Kelompok 5
1. Rawina nurmarianita
2. Adzan bagus I.
3. Fairuzly yulian
4. Fitri ramadhani
5. Luluun naadlirah
6. Indah kusuma wardani
7. Nesia mustika sari
8. Tenthnia putri pratiwi
9. Viginia lorenza
10. Rikke prenanda y.
11. Aeny rizky kurniasari
(201210410311098)
(201210410311141)
(201210410311147)
(201210410311157)
(201210410311167)
(201210410311204)
(201210410311220)
(201210410311228)
(201210410311235)
(201210410311241)
(201210410311251)
Kelas D
Dosen pembimbing:
Devita Yoniva.,S.Farm.
Rizkia Nur Wahyuni., S.Farm.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam proses belajar
mengajar.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN OBAT
1.1. Indikasi
Infeksi yang disebabkan oleh kuman kuman gram negatif maupun gram positif,
khususnya untuk infeksi pada saluran cerna, saluran pernafasan, dan saluran kemih
(infeksi anugenital dan uretral gonokokus non-komplikasi otitis media) (Mycek et al.,
2001).
1.2. Farmakokinetika
1. Absorpsi
Amoxicillin hampir lengkap diabsorbsi sehingga konsekuensinya amoxicillin tidak
cocok untuk pengobatan shigella atau enteritis karena salmonella, karena kadar efektif
secara terapetik tidak mencapai organisme dalam celah intestinal (McEvoy and Gerald,
2002).
Amoxicillin stabil pada asam lambung dan terabsorpsi 74-92% di saluran pencernaan
pada penggunaan dosis tunggal secara oral. Nilai puncak konsentrasi serum dan AUC
meningkat sebanding dengan meningkatnya dosis. Efek terapi Amoxicillin akan tercapai
setelah 1-2 jam setelah pemberian per oral.
2. Distribusi
Distribusi obat bebas ke seluruh tubuh baik. Amoxicillin dapat melewati sawar
plasenta, tetapi tidak satupun menimbulkan efek teratogenik. Namun demikian,
penetrasinya ke tempat tertentu seperti tulang atau cairan serebrospinalis tidak cukup
untuk terapi kecuali di daerah tersebut terjadi inflamasi. Selama fase akut (hari pertama),
meningen terinflamasi lebih permeable terhadap amoxicillin, yang menyebabkan
peningkatan rasio sejumlah obat dalam susunan saraf pusat dibandingkan rasionya dalam
serum. Bila infefksi mereda, inflamasi menurun maka permeabilitas sawar terbentuk
kembali (Mycek et al., 2001).
3. Eliminasi
Jalan utama eliminasi melalui system sekresi asam organik (tubulus) di ginjal, sama
seperti melalui filtrat glomerulus. Penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis obat
yang diberikan harus disesuaikan (Mycek et al., 2001).
1.3. Mekanisme
Amoxicillin mempengaruhi langkah akhir sintesis dinding sel bakteri (transpeptidase
atau ikatan silang) sehingga membran kurang stabil secara osmotik. Lisis sel dapat
terjadi, sehingga amoxicillin disebut bakterisida. Keberhasilan aktivitas amoxicillin
menyebabkan kematian sel berkaitan dengan ukurannya. Amoxicillin hanya efektif
terhadap organisme yang tumbuh secara tepat dan mensintesis peptidoglikan dinding sel.
Konsekuensinya, obat ini tidak efektif terhadap organisme yang tidak mempunyai
struktur ini seperti mikobakteria, protozoa, jamur,
Hipersensitivitas
Merupakan efek amoxicillin yang paling penting. Determinan antigenik utama dari
hipersensitivitas amoxicillin adalah metabolitnya yaitu asam penisiloat yang dapat
2
menyebabkan reaksi imun. Sekitar 5% pasien mengalami hal ini, berkisar dari kulit
kemerahan berupa makulopapular sampai dengan angioderma (ditandai dengan
bengkak di bibir, lidah, areaperiorbital) serta anapilaktik. Reaksi alergi silang terjadi
diantara sesama antibiotika -laktam (Mycek et al., 2001).
