

membantu agar para pengunjung atau wisatawan yang

datang tidak hanya mengetahui satu situs, mereka juga akan

melihat beberapa titik tempat yang memiliki tempat

bersejarah dan patut untuk ditelisik kembali.

Langkah-Langkah Membuat Peta

1.) Dalam Pemetaan, aplikasi yang digunakan adalah

CorelDraw X6, dimana langkah pertama adalah


membuat document baru dengan ukuran kertas

menggunakan A1 landscape.

2.) Langkah kedua adalah memasukan gambar peta asli

yang diambil dari GoogleEarth dengan cara menarik

gambar dari luar ke kertas kerja pada Corel


3.) Dalam pembuatan peta, langkah awal yang dilakukan

adalah manual menggunakan garis. Yaitu menggunakan

tool Pen Tool Garis yang dibuat dengan teknik

menggambar garis satu persatu mengikuti peta

GoogleEarth.

4.) Dalam Menggambar garis, tentu terdapat pilihan

menggunakan tebalnya line yang digunakan. Dalam

pembuatan peta ini, ketebalan garis yang digunakan

adalah 4.
5.) Diperlukannya memperhalus garis agar tidak patah-
patah, maka tool yang digunakan adalah
menggunakan Shape Tool

6.) Jika garis sudah dibuat sesuai dengan dengan peta

aslinya, maka peta GoogleEarth bisa dihilangkan,


dan di dapatlah gambar peta secara garis besar

seperti ini.

7.) Garis yang dibuat secara manual tentunya masih

terpisah antara satu dengan yang lainnya, maka di

haruskan melakukan penggabungan antara satu

garis dengan garis yang lain, dengan memblok

semua garis > klik kanan > Group.


8.) Untuk menambahkan teks, digunakan Text Tool

untuk menulis keterangan seperti RW I, RW II, dan

seterusnya.

9.) Gunakan Ellipse Tool untuk menggambar

lingkaran biru sebagai titik letak lokasi situs-situs

sejarah sesuai hasil dari data yang didapat.

Perletakannyapun juga alangkah lebih baik untuk

melihat peta dari GoogleEarth agar terhindar dari

kesalah.
10.) Hasil Jadi Pemetaan Situs-Situs Sejarah

Makam Nyi Rebon


Makam ini berlokasi di RW I
Punden Sendangguwo
dimana, merupakan makam
Punden Sendangguwo merupakan situs
bersejarah dari era Sunan
sejarah yang dipercaya masih memiliki
sisi sakral, dimana seperti adanya Kalijaga.
Makam Sentono Agung
Makam Sentono terdapat di RW V, Nyadran setiap tahunnya.
Masjid Jami As-Sajad
merupakan makam wali yang diyakini dari Masjid Tertua di Semarang.
masa Majapahit karena terdapat pohon maja Merupakan peninggalan dari
di belakang makam. Mbah Sajad, yang pada kala itu
menyebarkan Islam di
Sendangguwo.
Sumur Sendang
Sumur Sendang memiliki diameter 2 meter.
Memiliki batu ditengahnya. Dipercaya jika batu
itu dilepas, maka air akan meluap dan membuat
banjir. Dulu seumur ini digunakan untuk
membersihkan jiwa dan raga sebelum melakukan
ziarah ke Makam Sentono.
Makam Dukuh
Makam dukuh ini merupakan makam dari
mbah dukuh, dimana dilokasi ini
Watu Mile ditemukan batu bata peninggalan zaman
Watu Mile berada di RW VII, kerajaan lebih tua dari zaman Majapahit.
dimana merupakan peninggalan
batu purbakala dari Era Hindu, Gua Sebagai Tempat Persembunyian
yaitu batu Yoni, digunakan sebagai Gua ini berada di RW IX, kondisi gua ini
persembahan yang diyakini jauh tertutup untuk pintu masuk akibat urukan
sebelum islam masuk ke tanah jawa tanah. di percaya bahwa dahulunya adalah
tempat persembunyian dari para penjajah,
namun ada yang meyakini bahwa tempat
tersebut hanyalah gua hasil galian tambang
2. Pembuatan Papan Situs-Situs Sejarah

Tujuan Pembuatan Papan Identitas Lokasi Situs

a. Untuk memberitahu posisi atau letak lokasi situs

sejarah

b. Sebagai tanda sebuah peringatan atau pemberitahuan

lokasi situs sejarah

c. Dengan adanya papan situs maka, akan memberikan

kesadaran dan ketahuan masyarakat akan tempat yang

disejarahkan. Yang secara perlahan akan memberikan

rasa empati untuk melestarikan atau setidaknya akan

sungkan untuk merusak tempat tersebut.

Manfaat Adanya Papan Identitas Lokasi Situs Sejarah

Seiring perkembangan zaman situs-situs sejarah semakin

menghilang dan tidak bisa dikenali sebagai bentuk

peninggalan yang mempunyai banyak manfaat bagi

manusia atau masyarakat di generasi mendatang, dengan

adanya Papan Identitas Situs, situs sejarah tidak akan hilang

karena mudah dicari, mudah diingat dan tentunya akan

selalu dikenang.

Lokasi-Lokasi Yang Akan Diberikan Papan Identitas

Situs Sejarah
Berikut adalah beberapa lokasi situs-situs sejarah di

sendangguwo yang akan diberikan papan identitas Situs

Sejarah:

a. Punden Sendangguwo

Lokasi Punden Sendangguwo berada di Rt 07 Rw IX,

dimana pemasangan papan tersebut terpasang dengan

posisi berdiri dengan satu tiang.

b. Makan Nyi Rebon

Lokasi Makam Nyi Rebon berada di Rt 01 Rw I, dimana

pemasangan papan tersebut terpasang dengan posisi

berdiri dengan satu tiang tepat di depan Makam.

c. Makam Pedukuhan

Lokasi Makam Padukuhan berada di perbatasan Rw I

dengan Rw IX, dimana pemasangan papan tersebut

terpasang dengan posisi berdiri dengan satu tiang tepat di

depan Makam.

d. Sentono Agung

Lokasi Sentono Agung berada di Rw V, dimana

pemasangan papan tersebut terpasang dengan posisi

ditempel di dinding luar sebelah kanan.

e. Masjid Jami Asa-Sajad

Lokasi Masjid Jami As-Sajad di Rw I, dimana

pemasangan papan tersebut terpasang dengan posisi


ditempel di dinding.

f. Watu Mile

Lokasi Watu Mile berada di Rt 10 Rw VII, dimana

pemasangan papan tersebut terpasang dengan posisi

ditempel di dinding.

Deskripsi Papan Situs Sejarah

Papan identitas situs yang dibuat memiliki deskripsi tulisan

yaitu sebagai berikut :

1. Punden Sendangguwo

SITUS SEJARAH

PUNDEN SENDANGGUWO

KELURAHAN
SENDANGGUWO RW IX

KKN UNPAND XXVI

2. Makan Nyi Rebon

SITUS SEJARAH

MAKAM NYI REBON

KELURAHAN
SENDANGGUWO RW I

KKN UNPAND XXVI


3. Makam Pedukuhan

SITUS SEJARAH

MAKAM PADUKUHAN

KELURAHAN
SENDANGGUWO RW I

KKN UNPAND XXVI


4. Sentono Agung

SITUS SEJARAH

MAKAM SENTONO AGUNG

KELURAHAN
SENDANGGUWO RW V

KKN UNPAND XXVI


5. Masjid Jami Asa-Sajad

SITUS SEJARAH

MASJID JAMI AS-SAJAD

KELURAHAN
SENDANGGUWO RW I

KKN UNPAND XXVI


6. Watu Mile

SITUS SEJARAH

WATU MILE

KELURAHAN
SENDANGGUWO RW VII

KKN UNPAND XXVI


Persiapan Pengerjaan Dan Pemasangan

1) Melakukan Survei Situs-situs dan menggali sejarah dari

Narasumber (sesepuh/Juru Kunci)

2) Memohon izin terhadap pengenalan kembali Situs-situs

yang terdapat di Kelurahan Sendangguwo kepada Pihak

kelurahan dan Narasumber (sesepuh/Juru Kunci)


Meminta Izin Untuk Melakukan Pemasangan Papan
(Doc. KKN UNPAND 2017)

3) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk

pelaksanaan pembuatan Papan-papan Situs Sejarah

Pengecatan Dasar Pada Papan Galvalum


(Doc. KKN UNPAND 2017)
4) Pembuatan Mal Tulisan dari kertas

Proses Pemberian Mal Tulisan Pada Papan


(Doc. KKN UNPAND 2017)
5) Pengecatan dan pemasangan papan-papan di tempat
situs sejarah yang terkait.

Salah Satu Pemasangan Papan Di Lokasi Situs


(Doc. KKN UNPAND 2017)
3. Pembukuan Situs-Situs Sejarah Sendangguwo

Dalam proses pembukuan, sebelum diarsipkan kedalam bentuk

sebuah buku dimana ada beberapa tahap yang harus dilakukan,

diantaranya adalah sebagai berikut,

Pelaksanaan Dimulainya Pembukuan

Pelaksanaan pembukuan situs sejarah Sendagguwo

dimulai dari tanggal 15 Oktober 2017 dengan mendatangi

para narasumber yang kemudian dilakukan wawancara

penggalian informasi. Pengumpulan informasi dilakukan

dengan melakukan perekaman dengan menggunakan alat

bantu handphone. Proses pengumpulan informasi

merupakan bagian yang paling sulit dan bagian penting dari

pembukuan. Sulit karena para narasumber yang ditemui

terkadang tidak berkenan untuk dimulai kemudian para

narasumber juga kebanyakan memakai bahasa Jawa

sehingga tim KKN memerlukan waktu untuk

menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan

benar sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan

kesalahan dalam penerjemahan ke dalam Bahasa indonesia.

Pembukuan ini memang sangat penting karena

dalam pembukuan dapat dilihat alur sejarah kebudayaan

Sendangguwo yang kemudian dapat menjadi bahan bacaan

bagi para penerus.


Tujuan Pembukuan

Tujuan diadakannya pembukuan setelah diadakannya

proses pengumpulan data, yaitu;

Sebagai informasi.

Dalam hal ini merupakan tujuan utama dari proses

pembukuan agar dapat memberi informasi dalam

mengenal kebudayaan dan tempat bersejarah di sekitar

lingkungan situs sendangguwo maupun diluar

lingkungan sendangguwo.

Agar Lebih dikenal masyarakat umum.

Yang dimaksud adalah supaya masyarakat lebih

faham terhadap kebudayaan dan situs sejarah yang

berada di sekitar tempat tinggal mereka.

Sebagai daya tarik.

Dengan diadakan pembukuan diharapkan kalangan

diluar Kelurahan Sendangguwo dapat membaca dan

kemudian mengunjungi kawasan situs yang

ada.Sehingga dapat menambah nilai positif terhadap

kelangsungan situs dan juga kebudayaan tersebut. Selain

itu, sebagai media promosi kepada masyarakat luas yang

tentunya menarik wisatawan untuk berkunjung ke situs-

situs sejarah di wilayah kelurahan sendangguwo.


Sasaran

Sasaran dalam pembukuan ini adalah:

1. Masyarakat sekitar situs sendangguwo.

2. PERPUSDA sebagai Arsip Perpustakaan Daerah.

3. Pemerintah Kota semarang, agar dilirik bahwa di

sendangguwo terdapat situs- situs sejarah yang dapat

dikembangkan sebagai destinasi wisata.

Alur Proses Data Pembukuan

a) Pencarian Data

Dalam proses pencarian data terdapat beberapa tempat

yang menjadi sumber sejarah, yaitu:

1. Situs :PUNDEN SENDANGGUWO


Lokasi : RT VII, RW IX
Juru Kunci/Narasumber: Mbah Sujian, Bp. Slamet
Tehnik pengambilan data :
Wawancara dan perekaman hp.

2. Situs : GOA SENDANGGUWO


Lokasi : RT VII, RW IX
Juru Kunci/Narasumber: Mbah Sujian
Tehnik pengambilan data : Rekaman percakapan.

3. Situs : SENDANG (Sumur Sendang)


Lokasi : RT I, RW XI
Juru Kunci/Narasumber: Ustadz Kholid Adam
Tehnik pengambilan data :
Wawancara dan perekaman hp.
4. Situs : MAKAM NYI REBON
Lokasi : RT I, RW I
Juru Kunci/Narasumber: Bapak Syaikun
Tehnik pengambilan data :
Wawancara dan perekaman hp.

5. Situs : MASJID JAMI AS-SAJAD


Lokasi : RW I
Juru Kunci/Narasumber:
- Abah Shulton Basyaiban
- Bapak Drs. KH. Anashom S.Hum
Tehnik pengambilan data :
Wawancara dan perekaman hp.

6. Situs : SENTONO AGUNG


Lokasi : RT 5, RW V
Juru Kunci : Bpk. Rokhani
Tehnik pengambilan data :
Wawancara dan perekaman HP.

7. Situs : MAKAM PADUKUHAN


Lokasi : RW I
Juru Kunci : Mbah Sujian
Tehnik pengambilan data : Rekaman percakapan.

8. Situs : WATU MILE


Lokasi : RW VII
Juru Kunci : Bpk. Kris
Tehnik pengambilan data:
Rekaman HP dan wawancara.
b) Pengolahan Data

Pengolahan Kalimat dan Tulisan

Setelah mendapatkan data dari berbagai

narasumber kemudian tim menerjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia agar lebih mudah untuk

dimengerti dan dipahami.

Penyelarasan Isi Tulisan Dari Narasumber-

Narasumber

Pengumpulan data kemudian diselaraskan dari satu

narasumber ke narasumber lain supaya tidak terjadi

kerancuan dan sesuai dengan maksud dari

narasumber. Setelah di terjemahkan kemudian

dibukukan.

c) Waktu Penyelesaian

Proses pembukuan ini memerlukan waktu dari tanggal

16 sampai 28 Oktober 2017. Proses penyelesaian

pembukuan membutuhkan waktu yang cukup lama

dikarenakan dalam proses pembukuan tidak secara

langsung data diperoleh dari narasumber tetapi

membutuhkan penyelarasan kata dan pertimbangan

kalimat juga.

Sistematika Pembukuan

a) Ukuran Buku
Sistematika pembukuan dalam Situs Sejarah

Sendangguwo dengan ukuran buku panjang 21,5cm dan

lebar 14,5 cm

b) Desain Foto

Desain sampul dapat dilihat sebagai berikut.

c) Halaman

Jumlah halaman dari pembukuan yaitu 43 lembar

dengan bentuk booklet.

d) Content (Isi)

Isi dari buku tersebut mengenai situs sejarah yang

berada di Sendangguwo yang dibahas ada 8 situs.

(terlampir dalam bentuk buku).

Sistematika Penulisan Buku

Font dalam hal penyusunan pembukuan kami

menggunakan font size 11.


Jenis Tulisan menggunakan Times New Roman.

Line Spacing 1

Pengaturan Kolom menggunakan pengaturan kolom 2.

4. Pembuatan Website

Tujuan Pembuatan Website

Maksud dan tujuan pembuatan website mengenai situs-situs

peninggalan sejarah di Sendangguwo adalah :

1. Mempromosikan keberadaan peninggalan-peninggalan

sejarah yang ada di Sendangguwo kepada masyarakat

dunia umumnya serta masyarakat Indonesia khususnya,

karena kurang lebih 50 juta orang di Indonesia

mengakses internet.

2. Menyediakan informasi yang lengkap tentang profil

dan potensi daerah di kelurahan Sendangguwo sehingga

bisa menjadi daerah yang maju.

3. Mempermudah untuk dapat mengumpulkan tanggapan

kritik dan saran dari masyarakat dunia terhadap kondisi

di Sendangguwo.

4. Membangun sebuah komunitas pemerhati lingkungan

dimana diharapkan melalui website tersebut diharapkan

ada sebuah solusi untuk terus menjaga dan melestarikan

situs-situs sejarah yang ada di Sendangguwo.


Jenis Website Yang Dipakai

Di dalam jenis-jenis website, tim KKN

Sendangguwo memilih media blog sebagai sarana untuk

mengenalkan dan mengembangkan sejarah situs-situs

peninggalan sejarah yang ada di Sendangguwo kepada

masyarakat.

Dalam hal ini layanan yang dipakai dalam

pembuatan blog ini adalah layanan gratis blogger.com.

Blogger.com adalah platform blogging gratisan milik

Google, karena bisa membuat blog dengan gratis di

blogger, baik itu menggunakan subdomain dan hosting

gratis ataupun menggunakan domain sendiri dengan hosting

gratis di blogger.

Tim KKN Sendangguwo membuat situs blog

khusus situs sejarah Sendangguwo dengan URL :

situssendangguwo.smg.blogspot.co.id untuk menampilkan

informasi tentang profil dan situs peninggalan sejarah di

Sendangguwo.

Jasa Pembuatan Website

Dalam pembuatan blog ini, tim KKN Sendangguwo

menggunakan jasa seorang mahasiswa Jurusan Teknik

Informatika Universitas Stikubank bernama Fatkhul Najid

Zubizarreta.
Proses Input Content

Dalam membuat postingan konten mengenai situs-situs

sejarah di Sendangguwo pada Blogger, penulis melakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Buka blogger.com pada web browser.

2. Login account gmail ke dalam blogger.com dengan

cara memasukkan email dan password.

