Anda di halaman 1dari 63

TUTOR 10 Skenario 2

DOA BELAJAR

ً ‫ع ْق َدة‬ ْ ‫ص ْد ِّري َويَ ِّس ْر ِّلي أ َ ْم ِّري َو‬


ُ ‫احلُ ْل‬ َ ‫ب ا ْش َر ْح ِّلي‬
ِّ ‫َر‬
‫سا ِّني يَ ْفقَ ُهوا قَ ْو ِّلي‬
َ ‫ِّم ْن ِّل‬
Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’
Ya Allah, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah kekakuan
dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”
(QS. Thoha: 25-28)
DOA BELAJAR
.‫ـاو ْر ُز ْق ِّنـ ْي فَ ْه ًمـا‬
َ ‫ب ِّز ْد ِّن ْي ِّع ْل ًم‬
ِّ ‫َر‬
‫س ْهلً َو أ َ ْنتَ ت َ ْجعَ ُل ا ْل َح ْز َن ِّإذَا‬ َ ُ‫س ْه َل ِّإالَّ َما َجعَ ْلتَه‬
َ ‫اَللَّ ُه َّم ال‬
ً‫س ْهل‬ َ َ‫شئْت‬ ِّ
“Rabbi zidnii ‘ilman war zuqnii fahman”.
Allaahumma Laa Sahla Illaa Maa Ja’altahu Sahlaa Wa Anta Taj’alul Hazna Idza
Syi’ta Sahlaa