Diare
Efek diare disebabkan oleh ketidakseimbangan mikroorganisme intestinal dan sering
terjadi (Mycek et al., 2001).
1.6. Peringatan
Meskipun belum ada penelitian mengenai pemberian amoxicillin pada ibu hamil,
penggunaan amoxicillin ternyata tidak berpengaruh terhadap perkembangan janin.
Amoxicillin pada ibu hamil diberikan jika benar-benar diperlukan saja. Karena
amoxicillin terdistribusi pada ASI sehingga menyebabkan reaksi sensitivitas pada bayi.
Dengan demikian penggunaan amoxicillin tidak dianjurkan pada ibu menyusui (McEvoy
and Gerald, 2002).
Hati-hati pada pasien dengan kelainan Phenylketonuria (defisiensi genetic homozigot
dari Phenylalanin hidroksilase) dan kelainan lain yang intake Phenylalanin dalam tubuh
perlu dibatasi. Formula amoxicillin dengan rute per oral yang mengandung aspartam akan
di metabolisme di dalam saluran pencernaan menjadi phenylalanine. Sehingga formulasi
serbuk amoxicillin untuk suspensi oral tidak seharusnya menggunakan aspartam. Selain
itu juga perlu diwaspadai penggunaan pada penderita mononukleosis. (McEvoy and
Gerald, 2002).
Berdasarkan undangundang mengenai obat dan makanan, amoxicillin tergolong
dalam golongan obat keras. Obat keras hanya dapat dapat diperoleh dengan resep dokter
di apotek, apotek RS, puskesmas, dan balai pengobatan. Tanda khusus untuk obat keras
yaitu lingkaran berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang
menyentuh garis tepi. Selain itu pada obat keras wajib mencantumkan kalimat Harus
dengan resep dokter. Berikut dicantumkan tanda khusus untuk obat keras:
3
1.8. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (Anonim a, 1995).
BAB II
SIFAT FISIKO KIMIA BAHAN
Struktur Amoxicillin:
Nama Kimia
:(6R)-6-[-D-(4Hydroxyphenyl)glycylamino]penicillanic acid
Berat Molekul
: 365,4 g/mol
Rumus Molekul
: C16H19N3O5S
(Reynolds, 1982)
Kelarutan: sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzena, dalam
karbon tetraklorida, dan dalam kloroform.
Stabilitas
Amoxicillin
yang
Terhadap cahaya
Terhadap suhu
Terhadap pH
: 3,5- 6,0
Titik lebur
:-
pH: antara 3.5 dan 6.0, dilakukan penetapan menggunakan larutan 2 mg per mL.
Struktur Kimia:
Kelarutan: Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal, tidak larut
dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain.
Sifat Fisikokimia
Berat jenis
: 0.52 g/cm3
pKa
: 4.30
Titik leleh
: 227C - 252C
Ketidaktercampuran: CMC Na ini tidak tercampur pada larutan yang bersifat asam
kuat, dan dengan garam garam logam yang dapat larut seperti alumunium, merkuri,
dan seng. Pengendapan kemungkinan terjadi pada pH dibawah 2 dan juga dapat terjadi
bilamana CMC Na dicampur dengan etanol (95%).
6
Asam sitrat
Struktur Kimia:
Definisi dan Kandungan: Asam sitrat berbentuk anhidrat atau mengandung satu
molekul air hidrat. Mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 100,5%
C6H8O7, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian: Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus,
putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat asam. Bentuk hidrat mekar
dalam udara kering.
Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol, sukar larut
dalam eter.
Stabilitas: Asam sitrat monohidrat kehilangan air saat kristalisasi pada udara kering
atau saat dipanasi pada suhu 400C. Sedikit mencair pada udara lembab. Asam sitrat
monohidrat disimpan pada tempat sejuk dan kering.
Ketidaktercampuran: Asam sitrat tidak bercampur dengan kalium tartrat, alkali dan
alkali tanah, karbonat, dan bikarbonat, asetat, serta sulfida. Asam sitrat juga tidak
bercampur dengan oksidator, basa, reduktor, dan nitrat. Potensial dapat meledak bila
dikombinasikan dengan logam nitrat. Pada penyimpanan, sukrosa dapat mengkristal
dari sirup dengan keberadaan asam sitrat.
