FARMAKOLOGI
“ Skenario 4”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
Tutor:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Surabaya, 2017
Pembimbing
Seorang wanita usia 27 tahun dan sedang hamil 6 bulan datang berobat ke praktek
dokter umum dengan keluhan batuk dan nyeri tenggorokan sejak 3 hari yang lalu.
Pada pemeriksaan vital sign, terlihat peradangan pada tonsil dan pharyng. Dokter
memberikan resep obat bromhexine tablet 3x 8 mg dan amoxicillin kapsul 3x 500
mg sesudah makan.
STEP 1
Kata kunci:
1. Wanita 27 tahun
3. Batuk
4. Nyeri tenggorokan
7. Bromhexine tablet 3x 8 mg
8. Amoxycillin kapsul 3x 500 mg
STEP 2
STEP 3
Hipotesa
1.
2. M
3. Sebelum makan, lambung akan menghasilkan asam lambung. Jika obat
diminum sebelum makan, lambung akan semakin asam dan akan membuat
lambung menjadi iritasi. Namun ada obat yang dapat diserap dalam keadaan
asam ada pula yang dapat diserap dalam keadaan normal.
4. Pemberian bersamaan dengan antibiotika (amoksisilin, sefuroksim,
doksisiklin) akan meningkatkan konsentrasi antibiotika pada jaringan paru.
5. Farmakologi amoxycillin
Amoksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh
bakteri gram negatif seperti Haemophilus Influenza, Escherichia coli,
Proteus mirabilis, Salmonella. Amoksisilin juga dapat digunakan untuk
mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif seperti :
Streptococcus pneumoniae, enterococci, nonpenicilinase-producing
staphylococci, Listeria. Tetapi walaupun demikian, amoksisilin secara
umum tidak dapat digunakan secara sendirian untuk pengobatan yang
disebabkan oleh infeksi streprtococcus dan staphilococcal. Amoksisilin
diindikasikan untuk infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih,
infeksi klamidia, sinusitis, bronkitis, pneumonia, abses gigi dan infeksi
rongga mulut lainnya (Siswandono, 2000).
Farmakodinamik Amoksisilin adalah bakterisidal yang rentan terhadap
organisme melalui penghambatan biosintesis dinding sel mukopeptida
selama tahap penggandaan bakteri (Imoisili, 2008). Amoksisilin lebih
efektif melawan mikroorganisme gram positif dibanding gram negatif, dan
mendemonstrasikan efikasi lebih baik dibanding penisillin, penisillin V dan
dibanding antibiotik lain dalam pengobatan penyakit atau infeksi yang
beragam (Kaur et al., 2011). Amoksisilin bekerja dengan mengikat pada
ikatan penisilin protein 1A (PBP-1A) yang berlokasi didalam dinding sel
bakteri. Penisillin (amoksisilin) mengasilasi penisilin-mensensitifkan
transpeptidase C-terminal domain dengan membuka cincin laktam
menyebabkan inaktivasi enzim, dan mencegah pembentukan hubungan
silang dari dua untai peptidoglikan linier, menghambat fase tiga dan terakhir
dari sintesis dinding sel bakteri, yang berguna untuk divisi sel dan bentuk
sel dan proses esensial lain dan lebih mematikan dari penisillin untuk bakteri
yang melibatkan mekanisme keduanya litik dan non litik (Kaur et al., 2011).
Farmakokinetik Absorpsi dari amoksisilin tidak terganggu oleh makanan.
Amoksisilin berikatan dengan protein dalam plasma sekitar 20% dan
diekskresi dalam bentuk aktif didalam urin (Brunton et al., 2008; Harvey et
al., 2009). Amoksisilin memiliki kegunaan klinik yang luas tidak hanya
karena sebagai antibakteri spektrum luas tetapi juga karena bioavailability
yang tinggi (70-90%) dengan kadar puncak pada plasma terjadi dengan
waktu 1–2 jam dan dosisnya tergantung, umumnya 1,5–3 kali lebih besar
dibanding ampisillin setelah dosis oral. Amoksisilin terdistribusi pada
banyak jaringan termasuk hati, paru, prostat, otot, empedu, asites, cairan
pleura dan sinovial dan cairan okular, terakumulasi dalam cairan amnion
dan melewati plasenta tapi buruk melewati sistem saraf pusat (Kaur et al.,
2011).