 “Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku pengertian yang
baik”. (QS. Thaha : 114)
 “Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Dan
apabila Engkau berkehendak, Engkau akan menjadikan kesusahan menjadi
kemudahan.” (HR Anas bin Malik ra)
DOA BELAJAR
ً‫ع َمال‬ ‫و‬ ‫ا‬ً
َ َ ِّ ‫ب‬ ‫ي‬ َ
‫ط‬ ‫ا‬ً ‫ق‬‫ز‬ْ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ا‬
ِّ َ ً ‫ع‬ ‫ف‬
ِّ ‫َا‬ ‫ن‬ ‫ا‬‫م‬ً ْ
‫ل‬ ‫ع‬
ِّ ‫ك‬
َ ُ ‫ل‬َ ‫أ‬‫س‬ْ َ ‫أ‬ ‫ي‬ ‫ن‬
ِّ
ْ ِّ ‫إ‬ ‫م‬
َّ ‫ه‬
ُ َّ ‫لل‬َ ‫ا‬
ً‫ُمتَقَبَّال‬
 Allahumma inni as’aluka ilman naafi’an wa rizqon thoyyiban wa ‘amalan mutaqobalan
 Ya Allah aku mohon kepadamu berikanlah kepadaku ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amalan
yang diterima di sisi-Mu
(HR Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh Al Bani dalam Shahih Ibnu Majah no 762)
MENGAPA TANGAN DAN LENGANKU GERAK
GERAK SENDIRI?
Laki2 15 tahun, siswa SMP Malang datang ke poli saraf RSUMM dgn keluhan tangan
dan lengan gerak tidak beraturan seperti menari (khorea) sejak 5 hari, kadang
mengeluh sesak saat aktivitas disertai nyeri sendi yang hilang timbul. Riwayat
sebelumnya, 10 hari lalu mengalami demam tinggi dan sefalgia, tidak ada muntah.
Riwayat trauma disangkal penderita. Kebiasaan sehari-hari sering berolhagra
bermain basket, riwayat orang tua penderita, ibu menderita asma, ayah menderita
darah tinggi. Pada pemeriksaan:
T 120/70 mmHg, N 84 x/l, t 37 derajat celcius, RR 18 x/l
GCS E4M6Vs
Pmx thorax ditemukan bising jantung (murmur sistolik) refluk patella dextra pendula
(+) Pmx neurologi lain normal, benjolan dikulit (subcutan nodul). Pmx DL hb 13mg,
trombosit 256000mg/dl, eritrosit 4x10^6 mg/dl LED30/60 mm/jam
KLASIFIKASI ISTILAH
Trauma: luka/jejas baik fisik maupun psikis yg disebabkan oleh tindakan fisik dengan
terputusnya kontinuitas normal suatu struktur atau dengan kata lain disebut injuri/
dapat diartikan sbg kerusakan atau luka krn kontak yg keras dengan suatu benda
(Harsinen, 2013) Rasyid
GCS: glasco coma scale adalah suatu cara utk menilai ttg kesadaran pasien bds 3
respon yaitu: keterbukaan mata, respon verbal, respon motorik. (Aacn, 2016) Siska
Sefalgia: penyakit yg berupa nyeri yg menyerang di sebagian/keseluruhan kepala
mulai dari depan sampai k belakang (bagian otak) (Ikawati,2010) Safira
Khorea: gerakan diluar kesadaran yg cepat menyentak pendek dan berulang-ulang
yg dimulai satu bagian tubuh dan bergerak scr tiba-tiba dan seringkali scr terus
menerus hingga ke bagian tubuh lainnya. (Wahyu,2010) Sefila
LED: kecepatan pengendapan sel sel eritrosit di dalam plasma (Burns, 2010) Mbak
Pebby
Mur mur sistolik: suara tambahan pada jantung akibat adanya turbulensi aliran
darah. Turbulensi timbul karena adanya beda tekanan antar 2 ruang jantung, mur
mur sistolik adl hal yang normal tapi juga da mur mur sistolik scr patologi. (Djunaedi,
2015) Andre
Reflek patela pendular: respon abnormal patela thd stimulus pada komponen sensori
dari sistem saraf dgn berupa peningkatan reflek (Pinnock, 2010) Lintang
Subkutan nodul: suatu pertumbuhan abnormal yg berakumulasi dan berkembang
dibawah kulit (Lin, 2013) Amira
RUMUSAN MASALAH
1. Mengapa tangan dan lengan laki-laki tsb bergerak tdk beraturan spt orang
menari? Meishella
2. Apa DD utk kasus tsb? Dewi
3. Apa saja pmx yang dapat dilakukan pada kasus tsb? Ica
4. Bagimana tatalaksana utk kasus tsb? Tachul
5. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan yg terdapat pada skenario tsb?
Regita
HIPOTESIS
1. Mengapa tangan dan lengan laki-laki tsb bergerak tdk beraturan spt orang
menari?
Karena terdapat lesi pada ganglia basalis yaitu pada putamen dan nucleus caudatus
yg mengakibatkan sindroma hiperkinesia hipotonia, dimana nucleuas caudatus
dan putamen ini berfungsi utk mengontrol dan mengatur irama otot, mengatur
posisi tubuh utk gerakan volunter, dan mengatur siklus gerakan lengan dan kaki
ketika berjalan..
Gerakan involunter akibat adanya ketidak seimbangan antara dopamin dan
kolinergik dmn dopamin lebih dominan daripada kolinergik, ketidakseimbangan
ini mengakibatkan terjadinya hiperkinesia.
Tjd disfungsi kerja neuronal antara kortek motorik dengan ganglia basalis. Karena
disfungsi inhibitor gaba ergik dari ganglia baslis ke nukleus morotik di talamus shg
mengakibatkan gerakan involunter.
Karena ada infeksi streptococus grup alfa beta hemolitik yang menyerang nucleus
caudatus yg akhirnya mengakibatkan ketidakseimbangan dopamin tsb dan
mengakibatkan gerakan involunter.
2. APA DD UTK KASUS TSB?

