Anda di halaman 1dari 37

STROKE INFARK

KELOMPOK 4
Skenario Keterangan

Laki-laki usia 60 tahun Factor Risiko tidak dapat dimodifikasi

Keluhan Utama : Lumpuh tubuh sebelah Defisit neurologi fokal hemisfer kiri
kanan dengan bicara Rero

2 jam yang lalu (pukul 05.00 wib) saat bangun Mendadak : -gangguan vaskular otak
tidur pagi tiba-tiba penderita mengalami -Hipokalemi
kesulitan menggerakan anggota tubuh -Hipoglikemi
sebelah kanan sehingga perlu di bantu ke Lumpuh kanan : lesi di kiri (kontralateral)
kamar mandi.

1 jam kemudian kelumpuhan berat sehingga Lesi meluas


penderita tidak dapat berjalan, disertai wajah
bengo ke kiri dan bicara menjadi rero

Penderita mengeluh nyeri kepala ringan, tidak Menyingkirkan stroke Hemoragik


muntah-muntah kesadaran tetap baik

Riwayat penyakit terdahulu : Hipertensi sejak


5 tahun yang lalu, berobat tidak teratur. Faktor Risiko Stroke dapat dimodifikasi
Diabetes disangkal, senang olahraga makan
berlemak jenuh dan tidak suka berolahraga.
Skenario Keterangan
Pemeriksaan fisik umum : Menyingkirkan stroke hemoragik
Tidak ada deficit neurologis global (penurunan
Kesan sakit : tampak sakit sedang kesadaran)
Kesadaran : compos mentis

Tekanan darah : 180/80mmhg Hipertensi stage II JNC VII


Nadi : 84x/menit
Respirasi : 20x/menit Dalam batas normal
Suhu : 36,5 Celcius

Jantung membesar, batas kiri 2 jari lateral MCL


Paru normal
Abdomen : Hepar/Lien tidak teraba Dalam batas Normal
Ekstremitas tidak edema

Pemeriksaan neurologis :

Rangsang meningen kaki kuduk (-), brudzinski (-)meningitis


I,II (-/-) Mulut mencong kekiri
Saraf kranial parese N.VII dan N. XII
motoric : hemiparese kanan kekuatan lengan 3 tungkai 3 Kelemahan hanya terjadi pada satu sisi kekuatan otot
sensorik : hemihipestesi kanan (wajah+tubuh kanan)
Refleks fisiologi : muscle stretch reflex (MSR) B/T kanan Gangguan area sensorik
KPR/APR kanan meningkat
Reflex fisiologis superficial : sisi kanan negatif Lesi UMN
Reflex patologis : Babinski/chaddock/Gordon/ schaefar kanan
Koordinasi : tidak dikerjakan
Vegetatif : BAB/BAK baik
Fungsi luhur : kesan baik

Pemeriksaan laboratorium :
HB : 12 gram Anemia (Normal : 13-18g%)
HT : 39% (Normal : 40-50)
Leukosit : 6000/mm3 (Normal : 4000-10.000/mm3)
HJL : 0/2/1/56/39/2 (Normal : 0/1-1/3-2/6-50/70-20/40-2/8)
Trombosit : 200.000/mm3 Normal
Na : 135meq (Normal : 135-145mmo/l)
K : 4meq (Normal : 3,5-5,0mmo/l)
Ca : 9mg% (Normal : 9,5-20,5 mg/dl)
Glukosa sewaktu : 110mg%
Total cholesterol 280mg% Meningkat (Normal : <200mg%)
TAG : 200mg% Meningkat (Normal : 150mg%)
LDL : 180mg% Meningkat (Normal : <100mg%)
HDL : 24mg% Meningkat (Normal : >60mg/dl)

Ct scan kepala terdapat lesi hipodensi di basal ganglia Gambaran stroke iskemik di ganglia basal
Foto thorax : COR LVH paru normal Penyakit komorbid
EKG : SV1 + Rvs >35mm, Left axis deviasi

Keluarga memiliki keterbatasan keuangan Isu etik


• DD :
• Stroke infark e.c atherotrombotik system
karotis kiri dengan Hipertensi dan Dislipidemia
• Stroke Hemoragik system karotis dengan
Hipertensi dan Dislipidemia
• DK :
• Stroke infark e.c atherotrombotik system
karotis kiri dengan Hipertensi dan Dislipidemia
DEFINISI
• Menurut WHO stroke merupakan suatu gangguan
fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan
tanda dan gejala klinis defisit neurologik fokal maupun
global berlangsung >24 jam atau dapat menimbulkan
kematian disebabkan oleh gangguan peredaran darah
atau vaskular otak.
KLASIFIKASI
BERDASARKAN GEJALA KLINIS :

