Anda di halaman 1dari 26

VARIASI NORMAL

Focus case : Torus Palatinus

Presented by :
1. Steffi Mifta Fattarizqi (J2A013014P)
2. Herlin Ika Yuni Arista (J2A013023P)
3. Roza Restu Pambudi (J2A013048P)

PRECEPTOR : drg. Bawa Adi Winarno, M.Med.


Nama : RA

Umur : 20 tahun

Alamat : Jl. Ketileng

No RM : 000343
Pasien datang mengeluhkan terdapat
tonjolan keras pada langit-langit rahang
atas di rongga mulutnya.
HYPOTHESIS
Torus Palatinus

Exostosis
A. Anamnesa Pasien

1. Keluhan Utama

Pasien datang ingin memeriksakan tonjolan keras yang berada pada rahang atas.
Tonjolan terletak di rahang atas bagian tengah berukuran sedang dan berbentuk oval dan keras.

2. Riwayat Keluhan Utama

Pasien merasakan adanya tonjolan dilangit-langit mulutnya, pasien sudah merasakan


sejak 1 tahun yang lalu. Tonjolan ketika diraba dengan lidahnya seperti ada tulang yang
menonjol dan terasa keras. Tonjolan tidak sakit dan tidak mengganggu aktifitas. Tonjolan
tersebut memanjang dan berukuran ± 2 cm. Pasien merasa khawatir dengan adanya tonjolan
tersebut.
3. Riwayat Medis

Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik. Pasien pernah dirawat di


rumah sakit 1 tahun yang lalu karena operasi kanker payudara.

4. Riwayat Gigi Terdahulu

Pasien pernah pergi ke dokter gigi 7 tahun yang lalu untuk melakukan perawatan
tambal gigi dan tidak ada masalah ketika dilakukan penambalan. Pasien dalam
sehari sikat gigi 2 kali pada saat mandi pagi dan mandi sore. Pasien tidak pernah
menggunakan obat kumur dan benang gigi sebelumnya.
5. Riwayat Keluarga

Ayah memiliki riwayat penyakit hipertensi

Ibu sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit sistemik

6. Riwayat Sosial

Pasien seorang mahasiswi disalah satu universitas swasta di Semarang. Pasien


kost di area perkampungan dekat kampus, pasien jarang berolahraga dan air
yang dikonsumsi dari air isi ulang. Pasien sering mengkonsumsi ikan sampai
dengan usia 18 tahun hampir setiap hari mengkonsumsi ikan.
B. Pemeriksaan Ekstra Oral

Kepala :
Temporo Mandibullar Joint (TMJ) :
 Tonjolan : tidak ada
 Luas pergerakan : normal
 Cacat : tidak ada
 Nyeri tekan pada TMJ : tidak ada
 Bercak di kulit : tidak ada
 Suara : Tidak ada
 Wajah : simetris
 Locking : tidak ada
Leher :
 Dislokasi : tidak ada
 Kelenjar tiroid : normal

 Kelenjar sublingualis : normal

 Nodus limfatik : normal

 Kelenjar submandibula : normal


C. Pemeriksaan Intra Oral

 Terdapat eksostosis pada sutura midline palatum durum.


Permukaan halus dan ukuran ± 2-3 cm (sedang), berbentuk
flat, ditutupi mukosa yang berwarna merah muda serta
berbatas tegas.

Terdapat lesi putih berbentuk irreguler pada mukosa bukal


bilateral setinggi bidang oklusal. Permukaannya kasar
dengan ukuran panjang ±3 cm, berbatas jelas.
DIFFERENT DIAGNOSIS :

Displasia
Exostosis Osteoma
Fibrosa
 Apa etiologi dari torus palatinus?

 Bagaimana treatment dari torus palatinus?


• Menurut Eggen : • Dalam Penelitian
• Penyebab pasti torus Clifford et al &
palatinus sampai saat Kerdpon et al
ini belum diketahui • Tetapi penyebab yang
secara pasti, tetapi paling memungkinkan
besar kemungkinan adalah kebiasaan
penyebab dari torus makan vitamin atau
palatinus adalah suplemen yang kaya
genetik. akan kalsium.
• Studi Eggen dkk & Al • Sasaki dkk :
Bayty dkk : • Penggunaan phenytoin
• Konsumsi ikan yang yang berkepanjangan tetapi
berlebihan dapat tidak dapat menyimpulkan
mendorong pertumbuhan bahwa itulah yang
tulang karena asam lemak menyebabkan pertumbuhan
tidak jenuh dan vitamin D torus tetapi itu adalah
yang ada pada tulang. faktor yang dapat
menyebabkan peningkatan
ukuran torus
MECHANISM
 Pathology torus palatinus :

1. Genetic dengan pengaruh lingkungan


(Parafunctional activity, such as masticatory
stress)