3. Apabila sudah berhasil login, lakukan klik pada tombol

Entri Baru
4. Kemudian klik Compose

5. Melakukan input isi konten berupa teks deskripsi

mengenai situs sejarah di Sendangguwo. Dalam hal ini,

penulis mengambil contoh dari penginputan situs

sejarah berupa Punden Sendangguwo.


6. Melakukan input file berupa gambar Punden

Sendangguwo untuk menunjang isi dari postingan. Klik

icon frame foto ( sebelah icon link ), kemudian pilih

file JPEG berupa gambar situs Punden Sendangguwo.

Maka tampilannya akan terlihat sebagai berikut.

7. Ketika semua teks deskripsi dan gambar selesai dibuat,

klik Publikasikan untuk memposting konten mengenai

situs Punden Sendangguwo

Setelah melakukan publikasi, maka hasil

postingan mengenai Situs Punden Sendangguwo, akan

terlihat. Untuk keterangan baik informasi maupun

gambar mengenai situs sejarah di Sendangguwo, sudah

bisa dilihat oleh semua orang yang membuka blog

tersebut. Apabila seseorang melakukan pencarian kata


Sendangguwo di mesin pencarian google, maka website

yang telah penulis buat, akan dapat diakses.

Berikut ini tampilan dari blog dari hasil input.

1. Fasilitas Website

Untuk fasilitas yang ada di dalam blog tersebut, ada

beberapa menu/konten sebagai berikut :


a. Beranda, sebagai profil mengenai Sendangguwo.

b. Postingan, sebagai informasi mengenai situs-situs

peninggalan sejarah di Sendangguwo.

c. Kolom Komentar, yang bisa diakses oleh semua orang

yang membuka blog tersebut dimana hal ini untuk

diskusi antar pengguna internet khususnya mengenai

Sendangguwo.

2. Sasaran Pembuatan Website

Secara umum, ada beberapa sasaran dari pembuatan blog

mengenai peninggalan situs bersejarah di Sendangguwo,

diantaranya adalah :

a. Masyarakat

1. Memberikan kesadaran dan edukasi kepada

masyarakat khususnya warga di Sendangguwo

untuk dapat terus melestarikan dan menjaga benda-

benda dan tempat peninggalan para leluhur.

2. Mendorong pengurus karang taruna di Kelurahan

Sendangguwo untuk dapat melanjutkan

pengelolaan blog, sehingga dapat dikelola dengan

profesional dan kreatif agar dapat mempromosikan

dengan maksimal potensi-potensi yang ada di

Sendangguwo.

b. Lembaga / Instansi Terkait


1. Mendorong Pemerintah Daerah Kota Semarang

untuk dapat berperan aktif dalam pengembangan &

penelitian mengenai situs-situs sejarah yang ada di

Sendangguwo.

2. Memudahkan lembaga / instansi terkait untuk

mengetahui kondisi infrastruktur, sarana dan

prasarana serta kehidupan masyarakat yang ada di

Sendangguwo.

3.2.2 Bidang Non-Fisik

1. Menelusuri Alur Situs Sejarah Sendangguwo

Menelusuri alur sejarah Sendangguwo, dengan menggunakan

teknik survey, observasi lokasi, wawancara dari juru kunci,

tokoh masyarakat, dan masyarakat pada umumnya. Berikut

adalah hasil dari penelusuran situs-situs yang di dapat.

1) Guo di Sendangguwo

Lokasi Situs : Di Rw IX Kelurahan Sendangguwo


Juru Kunci : Mbah Sujian, Bapak Mus, Bapak Slamet
Teknik :Wawancara dan Observasi lokasi

Gua Sendangguwo tidak terlepas dari sejarah


Sendangguwo sendiri. Dimana nama Sendangguwo sendiri
diambil dari kata Sendang dan Guwo. Karena di
Sendangguwo terdapat Sendang dan Guwo.Guwo dalam
arti Bahasa jawa adalah Gua. Gua tersebut berada di RT 07
RW IX, dimana Gua Sendangguwo terletak di Kepunden
tempat diadakannya nyadran. Letak keberadaan Gua
tersebut masih memiliki beberapa pendapat yang berbeda,
yang pertama ada yang meyakini bahwa keberadaan gua
tersebut tidak terlihat secara kasatmata. Yang kedua,
keberadaan Gua Sendangguwo sendiri dulunya memang
berada di pinggir kali, namun saat ini tertutup oleh
gundukan tanah karena sudah tidak terawat atau
dilestarikan oleh warga sekitar. Menurut warga saat ini
pintu gua yang tertutup itu hanya tinggal berupa tiga buah
batu besar.
Selain itu dulunya gua Sendangguwo sering disalah
pergunakan masyarakat untuk mencari petunjuk wangsit,
untuk togel nomer. Hampir masyarakat datang kesana
untuk melakukan bertapa untuk mencari petunjuk nomer.
Seiring berjalannya waktu hal tersebut sudah tidak
dilakukan lagi. Selain itu disekitar sana juga sering terlihat
ular piton dengan panjang kurang lebih 7 meter yang sering
memperlihatkan diri. Karena hal tersebut, secara tak
sengaja warga menyebutnya seperti penjaga dari gua
tersebut.

Gua Sendangguwo sendiri merupakan tempat lokasi


gamelan gaib berada, dimana pada tahun 1950-an jika
adanya acara hajat atau wayangan, masyarakat meminjam
gamelan dari dalam gua tersebut secara gaib. Hingga suatu
waktu, saat gamelan tersebut dipinjam, salah satu gamelan
ditukar dengan gamelan palsu oleh warga Kalicari. Ketika
diketahui bahwa gamelan yang dikembalikan adalah
gamelan palsu, maka pemilik gamelan tersebut murka dan
memberikan efek bagi pencurinya yaitu kelak anak cucu,
dan keturunannya memiliki mata sipit dan rembes. Setelah
kejadian tersebut gamelanpun akhirnya tidak pernah
kembali dipinjami dan tidak muncul jika dilakukan semedi.

Konon menurut cerita, Gua Sendangguwo di


Kepunden adalah tempat untuk menyimpan gamelan,
awalnya adalah milik Ki Ageng Pandanaran yang
diperuntukan untuk Sunan Kalijaga. Gamelan tersebut
akhirnya dibawa dari Demak. Jadi Gamelannya itu di
khususkan untuk Sunan Kalijaga jika ingin pentas di
Semarang.

Observasi Punden Lokasi Dari Gua Sendangguwo


(Doc. KKN UNPAND 2017)

Gua Sebagai Tempat Persembunyian

Selain gua yang ada di Pepunden, di RT 03/RW IX


juga terdapat sebuah gua yang mana kondisi gua tersebut
sudah tertutup rapat. Pada awalnya gua ini tertutup karena
banyak warga asli sekitar gua yang menjual tanah miliknya
kepada pihak dari luar Sendangguwo. Yang sampai saat ini
banyak warga pendatang (bukan asli orang Sendangguwo)
menguasai tanah di area tersebut yang kemudian di
fungsikan sebagai tempat berdirinya rumah-rumah tinggal
bagi pemiliknya yang 90% adalah warga pendatang.

Sebelum didirikannya rumah-rumah, tanah di


sekitar area gua merupakan bekas makam Tionghoa.
Sehingga saat ingin dilakukan pembangunan rumah, tulang-
tulang dari bekas makam Tionghoa dikumpulkan dan
dibuang ke dalam gua. Dimana gua digunakan sebagai
tempat pembuangan tulang-tulang hasil dari galian tanah
makam. Setelah itu, seiring berjalannya waktu gua itu
tertutup karena lambat laun terkena hasil dari urukan tanah
warga sekitar.
Menurut cerita masyarakat, ada yang meyakini,
bahwa gua tersebut hanyalah hasil dari galian tambang pada
zaman dulu. Namun cerita tersebut belum bisa dibuktikan
kebenarannya, karena jenis tanah yang ada didalam gua
tersebut memiliki tekstur agak berpasir. Yang tidak sesuai
untuk jenis tanah penambangan. Namun, berdasarkan cerita
sesepuh di sana, dulunya gua tersebut digunakan sebagai
tempat persembunyian dari penjajah atau zaman perang.
Kedalaman gua kurang lebihnya 10 meter dari mulut Gua,
dimana di dalam gua ini terdapat lorong-lorong yang saling
berkaitan atau berhubungan antara gua-gua yang ada di
Desa Sendangguwo, dan desa Sendangguwo sendiri
memiliki 4 (empat) gua. Di dalam gua ini terdapat batu
(wadas) yang konon batu tersebut di buat sebagai tempat
duduk oleh yang bersembunyi, memiliki udara yang segar
dan terdapat pasir yang bisa diambil oleh masyarakat atau
warga sekitar gua. Kondisi gua saat ini sudah tertutup rapat
oleh urukan tanah, sehingga mulut gua sendiri (pintu
masuknya) justru berada dibagian bawah permukaan tanah
sekarang ini. Meskipun kondisi gua saat ini sudah tertutup
rapat dan di kelilingi rumah warga, rasa mistis di area gua
masih terasa yaitu sering munculnya penampakan berupa
kuntilanak dan orang tua (sepuh) yang lumpuh dan berkudis
di tubuhnya.

Saat Mencoba Merasakan Energy Negative Yang Ada Di


Goa Yang Tertutup RW 09
(Doc: KKN UNPAND 2017)

2) Sendang di Sendangguwo

Lokasi Situs : Di RW I Kelurahan Sendangguwo


Juru Kunci :Ustadz Kholid Adam, Bapak Qodri.
Teknik :Wawancara dan Observasi lokasi
Tidak asing lagi di telinga masyarakat, bahwa nama
Sendangguwo sendiri diambil dari dua kata yaitu Sendang
dan Gua, yang berhubungan dengan dua lokasi. Lokasi
Sendang sendiri berada di wilayah RT 11 RW I.
Berdasarkan informasi dari Ustadz Khalid Adam bahwa
lokasi Sendang pusatnya berada di belakang rumahnya.
Dahulu asal-usul Sendang sendiri digunakan untuk hal-
hal yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Dengan
kedatangan Mbah Abdullah Sajad untuk menyebarkan
ajaran Islam, dan meluruskan Aqidah masyarakat di sana
yang saat itu dikenal dengan abangan (Masih menganut
kepercayaan animisme dan dinamisme). Karena
Sendangguwo jika dilihat dari letak geografis termaksud ke
dalam daerah terpencil, tersembunyi, dan sering digunakan
orang-orang untuk pelarian seperti pencurian, dan orang-
orang yang melakukan kejahatan lain, ia bersembunyi di
Sendangguwo yang jauh dari keramaian, karena dulunya
Sendangguwo berupa alas seperti hutan. Dengan
kebudayaan yang seperti tempat jogetan, mabuk, berjudi,
dan sebagainya.

Dan Ketika Mbah Abdullah Sajad datang ke


Sendang, menurut cerita orang-orang tua dahulu, bahwa air
yang keluar dari sendang tersebut tidak keluar berwarna
jernih namun berwarna putih. Sendang tersebut digunakan
masyarakat sebagai objek untuk meminta. Bahkan jika
memiliki keinginan atau hajad mereka memberi sesajian
sesuai kemampuan. Melihat kondisi masyarakat yang
seperti itu Mbah Abdullah Sajad berinisiatif untuk bisa
menghilangkan budaya masyarakat pada Sendang tersebut.
Akhirnya beliau melakukan tirakadan untuk mendapat
petunjuk dari Allah agar bisa menutup sumbernya.
Akhirnya ketika mendapat jawaban, Mbah Abdullah Sajad
menutup sumbernya dengan menggunakan lidi dan Al-
Quran Instambul (Al-Quran Kecil) dan sebab itu akhirnya
sumber airnya tertutup atau berhenti. Jika sekarang ada
airnya maka itu adalah air hujan. Kemudian dengan
perkembangan zaman, Sendangguwo menjadi salah satu
tempat pencari ilmu khususnya ilmu agama karena pada
saat itu Mbah Abdullah Sajad mendirikan pesantren yang
ada di lingkungan masjid, yang saat ini berubah menjadi
madrasah.

Kondisi Sendang saat ini memang sudah tidak ada,


di karenakan lokasi Sendang sudah dibangun untuk
pembangunan rumah. Dulunya Sendang RW I memiliki
ukuran yang besar yaitu 10 meter x 10 meter. Setelah
dulunya di tutup oleh Mbah Abdullah As-Sajad, sumber
dari mata air pun hanya berupa rembesan dari sumber utama
Sendang yang ditutup. Ada air pun itu bisa berasal dari air
hujan. Dan Seiring berkembangnya zaman, masyarakatpun
mulai memiliki teknologi untuk mendapatkan air.
Masyarakat di sana tidak selalu lagi mengambil air dari
Sendang tersebut. Sehingga mengakibatkan air yang
tergenang dalam kurun waktu yang lama akan menjadikan
warna air tersebut berwarna hijau seperti air rawa. Sehingga
Sendang tersebut sudah tidak dimanfaatkan lagi dan pada
akhirnya Sendang tersebut diuruk tanah, guna untuk
pembangunan rumah.

3) Sendang di Sendangguwo

Lokasi Situs : Di RW I Kelurahan Sendangguwo


Juru Kunci :Ustadz Kholid Adam, Bapak Qodri.
Teknik :Wawancara dan Observasi lokasi
Sendang utama memang berada di RT 11 RW I, namun
di Sendangguwo sendiri memiliki sumur sendang (mata air)
juga banyak di Sendangguwo yang tersebar di beberapa
tempat. Salah satunya ada di RW 05. Di RW 05 sendiri
memiliki lima sendang, yaitu Sumur Sendang, Sumur
Langgar, Sumur Pendowo Mukhti, Sumur Gayam. Salah
satunya sendangnya adalah bernama Sumur Sendang,
Sumur Sendang sendiri dulunya berukuran kecil, namun
sekarang sudah dilebarkan hingga 1 meter. Saat ini lebar
Sumur Sendang sendiri bisa
diperkirakan berdiameter 2 meter. Sumur Sendang
memiliki air yang tidak pernah habis walaupun musim
kemarau. Wargapun mengambil air pada musim kemarau di
Sumur Sendang. Hingga saat ini hanya Sumur Sendang
yang masih bisa dipakai dan di manfaatkan oleh warga
sekitar untuk kebutuhan sehari-hari.
Di dalam Sumur Sendang, terdapat sebuah batu di tengah-
tengah sumur, memiliki ukuran kurang lebih 40cm-50cm.
Menurut cerita orang tua jaman dulu, batu yang di tengah-
tengah Sumur Sendang sendiri berfungsi sebagai
penyumbat yang tidak boleh diambil. Dikarenakan jika batu
tersebut diambil dapat mengakibatkan meluapnya air dari
Sumur Sendang, dan lama kelaman dapat mengakibatkan
banjir besar.

Observasi Sumur Sendang


(Doc: KKN UNPAND 2017)
Dulu, Sumur Sendang berkaitan erat dengan Sentono
Agung. Karena siapapun yang ingin melakukan ziarah
kubur ke makam Sentono, harus mandi terlebih dahulu di
Sumur Sendang, untuk membersihkan diri, hati, jiwa dan
raga sebelum berziarah ke Makam Sentono. Di Makam
Sentono juga memiliki tradisi yaitu berupa sadranan,
dimana acara sadranan yang datang bukan hanya berasal
dari Semarang, namun juga berasal dari Solo dan
Yogyakarta. Sebelum ziarah ke makam merekapun terlebih
dahulu mandi di Sumur Sendang.

Konon, dulu Sumur Sendang memiliki 4 buah sumur yang


berurutan, namun sumur itu sudah tidak ada bekasnya, dan
hanya tersisa satu. Dan mungkin jika ada yang memiliki
mata batin, ia bisa melihat letak keberadaan sumur sendang
tersebut. Lalu dahulu ada sebuah jalan mendaki yang
menghubungkan dari Sumur Sendang hingga ke Sentono
Agung. Di tengah perjalanan, akan ada sebuah Pohon
Randu yang besar dan di sampingnya juga terdapat sebuah
gua. Mulut gua tersebut kecil namun ketika masuk ke dalam
gua, bagian dalam terasa luas. Konon, gua tersebut dulunya
adalah tempat persembunyian dari masa peperangan dengan
penjajah.

Namun sayangnya, kondisi jalan mendaki menuju ke


Sentono Agung saat ini sudah hilang jejaknya karena sudah
tertutup oleh pembangunan rumah warga. Dan pada
akhirnya pohon randu sudah ditebang dan kondisi gua pun
juga sudah hilang. Dahulunyapun, ketika jalan tersebut
masih ada, warga sering berbondong-bondong ke sana
ketika hujan tiba untuk menambang emas. karena warga
sering sekali mendapat emas ketika menambang disana.
Sumur Sendang sendiri tidak di tutup seperti Sendang di
RW 1, karena Sumur Sendang tidak di salah pergunakan
sebagai kemusrikan oleh masyarakat sekitar dan para
pendatang.

Ilustrasi Jalan Mendaki dari Sumur Sendang ke Makam Sentono


(Doc: KKN UNPAND 2017)

4) Sendang di Sendangguwo

Lokasi Situs : RT 1RW I Kelurahan Sendangguwo


Juru Kunci :Ustadz Syaikun
Teknik :Wawancara dan Observasi lokasi
Awalnya sejarah Nyi Rebon masih simpang siur
bahkan tidak disejarahkan, namun setelah diistiqarahi oleh
para kyai, salah satu kyai tersebut adalah Kyai Muyazid,
dimana beliau merupakan salah satu anak dari Kyai
Dimyati yang silsilahnya Kyai Dimyati adalah anak dari
Kyai Sajad (Mbah Sajad). Dimasa jabatan Lurah Pak
Kusrin, beliau mengatakan bertemu sendiri dan didatangi
sendiri oleh Nyi Rebon.
Mengikuti dawuh (omongan) para kyai yang bukan hanya
sekedar mengetahui dari kabar simpang siur orang saja
mengenai sejarah nyi rebon yang ada di sendangguwo ini,
melainkan para kiyai menggunakan istiqarah untuk
mengetahui keberadaannya atau sejarah yang sebenarnya.

Saat berbincang bersama Bapak Syaikun, mengenai situs


Makam Nyi Rebon
(Doc: KKN UNPAND 2017)

Bahwasanya asal kata Rebon didapat karena orang


tersebut berasal dari Cirebon. Nama asli dari Nyi Rebon
sendiri adalah Khoirun Nisa (orang perempuan yang
sholehah). Dikisahkan bahwa Nyi Rebon mendapat
undangan dari 9 (Sembilan) orang atau lebih dikenal
dengan wali sembilan, dimana Nyi Rebon adalah
perempuan sendiri pada saat itu. Kemudian Nyi Rebon
datang atas undangan tersebut, sesampainya di tempat
undangan, Nyi Rebon melihat banyak harimau dari jarak 50
meter, karena melihat hal tersebut beliau duduk dan
membaca istighfar 3 kali, hingga mereka berubah menjadi
wujud manusia. Setelah mereka berubah menjadi manusia
Nyi Rebon mendekat dan menuju lokasi rapat.
Hasil rapat dari Nyi Rebon dengan Wali Sembilan
adalah ingin mendirikan masjid diarea yang saat ini
lokasinya adalah Makam Padukuhan. Pembangunan
menggunakan batu besar dan kayu jati dari pohon yang ada
di sekitarnya. Sebelum masjid berdiri, ternyata ada salah
satu warga yang mau mengambil air di area tersebut,
tepatnya (saat ini) disebelah Timur makam Nyi Rebon,
warga tersebut mengetahui hal ingin mendirikan masjid
tersebut mengetahui (istilah jawa-nya konangan) yang
pada akhirnya masjid gagal didirikan. Untuk versi lain,
gagalnya pembangunan masjid disana, itu dikarenakan
sebelum masjid berdiri, ternyata matahari sudah lebih
dahulu terbit dari arah Timur, sebagai tanda batas akhir
waktu untuk mendirikan masjid.
Pada akhirnya 9 orang yang lebih dikenal wali
Sembilan ini pergi ke Demak untuk mendirikan masjid
disana, yang sampai sekarang dikenal dengan nama Masjid
Agung Demak. Sedangkan Nyi Rebon sendiri ditinggal
untuk menjaga dukuh tersebut. Sehingga area makam Nyi
Rebon tersebut dinamakan Dukuh.
Makam Nyi Rebon sendiri dulunya hanya makam
biasa yang di sampingnya terdapat pohon besar. Hingga
oleh masa jabatannya Pak Kusrin sebagai lurah, beliau
memugar Makam Nyi Rebon hingga menjadi lebih baik.
Hingga dibangunkan Mushola Nyai Rebon di sebelah
makam Nyi Rebon pada awal tahun 2017.

5) Masjid Jami As-Sajad

Lokasi Situs : Perbatasan RW I & RW IX


Juru Kunci :Abah Sulthon, Bapak Anasom
Teknik :Wawancara dan Observasi lokasi
Sendangguwo disebut juga dengan Tanah Ghoib,
banyak yang tidak mengenal agama sehingga budaya pada
saat itu kebanyakan melakukan clonengan, mabuk-
mabukan dan akhirnya dengan masalah-masalah tersebut
datanglah Mbah Abdullah Sajad, atau sering disebut KH.
Abdullah Sajad bin KH. Abdurrahman (Pengkol) bin K
Moh.RifaI bin Moh Zakaria (Pangeran Sokopuro) Bin
Abdullah (atau Bambang Kertonadi atau Hasan Munadi),
diutus untuk menyebarkan agama Islam di Sendangguwo
dan memperbaiki akhlaq masyarakat Sendangguwo pada
waktu itu. Tentu Mbah Abdullah Sajad diutus oleh Mbah
Soleh Darat, karena murid kinasih (kesayangan) dari Mbah
Soleh Darat adalah Mbah Abdullah Sajad. Orang-orang di
sini dulu dikenal dengan ilmu gadungan (yaitu orang sakti
yang bisa berubah menjadi macan) tetapi tidak mengenal
agama. Akhirnya Mbah Abdullah Sajad diutus oleh Mbah
Soleh Darat untuk pergi ke Sendangguwo yang didampingi
oleh Shaleh Usman, Mbah Usman adalah seorang tuan
tanah yang mempunyai tanah di Sendangguwo. Sehingga
Mbah Soleh Darat berkata kepada Mbah Usman untuk
memberikan sebidang tanah kepada Mbah Abdullah Sajad
di Sendangguwo, dan akhirnya oleh Mbah Abdullah Sajad
dibuatlah masjid diatas sebidang tanah yang diberikan oleh
Mbah Usman guna untuk menyebarkan agama Islam di
Sendangguwo.
Selain untuk menyebarkan agama Islam, Mbah
Sajad pun merupakan orang yang sopan, jiwa sosialnya
tinggi, selalu bermasyarakat, mengingatkan orang untuk
selalu beribadah dengan cara yang baik-baik sehingga
orang-orang yang melakukan maksiat merasa sungkan
dengan sendirinya.
Pengambilan Foto Bersama Abah Sulthon
(Doc: KKN UNPAND 2017)

Mengingat asal-usul nama Sendangguwo berasal,


yaitu karena adanya Sendang dan Gua. Maka tidak terlepas
pula dari sebuah sendang, dimana jika diposisikan saat ini
sendang tersebut berada di RW 01. Sendang di
Sendangguwo ini merupakan sumber mata air yang besar,
dimana tidak akan pernah habis jika diambil terus-menerus,
apalagi saat musim kemarau. Air sendang itulah yang
memenuhi kebutuhan air masyarakat saat itu. Namun
sangat disayangkan orang-orang menganggap bahwa air
sendang tersebut membawa keberkahan, ntah itu dari segi
penyembuhan, maupun dari segi keperluan yang
diinginkan. Karena hal tersebut, akhirnya oleh Mbah
Abdullah Sajad sumber air dari sendang tersebut ditutup
supaya tidak menimbulkan kemusyrikan yang dilarang
dalam ajaran Islam. Menurut kabar dan cerita, Mbah
Abdullah Sajad menutup Sendang tersebut dibantu oleh
Mbah Makrub yang merupakan keturunan dari Nyatnyono.
Sementara ini sejarah silsilah keturunan masih
belum bisa dipastikan bahwa Mbah Bambang Kartonadi
merupakan keturunan dari Brawijaya X dan di lain cerita
bahwa Mbah Kartonadhi merupakan keturunan dari Sunan
Ampel. Sehingga bila ditarik dari garis keturunannya Mbah
Sajad merupakan keturunan dari Sunan Ampel dan
seterusnya sampai Rasulullah SAW.
Sejarah yang masih samar-samar dan pada intinya
yang merombak desa Sendangguwo ialah Mbah Abdullah
Sajad yang kemudian diteruskan oleh Abdullah Dainuri
kemudian Kyai Zikron Abdullah yang merupakan anak
pertama dari Kyai Afid. Dari keturunan Mbah Abdullah
Sajad yang masih hidup ialah Kyai Zikron Abdullah, Kyai
Najib Labib kemudian Kyai Abdillah Fitri, Zikah.

Wawancara Dengan Bapak Anasom, Seputar Masjid As-Sajad


(Doc: KKN UNPAND 2017)

Konon, dulu di Sendangguwo terdapat 2 golongan


yaitu bangsa jin dan manusia. Sampai-sampai bangsa jin
ikut berguru ke Mbah Abdullah Sajad. Dilihat dari
keasliannya Masjid Jami As-Sajad bisa dilihat dari menara
yang masih berdiri kokoh, konon di dalam menara tersebut
masih ada bangsa jin yang berada didalam menara tersebut,
yang juga sebagai tempat untuk menuntut ilmu dalam
penyebaran agama Islam. Fungsi menara untuk adzan
berkumandang, namun saat ini sudah beralih fungsi sebagai
tempat tandon air. Pondok pesantren yang ada di Semarang
terdapat di Sendangguwo kemudian yang kedua berada di
daerah Mangkang.

6) Makam Sentono Agung

Lokasi Situs : RW V
Juru Kunci : Mbah Rokhani
Teknik : Wawancara dan Observasi lokasi

Nama Sentono Agung diambil dari kata Sentono yang


berarti Persaudaraan, dan Agung yang berarti Besar. Nama
Sentono Agung berarti memiliki arti Persaudaraan Besar.
Sentono Agung berupa makam-makam, dimana makam-
makam tersebut berjumlah 7 makam, diantaranya adalah

1. Kyai Ageng Wali Jerbah Sari


2. Kyai Ageng Wali Sunan kalijaga
3. Kyai Agung Wali Sunan Bungkul
4. Kyai Ageng Wali Pecuk Pecukilan
5. Nyi Wali Sri Kuning
6. Nyi Wali Sri Gandhong Melati
7. Nyi Wali Sri Wulan
4 Makam laki-laki dan 3 makam perempuan, Dahulu
makam-makam/punden-punden yang ada disitu masih
berupa makam yang ditutupi oleh kain-kain putih dan
ditutup oleh pagar tinggi dimana makam tersebut dikelilingi
oleh Pohon Mojo.

Wawancara Dengan Bapak Rokhani, Juru Kunci ke-10


(Doc: KKN UNPAND 2017)

Berdasarkan cerita, Sentono Agung diperkirakan sudah ada


semenjak zaman Kerajaan Majapahit, hal itu ditandai
diketemukannya pohon Maja/Mojo di area makam. Selain
pohon Maja juga terdapat pohon Kesambi dan pohon Jati
Langgar. Namun hal ini belum bisa dipastikan
kebenarannya. Dikisahkan bahwa tokoh pada makam-
makam tersebut dulunya adalah prajurit dari Kerajaan
Majapahit yang diislamkan. Berawal, ketika masa-masa
berakhirnya kekuasaan Kerajaan Majapahit yang mulai
terdesak karena mulai masuknya Agama Islam di tanah air
pada waktu itu. Kemudian mereka melarikan diri ke
bebrapa tempat yang salah satunya adalah Sendangguwo.
Mereka pun hidup dan tinggal disana, hingga pada akhirnya
prajurit tersebut berguru pada Sunan Kalijaga dan menjadi
murid Sunan Kalijaga. Dan adanya Pohon Maja sendiri,
ditanam karena sebagai simbolis atau tanda bahwa dulunya
tokoh yang berperan penting saat itu mereka adalah orang-
orang yang berasal dari Majapahit.

7) Makam Padukuhan

Lokasi Situs : RW I
Juru Kunci : Mbah Sujian
Teknik : Wawancara dan Observasi lokasi

Menurut cerita yang sudah tersebar luas di


masyarakat, dulunya Makam Padukuhan akan dibangun
sebuah Masjid oleh Sunan Kalijaga, dimana hal tersebut
terbukti dengan adanya pohon jati di Makam yang saat ini
masih hidup. Dulu ceritanya, ada 4 pohon jati yang ingin
digunakan sebagai soko guru untuk masjid yang akan di
bangun di tempat tersebut. Namun kondisi 2 pohon ambruk,
1 ditebang, dan sekarang tersisa hanya 1 pohon. Dimana
pohon jati tersebut diapit oleh 2 pohon beringin, sehingga
pohon jati berada di antara 2 pohon tersebut dan terlihat
seperti bersatu. Pohon tidak muat apabila dilingkari oleh 15
orang karena terlalu besar.
Menurut cerita versi lain, dulunya di Makam
Padukuhan terdapat tumpukan batang-batang pohon jati
dengan panjang 6 meteran. Masyarakatpun mengakui
bahwa jati tersebut adalah bahan yang akan digunakan
untuk membangun masjid. Konon saat masjid akan
dibangun, pembangunan tersebut dilakukan oleh bangsa jin,
akan tetapi karena bangsa jin tersebut istilahnya konangan.
Dari berbagai versi cerita, konangan karena sudah terbit
matahari, dan konangan karena rencana pembangunan
tersebut diketahui orang lain. Maka pada akhirnya
pembangunan masjid tersebut tidak jadi dilakukan.

DI TEMUKANNYA BATU BATA PENINGGALAN


MEDANG KAMULAN

Dimakam Padukuhan di temukan batu bata yang


tidak seperti batu bata biasa, dimana batu bata tersebut
berukuran 33 cm x 16 cm dengan ketebalan 9 cm. Batu bata
tersebut bisa dikatakan batu bata berukuran besar yang
setelah di cari tahu, tidak memiliki kesamaan ukuran dan
ciri-ciri dari peninggalan kerajaan yang sebelumnya sudah
di temukan. Pada akhirnya, di daerah Grobogan
ditemukannya peninggalan-peninggalan Kerajaan Medang
Kamulan. Dimana ukuran batu bata yang ditemukan di
makam Padukuhan sangat cocok dengan peninggalan batu
bata Kerajaan Medang Kamulan di Grobogan. Dari data
Prof. Totok ahli bangunan arsitektur, beliau mengatakan,
Batu bata yang tidak ada motif, tidak ada symbol, tidak
ada tanda, itu adalah batu bata pada era sebelum
Majapahit. Karena pada era Majapahit batu bata sudah
bermotif dan bersimbol. dan pada era Majapahit batu
batanya sedikit lebih tipis.

Batu Bata Di temukan Di Dalam Tanah


(Doc: KKN UNPAND 2017)

Maksud dari adanya batu bata Medang Kamulan di


Sendangguwo, tepatnya di lokasi Makam Padukuhan, itu
ada 2 kemungkinan.
1. Kemungkinan dahulunya adalah tempat produksi
pembuatan batu bata dan material bangunan lainnya.
2. Kemungkinan ingin dibangunnya sebuah candi
Namun masyarakatpun banyak meyakini, lokasi tersebut
adalah tempat produksi batu candi. Hal itu didasarkan oleh,
seorang penggali kubur pernah menemukan abu dan batu
bata gosong, seolah tempat tersebut merupakan tempat
produksi pembuatan batu bata.

8) Watu Mile

Lokasi Situs : RW VII


Juru Kunci : Bapak Kris
Teknik : Wawancara dan Observasi lokasi

Saat Survey Tempat Situs Sejarah Watu Mile RW VII


(Doc: KKN UNPAND 2017)

Watu Mile disebut juga dengan Mbah Mile (yang


arti Indonesianya Melet) Karena terdapat sebuah kepala
yang sedang melet di atas sebuah batu. Watu Mile
merupakan batu dari jaman purbakala, masih belum
diketahui secara pasti dari era zaman apa, namun batu itu
sudah ada disana sejak era Sunan Kalijaga berada di
Sendangguwo. Menurut cerita, daerah di area Watu Mile
pernah disinggahi oleh Sunan Kalijaga. Bahkan dulunya
area rumah dari Bapak Kris sendiri diyakini adalah lokasi
tempat rapat Sunan Kalijaga, dan di samping lokasi rapat
tersebut juga terdapat sebuah jalan yang langsung menuju
arah Demak.
Tempat berdirinya Mushola Al-Hikmah Di RT 06
dan RW VII. Saat ini, dulunya adalah sebuah tanah kosong
yang berundak-undak dan di tengahnya terdapat pohon
beringin yang besar dan lebat. Letak Watu Mile sendiri
tepatnya berada di bawah pohon beringin kemudian
dikelilingi oleh pagar bambu. Watu Mile sendiri digunakan
sebagai tempat pemujaan dengan rangkaian pembakaran
dupa atau menyan oleh masyarakat sekitar dan hingga para
pendatang dari berbagai daerah.

Wawancara Dengan Bapak Kris Selaku Narasumber Watu Mile


(Doc: KKN UNPAND 2017)

Bentuk Watu Mile sendiri berbentuk setengah dari


tinggi piramid atau bisa dikatakan trapesium sama kaki.
Dengan ukuran tinggi batu 97 cm panjang atas 90 cm dan
panjang bawah 100cm. Bagian bawah Watu Mile sendiri
berbentuk seperti dandang, yaitu bagian bawah berbentuk
lengkungan setengah lingkaran yang terpendam di dalam
tanah, dengan ukuran jari-jarinya 50cm. Tepat di tengah-
tengah batu terdapat sebuah lubang berbentuk persegi yang
berfungsi sebagai penampung air dengan ukuran 30cm x
30cm dengan kedalaman untuk menampung air 20cm, dan
kemudian dialirkan melalui pancuran yang berada diujung
batu layaknya seperti sebuah teko minuman. Diatas aliran
batu tersebut, terdapat sebuah kepala yang menyerupai
kepala naga yang menjulurkan lidahnya, memiliki telinga
kecil dan memiliki rambut. Nama bentuk kepalanya pun
masih belum diketahui secara pasti oleh masyarakat sekitar.
Pada tahun 1977-1978 akan direncanakan
pembangunan sebuah Mushola di sepetak tanah letak
dimana Watu Mile berada, yang saat ini bernama Mushola
Al-Hikmah Di RT 06 dan RW VII. Pohon beringin
disanapun akhirnya di tebang, dan dibangunlah Mushola
tanpa memindahkan Watu Mile dan tetap di posisi semula.
Letak Watu Mile akhirnya berada di dalam mushola dan
tepat berada ditengah-tengah ruangan.

Mushola Al-Hikmah Saat Ini


(Doc: KKN UNPAND 2017)
Sebenarnya tujuan dibangunnya sebuah Mushola
adalah supaya lokasi tersebut tidak terus-menerus didatangi
sebagai tempat pemujaan atau penyembahan oleh
masyarakat tertentu atau orang-orang dari kalangan jauh.
Mengingat pada waktu itu kepercayaan masyarakat di
sekitar sudah sedikit sekali menganut kepercayaan
Animisme dan Dinamisme.
Lambat laun, terjadi pertimbangan diantara kaum
bapak-bapak dilingkungan sekitar, bahwa mushola yang
dijadikan tempat beribadah kepada Allah, justru terdapat
batu di tengah ruangan yang seakan-akan seperti
menyembah atau bersujud kepada batu, mengingat Watu
Mile sendiri dulunya merupakan batu yang digunakan
untuk pemujaan. Pada akhirnya Watu Mile direncanakan
untuk dipindah ke luar halaman mushola terlepas dari area
beribadah.
Saat adanya kabar pemindahan batu (Watu Mile)
terjadi perselisihan karena adanya pro dan kontra atas
pemindahan batu itu. Seperti pihak sejarawan yang
mengungkapkan bahwa pemindahan benda purbakala tidak
boleh sembarangan karena Watu Mile sendiri memiliki
nomer register di Museum Ronggowarsito dan memiliki
undang-undang, bila ingin melakukan pemindahan harus
melakukan perizinan. Yang kedua dari pihak mushola yang
mengungkapkan batu tersebut harus dipindah karena bisa
menjadikan kesyirikan karena melakukan penyembahan
kepada batu, dan yang ketiga, pihak yang mempercayai sisi
gaib mengungkapkan tidak setuju bahwa batu tersebut
harus dipindah, karena batu tersebut memiliki sisi sakral
yang dihuni oleh sebangsa makhluk gaib yang menunggu
didalam batu tersebut.
Namun pada akhirnya batu tersebut tetap dipindah
menggunakan peralatan sederhana seperti kayu dan bambu,
secara diam-diam tanpa diketahui sekelompok warga yang
kontra dengan pemindahan batu Mile. Sempat kesulitan
dalam pemindahan Watu Mile menggunakan kayu dan
bambu, dan akhirnya pemindahan batu bisa dipindah
dengan menggunakan dongkrak. Pemindahan tersebut
hanya dilakukan oleh kurang dari sepuluh orang saja.
Watu Mile sendiri sudah mendapat nomer, bahwa batu
tersebut merupakan batu purbakala yang sudah mendapat
nomer register. Hal tersebut dibantu oleh Bapak Hadi
Susanto Sumirat, yang saat itu sebagai pegawai museum
purbakala, dan beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala
Pengurus Gedong Songo.
Jika disamakan dengan kondisi awal, Watu Mile sekarang
ini posisinya berada di halaman Mushola Al-Hikmah. Batu
tersebut dicat berwarna hijau untuk menutupi tekstur batu
dari Watu Mile sendiri. Kepala yang dulunya menempel di
atas jalur pancuran air, kini sudah tidak ada karena kepala
itu sudah di hancurkan (digepuk) oleh masyarakat yang pro
dengan pemindahan Watu Mile ke halaman Mushola kala
itu dengan tujuan menghilangkan kesyirikan, yang hampir
sebagian besar kemistikan berasal dari kepala tersebut.
Bagian tengah kotak yang memiliki ke dalaman 20 cm pun
juga sudah ditutup oleh semen dan diratakan.
Sedangkan sebuah batu panjang berbentuk seperti
tabung yang berukuran diameter 25cm dengan tinggi
40cm, memiliki ujung tumpul bulat. Masyarakat masih
belum tau kegunaan dari batu tabung ini, maka batu
tersebut awalnya hanya ditaruh dibagian sisi lain dari Watu
Mile. Namun batu itu saat ini sudah dicuri dan dihilangkan
oleh salah seseorang yang tidak diketahui.

Ilustrasi Watu Mile


(Sketsa: Wulan Nawang Sari - KKN UNPAND 2017)

DIDUGA WATU MILE MEMILIKI HUBUNGAN


DENGAN CANDI GEDONG SONGO
Watu Mile sendiri memiliki hubungan dengan Gedong
Songo yang berhubungan dengan Dewi Kali, hal tersebut
berdasarkan:
1. Watu Mile itu Yoni, adalah tempat pemujaan Dewa
Siwa
2. Semarang adalah daerah kekuasaan Kalinggapura pada
abad ke-6 yang masih berupa batu
3. Ada kepala mele, dimana kepala mele itu disinyalir
kepala dari Dewa Kali, dimana Dewa Kali itu adalah
jelmaan Dewi Durga.
Dewi Durga adalah salah satu Dewi Yang dipuja di Candi
Gedongsongo. Dimana Candi Gedongsongo ada tiga Dewi
yang di puja, yaitu Dewi Durga, Ganesha, dan Resi Agestia.
Resi Agestia resi yang mencintai Dewa Siwa dan
berpenampilan sama dengan Dewa Siwa.

2. Pemaksimalan Sarana Dan Prasarana: Pembuatan Papan

Kebersihan Dan Kerja Bakti Situs Punden

Landasan Kegiatan

Kebersihan tidak terjaga dilingkungan situs adalah hal

mendasar yang melatar belakangi kegiatan pemaksimalan

sarana prasarana serta pembuatan papan kebersihan dan kerja

bakti. karena kondisi tempat situs Punden yang kurang di

perhatikan atau kurang dijaga kebersihannya oleh

masyarakat sekitar. Oleh sebab itu kawasan di area situs

banyak sampah berserakan bahkan dijadikan tempat untuk

membuang sampah oleh warga. Melalui hal tersebut kami

melakukan koordinasi dengan team dan warga sekitar untuk

membuat tempat tersebut menjadi bersih dari sampah yang

menumpuk. Dan dari hasil rapat koordinasi yang dilakukan

oleh tim dengan warga adalah berupa pembuatan papan

kebersihan dan kerja bakti yang sudah mendapatkan izin dari

ketua RW IX, Ketua RT VII, VI sebagai wilayah geografi

situs tersebut.

Kegiatan Pemaksimalan

Berdasarkan hal yang telah dijelaskan di atas untuk

menunjang kegiatan tersebut nantinya kami akan

membuatkan papan yang bertuliskan himbauan tentang


kebersihan di area Situs Punden tersebut. Adapun nantinya

papan tersebut akan kami letakkan di pintu masuk akses

menuju kawasan Situs Punden supaya warga tidak lagi

membuang sampah di sebelah utara area punden.

Pemasangan papan tersebut nantinya akan bersamaan dengan

kerja bakti untuk membersihkan area punden yang telah

terlaksana pada tanggal 9 oktober 2017.

1) Kerja Bakti Membersihkan Lokasi Situs

Kerja bakti dilakukan pada hari minggu tanggal 9

oktober 2017 pada pukul 08.00 sampai dengan selesai.

Dalam kerja bakti tersebut kami bersama dengan salah

seorang warga setempat yang sebagaimana

kesehariannya menjaga lingkungan tersebut.

Mahasiswa KKN Kerja Bakti Di Lokasi


(Doc: KKN UNPAND 2017)
Dalam pembersihan area tersebut sampah yang

berhasil kami kumpulkan akhirnya kita bakar supaya

tidak berserakan kembali.

2) Pembuatan Papan Kebersihan

Setelah melakukan kerja bakti kami membuat

himbauan kepada masyarakat supaya tidak lagi

membuang sampah di area situs tersebut. Himbauan

tersebut berupa papan peringatan dilarang membuang

sampah di area situs sejarah sendangguwo.

Alat dan bahan yang dipakai:

Papan Galvalum
Pilok Berwarna Hijau dan Putih
Mal tulisan
DILARANG!!!
MEMBUANG SAMPAH DI AREA INI.
TEMPAT BERSEJARAH SENDANGGUWO.
Semen dan Air untuk memasang papan.

Pembuatan Papan Kebersihan


(Doc: KKN UNPAND 2017)
Proses Pemasangan Papan
(Doc: KKN UNPAND 2017)

3. Kegiatan Sosialisasi Situs Sejarah Sendangguwo Ke

Masyarakat

Tujuan Dari Sosialisasi

Tujuan dari sosialisasi adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengenalkan situs-situs yang ada di

Sendangguwo kepada tamu undangan pada khususnya

dan kepada masyarakat pada umumnya.

2. Memberikan pembelajaran kepada masyarakat untuk

lebih peduli dengan situs-situs sejarah yang ada di

Sendangguwo salah satunya adalah dengan cara

jangan membuang sampah disekitar situs.

3. Mengajak masyarakat untuk melestarikan warisan

budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang.


Persiapan Dan Pelaksanaan

a. Persiapan

Untuk kegiatan Sosialisasi Situs Sendangguwo tim

KKN Angkatan XVI melakukan persiapan sebagai

berikut:

1. Pembentukan panitia

Adapun susunan panitianya adalah sebagai

berikut:

Ketua : Heru Kis Hartanto

Pembawa Materi : 1. Wulan Nawang Sari


2. Ade Huta Barat

MC : 1. Wahyu Saputro
2. Asrini Mayasari

Sie Acara : 1. Andy Ristia


2. Nanang Riyanto

Sie Dokumentasi : 1. Purnomo


2. Gusti Ade
Perlengkapan : 1. Anjar Rudiyanto K
2. Ahmad Nor Soleh
3. Ahsan Asyari

Penerima Tamu : 1. Yuni Prihatini


2. Fadilah Anas
3. Fatimah Khoirunnisa

Kebersihan : Semua anggota KKN


Penari : 1. Vivi Choiriyah
2. Tutik Umayatun Putri
3. Githa Ayu PS
4. Sulistia
2. Materi

Materi Sosialisai Situs Sendangguwo berasal


dari data-data yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan narasumber yang dilakukan
selama kegiatan KKN. Situs-situs yang
disosialisasikan adalah Punden Sendangguwo,
Sendang di Sendangguwo, Makam Padukuhan,
Sentono Agung, Makam Nyai Rebon, watu mile
dan Masjid Jami. Dalam kegiatan sosialisasi situs
sejarah, media yang digunakan berbentuk
penyuluhan yang disampaikan secara langsung
oleh pengisi materi kepada tamu undangan.
Materi yang disampaikan berbentuk slide show
yang disertai dengan gambar-gambar.
3. Undangan

Yang diundang untuk kegiatan ini berjumlah 100


orang
4. Anggaran

Anggaran yang digunakan berasal dari dana


kampus dengan jumlah Rp. 3.000.000,00.

b. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Sosialisasi Situs Sendangguwo dilakukan

bersamaan dengan acara Penarikan Peserta KKN

Angkatan XXVI yaitu pada:

Hari : Minggu
Tanggal : 29 Oktober 2017
Jam : 18.00 selesai
Tempat : Balai Kelurahan Sendangguwo
Rundown Acara Sosialisasi Situs
1) Pembukaan

Acara dibuka dengan pembacaan doa menurut agama


dan kepercayaan masing-masing yang dipimpin oleh
MC (Maya & Wahyu). Tujuannya agar acara bisa
berjalan dengan lancar dan dari yang sosialisasikan
bisa berguna bagi masyarakat.

2) Lagu Indonesia Raya

Untuk menunjukan rasa nasionalisme maka pada


acara ini dinyanyikan lagu Indonesia Raya oleh para
peserta yang hadir. Menyanyikan Lagu Indonesia
Raya dipimpin oleh Dana Rusdiana.
3) Sambutan-sambutan

1. Sambutan dari Ketua Kordes (Heru Kis Hartanto)

Inti dari sambutannya adalah Ketua Kordes


mewakili rekan-rekan peserta KKN mengucapkan
terima kasih dan minta maaf jika selama
mengikuti KKN ada kesalahan kepada semua
pihak yang ada di Kelurahan Sendangguwo.

2. Sambutan dari Ketua LPPM

Sambutan disampaikan oleh Bp. Sri


Praptono,S.Sos.,M.M selaku Ketua LPPM
Universitas Pandanaran, inti dari sambutannya
adalah pihak Unpand mengucapkan terima kasih
peserta KKN telah diterima dengan baik di
Kelurahan Sendangguwo dan mulai tgl 1
November 2017 peserta KKN angkatan XXVI
secara resmi ditarik.
3. Sambutan dari Lurah Sendangguwo

Sambutan disampaikan oleh Bp. Maryono, SH.


Inti sambutannya adalah pihak kelurahan
menyerahkan kembali peserta KKN angkatan
XXVI ke pihak Kampus Universitas Pandanaran.

4) Pertunjukan Seni Tari

Untuk menghibur tamu undangan ditampilkan Tari


Gambang Semarang yang dibawakan oleh Vivi, Putri,
Githa dan Sulistia. Tarian ini alkulturasi dua budaya,
Tionghoa dan jawa. Yang menggambarkan kerukunan
antar Ras. Lagu-lagu yang digunakan sebagai
pengiring Gambang Semarang ini diciptakan oleh Oei
Yok Siang, pada puluhan tahun silam. Lagu yang
hingga sekarang masih diingat oleh penggemar
Gambang Semarang atau Generasi Tua di kota
Semarang dan sekitarnya berjudul, Empat Penari dan
satu lagi yaitu Malu-malu Kucing.

5) Sosialisasi Situs Sendangguwo

Bp. Anief Rufiyanto selaku DPL Kelurahan


Sendangguwo pada kesempatan ini menyampaikan
bahwa peserta KKN telah mencoba untuk
mengumpulkan data-data situs. Di acara Penarikan
KKN Kelurahan Sendangguwo ini pihak peserta akan
mencoba menyampaikan hasil wawancara denagan
nara sumber situs-situs sejarah yang ada di
Sendangguwo. Adapun sosialisasinya disampaikan
oleh Wulan Nawang Sari dan Ade Hutabarat. Dengan
materi yang disampaikan berupa slide power point
sebagai pendukung dari presentasi situs-situs sejarah.
6) Quiz
Acara ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan
situs-situs sejarah Sendangguwo oleh tamu undangan.
Quiz diberikan oleh MC denagan cara mengajukan
pertanyaan yang akan dijawab oleh tamu undangan.
Jika jawabannya benar akan diberikan hadiah.
7) Penyerahan dengan Simbolis Buku Situs
Sendangguwo
Penyerahan secara simbolis dilakukan oleh Bp. Anief
Rufiyanto didampingi oleh Ibu Rita Andini kepada
Bp. Maryono.

8) Penyerahan Kenang-Kenangan
Penyerahan secara simbolis dilakukan oleh Bp. Sri
Praptono didampingi oleh Ibu Rita Andini dan Anief
Rufiyanto kepada Bp. Maryono.
9) Foto Bersama

10) Ramah Tamah

Acara ramah tamah ini diisi dengan makan malam


bersama dan hiburan musik dari grup musik Lantai
Tiga
3.3 Pelaksanaan Program Tambahan

1. Program Kerja Bakti Warga

Kerja bakti merupakan program kegiatan dari KKN. Kegiatan

ini diadakan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan rapi serta

menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya

kebersihan lingkungan. Selain itu melatih kerja sama dilakukan oleh

kelompok atau perorangan untuk mencapai satu tujuan bersama. Kerja

sama ini terjadi antara orientasi antar kelompok maupun grup.

Kegiatan kerja bakti dapat meningkatkan kerjasama antar warga dan

terciptanya lingkungan yang nyaman dan semakin menumbuhkan rasa

gotong royong yang semakin lama semakin memudar dikalangan

masyarakat karena semakin tergerus oleh zaman.

Selain itu kerjasama dengan dibarengi kreatifitas akan

memberikan hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya

untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau

unsur unsur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya yaitu semua

pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh seseorang. Penerapan

hal tersebut pada pengelolaan sampah dengan baik.

Kerja bakti ini diikuti oleh warga Kelurahan Sendangguwo

khususnya RW I dan mahasiswa KKN Universitas Pandanaran

Semarang. Kegiatan ini diadakan pada minggu ke-1.

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Kerja Bakti dilaksanakan pada:


Hari : Minggu
Tanggal : 8 Oktober 2017
Jam : 08:00 WIB
Tempat : RW I

Tujuan Kegiatan

Tujuan dari program kegiatan kerja bakti ini adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya

kebersihan lingkungan.

b. Mempererat tali silaturahmi antar warga dan antara warga dengan

mahasiswa.

c. Menciptakan lingkungan yang bersih di depan Balai Kelurahan

Sendangguwo dan lingkungan sekitar khususnya RW I.

Tolak Ukur Keberhasilan

Kegiatan ini dikatakan berhasil dan sukses apabila lingkungan

di sekitar balai Kelurahan Sendangguwo dan sekitarnya terlihat bersih,

rapi dan indah. Kegiatan kami sukses karena warga banyak yang ikut

serta dalam kegiatan ini sehingga kegiatan kerja bakti menjadi lebih

ringan dan cepat terselesaikan.

Sasaran

Sasaran dari kegiatan kerjabakti ini adalah kebersihan di depan

Balai Keluarahan Sendangguwo dan lingkungan sekitar khususnya

RW I.

Hasil dan Manfaat


Selain lingkungan menjadi bersih, rapi dan indah, mahasiswa

peserta KKN dapat berinteraksi langsung dengan warga. Sehingga

tercipta suasana yang nyaman, rukun dan damai.

Foto Kegiatan

Mahasiswa Kerja Bakti Lingkungan RW I


(Doc: KKN UNPAND 2017)

2. Pelatihan Register Posyandu

Pelatihan administrasi registrasi posyandu ini merupakan program

kegiatan dari KKN. Kegiatan ini diadakan untuk Dapat mempermudah

proses pengolahan, pencarian dan pembuatan laporan pada Posyandu

Kelurahan Sendangguwo Kecamatan Tembalang Kota Semarang.

Dapat meningkatkan koordinasi, pembinaan, fasilitasi, advokasi, dan

bantuan yang berkaitan dengan fungsi dan kinerja posyandu.

Pelatihan register administrasi posyandu ini dikuti oleh kader PKK,

Kader posyandu, Kelurahan Sendangguwo sebanyak -+ 40 peserta.

Lokasi Dan Waktu Pelaksanaan

Pelatihan Register Administrasi Posyandu dilaksanakan pada:


Hari : Jumat

Tanggal : 20 Oktober 2017

Jam : 15:30 WIB

Tempat : Kantor Kelurahan Sendangguwo

Tujuan Kegiatan

Tujuan dari Kegiatan Pelatihan Register Administrasi Posyandu ini

adalah sebagai berikut:

a. Dapat mempermudah proses pengolahan, pencarian dan

pembuatan laporan pada Posyandu Kelurahan Sendangguwo

Kecamatan Tembalang Kota Semarang.

b. Dapat meningkatkan koordinasi, pembinaan, fasilitasi,

advokasi, dan bantuan yang berkaitan dengan fungsi dan

kinerja posyandu.

Cara Cara Register Administrasi Posyandu

a. Petunjuk Pengaktifan Program

Cara mengaktifkan program ini adalah dengan langkah mudah

sebagai berikut :

1. Aktifkan web browser (Mozilla Firefox) dengan cara klik

dua kali (double clik) shortcut Mozilla Firefox atau klik

menu Start, All Programs, arahkan pointer pada Mozilla

firefox kemudian pilih dan klik Mozilla Firefox.


2. Klik atau arahkan pointer pada address bar dan ketik

http://localhost/abu pada address bar seperti tampilan

berikut :

3. Lalu tekan tombol Enter atau klik segitiga yang ada

dipinggir address bar. Lalu klik pada tulisan Click Here,

maka akan tampil sebagai berikut :

4. Untuk dapat memasuki menu utama program, maka

dilakukan login dengan cara klik PENGELOLA. Maka akan

tampil sebagai berikut :


a. Isikan pada kolom User dengan mengetik abu dan pada
kolom Password dengan mengetik abu. Lalu klik
Login.
b. Bila muncul pertanyaan seperti dibawah ini, maka klik
pada pilihan Not Now

5. Lalu klik tombol Admin, maka akan muncul tampilan

program SIP secara utuh.

6. Selamat ! Anda telah berhasil melakukan pengaktifan

program Sistem Informasi Posyandu.

b. Daftar Menu Dan Cara Pengoperasian

Tampilan antar muka (interface) dari program SIP adalah

sebagai berikut :
Menu terbagi menjadi 4 bagian utama, yaitu :

A. Menu Pendukung

Menu ini terdiri dari 3 tombol yang banyak digunakan

oleh administrator, yaitu :

1. Tombol User
Tombol ini digunakan untuk mengidentifikasi
pengguna program SIP.
2. Tombol Sensor
Tombol ini digunakan untuk melihat rekaman
aktivitas dari user yang terdiri dari : tanggal kegiatan,
jenis kegiatan, rincian kegiatan, dan pelaku kegiatan.
3. Tombol Back Up
Tombol ini digunakan untuk melakukan aktivitas back
up data base.

B. Menu Pendataan
Menu ini digunakan untuk mencatat data sasaran dari

Posyandu dan data standar pengukuran berat badan

menurut tinggi badan (BB / TB) menurut NCHS-WHO

tahun 2002. Menu ini terdiri dari 8 tombol,yaitu :

1. Tombol Kecamatan
Tombol ini digunakan untuk menambah, menghapus,
mencari, mengedit, dan mencetak nama kecamatan.
Untuk mengisikan nama kecamatan yang baru klik
tombol Kecamatan, lalu klik tombol Tambah. Isikan
nama kecamatan pada kolom yang tersedia. Bila
sudah selesasi mengisikan, klik tombol Proses. Data
berhasil dimasukkan jika terdapat kalimat Untuk
jenis kecamatan : data berhasil dimasukkan.

2. Tombol Puskesmas

Tombol ini digunakan untuk menambah, menghapus,


mencari, mengedit, dan mencetak nama Puskesmas
yang berada di suatu Kecamatan. Untuk mengisikan
data Puskesmas yang baru klik tombol Puskesmas,
lalu klik tombol Tambah. Isikan nama Puskesmas
dengan mengetik pada kolom yang tersedia, lalu
isikan nama Kecamatan dengan memilih nama
Kecamatan yang sudah tersedia dalam menu
pulldown. Bila sudah selesasi mengisikan, klik tombol
Proses. Data berhasil dimasukkan jika terdapat
kalimat Untuk Puskesmas : data berhasil
dimasukkan.

3. Tombol Kelurahan
Tombol ini digunakan untuk menambah, menghapus,
mencari, mengedit, dan mencetak nama Kelurahan
yang merupakan wilayah kerja suatu Puskesmas.
Untuk mengisikan nama Kelurahan yang baru klik
tombol Kelurahan, lalu klik tombol Tambah. Isikan
nama Kelurahan dengan mengetik pada kolom yang
tersedia, lalu isikan nama Puskesmas dengan memilih
nama Puskesmas yang Modul Pelatihan Sistem
Informasi Posyandu Page 22 sudah tersedia dalam
menu pulldown. Bila sudah selesasi mengisikan, klik
tombol Proses. Data berhasil dimasukkan jika terdapat
kalimat Untuk Kelurahan: data berhasil
dimasukkan.
4. Tombol Posyandu
Tombol ini digunakan untuk menambah atau
mengedit nama Posyandu yang berada di suatu
Kelurahan. Untuk mengisikan nama Posyandu yang
baru klik tombol Posyandu, lalu klik tombol Tambah.
Isikan nama Posyandu dengan mengetik pada kolom
yang tersedia, lalu isikan nama Kelurahan dengan
memilih nama Kelurahan yang sudah tersedia dalam
menu pulldown. Bila sudah selesasi mengisikan, klik
tombol Proses. Data berhasil dimasukkan jika terdapat
kalimat Untuk Posyandu : data berhasil
dimasukkan.

5. Tombol Petugas
Tombol ini digunakan untuk menambah, menghapus,
mencari, mengedit, dan mencetak identitas petugas
yang ada di Posyandu. Untuk mengisikan data petugas
yang baru klik tombol Petugas, lalu klik tombol
Tambah. Isikan data petugas sesuai dengan kolom
yang tersedia. Bila sudah selesasi mengisikan, klik
tombol Proses.

6. Tombol Ibu
Tombol ini digunakan untuk menambah, menghapus,
mencari, mengedit, dan mencetak identitas ibu yang
menjadi sasaran kegiatan Posyandu. Untuk
mengisikan data ibu yang baru klik tombol Ibu, lalu
klik tombol Tambah. Isikan data ibu sesuai dengan
kolom yang tersedia. Bila sudah selesasi mengisikan,
klik tombol Proses.

7. Tombol Anak
Tombol ini digunakan untuk menambah, menghapus,
mencari, mengedit, dan mencetak identitas anak dari
ibu. Untuk mengisikan data anak yang baru klik
tombol Anak, lalu klik tombol Tambah. Isikan data
anak sesuai dengan kolom yang tersedia. Nama ibu
dari anak yang diisikan sudah tersedia dalam menu
pulldown. Bila sudah selesasi mengisikan, klik tombol
Proses.

8. Tombol BB per TB

Tombol ini digunakan untuk mengisikan daftar


standar status gizi anak dengan indikator BB / TB.
Data sudah diisikan oleh administrator.

Tolak Ukur Keberhasilan

Kegiatan ini dikatakan berhasil dan sukses apabila peserta

yang hadir 90% dari undangan telah hadir. Kader posyandu mampu

lebih baik dalam pendataan dan pencarian data yang ada pada

posyandu. Kegiatan yang kami laksanakan berhasil dan sukses.

Sasaran

Sasaran dari kegiatan Pelatihan register administrasi

posyandu ini adalah ketua kelompok PKK atau RT serta kader

posyandu dapat memahami dengan tugasnya masing-masing dan

dapat mengisi form administrasi dengan lebih baik dan benar.

Hasil dan Manfaat


Apabila laporan dan pendataan sudah rapi dan terorganisir

maka dapat mempermudah pencarian data dan mempercepat dalam

pengecheckan pada kelengkapan data setiap peserta posyandu.

3. Penyuluhan Leptospirosis

Persiapan Dan Pelaksanaan

a. Membentuk kerja sama dengan warga desa setempat.

b. Membentuk kerjasama dengan dosen pembimbing lapangan

dan pihak kelurahan sebagai pengisi materi.

c. Menyiapkan materi.

Dalam kegiatan Penyuluhan Leptospirosis, media yang

digunakan berbentuk penyuluhan yang disampaikan secara

langsung oleh pengisi materi kepada warga Kelurahan

Sendangguwo.Materi yang disampaikan berbentuk slide show yang

disertai dengan gambar-gambar.Kegiatan Penyuluhan Leptospirosis

ini dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2017 pukul 15.00 WIB di

Kelurahan Sendangguwo Semarang.

Rundown Acara

1. Pembukaan
2. Doa
3. Sambutan
a. Ibu Tyas dari Gasurkes
b. Ade Huta Barat Mahasiswa Universitas Pandanaran
Semarang
4. Penyampaian materi dari Ibu Tyas dari Gasurkes
5. Penyampaian materi dari Ade Huda Barat
6. Sesi tanya jawab
7. Penutup

Ringkasan Materi Presentasi Leptospirosis

Narasumber : Ibu Tyas dari Gasurkes

Ringkasan Materi :

Penyakit Leptospirosis merupakan penyakit kencing tikus.

Penyakit infeksi disebabkan oleh bakteri Leptospira. Dapat menular

dari hewan ke manusia karena kontak dengan kencing tikus yang

mengandung bakteri Leptospira atau air dan lumpur yang

terkontaminasi bakteri tersebut. Bakteri Leptospira menembus kulit

lecet, kulit terluka atau lewat mukosa. Bakteri Leptospira berbentuk

Spiral. Bakteri hidup pada : tikus, anjing, babi, kambing, sapi dan

kucing.

Sumber penularan utama di Indonesia adalah tikus baik tikus

got, tikus rumah dan tikus sawah. Tikus yang terinfeksi sepanjang

hidupnya akan membawa bakteri Leptosprira dan menularkan

melalui air kencingnya. Penularan dibagi menjadi 2 yaitu penularan

tidak langsung dan penularan langsung. Penularan tidak langsung

dari air, tanah lembab / becek, makanan atau alat makan yang

tercemar kencing hewan sakit. Penularan langsung dengan

bersentuhan bangkai hewan atau hewan yang sakit leptospirosis.

Bakteri dapat masuk melalui :

Luka terbuka
Kulit lecet
Kulit pecahpecah
Mata
Mulut (saat makan)
Faktor risiko tertular

Ada luka terbuka /lecet/kulit pecah


Aktivitas di air kotor/becek
Bersentuhan hewan sakit, tikus, bangkai
Perilaku kebersihan pribadi masih kurang
Ada tikus di sekitar lingkungan
Gejala Leptospirosis

Ringan (Anikterik))

Kategori Suspek
Demam Akut
Sakit Kepala
Nyeri Otot
Lemah
Mata Merah
Ada kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi bakteri

Leptospira

Berat (Ikterik)

Kategori Probabel / Konfirm


Nyeri Betis
Ikterus (Kuning)
Sedikit Kencing / tidak bisa kencing
Manifestasi perdarahan
Sesak nafas
Detak jantung tidak teratur
Batuk / Batuk keluar darah
Ruam Kulit

Cara Pencegahan :

Simpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar


dari tikus
Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah
bekerja
Menjaga kebersihan lingkungan
Menyediakan dan Menutup rapat tempat sampah
Menghindari adanya tikus di dalam rumah atau gedung
Menghindari pencemaran oleh tikus dan meningkatkan
penangkapan tikus
Tutupilah luka dan lecet dengan plester kedap air terutama
sebelum bersentuhan dengan tanah, lumpur atau air yang
mungkin dicemari air kencing binatang
Pakailah sepatu bila keluar, terutama jika tanahnya basah
atau berlumpur

Pengendalian Tikus Pemukiman

Tujuan pengendalian tikus adalah mengurangi/mencegah/

menghambat pertumbuhan populasi tikusdengan cara

menghilangkan / mengurangi sumber sumberyang merupakan

tempat berkembangbiak dantempat berlindung. Menurut WHO

(1991) ada 2 unsur utamapengendalian tikus di lingkungan rumah

yaitu :

a. Meniadakan kebutuhan hidup tikus


b. Membuat atau melengkapi struktur bangunan rumah dengan

bahan anti tikus (rat proofing).

Sanitasi Kebersihan Lingkungan

a. Tempat penyimpanan bahan pangan / makanan yang tertutup

dan tidak dapat dimasuki tikus.

b. Bak sampah dengan tutup. Terbuat dari bahananti tikus.

Ditempatkan 45 cm dari tanah.

Kebersihan dan pengendalian tikus Di dalam Rumah

a. Gunakan wadah dari bahan antitikus untuk menyimpan

makanan

b. Tandon air harus tertutup rapat , memperbaiki kebocorandan

memastikan drainase berjalan dengan baik.

c. Tutup tempat penyimpanan makanan

Pemasangan Penghalang :

a. Menutup lubang tempat pipa pembuangan air

b. Memberi penghalang pada talang air.

c. Mengecat dinding luar rumah dengan cat yang halus di bagian

bawah jendela minimal selebar 10 cm.

d. Menjaga kebersihan dan kerapian rumah

e. Mengurangi cabang pohon yang berhubungan dengan rumah.

Perangkap Tikus

a. Umpan = kelapa bakar, ikan asin dll, dipasang pada sore hari.
b. Letakkan di kamar / dapur atau di tempat yang sering dilewati

tikus.

c. Periksa perangkap pada pagi hari

d. PERANGKAP KOSONG ? diamkan minimal 2 hari / malam

atau pindahkan ke tempat lain.

e. Setelah digunakan, dicuci dengan air / air bekas cucian beras.

Pemasangan Perangkap di Dalam Rumah

Alat-alat penanganan tikus

1. Sarung tangan/kantong plastik

2. Ember berisi air

3. Sekop/cangkul untuk mengubur tikus

4. Lubang tanah untuk mengubur tikus

5. Sabun mandi

Penanganan Lanjut Tikus Dalam Perangkap

1. Masukkan tikus ke dalam air selama 15 menit atau sampai

tikus mati

2. Kubur bangkai Tikus

3. Hindari membunuh tikus dengan membakar tikus di dalam

perangkap

4. Alternatif membunuh tikus di dalam perangkap adalah

menyiram dengan air panas


5. Hindari menyentuh tikus secara langsung (pakailah sarung

tangan / kantong plastik).

6. Tikus yang mati dikubur di dalam lubang yang telah

dipersiapkan, jika perlu dibakar terlebih dahulu.

7. Air bekas rendaman tikus + sodium hipoklorit lalu dibuang di

tanah kering yang terkena sinar matahari langsung (usahakan

tidak digunakan untuk mencuci tangan/kaki atau anggota

badan lainnya)

8. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelahmemegang

bangkai tikus/mengubur tikus.

Uji Coba Pembuatan Alat Perangkap Tikus

a) Narasumber

Ade Huta Barat Mahasiswa Universitas Pandanaran Semarang

b) Waktu Praktikum

Praktikum dilakukan selama 5 hari dimulai tanggal 14 18

Oktober 2017

c) Lokasi Praktikum

Rumah narasumber, Rumah tetangga dan lingkungan sekitar

Sendangguwo

d) Tujuan uji coba

a. Tujuan Umum : Melakukan kegiatan pengendalian tikus

b. Tujuan khusus : Melakukan pengendalian tikus dengan

botol bekas dan jaring besi


e) Metode praktikum

Secara meknik yaitu dengan :

Pemasangan perangkap pada tempat-tempat yang

diperkirakan tempat bersarangnya tikus (trap)

Penggunaan botol

Kelemahan : Bahan ringan, mudah berpindah tempat dari

tempat bersarangnya tikus

Kelebihan : Aman (tidak mengandung racun)

f) Alat dan bahan

Botol bekas, Karet, Tali / benang, Kawat / kayu, Paper clip,

Cutter, obeng, trap / perangkap tikus dan umpan makanan

g) Prosedur kerja perangkap :

Pasang perangkap pada malam hari ditempat tempat yang

ada tanda tanda keberadaan tikus.

Beri umpan makanan kedalam perangkap misalnya ikan

asin, ikan pindang, roti dll.

Hitung jumlah perangkap yang dipasang dan beri tanda

dengan nomor / nama lokasi.