• Improving stroke
Stroke mengalami perbaikan dari defisit neurologis antara
24 jam sampai 3 minggu
• Worsening stroke
Gejala yang ditimbulkan makin lama akan semakin
memberat
• Stable stroke
Stroke yang timbul bersifat menetap
BERDASARKAN TIPE STROKE :

• Infark
• Perdarahan Intracerebral
• Perdarahan subarachnoid
BERDASARKAN LOKASI VASCULAR :

• Gangguan sistem karotis :


• Motor dysfunction

Contralateral hemiparesis

Ipsilateral cranial nerves and extremities paresis


dysarthria

 Sensory dysfunction

Contralateral hemihypesthesia

Ipsilateral Cranial nerves and extrimities hypesthesia


 Visual disturbances

Contralateral homonymous hemiamianopsia

Amaurosis fugax ( TIA )

 Higher cortical dysfunction

Aphasia

Agnosia
• Gangguan system Vertebrobasiler :

 Motor dysfunction

Alternating hemiparesis

Cranial nerves and extrimities paresis is contralateral

Dysarthria

 Sensory dysfunction

Alternating hemihypesthesia

Cranial nerves and extremities hypesthesia is contralateral


 Visual disturbances

Homonymous hemianopsia

Cortical blindness ( TIA : blackout )

 Others

Loss of balance

Vertigo

Diplopia
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kerja
tertinggi terdapat Sulawesi Selatan (17,9%), DI Yogyakarta (16,9%),
Sulawesi Tengah (16,6%)
• Tertinggi pada kelopok usia >75 tahun : 43,1%
• Pria lebih berisiko untuk terkena stroke dibanding perempuan
• 25% stroke terjadi pada usia <65 tahun
• Merupakan pembunuh nomer 1 di Indonesia
• 51.58% akibat stroke hemoragik
• 47.37% akibat stroke iskemik
• 1.05% akibat perdarahan subarachnoid
BASIC SCIENCE
VASKULARISASI CEREBRI

• Otak diperdarahi oleh:


• 2 arteri carotis interna
• 2 arteri vertebralis
• Circulus Willisi:
• A. comunis anterior
A. cerebri anterior
A. carotis interna
A. carotis media
A. comunis posterior
A. cerebri posterior
A. basillaris
A. vertebralis
JARAS
MOTORIK
JARAS SENSORIK
HISTOLOGI PEMBULUH DARAH
FISIOLOGI METABOLISME OTAK

1. Otak tidak mempunyai cadangan energi


2. Energi berasal dari metabolisme glukosa + Oksigen
3. Energi digunakan untuk integritas neuron dan stabilitas membran
4. Setiap menitnya membutuhkan 500 ml Oksigen dan 75-100 mg
Glukosa
FAKTOR RISIKO

Tidak Dapat dimodifikasi


• Age
• Race
• Gender

Dapat dimodifikasi
• Life style:
Smoking.obesity,stress,etc
• Hypertension
• Diabetes mellitus.
• Cardiac diseases
• Oral contraceptive
PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI
PATGEN PATFIS

ROKOK DM Hiperlip demia Hipertensi Usia tua

Zat toksik Glukosa Ldl berlebih Perubahan Tahanan


endotel karena vaskuler
jejas endotel
Merusak/ Viskositas PD terjadi
mencederai darah akibat
lapisan pemb. meningkatnya
Darah (injung TD (injung
endotel) Aliran darah
endotel)
menjadi lebih
banyak

LDL masuk ke dalam endotel

Merangsang monosit (
makrofag) lalu memfagosit LDL
Membentuk foam cell

Migrasi sel otot polos lalu sel tersebut berproliferasi dari tunika media

Terbentuk plak atheroma

Trombus lepas tromboemboli menyumbat PD otak (oklusi}

Pompa jantung untuk Cerebral blood flow auto regulasi


Iskemik
memenuhi kebutuhan tekanan darah
oksegien di otak

Metabolisme anaerob tjd Aktivitas elektrolit terganggu


karena oksigen

Pompa Na⁺ dan K ggl, shg


Asam laktat ( nyeri kepala) Na, Ca intra sel

Cell death Edema Seluler


Infark
Kerusakan Jaringan di otak

Lobus Frontalis Lobus Parietalis Basal Ganglia Di UMN ( tidak ada


Inhibisi

Motorik Broca Area Sensorik Lesi Hipoders Reflex Patologis +

Hemipharese Bicara Pero Hemiparesis

Reflex Fisiologis dalam (maskel


stretch refleks meningkat,
reflek fisiologis superfisial
menurun
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. CT Scan kepala-MRI
2. EKG
3. Lab Darah Lengkap
4. Foto Thorax
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN STROKE