2. Terkait X-linked, insidensi tertinggi yaitu


wanita
KLASIFIKASI TORUS PALATINUS

Bentuk Torus Palatinus

Variasi bentuk torus palatinus :

1. Flat

2. Nodular

3. Lobular

4. Spindle
Berdasarkan klasifikasi bentuk torus palatinus :
 Flat torus : dasar yang luas sedikit cembung , permukaan
halus, meluas pada satu sisi atau dua sisi pada bagian tengah
palatum
 Spindle torus : pada garis tengah palatum. Biasanya terdapat
cekungan di tengahnya.
 Nodular torus : muncul dengan tonjolan yang multiple pada
dasar palatum, tonjolan mungkin menyatu, membentuk alur
diantaranya.
 Lobular torus : masa berlobus tetapi dasarnya single, torus
lobular dapat berupa sessile atau pedunculated
Klasifikasi Ukuran Torus Palatinus

Haugen & Eggen, et al :


Reichart et al :
1. Small : <2mm
1. Grade 1 : Small (up to 3 mm)
2. Medium : 2-4 mm
2. Grade 2 : Moderate (up to 6
3. Large : >4mm
mm)

3. Grade 3 : Marked ( diatas 6


mm
 Terdapat tonjolan di palatum durum dengan bentuk ovale sedikit

cembung ukuran ± 2-3 cm. Konsistensi keras, permukaan tonjolan

halus, berwarna sewarna dengan mukosa disekitarnya, berbatas jelas.


Eks os tos is Torus Palatinus

• Hyperplastic dari • Proliferasi eksofitik


tulang kortikal dan dari tulang konselus
kanselus dan kortikal pada garis
• Lokasi : maksila dan tengah palatum keras.
mandibula bagian
bukal/palatal prosesus
alveolaris di regio
molar dan premolar
Osteoma Fibroma displasia
• Eksofitik, seringnya bertangkai • Jenis lesi fibro-osseus jinak
(pedunculated), tonjolan pada berupa pembentukan jaringan
tulang mesenkim yang abnormal,
• Umumnya di Ramus dan dimana terjadi penggantian
Inferior dari mandibula tulang spongiosa dengan
• Osteoma merupakan lesi jinak jaringan fibrosa
osteogenik dengan • Biasanya terdapat pada tulang
pertumbuhan yang sangat tengkorak dan wajah
lambat, yang mungkin timbul
dari proliferasi dari salah satu
tulang kanselus atau kompak.
• Multiple osteoma , bisasanya
Gardner Syndro
Decision Making : Diagnosis :

• Dari hasil pemeriksaan • Torus Palatinus


yang telah dilakukan,
maka pasien tidak
perlu perawatan
khusus hanya
diberikan KIE
mengenai kondisi
tersebut.
 Treatment

Pada kasus torus biasanya tidak dilakukan perawatan khusus,


meskipun dari gambaran klinis terdapat yang melekat pada lesi tersebut,
yang jinak dan tidak pernah ganas.

Meskipun dari segi ukuran dan bentuk tidak sesuai untuk pembuatan gigi
tiruan penuh atau sebagian karena undercuts, trauma pada mukosa, atau
penempatan gigi tiruan yang tidak tepat.
1. Komunikasi :

- Menjelaskan kepada pasien bahwa kondisi tersebut adalah normal, sehingga tidak
perlu dikhawatirkan

2. Informasi :

-Menjelaskan kepada pasien jika tidak ada tindakan khusus apabila keadaan tersebut
tidak mengganggu fungsi bicara, fungsi pengunyahan atau menimbulkan keluhan
apapun

-Menjelaskan kepada pasien penyebab terjadinya tonjolan tersebut bisa dikarenakan


pasien sering mengkonsumsi ikan dalam jangka waktu yang lama.
3. Edukasi :

- Mengedukasi kepada pasien untuk menjaga kesehatan dan kebersihan rongga

mulut.

- Menjelaskan kepada pasien apabila keadaan tonjolan tersebut berubah bentuk

(semakin membesar) dari kondisi awal, sebaiknya langsung menghubungi dokter


gigi.

- Kontrol ke dokter gigi apabila pasien merasa terganggu dengan kondisi tesebut, dan

apabila pasien akan melakukan pemasangan gigi tiruan dan mengganggu perlekatan
gigi tiruannya.
REFERENSI
 Brad W. Neville. 2009. Oral and Maxillofacial Pathology 3rd ed. Missouri :
Elsavier.
 Garcia, Andres S., et al. 2010. Current Status of the Torus Palatinus and
Torus Mandibularis. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 1;15(2):e353-60.
 Leslie, Delong., Nancy W. Burkhat. 2013. General and Oral Pathology for
the Dental Hygienist 2nd ed. Philadelphia : Wolter Kluwer.
 Tamimi, Dania Faisal, et al. 2017. Diagnostic Imaging Oral and
Maxillofacial 2nd ed. Philadelphia : Elsavier
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai