Anda di halaman 1dari 27

TETANUS

Pembimbing : dr. Fadil Rulian, Sp.A

Disusun Oleh :
RAHAYU OKTALIANI
G1A217113

KEPANITRAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH PROVINSI JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018

1
Tetanus adalah gangguan Penyakit tetanus sering
neurologis yang ditandai terjadi pada anak-anak yang
dengan meningkatnya tonus belum pernah mendapatkan
otot dan spasme imunasi tetanus (DPT)

Tetanus masih menjadi


masalah kesehatan masyarakat
Insiden dan angka kematian
di Indonesia karena tingkat
akibat tetanus masih cukup
kebersihan masih sangat
tinggi di Indonesia
kurang sehingga mudah terjadi
kontaminasi

2
Identitas Pasien

Nama : An. M
Umur : 2 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Bayung Lincir
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Masuk RS : 25 September 2018
Ke l u h a n U t a m a
KEJANG

4
± 1 hari SMRS anak kejang, kejang
seluruh tubuh dengan durasi ≤ 5
menit, kemudian kejang terus
menerus jika diberi rangsangan

Anak merupakan rujukan


± 5 hari SMRS anak demam dari RS bayung lincir
tinggi, demam terus menerus,
dan turun dengan obat toko
“paracetamol”
± 3 hari SMRS anak merasa
nyeri punggung, sulit menelan,
dan nyeri menelan, hingga tidak
bisa membuka mulut

5
• Riwayat kejang sebelumnya (-) • Riwayat kejang (-) • Pekerjaan Ayah : Buruh
• Riwayat trauma (+) ±1 bulan yang • Pekerjaan Ibu : IRT
lalu • Kesan sosial ekonomi : Kurang
• Riwayat luka (+) ±3 bulan yang lalu

6
Riwayat Kehamilan Riwayat Imunisasi

Selama hamil ibu pasien • BCG :-


jarang kontrol kehamilan. • Polio :-
Tidak ada penyakit lain yang Riwayat Persalinan • DTP :-
diderita selama kehamilan. • Campak :-
Saat kehamilan ibu pasien • Hepatitis :-
juga tidak pernah melakukan • Masa kehamilan: Aterm
vaksin kehamilan. Ibu pasien • Partus: Spontan Kesan : Imunisasi dasar
mengandung pasien saat usia • Ditolong oleh: Bidan tidak lengkap
30 tahun • Tanggal: 13 November 2015
• BBL: 3000 gram
• Panjang badan: Ibu lupa

7
Riwayat Pertumbuhan
Status Gizi
BBL : 3000 gram
PB : Ibu lupa Usia 2 tahun 10 bulan dengan berat badan 9 kg dan
Berat badan : 9 kg panjang badan 89 cm
Tinggi badan : 89 cm
Lingkar kepala : 46 cm BB/U = < P5 Kesan: Berat badan sangat kurus
Lingkar lengan atas : 10 cm TB/U = P10-P25 Kesan: Tinggi badan pendek
Lingkar Perut : 40 cm BB/TB =
9
𝑋 100% = 60% Kesan: Gizi Buruk
15

Riwayat penyakit yang pernah diderita


Campak :-
Batuk/pilek : + (sering)
Muntah berak :-
Asma :-
Jantung :-
8
Nadi Tekanan Darah

98 kali/menit 90/60 mmHg

Suhu Respirasi

37,2 C 25 kali/menit

9
Kepala
Faring
Normochepal, trauma (-),
Hiperemis : -
rambut merata tidak mudah
Edema :-
di cabut
Membran : -

Telinga Tonsil

Bentuk : Simetris Warna : Merah muda


Sekret : (+/+) Pembesaran : -
Serumen : (+/+) Abses :-
Nyeri : (-/-) Membran :-

Hidung
Leher
Bentuk : Simetris
Sekret : -/- KGB :-
Epistaksis : -/- Kaku kuduk :-
Lain-lain :- JVP : 5 +2 cm H2O

Mulut dan Gigi

Bentuk : Simetris
Bibir : Sianosis (-)
Karies :+ 10
Jantung

Inspeksi  Iktus kordis : Terlihat di ics IV linea midclavicularis sin


Palpasi  Apeks : Dapat diraba, kuat angkat (+) Abdomen
Perkusi  Batas kiri bawah : ICS V linea midklavikularis sinistra
Batas kanan bawah: ICS IV linea parasternalis dekstra Inspeksi  Bentuk: Datar
Batas kanan atas : ICS II linea parasternalis dekstra Petekie : (-)
Batas kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra Spider nervi: (-)
Auskultasi  Suara dasar : S1-S2 reguler Auskultasi  Bising usus (+), 8 kali/menit.
Bising  Murmur (-/-), Gallop (-/-) Palpasi  Nyeri tekan : (-)
Nyeri lepas : (-)
Defans muskular : (-)
Turgor : Cepat kembali
Paru Massa: (-)
Perkusi  Timpani: (+)
Inspeksi  Bentuk: Simetris Ascites: (-)
Retraksi: (-)
Pernapasan: Torakoabdominal
Sternum : Ditengah
Palpasi Fremitus vokal: Simetris kanan dan kiri
Perkusi Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi Suara nafas dasar: Vesikuler
Suara nafas tambahan : Ronkhi (-/-) , wheezing (-/-)
Darah Rutin 25/9/18 Elektrolit 25/9/18
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Natrium (Na) 135,2 mmol/L 135-148


Darah Perifer Lengkap

Hemoglobin 9,6 g/dL 11-16 Kalium (K) 3,91 mmol/L 3,5-5,3

Hematokrit 30 % 35-50 Klorida (Cl) 99,8 mmol/L 98-110

Eritrosit 4,83 10^12/L 3,5-5,5 Calcium (Ca) 1,29 mmol/L 1,19-1,23

MCV 62,2 fL 80-100

MCH 19,9 Pg 27-34

MCHC 320 g/L 320-360

Trombosit 255 10^9/L 100-300

Leukosit 5,73 10^9/L 4-10


13
D i a g n o s a Ke r j a
Tetanus
1. Oksigen 1 L/menit Nasal Kanul
2. D5 ¼ NS 1000 cc/hr
3. ATS 10.000 IU
4. Antibiotik PP 500.000 IM
5. IV pelan Diazepam 5mg
6. Drip diazepam 200 mg/24 jam (maks 40 mg/kgbb)
7. Inj. Ceftriaxon 1x500mg
8. Piridoksin 100mg
9. Inj. Dexametasone 3x10mg

15
TGl S O A P
25/09/18 Anak datang dengan KU : Tampak lemah Trismus : 0,7 cm Suspect - IVFD D5 ¼ Ns 1000cc/24 jam
kejang berulang < 5 GCS : E4V5M6 meningoencepalitis - Inj. Ceftriaxone 1x1 gr
menit TD : 90/60 - Inj. Dexametason 3x1mg
N: 98 x/mnt
- Jika kejang loading phenobarbital
RR : 25 x/mnt
T : 37,2⁰C 200 mg+ D5% 100cc habis 30
menit

26/09/18 Badan kaku, mulut KU : Tampak lemah Trismus : 0,8 cm Tetanus 1. Oksigen 1 L/menit Nasal Kanul
sulit dibuka GCS : E4V5M6 2. D5 ¼ NS 1000 cc/hr
TD : 90/70 3. ATS 10.000 IU
RR : 25 x/mnt 4. Antibiotik PP 500.000 IM
N : 92 x/mnt 5. IV pelan Diazepam 5mg
T : 36,4⁰C 6. Drip diazepam 200 mg/24 jam
(maks 40 mg/kgbb)
7. Inj. Ceftriaxon 1x500mg
8. Piridoksin 100mg
9. Inj. Dexametasone 3x10mg
27/09/18 Kejang rangsang KU : Tampak lemah Trismus : 1 cm Tetanus Skin test ATS alergi (+)
GCS : E4V5M6 - inj. Tetagram 3000 IU (12 ampul)
TD : 90/70 - Diazepam 24 mg diencerkan
N: 88 x/mnt dengan nacl dijadikan genap 24 cc
RR : 22 x/mnt (diazepam 4,8cc nacl 0,9% 19,2 cc)
T : 36,2⁰C Pakai syrnge pump 1cc/

28/09/18 Dinding perut tegang, KU : Tampak lemah Trismus : 1,1 cm Tetanus - IVFD D5 ¼ Ns 500cc/24 jam
anggota gerak spastik GCS 15 - Inj. Ceftriaxone 1x1 gr
GCS : E4V5M6 - Inj. Metronidazole 3x100mg
TD : 90/70 - Inj. diazepam
N: 98 x/mnt
RR : 22 x/mnt
T : 36,2⁰C
Gangguan neurologis yang ditandai dengan
meningkatnya tonus otot dan spasme,
disebabkan oleh tetanospasmin, yang
dihasilkan oleh Clostridium tetani

17
Obligat anaerob, pembentuk spora

Berbentuk batang gram positif

Spora bertahan selama bertahun-tahun pada


lingkungan tertentu, tahan terhadap sinar
matahari

Menghasilkan toksin tetanospasmin dan


tetanolisin

Habitat alamiah di tanah, kotoran manusia dan


hewan peliharaan di daerah pertanian
Patofisiologi
tetanus
• Hipertoni dan spasme otot :
- Trismus : sukar makan/minum, bicara tidak jelas.
- Spasme otot leher : leher sakit dan kaki, Kernig’s sign positif.
- Risus sardonikus
- Spasme otot lain : opistotonus, dinding perut tegang, anggota gerak
spastik, sukar duduk/jalan.
• Kejang tonik dengan kesadaran tidak terganggu
• Gangguan reflex positif
• Ada luka/riwayat luka atau otitis media perforata

20
Trismus

21
Ringan (Grade 1) Berat (Grade 3)
- Trismus berat
- Trismus ≥ 2 cm - Otot spastis
- Kaku kuduk - Kaku, timbul kejang spontan
- Opistotonus - Takipnea
- Tanpa kejang rangsang - Disfagia berat

Sedang (Grade 2)
- Trismus < 1 cm Terminal (Grade 4)
- Kaku - Gangguan otonom
- Opistotonus - Hipertensi berat + takikardi
- Timbul kejang rangsang
- Hipotensi berat + bradikardi
- Takipnea
- Disfagia ringan

22
23
24
25
Tetanus masih menjadi Tetanus biasanya akut Tujuan pengobatan untuk
masalah kesehatan dan menimbulkan paralitik menetralisasi toksin dan
masyarakat di Indonesia membunuh kuman
spastik yang disebabkan
meskipun telah terjadi Clostridium tetani
tetanospasmin
penurunan insidens sejalan
dengan program imunisasi

26
Terima Kasih

27

Anda mungkin juga menyukai