KEPANITERAAN
KLINIK IPD 2018
Penguji:
dr. Riana Handayani, Sp.JP, FIHA FAPSC FaSCC “CHF”
OLEH:
ZAFIRA PRINGGOUTAMI
ANGKA KEJADIAN
Gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan angka mortalitas dan
morbiditas yang tinggi di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia
Di Eropa kejadian gagal jantung berkisar 0,4-2% dengan rata rata umur 74 tahun.
Sedangkan di Indonesia, usia pasien gagal jantung relatif lebih muda dibanding Eropa dan
Amerika disertai dengan tampilan klinis yang lebih berat
5,3 juta warga Amerika saat ini memiliki gagal jantung kronik dan setidaknya ada 550.000
kasus gagal jantung baru didiagnosis setiap tahunnya
Prognosis dari gagal jantung akan buruk apabila penyebabnya tidak dapat diperbaiki.
Setengah dari populasi pasien gagal jantung akan meninggal dalam 4 tahun sejak
diagnosis ditegakkan, dan pada keadaan gagal jantung berat lebih dari 50% akan
meninggal dalam tahun pertama
Nama : Ny. R
Umur : 62 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Batu Raja, Kecamatan Punduh Pidada
Jenis kelamin : Perempuan
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
No. MR : 44.11.87
ANAMNESIS
Diambil dari
pasien dan • Keluhan utama:Sesak nafas
semakin memberat sejak 4 hari
anak pasien SMRS
pada tanggal 9
• Keluhan tambahan: nyeri dada,
April 2018 berdebar-debar, bengkak pada
pukul 06.00 kaki, dan perut membesar.
WIB.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
± 1 tahun terakhir pasien sering berobat ke RS karena pasien sering mengeluh sesak nafas
dan nyeri pada bagian dada kiri. Keluhan tersebut dirasa semakin memberat dan sangat
menganggu aktivitas sejak 4 hari SMRS.
Sesak nafas yang dialami pasien bersifat hilang timbul, dirasakan ketika ia melakukan
aktivitas ringan seperti berjalan dengan jarak ± 10 m.
Pasien juga mengeluh sesak di malam hari yang membuatnya susah tidur, sering terbangun,
dan tidak dapat berbaring dengan nyaman sehingga memerlukan 3-4 bantal untuk tidur.
Sesak nafas terkadang disertai dengan nyeri dada. Dimana durasi nyeri dada yang dialami
pasien ± 15 menit. Pasien juga mengeluh semenjak sakit, terkadang dadanya suka berdebar-
debar.
± 1 bulan bekangan ini, pasien merasa perutnya kembung, semakin membesar dan kakinya
semakin membengkak.
Pasien mengaku sering kontrol sakit jantungnya ke RSAM, dan ini sudah kedua kalinya
pasien dirawat di RSAM.
RIWAYAT PERSONAL
Pasien memiliki
Jumlah makanan
kebiasaan makan
sedikit
teratur 2-3x/hari
Ekokardiografi
– LVH eksentrik
– EF 13%
– Global hipokinetik, restriktif filling
– LA, RA, RV dilatasi
– Mitral regurgitation dan tricuspid
regurgitation ringan.
EKG
Irama: Sinus
HR : 68x/menit
Regularitas: reguler
Axis : LAD
Gelombang P : P mitral
Interval PR : 0,24 s memanjang,
konstan
QRS : 0,08 s
Kesimpulan: LAA + AV block derajat I
Daftar masalah
Pemeriksaan
fisik: TD: 80/60
mmHg, RR 24 Pada
pemeriksaan
x/m, HR 112 Ekokardiografi
laboratorium
x/m, T: 36,2 C, ditemukan
ditemukan
Bengkak pada LVH eksentrik,
trombosit
pemeriksaan EKG EF 13%,
pada 103.000/ ul,
terdapat ditemuka Global
Sesak Nyeri kaki, albumin 3,1
pelebaran hipokinetik,
batas jantung,
g/dl, globulin n LAA restriktif filling
nafas dada perut 3,8 g/dl, asam dan AV
membes takikardi, nyeri , LA, RA, RV
urat 12,7 mg/dl, block
tekan (+) pada dilatasi, Mitral
ar ureum 92
regio regurgitation
mg/dl, dan
epigastrium, dan tricuspid
creatinine 1,12
ascites, dan regurgitation
mg/dl.
edema ringan.
ekstremitas
inferior.
Diagnosis
Diagnosis Kerja : CHF NYHA III + Hiperurisemia + CKD GIII + Hipoalbuminemia
• Dyspnea ec CHF
Diyspnea • Dyspnea ec CKD
NON CARDIAC
• diet natrium, asupan cairan, tirotoksikosis
• Anemia
• Emboli pulmonal
• Infeksi
• Pengiriman setelah kehamilan
• Gaya hidup, kelelahan fisik, stres emosional, lingkungan panas
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Kriteria Framingham
Diagnosis CHF membutuhkan adanya minimal 2 kriteria mayor atau 1 kriteria
mayor dalam hubungannya dengan 2 kriteria minor.
TATALAKSANA
– Menghilangkan dan memperbaiki penyebab dasar gagal jantung.
– Perlakukan semua penyebab pemicu gagal jantung kongestif.
– Menilai 4 faktor berikut ini yang berkontribusi terhadap
penurunan curah jantung:
a. Peningkatan afterload (misalnya hipertensi), obati dengan
unloaders afterload seperti kaptopril (ACE-inhibitor).
b. Peningkatan preload (misalnya kelebihan beban volume), obati
dengan unloaders preload seperti nitrat dan diuretik.
c. Penurunan kontraktilitas obati dengan dobutamin / digoksin
d. peningkatan denyut jantung, obati dengan digoksin