Waktu tunggu tiap proses, waktu tunggu rata-rata, turnaround time tiap
proses dan rata-rata turnaround time?
Shortest Job First Scheduler (SJF)
Proses yang memiliki CPU burst paling kecil dilayani terlebih dahulu
Merupakan algoritme penjadwalan yang optimal dengan rata-rata waktu
tunggu yang minimal
Ada dua skema:
Non-preemptive, bila CPU diberi proses, maka tidak dapat ditunda
sampai CPU burst selesai
Preemptive, jika proses baru datang dengan panjang CPU burst lebih
pendek dari sisa waktu proses yang saat itu sedang dieksekusi, proses
ini ditunda dan diganti dengan proses baru. Skema ini disebut dengan
Shortest Remaining Time First (SRTF)
Shortest Job First Scheduler (SJF)
Contoh, terdapat empat proses dengan panjang CPU burst dalam milidetik
Shortest Job First Scheduler (SJF)
Penjadwalan proses dengan algoritme SJF (non-preemptive) sebagai
berikut:
Waktu tunggu tiap proses, waktu tunggu rata-rata, turnaround time tiap
proses dan rata-rata turnaround time?
Shortest Job First Scheduler (SJF)
Meskipun algoritme ini optimal, namun masih sulit untuk diimplementasi
karena sulit untuk mengetahui panjang CPU burst berikutnya
CPU burst berikutnya dapat diprediksi sebagai suatu rata-rata eksponensial
yang ditentukan dari CPU burst sebelumnya
Shortest Job First Scheduler (SJF)
Priority Scheduling
Tiap proses dilengkapi dengan nomer prioritas.
CPU dialokasikan untuk proses yang memiliki prioritas paling tinggi (nilai
prioritas terkecil)
Jika terdapat nilai prioritas yang sama, maka digunakan algoritme FCFS
Terdiri dari dua skema: non-preemptive dan preemptive
Priority Scheduling
Misalnya terdapat lima proses P1, P2, P3, P4 dan P5 yang datang secara
berurutan dengan CPU burst dalam milidetik
Waktu tunggu tiap proses, waktu tunggu rata-rata, turnaround time tiap
proses dan rata-rata turnaround time dengan skema non-preemptive dan
preemptive?
Round Robin Scheduling
Konsepnya mengunakan time sharing
Bersifat preemptive
Setiap proses memperoleh waktu CPU yang disebut waktu quantum
(quantum time) untuk membatasi waktu proses, biasanya 1-100 mili detik
Setiap waktu habis, proses ditunda dan dimasukan ke ready queue
Jika CPU burst <= waktu quantum, proses akan diselesaikan
Jika CPU burst > waktu quantum, proses akan dikeluarkan sementara jika
sudah mencapai waktu quantum dan masuk ke ready queue pada antrian
akhir
Jika waktu qantum sangat besar, maka seperti algoritme FCFS, sebaliknya
maka sering terjadi context switch
Round Robin Scheduling
Misalnya ada tiga proses: P1, P2 dan P3 meminta layanan CPU dengan
waktu quantum sebesar 4 mili detik.