Khorea minor (sydenham )dengan ciri-ciri: gerakan involunter, dapat berpindah dari
satu otot ke otot yang lain. Menyerang ganglia basal menyebabkan hiperkinesia.
Karena demam rematik, demam tinggi, nyeri sendi, LED meningkat, terjadi akibat
infeksi. Ada reflek patela pendular. Terjadi pd umur 5-15tahun. Ada mur mur
sistolik. mengenai lengan dan kaki.
Pandas (pediatrik autoimun neuropsikiatrik disorder asosiated with streptococus
infection): gejala klinis sesuai sydenham (pd 3 tahun-remaja) menyerang pada anak
laki2.
Demam rematik: mempunyai manifestasik klinis berupa artiritis, karditis, korea,
eritema marginatum, dan nodul subkutan. Sedangkan pada DD Khorea tidak ada
nodul subkutan. Sefalgia krn efek demam sehingga vaskulitis di jaringan otak.
Wilson: gg. Ganglia basalis, timbul mkhorea. Hepatolentikular. Pada mata ada
caesar veishelr ring pada kornea.
Khorea mayor(huntington disease); gerak involunter, hipotoni, tjd krn autosom
(genetik) pada usia >40 tahun.
Parkinson: gerak involunter gg. Ganglia basalis, tjd hipokinesia. Sedangkan khorea
tjd hiperkinesia. Gerakan tremor.
3. APA SAJA PMX YANG DAPAT DILAKUKAN PADA
KASUS TSB?
Kultur sterptococus beta hemolitikus utk mengetahui apakah disebabkan oleh infeksi.
antistreptolisin O pada khorea (+)
Pmx protein C reaktif pd demam rematik (+)
4. BAGIMANA TATALAKSANA UTK KASUS TSB?

Pendekatan klinis pada pasiendgn melakukan anamnesis dan pmx fisik beserta
prosedur penunjang spt EKG, fotothorax, dan ekokardiografi. Pendekatan medisnya
utk mengurangi nyeri sendi dgn salisilat, diberi obat antibiotik golongan penisilin
(bbrp kasus diberi sampai dewasa utk cegah kerusakan jantung permanen) ,
eritromisin, sulfa, sefolsporin utk demam rematik dan pencegahan endocarditis.
Utk khorea diberi dopamin bloker yaitu haloperidol, anticonvulsinya yaitu
carbamazepin.
Fibrilasis atrium: pemakaian digitalis dan dapat dikombinasikan dgn penyekat beta
atau antagonis kalsium.
5. BAGAIMANA INTERPRETASI DARI HASIL
PEMERIKSAAN YG TERDAPAT PADA SKENARIO TSB?
Pemeriksaan darah lengkap
1. pemeriksaan HB, hasil 13 gr/dl sedangkan normalnya pada laki-laki 14-18gr/dl. Artinya
tjd penurunan Hb
2. Trombosit: hasil 256000mg/dl, normal: 200.000-400.000 mg/dl berarti masih dalam
batas normal
3. eritrosit: hasilnya 4x10^6/mm^3 sedangkan normalnya 4,6-6,2x10^6/mm^3 berarti
dibawah batas normal
4. LED: hasil 30/60 mm/jam, batas normal 0-10 mm/jam. Artinya sel darah merah pasien
cair. LED naik artinya inflamasi akut//kronis, kerusakan jaringan atau nekrosis.
5. TTV, TD normal 120/70 , denyut nadi normal, suhu 37 (normal 36-37,5) RR 18x/m dan
GCS 456 jumlah 15 berarti normal. Respon mata spontan, dirangsang nyeri lsg berespon,
respon motorik sesuai perintah nilai6, respon verbal bagus ketika ditanya, jawaban sesuai
dan tdk ada disorientasi.
Anamnesis :
a) RPS : khorea, sesak saat
beraktivitas, nyeri sendi
PETA KONSEP
hilang timbul
b) RPD : demam DD :
tinggi,sefalgia 1. Khorea minor : gerakan
c) RPK : ibu menderita asma, involunter,terdapat
ayah menderita HT demam,reflex patella TATALAKSANA :
d) RPSOS : gemar bermain pendular (+),LED - Haloperidol yaitu
basket setiap hari meningkat. dopamine bloker untuk
2. Khorea mayor : gerakan tatalaksana khorea atau
Laki-laki involunter gerakan yang involunter
15 tahun 3. Atetosis : gerakan
dan berlebihan
involunter (hiperkinesia)
namun lambat - Antikonvulsan diberikan,
4. Balismus : gerak berlebihan contohnya carbamazepin.
Pemeriksaan : pada lengan - Antibiotik contohnya
TD 120/70 mmHg, N 84x, t 5. Parkinson : gerakan sefalosporin untuk
37°C,RR 18x, GCS 456, involunter (hipokinesia) demam rematik.
murmur sistolik, patella 6. Demam rematik :
pendular dextra (+),Hb arthritis,khorea,nodul
normal,trombosit subkutan
normal,eritrosit normal,LED
meningkat
LO
Neuroanatomi ganglia basalis (ekstrapiramidalis)
Penyakit yang disebabkan oleh gangguan ganglia basalis (etiologi, patofisiologi
,terapi farmako non farmako)
 Parkinson
 Huntington
 Sydenham
 Atetosis
 Balismus