1. Penanganan Pertama

• ABC

• Airway : Bebaskan jalan napas

• Breathing : Pemberian oksigen

• Circulation : Pemberian cairan intravena dengan Nacl

0,9%
• Pada Stroke Infark :

Bila tekanan darah > 220/120 mmHg maka tekanan darah diturunkan sampai

15%. Tekanan darah < 220/120 mmHg jangan diturunkan, kecuali terdapat end

organ failure (contoh : hipertensi enselopati, perdarahan serebral, gagal ginjal)

• Beri oksigen jika saturasi dibawah 92%

• Glukosa yang lebih dari 250 mg/dl dapat dinormalkan dengan insulin

• Berikan normal saline untuk mempertahankan fungsi otak

• NGT bila ada gangguan menelan

• Prevensi DVT (karena pasien bedrest)


2. Terapi Medikamentosa

• rtPA (anti-trombolitik intra vena  diberikan jika waktu dari


serangan < 3 jam)

• rtPA ((anti-trombolitik intra arterial  diberikan jika waktu dari


serangan < 4.5 jam)

Mekanisme Kerja :Menginisiasi fibrinolysis lokal untuk mengikat


fibrin pada thrombus dan mengubah plasminogen menjadi
plasmin.
• Anti platelet  Aspirin

Mekanisme Kerja : menghambat siklooksigenase

yang merupakan enzim yang berperan dalam

sintesis prostaglandin dan tromboxan, untuk

menghambat agregrasi trombosit.

• Anti koagulan  masih kontroversi


3. Terapi Bedah
Indikasi :
• Dilakukan hemicraniectomy pada TTIK berat
• Dilakukan craniectomy fossa posterior pada infark
serebelum luas.

Resep

R/ Aspirin tab 80 mg No. I


S 1 dd 1 sublingual
PENCEGAHAN
• 1. Olahraga rutin
• 2. Kontrol Tekanan darah dan Gula darah
• 3. Mengatur pola makan yang sehat
•Makanan/zat yang membantu mencegah peningkatan homosistein
seperti asam folat,vitamin B6, B12, dan riboflavin.
•Susu yang mengandung protein, kalsium, seng(Zn), dan B12,
mempunyai efek proteksi terhadap stroke
•Makanan yang kaya vitamin dan antioksidan (vitamin C,E, dan
betakaroten) seperti yang banyak terdapat pada sayur-sayuran,
buah-buahan, dan biji-bijian.
KOMPLIKASI
• Neurologis
• Stroke berulang

• Non Neurologis
• DVT (deep vein thrombosis)
• Dekubitus
• Kontraktur

• Psikososial
• Depresi
PROGNOSIS
• Quo Ad Vitam : Dubia ad Bonam
• Karena tanda vital Tekanan Darah 180/80 mmHg masuk
kategori Hipertensi stage II JNC VII
• Quo Ad Funtionam : Dubia ad bonam
• Karena onset pasien megalami stroke setelah 2 jam
yang lalu, dimana kemungkinan daerah yang mengalami
infark sudah cukup luas
PBHL
• Beneficence : Golden Rule Principle
Menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang serta memberikan penatalaksanaan sesuai kompetensi dokter umum
• Non-maleficence : Mengobati secara proporsional
Mengobati sesuai dengan penyebab stroke yang ditemukan
• Autonomy : Informed Consent
Pasien adalah seorang yang dewasa dan kompeten, dapat mengambil keputusan untuk
dirinya, namun bila ditemukan gangguan kesadaran dan gangguan fungsi kognisi,
pengambilan keputusan dialihkan kepada keluarga pasien
• Justice
Tidak membedakan pelayanan kepada pasien dan menjelaskan mengenai keuntungan
dan kerugian mengenai pengobatan yang dilakukan pasien.
Berhubung pasien ini belum mendaftar BPJS, sebaiknya pasien disarankan untuk
mendaftarkan BPJS agar mendapatkan kemudahan untuk melakukan pembayaran
pengobatan. Tetapi terapi rtPA ini tidak harus dilakukan karena syarat dilakukannya
cukup sulit

Prima Facie : Beneficence


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai