Anggota :
Pasien adalah seorang janda anak 1, bekerja Status pasien + status pekerjaan
disebuah bank swasta sebagai kepala bagian
kredit
Tanpa disadari olehnya muncul keluhan fisik yang Gejala dari anxietas
sebelumnya tidak pernah dirasakan seperti
gelisan, sakit kepala, mual, dan pegal - pegal
Tidak ada cedera kepala, kejang – kejang, Menyingkirkan insomnia organik
menderita penyakit menahun, demam tinggi,
minum alkohol, dan obat – obatan terlarang.
Tidak minum kopi dan merokok
Pasien adalah seorang janda yang suaminya Tidak ada masalah pada kematian suami dan
meninggal 5 tahun yang lalu. Tidak sedih sosial ekonomi
berkepanjangan tetapi bekerja. Ekonomi baik
Pemfis:
TD :120/80
N : 88x/menit DBN
S :36,5 C
R : 14X/menit
Status psikikus :
- Cara bicara : koheren, sedikit lambat,
biasa
- Perilaku : normoaktif
- Emosi / afek : appropriate, sesuai DBN
rangsang yang ada terkesan sedikit
- Persepsi : halusinasi dan ilusi (-)
- Pikiran :
Bentuk : realistik
Jalan : koheren, sedikit lambat
isi : tidak ada delusi, obsesif, fobia
Fungsi Kognitif : Tidak ada gangguan psikotik
- Kesadaran : Compos Mentis
- Orientasi : tidak terganggu
- Atensi : tidak terganggu
- Memori : tidak terganggu
- Intelegensi : tidak terganggu
- Kalkulasi : tidak terganggu
- Abstrak : tidak terganggu
• Adanya kesulitan masuk tidur, mempertahankan tidur
atau kualitas tidur buruk
• Gangguan terjadi minimal 3 – 4x setiap minggu,
selama minimal 1 bulan
• Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan
peduli yang berlebihan terhadap akibatnya pada
malam hari dan sepanjang hari
• Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan kualitas tidur
• DSM-IV, insomnia didefinisikan sebagai keluhan dalam hal
kesulitan untuk memulai atau mepertahankan tidur atau tidur non-
restoratif yang berlangsung setidaknya satu bulan dan
menyebabkan gangguan dalam fungsi individu.
• MELATONIN
- Di sintesis di Kelenjar pineal
- Mempengaruhin ritme tidur sirkardian
Etiologi f.Risiko
Insomnia Insomnia
Pelepasan sinyal (feedback Cortex cerebri dan sistem ARAS Gangguan irama sirkadian
+) saraf perifer
Geniculatum laterale
hipothalamus
Cortex occipital
Basal gaglia
Gangguan aktivitas
1. Sleep history
2. Polysomnography
3. Sleep diary
4. Multiple sleep latency test (MSLT)
A. Terapi non farmakologi
Konseling dan psikoterapi
Terapi tingkah laku Edukasi tentang kebisaan tidur yang baik,
teknik relaksasi, terapi kognitif
Sleep hygiene Hindari faktor risiko (cemas, stress)
Hindari tidur siang
Tidur dan bangun secera teratur
Jangan mengkonsumsi kafein dan alkohol
Jangan menggunakan obat-obatan (decongestan)
Olahraga ringan sebelum tidur
Hindari makan pada saat mau tidur, tetapi jangan biarkan perut
kosong
Buat suasana ruangan tidur yang sejuk, sepi, nyaman, bersih
B. Farmakologi
Terapi insomnia tergantung apa yang di dasarinya.
Gangguan depresi diberikan antidepresan ,
contohnya amitriptiline 25 mg.
Gangguan cemas diberikan anticemas ,
contohnya golongan benzodiazepine : diazepam
2mg/5mg, Lorazepam 0,5-1 mg.
Gangguan psikotik neuroleptika, contohnya
haloperidol 0,5 – 1 mg.
Karena perilaku terapi perilaku
GOLONGAN BENZODIAZEPINE (DIAZEPAM)
MOA : meningkatkan aktvitas GABA pada subunit reseptor GABA
di membran post sinaps
Dosis : 5-15 mg/hari
Efek samping : sedatif, antianxietas, pusing, lemas, nyeri kepala,
penglihatan kabur, sensasi berputar
Metabolisme : Hepar
Ekresi : Urin
Komplikasi Insomnia sapat memberikan efek pada
kehidupan seseorang, antara lain:
• Efek Fisiologis : peningkatan noradrenalin serum,
peningkatan ACTH dan kortisol, penurunan produksi
melantonin
• Efek Psikologis : gangguan memori, gangguan
konsentrasi, irritable, kehilangan motivasi, depresi,
dan sebagainya
• Efek Fisik/ Somatik : kelelahan, nyeri otot, dan
hipertensi
• Efek Sosial : kualitas hidup yang terganggu
• Kematian
• Prognosis dari Insomnia sangat tergantung dari penyebab
primernya, disamping tergantung pada tat acara
penatalaksanaannya.