POMR
LO 1 Neuroanatomi
TRAKTUS EKSTRAPIRAMIDALIS
Memperhalus gerakan tubuh dan anggota
gerak terutama jari-jari.

Mempengaruhi aktifitas somatomotorik, selain


lintasan piramidalis. Terdiri dari:
• Korteks motorik
• Ganglia basalis
• Inti – inti thalamus dan subtalamus
• Nukleus ruber
• Substansia nigra (mesenfalon)
• Inti-inti di formasio retikularis (Pons dan
medulla oblongata)
• Sirkuit feedback
• Traktus dan lintasannya (kortikospinalis,
kortikuretikospinalis, vestibulospinalis)
Definisi, etiologi, epidemiologi,
PARKINSON gejala, manifestasi klinis,
pemeriksaan, tatalaksana
DEFINISI

Suatu penyakit yang ditandai dengan degenerasi neuron


dopaminergik di dalam substantia nigra, globus pallidus,
putamen, dan nucleus caudatus.
ETIOLOGI
Genetik
Efek samping obat antipsikotik (Fenotiazin)
Efek dari lingkungan  semua tipe pestisida dapat meningkatkan resiko Parkinson
Disease sebanyak 33-80% (Hauser, 2017).
EPIDEMIOLOGI
Parkinson disease  1% dari individu yang berusia lebih dari 60 tahun
Parkinson disease incidence rate  4.5-21 kasus per 100.000 populasi/tahun
Insidensi dan prevalensi Parkinson disease meningkat sebanding dengan usia, dan
usia rata-rata onset sekitar 60 tahun (usia <40 tahun jarang).
PATOFISIOLOGI
Berkurangnya pelepasan Degenerasi
Degenerasi
neurotransmitter neuron
neuron
Dopamine di dalam substantia
substantia nigra
korpus striatum nigra

• Tremor  kontraksi agonis dan


antagonis yang saling bergantian
• Rigiditas  lesi pada UMN
• Bradikinesia
• Tidak ada penurunan kekuatan otot Hipersensitivitas
dan kehilangan sensibilitas  tidak reseptor dopamine
terdapat reflex Babinski (karena tr. di dalam striatum
Corticospinalis normal)
GEJALA

Resting Bradi
tremor kinesia

Rigiditas
PEMERIKSAAN PARKINSON
pemeriksaan yang sering dilakukan :

Tekanan darah
Menilai respons terhadap stress ringan, misalnya berdiri dengan tangan
diekstensikan, menghitung surut dari angka seratus, bila masih ada tremor dan
rigiditas yang sangat, berarti belum berespon terhadap medikasi.
Mencatat dan mengikuti kemampuan fungsional, disini penderita disuruh menulis
kalimat sederhana dan menggambarkan lingkaran-lingkaran konsentris dengan
tangan kanan dan kiri diatas kertas, kertas ini disimpan untuk perbandingan waktu
follow up berikutnya.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (Pengukuran kadar NT dopamine atau metabolitnya
dalam air kencing , darah maupun cairan otak akan menurun pada
penyakit Parkinson dibandingkan kontrol.)
Neuroimaging
 MRI (jika ada atropi multi sistem memperlihatkan signal di striatum)
PET (melihat keadaan sistem dopamin nigrostriatal)
SPECT (melihat gambar pada sistem pre dan post sinap)
TATALAKSANA PARKINSON
Non-farmakologi
latihan, edukasi, nutrisi, pembedahan (thalomothomi ablative, deep brain
stimulasi, cangkok otak)

Farmakologi
Meningkatkan kadar dopamin endogen (levo dopa, inhibitor COMT, selegilin,
amantadin)
Mengaktifkan reseptor dopamin dengan agonis (bromokriptin, pramipekson,
pergolid)
Menekan aktifitas kolinergik
DIAGNOSIS BANDING
Penyakit alzaimer
Hungtington disease
Cortical basal ganglionic degeneration
Etiologi, patofisiologi,,
HUNTINGTON DISEASE tatalaksana, DD
• Penyebab penyakit Huntington adalah gen abnormal pada
lengan pendek kromosom 4 (4p 16.3) yaitu gen penyakit
Huntington. Gen Huntington disease (HD) normal
mengkodekan protein yang disebut huntingtin.

• Fungsi protein ini tidak diketahui, tetapi jelas diperlukan


untuk fungsi sel otak yang normal. Gen normal mengandung
10 hingga 34 kopi kodon CAG ( Sitosin, Adenin, Guanin)
yang mengkodekan asam amino glutamine.(Elliot,2010).
• Seseorang dengan penyakit Huntington mempunyai
satu alel Huntington dominan dan satu alel normal.
Jarang sekali individu dengan penyakit Huntington
ditemukan mempunyai dua alel Huntington yang
dominan. Jika hal itu terjadi,dapat dipastikan bahwa
kedua orang tuanya sudah mengidap penyakit
Huntington.
• Gen untuk penyakit Huntington bersifat dominan; anak-
anak dari orang tua yang menderita penyakit ini memiliki
peluang sebesar 50% untuk menderita penyakit Huntington.

• Menurut referensi yang lain, jika gen HD abnormal


diwariskan dari ibu ke anak, jumlah pengulangan
cenderung sama, tetapi jika pewarisan ini berasal dari
ayah, sehingga awitan penyakit terjadi pada usia yang
lebih dini. Pada penyakit Huntington yang juvenile, dengan
usia awitan antara masa bayi dan 20 tahun, jumlah
pengulangan melebihi 55 kali(Elliot,2010).
PATOFISIOLOGI
Peningkatan
jumlah Transkripsi dan gliosis p/
polyglutamine translassi Agregasi di Tidak ada globus palidus serebelum Dopamin
(CAG) pada mutant protein dalam sel neuron & thalamus atrofi meningkat
kromosom 4 strand
gen Huntington

Huntington gene mengkode “highly conserved” protein Huntingtin


yang didistribusi meluas di neuron dalam CNS
Obat anti psikotik

• Diberikan jika pasien mengalami halusinasi, waham, ledakan emosi,


agresif yang mendadak. Obat yang diberikan misalnya haloperidol,
klorpromazin, olanzapin ( dikontraindikasikan jika klien mengalami
distonia)

Obat anti depresan

• Diberikan ketika pasien mengalami depresi atau menunjukkan perilaku


obsesif kompulsif) obat yang diberikan misalnya fluoxetin,setralin
hidrokolida. Notriptilin.
Obat penenang

• Diberikan pada pasien cemas dan atau khorea.Obat yang


diberikan misalnya benzodiazepin, paroxetin, beta bloker.

Obat penstabil alam perasaan

• Diberikan pada pasien yang mengalami mania dan


bipolar.Obat yang diberikan misalnya
litium,valproat,karbamazepin.
• 5. Toxin botulinum

• Dapat dicoba pada distonia dan atau kaku rahang berat.


• Selain obat-obatan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pada pasien huntington yaitu:
• Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah, suatu program yang
mengombinasikan obat, pelayanan psikologis, sosial, okupasi, bicara, dan pelayanan
rehabilitasi fisik dibutuhkan untuk membantu pasien dan keluarga menghadapi ketidak
mampuan yang berat akibat penyakit. Penyakit Huntington sangat mempengaruhi emosi,
fisik, sosial, dan keuangan pada setiap anggota keluarga pasien.
• Pasien dan keluarga membutuhkan akses ke konseling psikologi jangka panjang, konseling
pernikahan, dan dukungan emosi, keuangan, dan perlindungan hukum.

• Bantuan perawatan di rumah, bekerja dan pusat rekreasi, perawatan sementara, dan
akhirnya perawatan terampil jangka panjang perlu untuk membantu pasien dan keluarga
menghadapi ketenangan konstan karena penyakitnya.
DD

neuroacanthocytosis Dentatorubralpallidoluysian
atrophy
• . Gejala penyakit ini adalah • Selain chorea, gejala • Untukmembedakan semua
chorea ringan, tics, lidah penyakit ini adalah gangguan fenotip serupa
menggigit,neuropati perifer, mioklonus, ataksia, ini, diperlukan tes DNA
dystonia, peningkatan serum kejang,dan dementia
creatine kinase, dan
acanthocytes sel
darahmerah, dan juga para
pasien juga mengalami
kejang
Definisi, etiologi, epidemiologi,
CHOREA’S SYDENHAM gejala, manifestasi klinis,
pemeriksaan, tatalaksana
DEFINISI
Chorea Sydenham adalah kelainan saraf pada anak-anak dengan gerakan yang
tiba-tiba, tak disengaja dan menyentak-nyentak.
ETIOLOGI
Penyebabnya belum diketahui, penyakit itu dapat dikaitkan dengan demam
rematik, mungkin juga sebelum terjadi infeksi kuman streptococcus. Kira-kira separuh
pasien muda penderita demam rematik akan mendapat kelainan saraf ini.''
PATOFISOLOGI
Sydenham’s chorea, St. Vitus’ dance, atau chorea minor
terjadi sekitar 20% pasien RHEUMATIC FEVER.

Proses inflamasi rheumatic pada CNS khususnya


mengenai “ganglia basalis” dan “nuclei caudatus”.

Diagnosa RHEUMATIC FEVER dapat dibuat pada pasien


dengan “chorea” tanpa perlu kesesuaian dengan kriteria
Jones.
TERAPI
Bensatin Penisilin G dosis 600.000- 1.200.000 Unit atau Clindamisin 20mg/kg BB/
hari sebagai terapi profilaksis antibiotik, dan diberikan haloperidol, karbamazpin,
valporik acid sebagai terapi simtomatik untuk mengurangi gejala chorea
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Huntington disease
Atetosis
Balismus
Definisi, etiologi, patofisiologi,

ATETOSIS gejala, terapi


ATETOSIS
Gerakan involunter, yang bersifat pelan seperti
cacing (worm like) atau menggeliat. Biasanya
mengenai tangan dan kaki
ETIOLOGI

Penyebab paling umum athetosis adalah:

(1) trauma lahir


(2) Penyakit Wilson;
(3) post-encephalitic
(4) kernikterus
(5) keracunan karbon monoksida
PATOFISIOLOGI
* Terdapat lesi yang mengenai ganglia basalis terutama pada putamen dan nukleus
kaudatus sehingga menyebabkan gerakan involunter.
*Ketidakseimbangan neurotransmitter dopaminergik dengan cholinergik dimana
neurotransmitter dopaminergik lebih dominan dibandingkan dengan cholinergik.
TERAPI
Pengobatan
Terapi dilakukan sesuai penyebab athetosis
Pengobatan biasanya untuk meringankan gejala pada mild athetosis
Tidak ada obat spesifik
Menggunakan beberapa tipe obat seperti : artane, curare, cogentin, thiopropazate, tetrabenazine, haloperidol, and diazepam
Pada penderita yang mengalami chorea dan athetosis, menggunakan obat untuk mengurangi chorea juga dapat menurunkan
athetosis. Contoh : obat dopamine receptor–blocking (haloperidol, risperidone)
Operasi
Dilakukan bila hanya terjadi di salah satu bagian saja
Bila athetosis yg disebabkan Cerebral Palsy, dilakukan subthalamotomy (dapat menurnkan 50% gejala
athetosis)
Tidak dapat menyembuhkan seluruhnya
Hasil cepat, namun tidak permanen
Jarang digunakan