Pasang ditempat yang sering dilalui tikus.

Ambil tikus yang tertangkap . Hitung dan catat jumlahnya.

Tikus kemudian dimatikan

Evaluasi , apakah efektif atau tidak

h) Pembahasan (Jaring Besi) :


Umpan hari pertama- roti ,tikus tertangkp yaitu pada lokasi

yaitu dapur

Umpan hari kedua- ikan asin, tikus tertangkap dalam rumah

bawah almari

Hari keempat kelurahan sendangguwo- irisan bakwan tikus

tertangkap dibelakang halam posko kkn

Hal ini menunjukan bahwa, umpan yang beraroma lebih

tajam lebih efektif dibandingkan umpan yang beraroma

kuran

Pembahasan ( metode botol) :

Umapan hari kedua- tahu, tikus tertangkap dihalaman

rumah belakang

Umpan hari ketiga- irisan daging ayam tikus lepas dengan

botol tertutup dan didalam meninggalkan kotoran, serta

umpan berhasil diambil

i) Kesimpulan :

Pada metode jaring besi tikus yang tertangkap sebanyak 3

ekor ditempat yang berbeda

Pada metode botol tikus yang tertangkap 1 dan 1 lainya

lepas ditempat yang berbeda

Dari cara kerja dan hasil praktikum dapat disimpulkan

bahwa
Pengendalian tikus dengan metode jaring besi menurut saya

lebih efektif dari metode botol

walaupun begitu kedua metode ini aman digunakan oleh

manusia daripada menangkap dengan menggunakan lem

dan racun tikus

Dalam pengendalian tikus harus memperhatikan beberapa

hal, antara lain lokasi perangkap, jenis umpan, keefektifan

dan kondisi alat, kelemahan dan kelebihan alat

j) Saran

Metode pengendalian tikus secara mekanik jaring besi dan

botol paling banyak digunakan karena mudah digunakan dalam

lingkup rumah tangga sehingga diterapkan dalam kehidupan

sehari hari namun metode jaring tikus lebih efektif dan aman

bagi manusia dan lebih ramah lingkungan.

4. Penanaman Dan Pemanfaatan Toga ( Tanaman Obat Keluarga)

Persiapan Dan Pelaksanaan

Penyusunan kegiatan yang tepat dan jelas harus dipersiapkan

sebelum kegiatan. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan kesiapan

mahasiswan untuk melaksankan program kegiatan. Dalam

pelaksanaan penanaman TOGA ini harus diperlukan kerjasama

yang baik anatar mahasiswa dan masyarakat.


Penanaman TOGA ini kami lakukan di lingkungan Kantor

Kelurahan Sendangguwo oleh para mhasiswa Universitas

Pandanaran Semarang.

Tanggal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan
Jumat, 27 Oktober 2017 Permohonan ijin kepada Bapak Lurah yang

diwakilkan oleh Bapak Kodri selaku penjaga

Kantor Kelurahan Sendangguwo.

Sabtu, 28 Oktober 2017 Observasi lahan yang akan ditanami TOGA

(sebelumnya sudah ada beberapa tanaman

TOGA yang sudah tersedia yang ditanaman

oleh mahasiswa KKN Universitas lain)

sehingga hanya perlu sedikit penambahan

tanaman untuk pengoptimalan tanaman TOGA.

Pembelian Tanaman TOGA.

Pelaksanaan penanaman TOGA di lingkungan

Kantor Kelurahan Sendangguwo.

Minggu, 29 Oktober 2017 Evaluasi Kegiatan

Tujuan Penanaman Toga di Kelurahan Sendangguwo

Tujuan diadakannya kegiatan penanaman dan pemanfaatan TOGA

ini (khususnya di lingkuan Kelurahan Sendangguwo) adalah untuk

mengedukasi warga mengenai tanaman yang bermanfaat untuk

pengobatan. Di samping itu, memudahkan masyarakat dalam


mendapatkan dan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang ada

menjadi sesuatu yang berguna dalam pengobatan dan juga untuk

kesehatan. Banyak sekali hasil dari TOGA ini yang bermanfaat

untuk masyarakat. Selain itu dengan adanya kegiatan ini

diharapkan masyarakat menjadi lebih peduli dengan lingkungan

sekitar.

JenisJenis Tanaman TOGA Yang Ditanam Di Kelurahan


Sendangguwo
Adapun Tanaman TOGA yang ditanam di lingkungan Kelurahan

Sendangguwo antara lain :

1. Lengkuas (Alpinia purpurata K Schum).

2. Temulawak

3. Jahe (Zingiber officinale)

4. Bangle (Zingiber purpureum roxb)

5. Alang-alang (Imperaya cylindrica beav)

6. Miana

7. Binahong (Basella alba)

8. Adam Hawa (Tradescantia Spathacea)

9. Sirih Merah (Piper Omatum)

10. Krokot

11. Lidah Buaya (Aloe vera)

12. Kumis Kucing

13. Cincau

14. Pepaya
15. Cabai

Proses Penanaman TOGA di Lingkungan Kelurahan


Sendangguwo
1. Mengolah tanah yang akan ditanami TOGA (sebidang tanah di

lingkungan Kelurahan Sendangguwo), caranya yaitu dengan

mencangkul tanah yang akan ditanami agar tanah menjadi

gempur sehingga lebih mudah mengolahnya dan juga tanaman

dapat tumbuh menjadi subur.

Mencangkul Tanah
(Doc. KKN UNPAND 2017)

2. Bersihkan rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh disekitar

tanah, karena jika tidak dibersihkan dapat membuat

pertumbuhan tanaman tidak akan maksimal dan bahkan dapat

menyebabkan tanaman terkena hama.


Pembersihan Rumput
(Doc. KKN UNPAND 2017)

3. Lahan yang akan ditanami TOGA dibentuk bedengan-

bedengan. Hal ini dilakukan agar tanaman dapat dialiri air

dengan baik. Caranya yaitu dengan meninggikan tanah yang

akan ditanami tanaman, lalu setiap bedengan diberi jarak

dengan bedengan yang lain. Untuk membuat pembatas

bedengan yang dapat dijadikan galian parit atau selokan di

setiap pinggir bedengan yang dapat dijadikan untuk aliran air,

sehingga dapat memudahkan proses penyiraman nantinya.

Manfaat lain dari galian parit atau selokan ini yaitu, untuk

menampung air hujan agar tidak menggenai bedengan.


4. Mencampurkan tanah dengan pupuk agar nantinya tanaman

yang ditanam menjadi tumbuh dengan subur.

Pemberian Pupuk
(Doc. KKN UNPAND 2017)

5. Melakukan penanaman tanaman TOGA yang telah disiapkan

ke dalam tanah yang telah tersedia.

Penanaman Tumbuhan
(Doc. KKN UNPAND 2017)
6. Setelah tanaman sudah tertanam, dilakukan penyiraman

tanaman menggunakan air bersih. Proses penyiraman tidak

boleh berlebihan karena dapat menyebabkan terjadinya

pembusukan pada akar tanaman sehingga tanaman menjadi

mati

Hasil Penanaman
(Doc. KKN UNPAND 2017)

5. Perbaikan Sarana Pos Jaga (Program Kampung KB)

Indikator Pengecatan Warna, Penggambaran Serta

Penulisan

Selain permintaan dari Bapak Lilik selaku sebagai RT

setempat tepatnya di RT.XIII RW.III Kelurahan

Sendangguwo, sebagaimana telah diketahui akan pentingnya

identitas fisik yang menggambarkan tentang kampung KB itu

sendiri. Identitas fisik yang berisi gambaran serta pesan moral

tentang Kelurga Berencana.


Dalam hal ini dari pihak KKN Universitas Pandanaran

menjalankan apa yang di minta oleh bapak RT tersebut. Yang

diantaranya dengan mencantumkan tulisan Rencanakan

Masa Depan Hindari Pernikahan Dini serta penggambaran

yang menggambarkan tentang Keluarga Berencana (dua anak

cukup).

Dengan teknik pengecatan dan pewarnaan menjadikan

pesan moral tersebut dapat dengan mudah terlihat oleh

masyarakat yang melewatinya di area tersebut, baik

masyarakat Sendangguwo pada khusunya serta msyarakat

sekitar pada umumnya.

Kerangka Awal Penyelesaian Masalah

Kegiatan awal yang dilakukan dalam penyelesaian program

tersebut adalah mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan

baik dalam proses penulisan, penggambaran serta

pengecatan. Yaitu kertas yang sudah diprint gambar dan

tulisannya, Kuas, Sepidol atau pensil, Kapur Tulis, Cat, dll.

Adapun anggaran dana yang digunakan untuk

mempersiapkan alat-alat dan bahan tersebut di dapat dari

Bapak Lilik yang selaku RT setempat (RT.XIII RW.III).

Setelah alat-alat serta bahan sudah dipersiapkan maka

dimulai dengan proses pengecatan dasar pada media dinding

Pos Jaga/Poskamling, setelah kering kemudian proses


penulisan serta penggambaran dengan menggunakan Kapur

Tulis, Pensil atau Spidol, selanjutnya proses pewarnaan baik

tulisan dan gambar tersebut. Semua proses dilakukan oleh tim

KKN Universitas Pandanaran, pembuatan dilakukan secara

langsung di media dinding Pos Jaga/Poskamling di RW.III

RT.XIII.

Dengan penulisan, penggambaran serta pengecatan tersebut

diharapkan mampu menjadi salah satu identitas fisik

Kampung Keluarga Berencana tersebut, serta menambah

kesan seni yaitu memperindah area kampung itu sendiri, dan

yang lebih penting adalah pesan moralnya tersampaikan

kepada masyarakat, lebih diketahui masyarakat luas, serta

menambah dan menimbulkan rasa ingin tahu seluruh

masyarakat terhadap keberadaan kampung KB di Kelurahan

Sendangguwo, baik masyarakat pada umumnya. Program

Penulisan, Penggambaran serta Pengecatan ini diharapkan

memberikan kontribusi terhadap masyarakat akan pesan

moralnya, dan kesan artistik serta mampu mendorong dan

memotivasi masyarakat untuk ikut mensukseskan program

KB seperti yang telah dicanangkan oleh pemerintah.

Hasil Kegiatan

Program Penulisan, Penggambaran serta Pengecatan

telah dilaksanakan dengan baik karena mahasiswa KKN telah


diberikan arahan terlebih dahulu sebelum melaksanakan

program ini. Hanya saja waktu dalam pelaksanaannya yang

sedikit menjadi hambatan.

Kegiatan Penulisan, Penggambaran, Serta Pewarnaan


(Doc. KKN UNPAND 2017)

Dalam pelaksanaan kegiatan ini ada beberapa faktor

penghambat dan faktor pendukung antara lain:

a. Faktor Penghambat

Faktor penghambat dalam pelaksanaan program ini adalah

proses penggambaran serta pengecatan warna dilakukan

hanya beberapa orang saja, hal ini mengakibatkan program

yang dilaksanakan menjadi lambat karena mengandalkan

berapa orang saja dalam penggambaran serta pewarnaan

tersebut. Selain itu terkait masalah peenggambaran serta

pewarnaan cat juga mendapat sedikit hambatan karena


sudah selesainya waktu pengabdian KKN di Kelurahan

Sendangguwo tesrsebut.

b. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dalam pelaksanaan program ini adalah

dukungan dari RT setempat serta warganya, dalam hal ini

ditunjukkan dengan memberikan anggaran alat dan bahan

untuk pengecatan tersebut. Serta rekanrekanita dari pihak

mahasiswa KKN Universitas Pandanaran yang antusias

bersemangat dalam melakukan program pengecatan ini.

Hasil Penggambaran, Penulisan Serta Pewarnaan


(Doc. KKN UNPAND 2017)
6. Bimbingan Belajar

Persiapan Dan Pelaksanaan

a. Membentuk kerja sama dengan warga setempat

b. Membentuk kerja sama dengan tim untuk mengatur

jadwal dalam pelaksaan bimbingan belajar selama KKN

berlangsung

c. Menyiapkan alat dan materi yang dibutuhkan untuk

pelaksanaan bimbingan belajar

d. Dalam kegiatan bimbingan belajar, alat yang digunakan

berupa alat tulis dan buku, serta materi pelajaran yang

akan di ajarkan kepada siswa peserta bimbingan belajar.

Meteri yang diajarkan berupa materi yang belum di

ajarkan di sekolah sesui dengan tingkat kemampuan

masing-masing siswa.

e. Kegiatan bimbingan belajar dilaksanakan selama KKN

berlangsung setiap hari Senin Jumat, Jam 18.00

20.00 yang bertempat di Posko KKN (rumah dinas bapak

lurah) Kel Sendangguwo, Kec Tembalang Semarang.


Diagram Pengkategorian Jumlah Anak Dan Jenis
Kelamin

DIAGRAM BERDASARKAN JENIS


KELAMIN

Perempuan
37%

Laki-Laki
63%

Diagram Peserta Bimbel Berdasarkan Jenis Kelamin


(Doc. KKN UNPAND 2017)

Keterangan :Dari gambar diagram diatas berdasarkan jenis

kelamin Menunjukan peserta bimbel yang berjumlah 19

(sembilan belas) anak lebih didominasi oleh anak laki2 yaitu

sebesaar 12 anak (63%), sedangkan anak perempuan

berjumlah 7 anak (37%).

DIAGRAM BERDASARAKAN TINGKAT


KELAS
Kelas TK
11%
Kelas 1-2
Kelas 5 - 6
42%
26%

Kelas 3 - 4
21%

Diagram Peserta Bimbel Berdasarkan Tingkatan Kelas


(Doc. KKN UNPAND 2017)
Keteragan : Dari gambar Diagram di atas berdasarkan

tingkat kelas menunjukan peserta bimbel yang berjumlah

sembilan belas (19) anak, yang dimulai dari TK, Kelas 1

sampai 6 yaitu Kelas TK berjumlah dua anak (11%), Kelas 1

dan 2 berjumlah delapan anak (42%), Kelas 3 dan 4

berjumlah empat anak (21%), Kelas 5 dan 6 berjumlah lima

anak (26%). Dari penjelassan uraian diagram tersebut

menunjukan bahwa jumlah peserta bimbel lebih di dominasi

oleh anak kelas 1 dan 2 yang berjumlah delapan anak.

Materi Yang Diajarkan

a. Berdasarkan Kelas TK

Berdasarkan Kelas TK yang berjumlah 2 orang

materi yang diajarkan berupa Belajar Membaca,

Menulis, Mewarnai, Menggambar, Mendengarkan

Dongeng.

b. Berdasarkan Kelas 1dan 2

Berdasarkan kelas 1 dan 2 yang berjumlah delapan

(8) Anak,Pelajaran yag diajarkan mulai dari Bahasa

Indonesia, Matematika,IPS, IPA. Masing masing mata

pelajaran tersebut materi yang diberikan adalah :

1. Bahasa Indonesia meliputi : Membaca lancar,

menulis lancar, menyebutkan isi dongeng,


melakukan percakapan sederhana, menentukan ciri-

ciri benda,menjelaskan isi gambar,memperkenalkan

diri,menyapa orang lain,melengkapi kalimat.

2. Matematika meliputi : Pengurangan, pertambahan,

perkalian, pembagian, menyelesaikan soal cerita,

mengurutkan banyak benda, mengenal bangun

ruang.

3. IPS meliputi : pengertian identitas, menceritakan

peristiwa yang dialami, menjaga kebersihan,

menjelaskan fungsi ruangan didalam rumah,

membiasakan hidup rukun.

4. IPA meliputi : mengenal bagian tubuh, cara menjaga

lingkungan, bentuk dan kegunaan energi, benda-

benda langit, perubahan cuaca, bunyi Hewan, tempat

hidup Hewan, tempat hidup Tumbuhan.

c. Berdasarkan kelas 3 dan 4

Berdasarkan kelas 3 dan 4 yang berjumlah Empat

(4) Anak,Pelajaran yang diajarkan mulai dari Bahasa

Indonesia, Matematika,IPS, IPA. Masing-masing mata

pelajaran tersebut materi yang diberikan adalah :

1. Bahasa Indonesia meliputi : menyusun paragraf,

membaca puisi, memberikan tanggapan dan saran


sederhana,mengomentari tokoh-tokoh cerita anak,

menceritakan pengalaman yang mengesankan.

2. Matematika meliputi : Pengurangan, perkalian,

pertambahan, pembagian, (masing-masing dalam

ratusan maupun ribuan), menghitung luas persegi

dan persegi panjang,menentukan berbagai besar

sudut.

3. IPS meliputi : pentingnya semangat dalam bekerja,

kegunaan uang, cara mengelola uang dengan baik,

manfaat mengelola uang dengan baik, cara

memelihara lingkungan alam melalui reboisasi tidak

menebang pohon sembarangan tidak membuang

sampah sembarangan, pengertian Bhineka Tunggal

Ika, pengertian pentingnya persatuan dalam

keanekaragaman suku bangsa dan budaya di

masyarakat, upaya menjaga kelestarian peninggalan

sejarah.

4. IPA meliputi : bagaimana bentuk bumi, unsur

unsur cuaca, sumberdaya alam, energi dan

pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari,perubahan

wujud benda, bagian-bagian tumbuhan dan

fungsinya, jenis-jenis hewan berdasarkan jenis

makananya.
d. Berdasarkan kelas 5 dan 6

Berdasarkan kelas 5 dan 6 yang berjumlah Lima (5)

Anak,Pelajaran yang diajarkan mulai dari Bahasa

Indonesia, Matematika,IPS, IPA. Masing masing mata

pelajaran tersebut materi yang diberikan adalah :

1. Bahasa Indonesia meliputi: menuliskan pengalaman,

membaca teks percakapan, menulis surat undangan,

membaca puisi, menulis dialog, menyimpulkan

cerita pendek, mendengarkan isi cerita.