Amoksisilin memiliki oral availability 93%. Amoksisilin berikatan dengan
protein didalam plasma 18%. Amoksisilin diekskresikan pada urine sekitar
86% dan pembersihannya 10,8 L/h/70kg. Amoksisilin memiliki volume
distribusi 19 L/70kg dan waktu paruh 1,7 jam (Katzung, 2006). Amoksisilin
dapat melewati plasenta, sedikit diekskresikan pada air susu ibu (ASI) dan
sedikit melewati cerebrospinal fluid (CSF) (Adesanoye et al., 2014).
Amoksisilin generik memiliki waktu paruh absorbsi 2,25 jam, laju absorbsi
(Ka) 0,308/jam, waktu paruh eliminasi 3,25 jam, laju eliminasi (K)
0,185/jam, intersep 580 mg/jam, bioavailabilitas per oral 93%, dan laju
ekskresi 0,498/jam. Amoksisilin generik bermerek memiliki waktu paruh
absorbs 1,75 jam, laju absorbsi (Ka) 0,396/jam, waktu paruh eliminasi 5
jam, laju eliminasi (K) 0,139/jam, intersep 320 mg/jam, bioavalabilitas
amoksisilin per oral 93% dan laju ekskresi amoksisilin 0,477/jam.
Perbedaan dalam farmokinetik antara obat generik dan generik bermerek
dapat mempengaruhi efikasi dan keamanan pada resipien obat (Wahyudin
et al., 2010)
STEP 4
Mind Mapping
STEP 5
Learning Objektif
STEP 6
•Distribusi
Distribusi obat bebas ke seluruh tubuh baik. Amoxicillin dapat
melewati sawar plasenta, tetapi tidak satupun menimbulkan efek
teratogenik. Namun demikian, penetrasinya ke tempat tertentu seperti
tulang atau cairan serebrospinalis tidak cukup untuk terapi kecuali di
daerah tersebut terjadi inflamasi. Selama fase akut (hari pertama),
meningen terinflamasi lebih permeable terhadap Amoxicillin, yang
menyebabkan peningkatan rasio sejumlah obat dalam susunan saraf pusat
dibandingkan rasionya dalam serum. Bila infefksi mereda, inflamasi
menurun maka permeabilitas sawar terbentuk kembali (Mycek,
et.al.,2001).
Amoksisilin terdistribusi pada banyak jaringan termasuk hati, paru,
prostat, otot, empedu, asites, cairan pleura dan sinovial dan cairan okular,
terakumulasi dalam cairan amnion dan melewati plasenta tapi buruk
melewati sistem saraf pusat (Kaur et al., 2011).
•Eliminasi
Amoksisilin memiliki oral availability 93%. Amoksisilin berikatan
dengan protein didalam plasma 18%. Amoksisilin diekskresikan pada
urine sekitar 86%. Jalan utama ekskresi melalui system sekresi asam
organik (tubulus) di ginjal, sama seperti melalui filtrate glomerulus.
Penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis obat yang diberikan harus
disesuaikan (Mycek, et.al.,2001).
Perbedaan amoksisilin generik bermerk dengan amoksisilin generik
berlogo terlihat dari farmakokinetiknya yaitu waktu paruh, laju absorpsi,
dan laju ekskresi. Amoksisilin generik berlogo memiliki waktu paruh
absorpsi 2,25 jam, laju absorpsi 0,308 jam, laju eliminasi 0,185 jam,
bioavailabilitas 93% dan laju ekskresi 0,498 jam. Sedangkan amoksisilin
generik bermerk memiliki waktu paru absorpsi 1,75 jam, 12 laju absorpsi
0,396 jam, laju eliminasi 0,139 jam, bioavailabilitas 93%, dan laju ekskresi
0,447 jam (Kaur et al., 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Brunton et al., 2006. Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis Of
Therapeutics 11th Ed. California: McGraw-Hill.
Depkes R.I. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi Untuk Ibu Hamil dan Menyusui.
Jakarta: Departemen Kesehatan R.I: Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan
Klinik.
Grayson ML, 2010. Kucers’ The Use of Antibiotics 6th ed. London: Edward
Arnold Ltd.
Katzung, B.G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Penerjemah : Agoes, H.A
Edisi ke VI: Jakarta.
Katzung, Bertram G., 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 10. Jakarta:
EGC.
Kaur SP, Rao R dan Nanda S, 2011. Amoxicillin : A Broad Spectrum Antibiotic.
International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 3(3): 30-37.
Mycek M.J., Harvey, R.A., dan Champe, C.C. (2001). “Farmakologi Ulasan
Bergambar. Lippincottt’s Illustrated Reviews: Pharmacology. Penerjemah. Azwar
Agoes”. Edisi kedua. Jakarta: Widya Medika. Halaman 259.