(Rowe et al., 2003).
Sodium benzoat
7
Struktur Kimia:
Kandungan: mengandung tidak kurang dari 99,0% C7H5NaO2, dihitung terhadap zat
anhidrat.
Pemerian: butiran atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau.
Bersifat higroskopis.
Penggunaan
Konsentrasi (%)
Injeksi IM dan IV
0,17
Larutan oral
0,001-0,1
Larutan suspensi
0,1
Sirup oral
0,15
Sediaan topical
0,1-0,2
Sediaan vaginal
0,1-0,2
Kelarutan:
Pelarut
Aseton
1 dalam 2,3
Benzene
1 dalam 9,4
Carbon disulfide
1 dalam 30
Carbon tetraklorida
1 dalam 15,2
Kloroform
1 dalam 4,5
Cyclohexan
1 dalam 14,6
Etanol
Etanol (76%)
1 dalam 3,72
Etanol (54%)
1 dalam 6,27
Etanol (25%)
1 dalam 68
Eter
1 dalam 3
Methanol
1 dalam 1,8
Toluene
1 dalam 11
Air
1 dalam 300
BAB III
BENTUK SEDIAAN, DOSIS DAN CARA PEMBERIAN
3.2 Dosis:
Dosis pemakaian sirup kering amoxicillin, sebagai berikut :
Dewasa : 250 500 mg
1 10 tahun : 125 250 mg
Untuk berat badan dibawah 40 kg : 20 40 mg/kgBB/hari
Utnuk bayi < 3bln : dosis maksimum 30 mg/kgBB
Sumber : martindale edisi 36, hal 203.
Kemasan terkecil
Dosis : 125mg/5mL
Lama pengobatan : 3 hari
Pengobatan 3 kali sehari
Anak-anak 1-10 tahun
125 250 mg = 1 2 sendok takar = 5 10 ml
1 hari = 15 ml 30 ml
3 hari = 45 ml 90 ml
Dewasa
250 500 mg = 2 4 sendok takar = 10 20 ml
1 hari = 30 ml 60 ml
10
3 hari = 90 ml 180 ml
Usia
Bobot (kg)
(th)
Dosis sehari
Rata-
Dosis sekali
Rata -
(mg)
rata
pakai (mg)
rata
Rata-rata
8,1
7,6
7,85
157 314
235,5
52,3 104,6
78,5
9,6
9,3
9,45
189 379,2
284,1
63 126,4
94,7
11,4
11,0
11,2
224 448
336
74,6 149,3
112
13,0
12,6
12,8
256 512
384
85,3 170,7
128
14,4
14,2
14,3
286 572
429
95,3 190,7
143
15,8
16,2
16
320 640
480
106,7 213,3
160
16,6
16,7
16,65
333 666
499,5
111 222
166,5
18,9
17,5
18,2
364 728
546
121,3 242,7
182
20,9
20,0
29,3
586 1172
879
195,3 390,7
293
22,0
21,9
21,95
439 878
658,5
146,3 292,7
268,2
10
23,9
24,7
24,3
486 972
729
162 324
243
11
26,9
28,4
27,65
553 1106
829,5
184,3 368,7
276,5
12
29,1
32,6
30,85
617 1234
925,5
205,7 411,3
308,5
11
12
BAB IV
MACAM-MACAM FORMULASI
Bahan
Jumlah
1.
Amoxicillin Trihydrate
3,8 kg
2.
Carboxymethylcellulose Sodium
1,1 kg
3.
Aerosil
450 g
4.
Colour Tartrazine
12 g
5.
Sodium Benzoate
270 g
6.
54 kg
7.
600 g
Bahan
1.
Amoxicillin Trihydrate
2.
Sodium Citrate
3.
4.
5.
Sodium Benzoate
6.
7.
Xanthan Gum
8.
(Anonim, 2009)
13
Bahan
Jumlah
1.
Amoxicillin Trihydrate
5g
2.
Sodium Citrate
5g
3.
2,1 g
4.
Sodium Gluconate
5g
5.
40 g
6.
6g
7.
Orange Flavour
1,5 g
8.
Lemon Flavour
0,5 g
9.
Saccharin Sodium
0,4 g
(Bhler, 1998)
4.2 Perhitungan dapar
Dapar yang digunakan : Dapar sitrat
Mr : Asam C6H8O7.H2O = 210,14
Garam C6H5Na3O7.2H2O = 294,10
pKa1 = 3,128
pKa2 = 4,761
pKa3 = 6,396
pH = pKa2 + log
5 = 4,761 + log
1,73 =
1,73 asam = garam
0,02 = 2,3 C + (
C = 0,0375
C = garam + asam
0,0375 = 1,73 asam + asam
0,0375 = 2,73 asam
Asam = 0,0137 M
14
0,0238 =
Asam : M =
0,0137 =
Bahan
Fungsi
Jumlah
%b/v
Range (%b/v)
1.
Amoxicillin
Zat aktif
2,5 gr
2.
PVP K-30
Bahan pensuspensi
3 gr
3%
1-5 %
3.
Sodium Benzoat
Pengawet
0,2 gr
0,2%
0,02-0,5%
4.
sukrosa
Sweetening agent
20 gr
20%
Maks 67%
5.
Saccharin Na
Sweetening agent
0,1 gr
0,1%
0.04-0,25%
6.
Tween 80
Wetting agent
2 ml
2%
0,1-3%
7.
As. sitrat
Dapar
0,28
8.
na. Sitrat
Dapar
0,67
9.
Perasa
q.s.
10.
Pewarna kuning
Pewarna
q.s.
Perhitungan bahan
1. Amoxicillin
2. PVP K-30
3. Na benzoat
4. Sucrosa
5. Saccarin na
6. Tween 80
=
15
Formula 2
No
Bahan
Fungsi
Jumlah
%b/v
Range (%b/v)
1.
Amoxicillin
Zat aktif
2,5 gr
2.
Carboxymethylcellulose Sodium
Bahan pensuspensi
0,25 gr
0,25%
0,1-1 %
3.
Sodium Benzoat
Pengawet
0,2 gr
0,2%
0,02-0,5%
4.
Sucrosa
Sweetening agent
35 gr
35%
Maks 67%
5.
Saccarin na
Sweetening agent
0,05 gr
0,05%
0,04-0,25%
6.
Tween 80
Wetting agent
2ml
2%
0,1-3%
%b/v
Range (%b/v)
Perhitungan bahan
1. Amoxicillin
2. CMC Na
3. Na benzoat
4. Sucrosa
5. Saccarin na
6. Tween 80
Formula 3
No
Bahan
Fungsi
Jumlah
1.
Amoxicillin
Zat aktif
2,5 gr
2.
PVP K-30
Bahan pensuspensi
3 gr
3%
1-5 %
3.
Sodium Benzoat
Pengawet
0,2 gr
0,2%
0,02-0,5%
4.
Sucrosa
Sweetening agent
30 gr
30%
Maks 67%
5.
Saccarin na
Sweetening agent
0,05 gr
0,05%
0,04-0,25%
6.
Tween 80
Wetting agent
2ml
2%
0,1-3%
16
1. Amoxicillin
2. PVP K-30
3. Na benzoat
4. Sucrosa
5. Saccarin na
6. Tween 80
Perhitungan ADI
no
Nama bahan
ADI
ADI
PVP K 30
25 mg/kg body-weigh
= 196.25 607,5
Na Benzoat
5 mg/kg of
bodyweight.
= 39.25 121.5
succrose
Saccharin na
= 19.625 60.75
Tween 80
25 mg/kg body-weigh
= 196.25 607,5
CMC Na
17
4.4. Permasalahan
1.
2.
3.
2. Stabilitas pH amoxicillin berkisar dari 5,0 sampai 7,0 (Kohli dan Shah, 1998),
sehingga untuk mencegah terjadinya perubahan pH yang ekstrim selama proses
produksi dan pemasaran, maka pada pembuatan sirup kering ditambahkan buffer
asam sitrat 1% untuk menjaga kestabilan pH.