2. Matematika meliputi: pengurangan, pertambahan,

perkalian, pembagian, (masing masing dalam

ratusan maupun ribuan), menghitung KPK dan FBP,

menghitung pohon faktor, operasi hitung pecahan,

menghitung pangkat dan akar, menghitung satuan

ukur (waktu,sudut,jarak,dan kecepatan), menghitung

bangun datar, menghitung bangun ruang.

3. IPS meliputi : Mengenal peninggalan sejarah masa

Hindu,Budha dan Islam,mengenal keragaman suku

bangsa dan budaya Indonesia, mengenal sejarah

perjuangan dan masa penjajahan Belanda dan

Jepang, macam-macam usaha dan kegiatan

Ekomomi di Indonesia, mengenal Indonesia pada

Era Globalisasi.
4. IPA meliputi : struktur bumi dan matahari, alat

pernafasan manusia dan beberapa hewan,gaya gerak

dan energi, pelestrian makhluk hidup, tata surya,

benda dan sifatnya, mengenal perkembangan

makluk hidup.

Hasil Minat Belajar Peserta Bimbel Sendangguwo

Berdasarkan kegiatan bimbel yang dilakukan selama

program KKN berlangung anak anak sangat antusias dan

senang dalam mengikuti kegiatan Bimbingan Belajar karena

anak anak tidak hanya diberikan /diajarkan materi pelajaran

saja tetapi ada sebuah hadiah berupa makan ringan,

permainan sederhana, yang diberikan kepada anak-anak

peserta BIMBEL yang semunya diberikan secara gratis,

anak-anak merasa senang dalam mengikuti kegiatan

BIMBEL karena mereka tidak hanya mengikuti pelajaran saja

secara serius yang membuat anak- anak merasa bosan tetapi

anak diberikan kebebasan untuk bermain, dan melakukan hal-

hal yang disukai oleh anak-anak.

7. Kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) Sebagai

Konstribusi Kegiatan RW Di Sendangguwo

Pelaksanaan

1. Waktu

Untuk kegiatan PSN dilaksanakan pukul 07.00.


2. Hari

Pelaksanaan PSN berlangsung seminggu sekali setiap

hari jumat.

3. Kegiatan

Dalam Kegiatan yang berlangsung PSN

dilaksanakan secara acak atau secara bergantian dari

RW satu ke RW yang lainnya dalam satu minggu.

4. Tempat

PSN dilaksanakan secara berurutan untuk setiap

minggunya

Minggu Pertama : di rumah Rw II (2)


Minggu Kedua : di rumah RW VI (6)
Minggu Ketiga : di rumah RW VII (7)
5. Pelaku Kegiatan

Dalam kegiatan PSN jumlah orang yang ikut serta dalam

pelaksanaan terdiri dari Gasurkes, Seluruh PKK, dan

Mahasiswa.

Alat-Alat yang diperlukan dalam kegiatan PSN

Senter
2. Bolpoin

3. Lembaran Hasil Pemeriksaan Jentik Nyamuk.

Sistem Pemeriksaan

1. Kegiatan dimulai dengan berkumpul di balai RW

Pembagian

2. Pemeriksaan PSN dilaksanakan per RT dan jumlah yang

memriksa setiap rumah terdiri dari 5 orang.

3. Kegiatan berlangsung dengan terjun langsung dari rumah

satu ke rumah lainnya.

4. Tempat yang dperiksa terdiri dari bak mandi, tong,

gentong, galon, ember, vas bunga, tempat penampungan

air dikulkas.

5. Penulisan hasil dari pemeriksaan

(+) berarti terdapat jentik nyamuk

( - ) berarti tidak ada jentik nyamuknya

6. Pengumpulan hasil pemeriksaan per RW

a) Untuk minggu pertama di RW 2


(+) : yang menyatakan positif jentik nyamuk ada

2 rumah dari 15 rumah.

(-) : yang menyatakan negatif jentik nyamuk

terdiri dai 13 rumah dari 15 rumah.

b) Untuk minggu kedua di RW VI

Di RT 05 : 2 rumah (+) dan 26 rumah (-) dengan 28

rumah yang diperiksa.

c) untuk minggu ketiga di RW VII

RT 01 : 1 rumah (+) dan 13 rumah (-) dengan 14

rumah yang diperiksa.

RT 02 : 6 rumah (+) dan 7 rumah (-) dengan 13

rumah yang diperiksa.

RT 03 : 1 rumah (+) dan 14 rumah (-) dengan 15

rumah yang diperiksa.

RT 04 : 0 rumah (+) dan 15 rumah (-) dengan 15

rumah yang diperiksa.

RT 05 : 2 rumah (+) dan 13 rumah (-) dengan 15

rumah yang diperiksa.

RT 06 : 3 rumah (+) dan 12 rumah (-) dengan 15

rumah yang diperiksa.

RT 07 : 4 rumah (+) dan 19 rumah (-) dengan 23

rumah yang diperiksa.


RT 08 : 1 rumah (+) dan 13 rumah (-) dengan 14

rumah yang diperiksa.

RT 09 : 2 rumah (+) dan 22 rumah (-) dengan 24

rumah yang diperiksa.

RT 10 : 3 rumah (+) dan 12 rumah (-) dengan 15

rumah yang diperiksa.

RT 11 : 1 rumah (+) dan 13 rumah (-) dengan 14

rumah yang diperiksa.

RT 12 : 2 rumah (+) dan 13 rumah (-) dengan 15

rumah yang diperiksa.

Analisa Jentik-Jentik Nyamuk.

Tanggal : 06 Oktober 2017


Lokasi : RW II RT 07
Kelurahan : Sendangguwo
Kecamatan : Tembalang
No Nama KK Dalam Luar Keterangan
Rumah Rumah
+ - + -
1 Bp Saoji -
2 Bp Kasiono - -
3 Bp Imam - -
4 Bp Widodo - -
5 Bp Tanto - -
6 Bp Suwito + -
7 Bp Hari - -
8 Bp Hinarto - -
9 Bp Arip - -
10 Bp djoko - -
11 Bp Mirah - -
12 Bp Siswanto - -
13 Bp Sukiman - -
14 Bp Suwardi + -
15 Bp Sunarto - -
Jumlah 2 13 - 15

Dari data di atas dapat dilihat bahwa jentik nyamuk

yang ada di rw II rt 7 terdapat jentik nyamuk sebanyak

2 rumah dari 15 rumah sehingga masyarakat harus lebih

rajin dalam membersihkan rumah agar dapat terhindar

dari penyakit DB.

Tanggal : 13 Oktober 2017


Lokasi :Rw VI
Kelurahan : Sendangguwo
Kecamatan : Tembalang
No Rt Jentik Keterangan

+ -
1 Ibu Marsongko -
2 Ibu Rifki -
3 Ibu Suwondo + Bak mandi
4 Ibu Sobirin
5 Ibu khasanah -
6 Ibu abeng -
7 Ibu saiman -
8 Ibu tri + Bak Mandi
9 Ibu eko -
10 Ibu yasin -
11 Ibu wanti -
12 Ibu Doni -
13 Ibu Suyanto -
14 Ibu Sugimin -
15 Ibu Rokhmat -
16 Ibu Alfiah -
17 Ibu Paimin -
18 Ibu Sri Umami -
19 Ibu Muhadi -
20 Ibu Samsudin -
21 Ibu Neo -
22 Ibu Zainal -
23 Ibu Sopiah -
24 Ibu Yayan -
25 Ibu khozin -
26 Ibu Suripto -
27 Ibu Sarini -
28 Ibu Tutik -
Jumlah 2 13

Dari data yang di survey di atas dalam pelaksanaan

sosialisasi pada Rw V1 bisa dilihat di tabel di atas

bahwa terdapat jentik-jentik sebanyak 2 rumah dari

data yang di ambil sample sebanyak 28 rumah.

Tanggal : 20 Oktober 2017


Lokasi : RW VII
Kelurahan : Sendangguwo
Kecamatan : Tembalang
Jumlah Jentik
No RT Keterangan
Rumah + -
1 01 14 1 13 92,85
2 02 13 6 7 53,84 (1)
3 03 15 1 14 93,33
4 04 15 0 15 100
5 05 15 2 13 86,66
6 06 15 3 12 86,66
7 07 23 4 19 82,60
8 08 14 1 13 92,85
9 09 24 2 21 87,50
10 10 15 3 12 80,00
11 11 14 1 12 92,85
12 12 15 2 13 86,66
Jumlah 192 26 166 86,45%

Pelaksanaan sosialiasasi yang ada di Rw V11

terdapat 26 jentik nyamuk yang ada di 192 jumlah

rumah sehingga harus sering menjaga kebersihan

terutama pada bak mandi, tong, dram agar tidak

terjadi penyakit DB.

8. Pelayanan Kesehatan Posyandu Sebagai Konstribusi

Kegiatan RW Di Sendangguwo

Kegiatan Utama Posyandu

Kegiatan utama di posyandu meliputi kegiatan pemantauan

tumbuh kembang balita, pelayanan kesehatan ibu dan anak

seperti imunisasi untuk mencegah penyakit, penanggulangan

diare, pelayanan KB penyuluhan dan konseling/ rujukan

konseling bila diperlukan

Penimbangan Berat Badan Anak


(Doc. KKN UNPAND 2017)
Pengelola Dan Sasaran Posyandu

Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat/ keluarga,

utamanya adalah bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu

menyusui, ibu nifas, PUS.

Tingkat desa dan kelurahan

Sesuai Inmendagri Nomor 9 Tahun 1990 tentang

Peningkatan Pembinaan mutu Posyandu ditingkat desa

dan kelurahan sebagai berikut :

a) Penanggungjawab umum : Ketua Umum LKMD

(Kades/Lurah)

b) Penggungjawab operasional: Ketua I LKMD (Tokoh

Masyarakat)

c) Ketua Pelaksana : Ketua II LKMD/Ketua Seksi 10

LKMD ( Ketua Tim Penggerak PKK).

d) Sekretaris : Ketua Seksi 7 LKMD

e) Pelaksana: Kader PKK, yang dibantu Petugas KB-

Kes.

Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh

Kader,Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas

kesehatan dariPuskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat

dengan system 5 meja yaitu :

Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan

Meja III : Pengisian KMS

Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

Meja V : Pelayanan KB & Kes

Imunisasi

Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes

kemulut tiap bulan Februari dan Agustus.

Pembagian pil atau kondom

Pengobatan ringan

Konsultasi KB-Kesehatan

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK

sedangkanMeja V merupakan meja pelayanan paramedis

(Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).

Meja Pendaftaran Posyandu


(Doc. KKN UNPAND 2017)
Kegiatan Posyandu

Beberapa kegiatan di Posyandu diantaranya terdiri dari lima

kegiatan Posyandu (Panca Krida Posyandu), antara lain:

1) Kesehatan Ibu dan Anak

a) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan

menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah.

b) Memberikan nasehat tentang makanan guna

mancegah gizi buruk karena kekurangan protein dan

kalori, serta bila ada pemberian makanan tambahan

vitamin dan mineral

c) Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan

cara stimilasinya

d) Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam

mencapai tujuan program KIA.

2) Keluarga Berencana

a) Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia

subur dengan perhatian khusus kepada mereka yang

dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak

berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi

b) Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya

3) Immunisasi

Imunisasi Tetanus Toksoid 2 kali pada ibu hamil. Pada

bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4


kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan campak 1

kali. Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul vitamin A

warna biru (100.000 SI). Anak 12-59 bulan memperoleh

kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) setiap 6 bulan

(Februari dan Agustus).

4) Peningkatan gizi

a) Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.

b) Memberikan makanan tambahan yang mengandung

protein dan kalori cukup kepada anak-anak dibawah

umur 5 tahun dan kepada ibu yang menyusui.

c) Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak

dibawah umur 5 tahun

5) Penanggulangan Diare

Lima kegiatan Posyandu selanjutnya dikembangkan

menjadi tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu),

yaitu:

a) Kesehatan Ibu dan Anak

b) Keluarga Berencana

c) Immunisasi

d) Peningkatan gizi

e) Penanggulangan Diare
f) Sanitasi dasar. Cara-cara pengadaan air bersih,

pembuangan kotoran dan air limbah yang benar,

pengolahan makanan dan minuman.

g) Penyediaan Obat essensial

Berdasarkan hal diatas adapun kegiatan pokok yang

dilakukan dalam pelaksanaan Posyandu yaitu :

a) KIA

b) KB

c) Lmunisasi

d) Gizi.

e) Penanggulangan Diare

9. Pelatihan Keterampilan Sulam Pita Ibu-Ibu Pkk Dalam

Rangka Konstribusi Kegitan Rw Kelurahan Sendangguwo

Pelatihan keterampilan sulam pita merupakan langkah

dalam pemberdayaan warga dalam menunjang perekonomian

lewat usaha mikro ekonomi. Dalam pelatihan keterampilan ini,

pelatih keterampilan adalah salah satu warga Kelurahan

Sendangguwo yaitu Ibu Indri yang dibantu anaknya warga RW

01.Pelatihan ini disertai demo secara langsung mulai dari tahap

persiapan bahan, pembuatan dan hasil jadinya, sehingga

peserta pelatihan bisa paham dengan detail cara membuat tas

sulam pita tersebut. Dalam tahap ini semua dilibatkan.


Pelatihan keterampilan berlangsung sukses, dilihat dari

antusiasnya ibu-ibu peserta pelatihan. Mereka aktif bertanya

jika belum paham mengenai instruksi dan soal teknis yang

lainnya.

Tujuan dan Sasaran Kegiatan

Tujuan dari kegiatan pelatihan membuat tas sulam pita

adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kreatifitas warga Kelurahan

Sendangguwo.

b. Mengembangkan potensi warga Kelurahan

Sendangguwo.

c. Menambah income bahkan sumber penghasilan

tambahan lewat ekonomi kreatif membuat tas sulam

pita.

Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu-ibu rumah tangga

yang hanya menggantungkan penghasilan suami saja. Ibu-

ibu rumah tangga yang tentunya aktif dan mau bergerak

maju, sehingga apa yang sudah diberikan tidak berjalan

percuma begitu saja.

Lokasi dan Waktu Pelatihan

Pelatihan keterampilan sulam pita dilaksanakan di

Kelurahan Sendangguwo yang dilaksanakan pada :

Hari : Minggu
Tanggal : 15 Oktober 2017

Jam : 10:00 WIB

Tempat : Kelurahan Sendangguwo

Cara Pembuatan Tasa Sulam Pita

Bahan Dan Peralatan

Menyulam pita tak asing lagi bagi mereka yang

pernah menyulam benang. Beberapa teknik pada

dasarnya sama hanya bahannya saja berbeda. Unsur

benang tidak sama sekali di tinggal kan, karena untuk

membuat batang dan tangkai, benang membuat kesan

lebih rapid an cantik. Bentuk pita untuk ukuran yang

terkecil sekalipun tetaplah jauh lebih lebar dari

benang maka jarum yang digunakan adalah jarum

yang berbatang besar dan berlubang lebar. Pita yang

digunakan bukanlah pita khusus. Seiring dengan

perkembangan fungsinya, variasi pita baik dari segi

jenis,ukuran, warna serta kualitas pun makin beragam.

Bahan

1. Pita

Pita merupakan bahan dasar dalam


menyulam. Pita tersedia dalam berbagai
variasi berdasarkan jenis dan ukurannya.
Ada berbagai macam pita berdasarkan jenis
bahannya (Rosa Amelia, 2008) yaitu:
- Pita Satin
Bahannya sedikit tebal, seratnya
rapat dan warnanya mengilat. Pita satin
tersedia dalam bebagai macam warna
dan ukuran, yaitu 2 inci, 1 inci, inci,
inci, dan 1/8 inci. Berdasarkan
karakteristik bahannya pita satin
cenderung kaku.

- Pita Organdi
Bahannya tipis, sangat ringan,
transparan dan seratnya renggang.
Terdiri dari bebagai macam warna dan
ukuran yang sama dengan pita satin. Pita
organdi tersedia dalam bebagai variasi,
ada yang berlipitkan emas dan perak.
Karekteristik bahan pita organdi lembut
dan memudahkan untuk menyulam.

2. BenangSulam

Dipergunakan untuk membuat batang dan


tangkai daun agarterkesan rapid an cantik.
Agar sulaman halus, gunakan 2-3 helai
benang. Penggunaan banyak benang memang
mempercepat pekerjaan menyulam, tetapi
hasil akhirnya tampak kasar.

3. Jarum sulam

Jarum yang cocok digunakan adalah jarum


chenille. Jarum tajam dengan batang besar
dan lubang lebar dengan nomor 15-18. Untuk
menyulam batang ataupun tangkai gunakan
jarum yang biasa digunakan untuk menyulam
benang.

4. Kain

Kain terbagi menjadi tiga, yaitu serat alam,


serat sintetis, dan gabungan keduanya. Pada
dasarnya semua jenis kain dapat digunakan.
Sebagai pemula, sebaiknya gunakan kain
belacu. Selain murah, belacu memiliki serat
kain yang tidak rapat. Penarikan pita akan
lebih mudah dilakukan.

