Anda di halaman 1dari 8

• Ensefalopati hepatik (koma hepatikum) adalah sindroma neuropsikiatri yg

kompleks yg terjadi karena menumpuknya senyawa nitrogen yg berasal


dari saluran cerna di sirkulasi sistemik (ISO Farmakoterapi, 422)

• Penyebabnya :
- Bakteri memecah protein dlm usus menjadi NH3 dan amina yg kemudian
dibawa melalui vena porta ke hepar untuk diubah menjadi urea  akibat
kegagalan hepar untuk membentuk urea sehingga NH3 berlebihan dlm
darah dapat melewati sawar darah otak dan menyebabkan efek toksik pada
otak (Patofisiologi 1, 500)

- pirou portosistemik (pemintasan hepar), melalui aliran kolateral


portosistemik ketika terjadi hipertensi porta. Operasi pirou portakaval juga
memiliki efek toksik pada otak (Patofisiologi 1, 500).

Pembedahan by pass untuk memperbaiki hipertensi porta (shunt system


porta) menyebabkan beberapa racun tidak melewati hepar
b. Tindakan khusus
1. Mengurangi pemasukan protein (Gitlin., 1996)
 Diet tanpa protein untuk stadium III-IV
 Diet rendah protein (nabati) (20gram/hari) untuk stadium I-II.

Segera setelah fase akut terlewati, intake protein mulai ditingkatkan dari beban
protein kemudian ditambahkan 10 gram secara bertahap sampai kebutuhan
maintanance (40-60 gram/ hari).

2. Mengurangi populasi bakteri kolon (urea splitting organism).


 Laktulosa peroral untuk stadium I-II atau melalui pipa nasogastrik untuk
stadium III-IV, 30-50 cc tiap jam (atau 300 mL sirup laktulosa dg 700 mL air
diberikan sebagai retensi enema), diberikan secukupnya sampai terjadi diare
ringan.

Laktulosa menurunkan pH feses dg jalan difermentasikan menjadi asam


organik (asam laktat & asam asetat  bersifat osmotik laksatif) oleh bakteri
sehingga mengubah NH3 menjadi ion amonium NH4+ yg tidak diabsorpsi dan
dapat diekskresikan dlm feses
 Lacticol (Beta Galactoside Sorbitol), dosis : 0,3-0,5 gram/hari.
 Pengosongan usus dengan lavement 1-2x/hari : dapat dipakai katartik osmotic
seperti MgSO4 atau laveman (memakai larutan laktulosa 20% atau larutan
neomisin 1% sehingga didapat pH = 4)

 Antibiotika :
- neomisin 4x1-2gram/hari, peroral, untuk stadium I-II, atau melalui pipa
nasogastrik untuk stadium III-IV.
indikasi: mengurangi populasi bakteri dikolon sebelum operasi atau pd
kegagalan fungsi hati infeksi kulit, & mukosa.

- Rifaximin (derifat Rimycin), dosis : 1200 mg per hari selama 5 hari dikatakan
cukup efektif.

3. Obat-obatan lain
 Penderita koma hepatikum perlu mendapatkan nutrisi parenteral.
Sebagai langkah pertama dapat diberikan cairan dektrose 10% atau maltose
10%, karena kebutuhan karbohidrat harus terpenuhi lebih dahulu.
Langkah selanjutnya dapat diberikan cairan yang mengandung AARC
(Comafusin hepar) atau campuran sedikit AAA dalam AARC
(Aminoleban) : 1000 cc/hari.
Tujuan pemberian AARC:
- Menyeimbangkan asam amino aromatik dg asam amino rantai cabang
- Memperbaiki neurotransmitter
- untuk mencegah masuknya AAA ke dalam sawar otak,
- menurunkan katabolisme protein,
- dan mengurangi konsentrasi ammonia darah.
Cairan ini banyak dibicarakan akhir-akhir ini.

 L-dopa : 0,5 gram peroral untuk stadium I-II atau melalui pipa nesogastrik
untuk stadium III-IV tiap 4 jam.
Levodopa sbg prekusor dopamin akan menggantikan dopamin yg hilang.

 Hindari pemakaian sedativa atau hipnotika, kecuali bila penderita sangat


gelisah dapat diberikan dimenhidrinat (Dramamine) 50 mg i.m: bila perlu
diulangi tiap 6-8 jam. Pilihan obat lain : fenobarbital, yang ekskresinya
sebagian besar melalui ginjal.
2. EH tipe Kronik
Prinsip-prinsip pengobatan EH tipe kronik (Blei., 1999):
a. Diet rendah protein, maksimal 1 gram / kg BB terutama protein
nabati.
b. Hindari konstipasi, dengan memberikan laktulosa dalam dosis
secukupnya (2-3 x 10 cc/hari).
c. Bila gejala ensefalopati meningkat, ditambah neomisin 4x1 gram /
hari.
d. Bila timbul aksaserbasiakut, sama seperti EH tipe akut.
e. Perlu pemantauan jangka panjang untuk penilaian keadaan mental
dan neuromuskulernya.
f. Pembedahan elektif : colony by pasis, transplantasi hati, khususnya
untuk EH kronik stadium III-IV.

Terapi antibiotik dengan metronidazol atau neomycin diberikan pd


pasien yg tidak berespon terhadap diet & laktulosa.
• Mengurangi konsentrasi amonia dlm darah dg diet
pembatasan & terapi obat yg bertujuan menghambat
produksi amonia atau meningkatkan pengeluarannya
(laktulosa)

• Menghambat reseptor aminobutyric-acid- benzodiazepin


dg flumazenil

• Menghambat neutransmitter false dg mengoptimasi


keseimbangan asam amino

Anda mungkin juga menyukai