Re-training Movement
Melatih kembali kontrol tangan atau kaki yang terkena athetosis, seperti menggengganm benda,
menulis, dsb.
Pada terapi harus diperhatikan keterlibatan ekstremitas, distal dan proksimal, serta stimulus yang
menurunkan atau menyebabkan gerakkan abnormal.
PERAWATAN PADA ATHETOSIS
Harus mendapat asistensi setiap saat dalam beraktivitas sehari-hari ( berdiri, berjalan, makan, dsb)
Menghindarkan barang-barang tajam di sekitar
Support yang cukup dari keluarga karena tergantung penyebabnya, biasanya tidak dapat disembuhkan
Definisi, etiologi, patofisiologi,
BALLISMUS pemeriksaan, tatalaksana,
prognosis
DEFINISI
Adalah gerakan pada leher , otot pundak, dan lengan yang mendadak, dan dengan
tenaga yang berlebihan seperti melempar sesuatu.
ETIOLOGI
Biasanya ballismus merupakan salah satu dari manifestasi klinis dari suatu penyakit
lain. Contoh : AIDS
PATOFISIOLOGI
Adanya lesi atau kerusakan akut pada nukleus subtalamik dan Luys
Ciri-cirinya hampir sama seperti chorea, tetapi gerakan dari ballismus lebih hebat
Gerakan lebih sering secara unilateral
PEMERIKSAAN
1) Pmx fisik : refleks, sensorik, motorik
2) Pmx penunjang : MRI, ECG, antibodi streptolisin O, complete metabolic
planel, CBC, LED
TATALAKSANA
1) Farmakologis : Fenotiazin, dopamine-blocking drugs, atypical
neuroleptics olanzapine and clozapine (about 50 mg/day, with regular
monitoring of white cell count), botulinum toxin injection into selected
muscles,
2) Non-farmakologis : supportive care (pertimbangkan hidrasi, nutrisi,
pengurangan komplikasi medis yang lain), stereotactic thalamotomy
PROGNOSIS
 Modern series have shown that hemi-ballism has, in general, a relatively
good prognosis
 Depends to a great extent on the underlying disease.
POMR
DOA SELESAI BELAJAR
َ‫ب ال‬ٍ ‫اَللَّ ُه َّم ِّإنِّ ْي أَع ُْوذُ ِّب َك ِّم ْن ِّع ْل ٍم الَ يَ ْنفَ ْع َو ِّم ْن قَ ْل‬
ُ ‫شبَ ْع َو ِّم ْن َد ْع َو ٍة الَ ُ ْيست َ َج‬
‫اب‬ ْ َ ‫يَ ْخش َْع َو ِّم ْن نَ ْف ٍس الَت‬
ُ‫لَه‬

Allahumma inni a’uudzubika min ‘ilmin laa yanfa’, wa min qolbin laa yakhsya’, wa
minnafsin laa tasyba’, wamin da’ watin
laa yustajaabulaha
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusu’, nafsu yang tidak
pernah puas, dan do’a yang tidak dikabulkan”.
DOA SELESAI
BELAJAR

ً‫اطل‬ ِّ َ‫ار ُز ْقنَا اتِّـبَاعَه ُ َوأ َ ِّرنَا ا ْلب‬


ِّ َ‫اط َل ب‬ َّ ‫اَللَّ ُه َّم أ َ ِّرنَا ا ْل َح‬
ْ ‫ق َحقًّا َو‬
ْ ‫ار ُز ْقنَا‬
ُ‫اجتِّنَابَه‬ ْ ‫َو‬
Allahumma arinal_haqqo _haqqon warzuqnat tibaa’ahu wa arinal baathila baa-thilan warzuqnaj
tinaabahu
Ya Allah Tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehinggga kami dapat mengikutinya
Dan tunjukkanlah kepada kami kejelekan sehingga kami dapat menjauhinya

Anda mungkin juga menyukai