3. Setelah pencampuran seluruh bahan, campuran serbuk dioven pada suhu 500C
selama 15 menit untuk menghilangkan kandungan air di dalam serbuk (Kohli dan
Shah, 1998).
19
BAB V
PROSEDUR KERJA
20
Alat
Bahan
1.
Ayakan
1. Amoxicillin Trihydrate
2.
Timbangan
2. Carboxymethylcellulose Sodium
3.
Oven
3. Sodium Benzoate
4.
Botol sirup
4. Sucrose
5.
5. Saccarin na
6. tween
7. Asam Sitrat
8. Pewarna dan perasa (jeruk)
21
BAB VI
EVALUASI SEDIAAN
Evaluasi formula 1, 2 dan 3
pH
Formula 1
4,7
Formula 2
5,3
Formula 3
5,2
Bahan
Fungsi
Jumlah
%b/v
Range (%b/v)
1.
Amoxicillin
Zat aktif
2,5 gr
2.
Carboxymethylcellulose Sodium
Bahan pensuspensi
0,25 gr
0,25%
0,1-1 %
3.
Sodium Benzoat
Pengawet
0,2 gr
0,2%
0,02-0,5%
4.
sucrosa
Sweetening agent
35 gr
35%
Maks 67%
5.
Saccarin na
Sweetening agent
0,05 gr
0,05%
0,04-0,25%
6.
Tween 80
Wetting agent
2ml
2%
0,1-3%
6.1. Evaluasi
a.
Volume Terpindahkan
Masing-masing sediaan suspensi yang telah dilarutkan (10 botol) dituangkan
ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur yang tidak melebihi
dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi. Penuangan
dilakukan secara hati-hati untuk menghindari pembentukan gelembung udara,
kemudian diamkan selama 30 menit. Apabila sudah tidak ada gelembung udara,
maka volume tiap campuran sudah dapat diiukur. Volume rata-rata suspensi yang
diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100% dan tidak satu pun volume wadah
yang kurang dari 95% dari volume yang dinyatakan dalam etiket (Anonim a, 1995).
b. Penetapan pH
Penetapan pH dalam hal ini diuji agar dapat diketahui pH dari sediaan yang
dibuat untuk selanjutnya stabilitas pH dari sediaan dapat dipertahankan pada suatu
rentang pH tertentu. Untuk sirup kering amoxicillin memiliki rentang pH stabilitas
22
dari 3,5 6, sehingga pada saat penetapan rentang pH ini tidak boleh berubah.
Penetapan pH dengan menggunakan pH meter.
c.
23
e.
g.
diukur dengan
24
No.
evaluasi
Hasil evaluasi
Kecepatan alir
5,3 gram/detik
= 26,25
rekonstitusi
I = 41 detik
II = 35 detik
Rata-rata = 38 detik
Sedimentasi
no
waktu
Volume
Volume
Volume
awal
endapan
sedimentasi
88 ml
0 ml
0/88 = 0
10
88 ml
5 ml
5/88 = 0,05
15
88 ml
8 ml
8/88 = 0,09
30
88 ml
8 ml
8/88 = 0,09
60
88 ml
8 ml
8/88 = 0,09
1 hari
88 ml
10 ml
10/88 = 0,11
2 hari
88 ml
11 ml
11/88 =
0,125
pH
Bj
4,26
No.
Berat picnometer
Berat picno
+ isi
kosong
58,19
32,61
25,58
1,03
58,19
32,61
25,58
1,03
58,19
32,61
25,58
1,03
Bj =
) (
1. BJ =
1,03 g/cm3
2. BJ =
1,03 g/cm3
3. BJ =
1,03 g/cm3
isi
BJ
g/cm3
25
viskositas
1,7 dps
MC
0,93
26
BAB VII
PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan dalam membuat sediaan dry sirup
amoxicillin langkah yang kami lakukan yaitu memilih 3 formula dari 5 formula, perbedaan
dari ketiga formula yang kami pilih adalah perbedaan penggunaan suspending agent,
persentase penggunaan sweetening agent, serta penggunaan dapar. Pada formula 1 suspending
agent yang digunakan adalan PVP K-30, persentase penggunaan sweetening agent 20 %,
menggunakan dapar, pada formula 2 suspending agent yang digunakan CMC Na, persentase
penggunaan sweetening agent 35 %, tidak menggunakan dapar, formula 3 suspending agent
yang digunakan adalah PVP K-30, persentase penggunaan sweetening agent 30%, tidak
menggunakan dapar.
Setelah kami membuat 3 formula kemudian dilakukan uji pH dan organoleptis pada
ketiga formula, dan didapat formula 1 mempunyai pH 4,7, formula 2 mempunyai pH 5,3, dan
formula 3 mempunyai pH 5,2. Formula 1 mempunyai rasa pahit, formula 2 mempunyai rasa
manis, dan formula 3 mempunyai rasa agak pahit. Berdasarkan pH dan organoleptis maka
kelompok kami memilih formula 2 sebagai formula yang akan di buat dalam skala besar
karena pH formula 2 mendekati formula sediaan yang diinginkan yaitu pH 6. Pada pembuatan
skala kecil kami menggunakan pelarut etanol 96% untuk membuat massa kalis, namun pada
pembuatan skala besar formula 2 yang telah kami pilih kami menggunakan air untuk
membuat massa kalis karena proses pengeringan yang kami lakukan didiamkan selama 1 hari.
Kemudiaan formula 2 dibuat dalam ukuran skala lab dan dilakukan evaluasi.
Berdasarkan hasil evaluasi pH sediaan 4,26 sedangkan pH yang diinginkan yaitu pH 6 hal ini
diperkirakan karena sediaan tidak menggunakan dapar dimana dapar berfungsi menjaga pH
sediaan. Selain itu dilakukan uji viskositas, dari hasil evaluasi di dapat hasil viskositas 1,7 dps
sedangkan viskositas suspensi berdasarkan SNI yaitu 3,7 39,6 dps, maka viskositas sediaan
kurang dari viskositas standar yang di tetapkan SNI hal ini dikarenakan kecepatan alir sediaan
kurang dari 10 g/detik dimana kecepatan alir dipengaruhi oleh waktu alir dimana waktu alir
mempengaruhi viskositas. Bj sediaan didapatkan 1,03 g/cm3. MC 0,93 % dimana Mc yang
baik yaitu 1 2 % MC yang turun dikarenakan proses pengeringan yang terlalu lama. waktu
rekonstitusi dari hasil evaluasi yaitu 38 detik sedangkan waktu rekonstitusi yang baik yaitu
<30 detik. Volume sedimentasi yaitu mempertimbangkan rasio tinggi akhir endapan (Hu)
terhadap tinggi awal (Ho) pada waktu suspensi mengendap dalam suatu kondisi standar.
F = Hu/Ho
27
Berdasarkan hasil evaluasi sediaan didapat perbandingan volume sedimentasi tinggi akhir
endapan (Hu) terhadap tinggi awal (Ho) pada waktu suspensi mengendap sangat jauh
berbeda.Makin besar fraksi ini, makin baik kemampuan suspensinya (Lachman, 1994)
28
DAFTAR PUSTAKA
Anonim a. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonim b. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonim.
2009.
Suspensi
Oral
Amoxicillin,
(cited
2010
Mar,
4).
Available
from:http//:www.patentstorm.us/
Bhler, V. 1998. Generic Drug Formulations, (cited 2010 Apr, 15). Available from:
http://anhuipharm.com.cn/pdf
Kohli, D. P. S. dan D. H. Shah. 1998. Drug Formulation Manual. India: Easten Publishers G59.
McEvoy and K. Gerald. 2002. AHFS Drug Book 4. USA: American Society of Health System
Pharmacist.
Novak, K. K. 2004. Drug Facts & Comparisons, 58ed. Canada: Facts and Comparisons.
Reynolds, J.E.F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopeia, 28 Edition. London: The
Pharmaceutical Press.
Rowe, R. C., Paul J. S., and Paul J. W. 2003. Hand Book of Pharmaceutical Excipients. USA:
Pharmaceutical Press and American Pharmaceutical Association.
Tjay, T.H. dan K. Rahardja. 2008. Obat-Obat Penting. Jakarta: Elex Media Komputindo.
30