5. Kertas
Digunakan untuk membuat motif atau
pola yang akan diciplakkan pada kain atau
bahan. Untuk pola atau
motif yang berulang, gunakan kertas yang
tidak mudah sobek, misalnya kertas Samson.
Jika tidak menemukan kertas Samson,
gunakan kertas putih biasa untuk membuat
polanya. Ketika akan diJiplakkan pada kain
atau bahan kertas pola tersebut dilapisi
plastic bening pada bagian atas pola, agar
pola tidak mudah koyak

6. Pembidang/Ram
Pembidang digunakan untuk membentang
kain. Kain yang membentang kaku akan
memudahkan penarikan pita, terutama jika
menggunakan kain yang bertekstur rapat dan
pita yang berukuran besar. Tetapi jika
menggunaka bahan yang melar, jangan
ditarik terlalu kencang.

7. Karbon

Berguna untuk menjiplak gambar atau motif


yang telah dibuat ke bahan atau kain.
Gambar yang sudah disalin tidak akan
cepat terhapus. Jejak karbon akan hilang jika
kain dicuci.

Persiapan Menyulam

Berikut ini merupakan persiapan awal dalam menyulam

pita (Rosa Amelia, 2008) yaitu:

Pembuatan Gambar

1. Menggambar di kain

2. Gambar motif di kertas sebagai sketsa.

3. Gunakan pensil jahit saat membuat sketsa gambar

di kain.

4. Menjiplak gambar

5. Gambar motif di kertas.


6. Letakkan karbon di atas kain, timpah dengan kertas

yang sudah ada pola.

7. Sematkan jarum pentul di ujung kertas agar kertas

tidak bergeser.

8. Jiplak motif sulam

Pemasangan Ram

a. Timpa ram kecil (bagian dalam ram) dengan kain.

b. Tarik kain hingga kencang.

Penguncian Pita ke Jarum

1. Potong pita 30 cm. Gunakan panjang jari tangan

sampai kesiku sebagai alat ukur panjang pita.

2. Ujung pita dibuat meruncing, dari ujung cm,

tusuk ditengah badan pita.

3. Tarik bagian pita yang panjang dan tetap pegang

jarum. Pita sudah bergeser dari ujung jarum ke

lubang jarum

4. Simpul mati bagian pita yang satuya


Teknik Dasar Sulam Pita.

Menurut Rosa Amelia (2008) ada beberapa teknik dasar

sulam pita yaitu

a. Stem stich

Stem stich digunakan untuk membuat batang,

ranting, atau tangkai bunga dan daun. Stem stich

menggunakan benang sulam. Caranya adalah:

- Tarik benang keatas permukaan kain di titik A.

- Tusukkan jarum dititik C dan keluarkan di tiik B

(ditengah-tengah antara titik A-C).

- Tarik hingga terbentuk satu sulaman.

- Tusuk jarum dititk D (Sekitar 1 cm dari B)

keluar di titik C. Tarik hingga terbentuk dua

sulaman.

- Lanjutkan dengan cara yang sama sampai

membentuk panjang yang diinginkan.

b. FeatherStich

Feather stich biasanya digunakan untuk

membentuk ranting dan untuk mempercantik

rangkaian bunga. Feather stich menggunakan

benang sulam, pita satin atau organdi ukuran 1/8

inchi.

Caranya adalah :
tarik benang di titik A
tusuk jarum di titk B sejajar dengan titik A

keluarkan kembali jarum di titik C


Tarik hingga terbentuk sulaman yang berbentuk
huruf V.

Tusukkan kembali jarum di titik D ( sejajar


dengan C) dan keluarkna di titik E.
Tarik, terbentuk huruf V yang menyamping
kekanan

Tusukkan kembali di titik F (sejajar E) dan


keluarkan di titik G. Tarik, terbentuk huruf V
yang menyamping ke kiri.
Lanjutkan dengan cara yang sama sampai
panjang yang dikehendaki.

c. Frech Knot

Frech knot digunakan untuk membuat bunga

mimosa atau bunga-bunga bulat yang rimbun dan

bisa digunakan untuk membuat benang sari bunga.

Biasanya menggunakan pita satin ukuran 1/8 inci.

Caranya adalah:

Tarik pita kepermukaan kain.


Simpul pita dan masukkan jarum dalam simpul.
Tarik hingga jarum terlilit erat di dalam pita.
Tusukkan jarum kebawah, tangan kiri menahan
pita supaya tidak kendor. Terbentuk satu French
knot.
d. Straight Stich

Straight stich mempergunakan pita ukuran inchi.

Sangat simple, dengan teknik ini berbagai macam

bunga dapat dibuat disesuaikan dengan bentuk

masing-masing bunga.

Caranya adalah:

Tarik jarum kepermukaan kain di titik A.


Tusuklah kembali di titik B

Tarik sambil atur posisi pita jangan sampai


melintir atau terbalik. Satu kelopak telah
terbentuk.
Tarik kembali jarum dititk A
Tusukkan jarum di titik C dan tarik, dua kelopak
terbentuk.
Lakukan hal yang sama untuk membentuk
sejumlah kelopak yang diinginkan.

Sekuntum bunga dengan teknik straight stich


dengan enam kelopak telah terbentuk.

e. Ribbon Stich

Mempergunakan pita organdi ukuran inchi.

Seperti halanya teknik straight stich, berbagai

macam bentuk bunga dapat dibentuk melalui teknik

ribbon stich. Karena teknik menusuk kedalam dua

media kain dan pita maka sebelum menusuk jarum,

gunakan besi runcing untuk memperlebar serat pita

atau kain sehingga pita mudah masuk.


Tusukkan besi runcing dengan hati-hati agar
tidak merusak serat benang atau pita.
Tarik pita ke permukaan dititik A.

Cobloskan besi rncing pada pita dan kain, di


tempat jarum akan ditusukkan. Tusukkan jarum
pada titik B (bagian yang telah di coblos).
Tarik kebawah dengan hati-hati sehingga
ujungnya membentuk bulatan yang indah. Jika
terlalu kuat menarik, sulaman ini hanya
membentuk seperti teknik straight stich biasa.

Tarik kembali pita di titik A atau berdekatan


dengan cara yang sama seperti membuat
sulaman pertama.
Atur bentuk kelopak sesuai yang kita inginkan
dengan tangan kiri, kemudian tusukkan jarum
pada titik C.
Tarik hingga membentuk ujung sesuai yang kita
inginkan (dapat diatur dengan menarik ke
kanan/kiri pita dari bagian bawahnya).
Terbentuk dua kelopak.

Lakukan hal yang sama sehingga membentuk


lima kelopak bunga. Bunga dengan teknik
ribbon stitch telah terbentuk.

f. Lazy Daisy

Mempergunakan pita organdi ukuran inci.

Caranya adalah:

Tarik jarum dipermukaan kain di titik A.


Tusukkan kembali dititik A dan tarik ke bawah
hingga membentuk bulatan dengan ukuran
sesuai yang di inginkan.

Tarik jarum dititik B (di ujung bulatan).


Tusukkan kembali sedikit diatas titik B, seperti
mengikat ujung bulatan. Tarik hingga terbentuk
satu kelapak bunga.

Buatlah kelopak kedua dengan cara yang sama.


Terbentuk dua kelopak bunga.

Buatlah dengan cara yang sama hingga


membentuk lima kelopak, sekuntuk bunga
dengan teknik lazy daisy telah terbentuk.
3.4 Pelaksanaan Program Insidental

1. Wayangan Di Kelurahan Sendangguwo

Salah satu tantangan yang dihadapi kebudayaan wayang saat ini

adalah semakin berkurangnya jumlah "penggemar". Makin sedikitnya

generasi muda yang memahami wayang membuat pamor pertunjukan

wayang berkurang. Untuk menjawab tantangan tersebut, kelurahan

sendangguwo mengadakan acara wayangan rutin setiap tahunnya.

Dengan diadakannya acara rutin tersebut, diharapkan generasi

generasi muda setempat dapat lebih mencintai budaya leluhurnya

sendiri. Acara wayangan biasanya di adakan di bulan muharram.

Pihak kelurahan sendang guwo juga menggandeng karang taruna

setempat untuk berperan aktif saat acara wayangan itu diadakan.

Agenda tahunan ini selain bertujuan mengenalkan kebudayaan kepada

generasi muda, juga bertujuan untuk mencegah kepunahan budaya

atas ketidak pedulian budaya sendiri. Seperti yang kita ketahui saat

ini, generasi generasi sekarang lebih suka kebudayaan luar daripada

kebudayaan asli leluhurnya.

Partisipasi Tim KKN UNPAND Pada Acara Wayangan

Sebelum acara di mulai, tim KKN UNPAND diajak

berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan karang taruna untuk

ikut mensukseskan acara tersebut. Tim KKN UNPAND di beri

tugas untuk membantu karang taruna menjadi penerima tamu,


membantu seksi konsumsi dan menjadi dirigent saat

menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Untuk petugas dirigent, dari tim KKN UNPAND diwakili

oleh Saudara Ade Hutabarat dan Saudari Tutik Umaya Putri.

Acara wayangan berjalan sesuai rencana yang diharapkan. Acara

wayangan selain dihadiri masyarakat Sendangguwo, juga dihadiri

oleh tamu undangan, yaitu Bapak Camat.

Cerita wayangan kali ini mengangkat kisah tentang

Pandawa Lima. Masyarakat Kelurahan Sendangguwo sangat

antusias dan menikmati acara sampai wayangan selesai dini hari.

Acara wayangan dilaksanakan pada :

Hari : Sabtu

Tanggal : 14 Oktober 2017

Jam : 20 : 00 wib - selesai

Tempat : Halaman Kelurahan Sendangguwo

TIM KKN menjadi Dirigent lagu Indonesia Raya sebelum acara


wayangan di mulai
(Doc. KKN UNPAND 2017)
Saat Berlangsungnya Kegiatan Wayangan
(DOC. KKN UNPAND 2017)

2. Kegiatan Suronan Nyadran di Makam Sentono

Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Nyadran dalam rangka Suronan ini tepat jatuh pada

Tanggal : 05 Oktober 2017

Pukul : 19.30 WIB

Lokasi : Di RW V

Kegiatan Nyadran ini sudah menjadi tradisi di Kelurahan

Sendangguwo, dimana hal tersebut berhubungan dengan budaya

sebelumnya dengan acara suronan di Makam Sentono Agung.

Nyadran ini bukan saja untuk masyarakat Sendangguwo

sendiri, bahkan warga Solo dan Yogyakarta juga hadir jauh-jauh


datang ke Sendangguwo. Mengingat sakralnya acara dan

kepercayaan yang kuat yang diyakini masyarakat.

Warga Yang Hadir Nyadran


(Doc: KKN UNPAND 2017)

Salah Satu Acara Dalam Nyadran Adalah Wayangan


(Doc: KKN UNPAND 2017)

3. Pekan Olahraga Sendangguwo (POS)

Salah satu kegiatan penting yang dapat membangun bangsa

Indonesia adalah mendidik dan membina generasi muda yang kelak


akan menjadi tumpuan serta harapan bangsa dan Negara. Dan salah

satunya usaha yang paling efektif dan efisien dalam menghadapi

proses tersebut adalah menumbuhkembangkan inisiatif dan daya

kreatifitas di kalangan para generasi muda.

Melalui berbagai kegiatan positif seperti pagelaran pecan

olahraga yang diadakan di kelurahan sendangguwo , di harapkan

generasi muda khusunya warga sendangguwo dapat menyalurkan

bakat dan minatnya serta menumbuhkembangkan daya kreasi dan

inovasi sehingga mereka memiliki kopetensi yang unggul dan benteng

nasioanalisme yang kokoh.

Adapun maksud dan tujuan pelaksanaan pecan olahraga

sendangguwo ini adalah

1. untuk menumbuhkembangkan serta mengaktualisasi bakat

olahraga serta potensi yang di miliki warga kelurahan

sendangguwo

2. membangun semangat kebersamaan dan gotong royong

kepada warga Sendangguwo

3. untuk menciptakan tubuh dan jiwa yang sehat di kalangan para

pelajar

Macam Macam Kegiatan Olahraga

1. Tenis Meja

a. tanggal : 2-7 october 2017

b. tempat : Balai RW 7
c. Waktu : 19.00- Selesai

d. Final : RW IX VS RW VIII

e. Juara :

Juara I :RW 8
Juara II : RW 9
Juara III : RW 2

2. Volley Ball

a. Hari/tanggal : Minggu 8 22 october 2017

b. Tempat : Lapangan RW 5

c. Waktu : 15.30 selesai

d. Final : RW 2 VS RW 5

e. Juara :

Juara I : RW 2
Juara II : RW 5
Juara III : RW 9

3. Badmintoon

a. Hari/tangga :selasa 17 selesai

b. tempat : lapangan balai RW 9

c. Waktu : 19.00- selesai

d. Final :RW 9 VS RW 2

e. Juara :

Juara I : RW 9
Juara II : RW 2
Juara III : RW 1
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan-kegiatan KKN yang telah di laksanakan, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Program KKN angkatan XXVI memiliki tematik yaitu

Pengembangan Situs dan Budaya Di Kelurahan Sendangguwo

Upaya Pemberdayaan Warga yang memiliki 7 program utama, 11

program tambahan, dan 3 program Insidental.

2. Program utama dibagi berdasarkan hasil yang dihasilkan yaitu berupa

fisik dan non-fisik,

a. Bidang Fisik

Pemetaan Lokasi Situs Sejarah

Pembuatan papan-papan identitas di setiap situs-situs sejarah

Pembuatan Buku Mengenai Situs-Situs Sejarah

Sendangguwo

Pembuatan Web upaya pengenalan hingga ke jangkauan luas

b. Bidang Non-Fisik

Menelusuri Alur Cerita dari Sejarah Situs-Situs yang terkait

dengan menemui juru kunci, narasumber, serta memuat isu-

isu masyarakat
Melakukan pemaksimalan sarana dan prasarana dengan

melakukan kerja bakti di lokasi situs, serta membuat papan

larangan membuang sampah sembarangan

Terakhir adalah sosialisasi situs-situs ke masyarakat. Hasil

dari kerja kami selama sebulan akan kami persembahkan di

sosialisasi ini.

3. Program Tambahan yang memiliki 11 program, Kegiatan program

tambahan merupakan program diluar tematik, dimana program ini

tidak menyangkut tema utama dan memiliki tema bebas sesuai dengan

kegiatan yang menyangkut kebutuhan dari masyarakat Sendangguwo

sendiri, diantaranya,

1) Kegiatan Kerja Bakti Tim KKN

Pembersihan Selokan

Pembersihan Kampung

2) Pelatihan Register Posyandu

3) Penyuluhan Leptospirosis

Pembuatan Perangkap Tikus

Sosialisasi Pembuatan Perangkap Tikus

4) Pengoptimalan Taman Toga

5) Kontribusi Kegiatan di Kampung KB (Pengecatan Pos Jaga)

6) Bimbingan Belajar (Bimbel)

7) Konstribusi Pihak Kekelurahan

8) Kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)


9) Kegiatan Penyuluhan Hak Asasi Anak

10) Penyuluhan Sulam Pita Dari Ibu-Ibu PKK

11) Kegiatan Posyandu Di Setiap RW

4. Program Insindental di Kelurahan Sendangguwo terdapat 3 program,

yaitu program yang jarang sekali terjadi di Kelurahan Sendangguwo.

Biasanya setahun sekali. Diantaranya sebagai berikut,

1) Wayangan

2) Suronan, Kegiatan Nyadran di Makam Sentono

3) POS (Pekan Olahraga Sendangguwo)

4.2 Saran

Dengan banyaknya kegiatan di Kelurahan Sendangguwo tentunya

memacu kami untuk lebih giat dan semangat dalam menjalankan program-

program untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, kekompakan, dan

kerjasama yang ditumbuhkan satu sama lain melalui kordinasi dari setiap

anggota, serta komunikasi yang baik untuk melengkapi dan pembagian

tugas. Dengan begitu, kami selaku KKN Sendangguwo mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya untuk berbagai pihak yang terkait, yang

sangat-sangat membantu kami dan memberikan kami pelajaran berharga

yang akan kami ingat karena termasuk dalam bagian perjalanan

pengalaman hidup kami. Hasil dari KKN kami, kami persembahkan bukan

hanya untuk warga kelurahan Sendangguwo sendiri tapi juga berbagai


pihak yang yang ingin mengambil pelajaran, refrensi, serta hal-hal positif

di dalamnya.

Dengan ini kami persembahkan laporan hasil kami KKN di

Kelurahan Sendangguwo selama sebulan dimulai tanggal 28 September

31 Oktober 2017 dengan segenap rasa suka cita kami saat disana,

meskipun sesungguhnya waktu yang diberikan bisa dikatakan kurang,

karena program tematik kami masih harus dilakukan penelusuran lebih

lanjut dan lebih spesifik lagi. Namun meskipun KKN ini berakhir tim kami

masih menjalankan program tersebut guna membantu Sendangguwo

sendiri dalam hal pelestarian budaya dan sejarah, yang mungkin sangat

berharga bagi warga, bahkan terlebih untuk Negara Indonesia sendiri

karena menyangkut sejarah Indonesia yang masih tersimpan.

Untuk penyusunan ini kami mohon maaf jika masih ada

kekurangan di dalamnya. Kami tetap berusaha yang sebaik-baiknya.

Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai