Anda di halaman 1dari 26

Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral), Universitas Gadjah Mada

Jl. Kemuning M-3, Sekip, Sleman, Yogyakarta, 55281

Seminar Bulanan
Prioritas Pembangunan Jalan di Indonesia
oleh: Dwi Ardianta Kurniawan

Yogyakarta, 26 September 2018


Outline
• Kebijakan Pengembangan Infrastruktur
• Capaian Kinerja Sektor Jalan
• Kinerja vs Manfaat
• Usulan Solusi
• Contoh Kasus: Prioritas Pembangunan JORR
• Penutup

2
Kebijakan Pengembangan Infrastruktur
• Infrastruktur sebagai prioritas
• Porsi pembiayaan 2018 = 18,6% total belanja pemerintah
• Pertumbuhan pembiayaan rerata 2014 – 2018 = 27,6% per tahun

• Sumber: Informasi
APBN 2018,
Kementerian Keuangan
3
• Konsisten dengan pola tahun sebelumnya

Sumber:
Kementerian
Keuangan, 2014
4
Pendanaan Sektor Jalan

• Kementerian PU

• Sumber: Informasi APBN 2018, Kementerian Keuangan; Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum 5
dan Perumahan Rakyat, 2016
Capaian Kinerja

• Sumber: Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2016
6
Perbandingan Kinerja Terhadap Target
Nawacita 2019 Sektor Jalan dan Jembatan

• Sumber: Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2016
7
Capaian kinerja 2010 – 2014
• Indikator Output
TARGET
TOTAL PERSENTASE
No. INDIKATOR OUTPUT SATUAN RENSTRA KETERANGAN
REALISASI (%)
2010 - 2014
Preservasi Jalan km 168.999 168.165 99,5% TIDAK TERCAPAI
Panjang jalan yang mendapat km 164.169 161.612 98,4%
TIDAK TERCAPAI
1 pemeliharaan rutin
Panjang jalan yang mendapat km 4.830 6.553 135,7% TERCAPAI, MELEBIHI
pemeliharaan berkala / rehabilitasi TARGET
Preservasi Jembatan m 855.664 1.299.670 151,9% TERCAPAI, MELEBIHI
TARGET
Panjang jembatan yang mendapat m 753.969 1.199.996 159,2% TERCAPAI, MELEBIHI
pemeliharaan rutin TARGET
2
Panjang jembatan yang mendapat m 86.172 79.823 92,6%
TIDAK TERCAPAI
pemeliharaan berkala / rehabiitasi
Panjang jembatan yang mendapat M 15.523 19.852 127,9% TERCAPAI, MELEBIHI
penggantian TARGET
Peningkatan Kapasitas km 19.371 18.897 97,6% TIDAK TERCAPAI Sumber: Renstra BM
Panjang jalan yang mendapat km 8.226 8.362 101,6% TERCAPAI, MELEBIHI 2015 – 2019
3
rekonstruksi / peningkatan struktur TARGET
Panjang jalan yang mendapat pelebaran km 11.145 10.535 94,5% TIDAK TERCAPAI 8
TARGET
TOTAL PERSENTASE
No. INDIKATOR OUTPUT SATUAN RENSTRA KETERAN GAN
REALISASI (%)
2010 ‐ 2014
Panjang jalan yang dibangun baru km 377 1.268 336,4% TERCAPAI, MELEBIHI
4
TARGET
Panjang jembatan yang dibangun baru M 25.552 41.469 162,3% TERCAPAI, MELEBIHI
5
TARGET
Panjang Fly Over / Underpass / M 15.979 20.959 131,2% TERCAPAI, MELEBIHI
6
Terowongan yang dibangun TARGET
Panjang jalan bebas hambatan yang km 59 46 77,2% TIDAK TERCAPAI
7
dibangun
Panjang jalan yang dibangun/dilebarkan km 1.382 2.665 192,8% TERCAPAI, MELEBIHI
di kawasan strategis, perbatasan, TARGET
wilayah terluar dan terdepan
Panjang jalan yang dibangun/dilebarkan km 1.378 2.660 193,0% TERCAPAI, MELEBIHI
di kawasan strategis, perbatasan, TARGET
8
wilayah terluar dan terdepan
Panjang jembatan yang dibangun m 4.114 4.341 105,5% TERCAPAI, MELEBIHI
Sumber: Renstra BM
/diduplikasi di kawasan strategis, TARGET 2015 – 2019
perbatasan, wilayah terluar dan
9
terdepan
• Indikator Outcome
• Sebagian besar menunjukkan perkembangan yang menggembirakan
• Apakah indikator yang digunakan tepat? Outcome  pemanfaatan

Sumber: Renstra BM 2015 – 2019 10


Pendanaan vs Daya Saing
Infrastruktur

???
• Sumber: GCI 2013‐2014, Studi IndII 2012
dalam Renstra BM 2015 - 2019
11
Pendanaan Infrastruktur
vs Kinerja Transportasi

???
• Sumber:
GCI 2013‐2014, Studi IndII 2012
dalam Renstra BM 2015 – 2019;
www.people.hofstra.edu, 2015
12
Mengapa??
• Pendanaan
• Gap antara kebutuhan vs realisasi
• Back log penanganan
• Kualitas pelaksanaan
• Pelaksanaan di lapangan tidak sesuai standar
• Overload dalam utilisasi
• Penggunaan yang berlebih dibanding standar
• Perencanaan
• Pelaksanaan pekerjaan tidak pada tempat dan waktu yang tepat
• Kesenjangan pembangunan infrastruktur
• Efektifitas yang rendah

13
Kebutuhan vs Anggaran 2018
• Anggaran infrastruktur Rp1.325,8 trilyun, atau rerata Rp331,45 trilyun per tahun;
• Porsi transportasi sekitar Rp91,16 pada DJBM dan Kemenhub
• Kebutuhan infrastruktur transportasi Rp1.283 trilyun atau rerata Rp320,75 trilyun
per tahun
• Kekurangan Rp240,29 trilyun per tahun

14
Masalah Kesenjangan

• Kesenjangan tinggi
• IW > 0,5.

• Sumber:
BPS, 2018
(diolah)
15
Apa yang harus dilakukan?
• Prioritas penanganan infrastruktur pada lokasi dan waktu yang tepat
• EFEKTIF, bukan hanya EFISIEN
• Pilihan strategi:
Strategi Indikator Parameter pengukuran
Pertumbuhan Peningkatan pendapatan • Pertumbuhan PDRB, diturunkan pada level ruas melalui
masyarakat fungsi produksi: 𝑌 = 𝛼. 𝐿𝛽 . 𝐼 𝛾 . 𝑇 𝜎
• dengan Y = PDRB ; L = jumlah tenaga kerja ; I = investasi sektor
produktif, diwakili jumlah kegiatan ekonomi; T = teknologi,
diwakili oleh peningkatan kecepatan perjalanan akibat adanya
ruas jalan
• Pada kajian ini, rumus yang digunakan sesuai dengan data
empiris adalah: Y = e3,371.inv0,187.kec0,046.pdd0,366

Pemerataan Pemberian akses pada Pengurangan jumlah penduduk miskin, diturunkan pada level
kelompok masyarakat ruas melalui jumlah penduduk miskin di wilayah yang dilewati
16
• Pemerataan
• Jacoby (2000) di Nepal: penyediaan akses
Dasar Teori jalan ke pasar secara ekstensif akan
memberikan keuntungan secara rata-rata,
sebagian besar dinikmati oleh keluarga
miskin. Meskipun demikian, manfaat tersebut
• Pertumbuhan belum memberikan pengaruh besar pada
ketidakmerataan pendapatan di masyarakat.
• Latif (2002) di Bangladesh: terdapat dampak
positif yang signifikan dalam pengembangan
transportasi dan jaringan perdagangan
terhadap pendapatan, konsumsi dan
pengurangan kemiskinan. Untuk itu,
pemerintah seharusnya mengembangan
program pembangunan infrastruktur di
wilayah lain yang masih tertinggal.
• Ali & Permia (2003) dari Asian Development
Bank (ADB) terhadap investasi infrastruktur
perdesaan; adanya pengaruh terhadap
peningkatan produktifitas pertanian dan non
pertanian, kesempatan kerja dan
pendapatan, serta peningkatan pencapaian
gaji yang lebih baik.
17
Sumber: Banister & Berechman , 2000
Contoh Kasus: Jogja Outer Ring Road
• Ruas:
• Sentolo-Minggir 16,450 km
• Minggir-Tempel 14,217 km
• Tempel-Kalasan 35,257 km
• Sentolo-Imogiri 22 km
• Imogiri-Piyungan 18,325
km
• Piyungan-Kalasan 9,155 km
• Ruas manakah yang
seharusnya menjadi
prioritas?

18
Linkname dPDRB (Rp M) sPDRB (Rp M / km) pPDRB (%)
SENTOLO - MINGGIR 48,81 0,81 1,70%
PIYUNGAN - IMOGIRI 37,00 0,87 1,38%
Hasil Hitungan MINGGIR - TEMPEL
KALASAN - PIYUNGAN
12,64
28,43
1,87
0,78
1,36%
0,97%
IMOGIRI - SENTOLO 32,41 0,20 0,55%

• Pendekatan Pertumbuhan
• Pilihan skala atau ratio pertumbuhan

19
Sumber: Hasil analisis, 2018
Linkname Penduduk (org) Penduduk miskin (org) % pdd miskin
SENTOLO - MINGGIR 39.615 3.422 8,64%
PIYUNGAN - IMOGIRI 50.843 6.493 12,77%
Hasil Hitungan (2) MINGGIR - TEMPEL 50.818 3.537 6,96%
KALASAN - PIYUNGAN 57.112 5.123 8,97%
IMOGIRI - SENTOLO 51.030 6.378 12,50%

• Pendekatan Pemerataan

20
Sumber: Hasil analisis, 2018
Linkname dPDRB (Rp M) Penduduk miskin (org) sPDRB (Rp M / km) % pdd miskin
SENTOLO - MINGGIR 39.615 3.422 81,00% 8,64%
PIYUNGAN - IMOGIRI 50.843 6.493 87,00% 12,77%
Hasil Hitungan (3) MINGGIR - TEMPEL
KALASAN - PIYUNGAN
50.818
57.112
3.537
5.123
187,00%
78,00%
6,96%
8,97%
IMOGIRI - SENTOLO 51.030 6.378 20,00% 12,50%

• Pertumbuhan vs Pemerataan

21
Sumber: Hasil analisis, 2018
Resume hitungan
• Prioritas pembangunan jalan
Pertumbuhan &
Linkname Pertumbuhan Pemerataan Jumlah Ranking
Pemerataan
SENTOLO - MINGGIR 3 2 2,5 7,5 2
PIYUNGAN - IMOGIRI 2 5 3,5 10,5 3
MINGGIR - TEMPEL 1 1 1 3 1
KALASAN - PIYUNGAN 4 3 3,5 10,5 3
IMOGIRI - SENTOLO 5 4 4,5 13,5 5
Sumber: Hasil analisis, 2018

22
Penutup
• Pendekatan diharapkan menjadi masukan indikator perencanaan
jaringan jalan
• Bukan hanya berbasis output dan outcome, namun juga impact yang
ditimbulkan oleh jaringan jalan
• Analisis prioritas dapat dilakukan pada level pemilihan program yang
berdampak paling besar
• Pembangunan jalan baru/peningkatan/pemeliharaan
• Merupakan hasil kajian awal yang dapat ditindaklanjuti dengan kajian
yang lebih komprehensif

23
TERIMA KASIH, SELAMAT BERDISKUSI

24
Arah Pembangunan Nasional
• Sasaran kinerja pembangunan sesuai RPJM 2015 - 2019
Perkiraan Proyeksi Jangka Menengah
Aspek Sasaran
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Perkiraan Besaran-besaran Pokok
Pertumbuhan PDB (%)*) 5,1 5,8 6,6 7,1 7,5 8,0
PDB per Kapita (ribu Rp) *) 43.403 47.804 52.686 58.489 64.721 72.217
Laju Inflasi, Indeks Harga Konsumen (%) 8,4 5,0 4,0 4,0 3,5 3,5
Nilai Tukar Nominal (Rp/US$) 11.900 12.200 12.150 12.100 12.050 12.000
Neraca Pembayaran
Pertumbuhan Ekspor Nonmigas (%) -1,0 8,0 9,9 11,9 13,7 14,3
Pertumbuhan Impor Nonmigas (%) -1,0 6,1 7,1 10,2 11,7 12,3
Cadangan Devisa (US$ miliar) 112,4 119,9 129,7 136,8 145,2 156,3
Keuangan Negara **)
Keseimbangan Primer APBN/PDB (%) -0,7 -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 0,0
Surplus/Defisit APBN/PDB (%) -2,0 -1,9 -1,8 -1,6 -1,4 -1,0
Penerimaan Pajak/PDB (%) 11,5 13,2 14,2 14,6 15,2 16,0
Stok Utang Pemerintah/PDB (%) 23,9 26,7 23,3 22,3 21,1 19,3
Utang Luar Negeri 6,2 5,3 4,8 4,2 3,8 3,3
Utang Dalam Negeri 17,7 18,7 18,6 18,2 17,7 16,7
Pengangguran dan Kemiskinan (%)
Tingkat Pengangguran 5,9 5,5-5,8 5,2-5,5 5,0-5,3 4,6-5,1 4,0-5,0
Tingkat Kemiskinan 10,96***) 9,5-10,5 9,0-10,0 8,5-9,5 7,5-8,5 7,0-8,0 25
Masalah Kesenjangan

26

Anda mungkin juga menyukai