Anda di halaman 1dari 5

Anisa Widia Sudarman

6120019011

TUGAS PEDIATRI

DIFF COUNT

Eosinofil / Basofil / Batang Segmen / Limfosit / Monosit

Shift to the left Shift to the right

Bakteri Virus
Akut Kronis
Leukosit untuk pertahan tubuh terhadap infeksi. Jika terjadi peradangan pada jaringan tubuh,
leukosit akan pindah menuju ke jaringan yang mengalami radang dengan cara menembus
dinding kapiler.

Granulosit  Eosinofil, basophil, neutrophil

Agranulosit  Limfosit, Monosit

Neutrofil bersifat fagosit dan dapat masuk ke dalam jaringan yang terinfeksi. Neutrophil adalah
sel yang paling cepat bereaksi terhadap radang dan luka, daripada leukosit lainnya. Terdapat 2
jenis, neutrophil batang dan segmen.

Neutrophil meningkat (neutrofilia)  infeksi akut, keracunan bahan kimia dan logam berat,
gangguan metabolic (uremia, dll), nekrosis jaringan, peradangan. Peningkatan neutrophil
pada keadaan fisiologis  olahraga, stress, emosi.

Neutrophil menurun (neutropenia)  leukemia, anemia, umur neutrophil yang memendek


karena penggunaan obat, gangguan pembentukan neutrophil karena radiasi / obat-obatan.

Eosinophil bersifat fagosit dan menghasilkan antibody terhadap antigen yang dikeluarkan oleh
parasite. Eosinophil terlibat dalam alergi dan infeksi (terutama parasite) dalam tubuh.

Eosinophil meningkat  alergi (histamin yang dilepaskan pada reaksi antigen antibody
merupakan substansi khemotaksis yang menarik eosinophil), infeksi (teritama parasite),
penyakit kulit

Eosinophil menurun  syok, luka bakar, efek konsumsi steroid per oral/injeksi, konsumsi
epinefrin yang dapat menurunkan jumlah eosinophil dan basophil.

Basofil berperan dalam reaksi alergi jangka panjang. Basophil jarang ditemukan di darah tepi
normal. Pada reaksi antigen-antibodi basophil melepas histamin dari granula nya. Di jaringan,
basophil menjadi sel mast.

Basophil meningkat  inflamasi/radang, infeksi, leukemia.


Basophil menurun  stress, kehamilan.

Monosit diproduksi dari jaringan limpatik dan berada pada darah, jaringan ikat dan rongga
tubuh. Monosit bersifat fagosit mikroorganisme (khususnya jamur dan bakteri) dan pada reaksi
imun. Tugas tambahan monosit adalah memberikan potongan pathogen pada sel T sehingga
pathogen tersebut dapat di hafal. Monosit bisa berkembang dan membesar menjadi makrofag.

Monosit meningkat  Infeksi

Monosit menurun  leukemia limposit dan anemia aplastic

Limfosit berperan dalam proses kekebalan dan pembentukan antibody. Limfosit lebih umum di
system limfa. Jumlah limfosit pada anak-anak lebih banyak daripada pada dewasa. Berdasarkan
fungsinya, limfosit dibagi menjadi:

 Limfosit B  berasal dari sel stem di dalam sumsum tulang dan tumbuh menjadi sel
plasma yang menghasilkan antibody. Limfosit B membut antibody yang mengikat
pathogen dan dihancurkan. Setelah ada serangan, beberapa limfosit B akan mengingatnya
 Limfosit T  terbentuk jika sel stem dari sumsum tulang pindah ke kelenjar thymus,
yang akan terjadi pembelahan dan matang. Di dalam kelenjar thymus limfosit T belajar
membedakan mana benda asing dan yang bukan. Limfosit T dewasa meninggalkan
kelenjar thymus dan masuk ke dalam pembuluh getah bening. Limfosit T akan bekerja
sama dengan makrofag untuk menyerang virus/bakteri secara spesifik. Limfosit T adalah
sel pertahan akhir karena dapat melindungi tubuh secara langsung / mengaktifkan imun.
 Sel T sitotoksik (sel CD8 + T)  Terlibat dalam penghancuran langsung sel-
sel yang telah menjadi kanker atau terinfeksi virus. Sel T sitotoksik
mengandung butiran (kantung yang berisi enzim pencernaan atau zat kimia
lainnya) sehingga mereka memanfaatkan menyebabkan sel target untuk pecah
dalam proses yang disebut apoptosis.
 Sel T helper (sel CD4 + T)  mengendapkan produksi antibodi oleh sel B
dan juga memproduksi zat yang mengaktifkan sel T sitotoksik dan sel darah
putih yang dikenal sebagai makrofag.
 Sel T regulatory atau sel T penekan  menekan respon sel B dan sel T
lainnya terhadap antigen. Penekanan ini diperlukan agar respon imun tidak
berlanjut begitu tidak lagi dibutuhkan. Cacat pada sel T regulator dapat
menyebabkan perkembangan penyakit autoimun.
 Natural Killer T (NKT)  Memiliki nama yang sama dengan jenis limfosit
yang berbeda yang disebut sel pembunuh alami. Sel NKT adalah sel T dan
bukan sel pembunuh alami. membedakan sel yang terinfeksi atau kanker dari
sel tubuh normal dan sel serangan yang tidak mengandung penanda
molekuler yang mengidentifikasi mereka sebagai sel tubuh. Salah satu jenis
sel NKT yang dikenal sebagai sel pembunuh alami T (iNKT) invarian,
melindungi tubuh terhadap obesitas dengan mengatur peradangan pada
jaringan adiposa.
 Sel T memory  membantu sistem kekebalan tubuh mengenali antigen yang
sebelumnya ditemukan dan meresponsnya dengan lebih cepat dan untuk
jangka waktu yang lebih lama.

Limfosit meningkat  infeksi kronik  TB, sifilis, pertussis

Limfosit menurun  produksi limfosit menurun karena konsumsi kortikosteroid dan obat-
obatan sitotoksis.
CROUP

Patogen (paling sering Menyerang mukosa


virus parainfluenza 1 nasofaring
dan 2)

Pelepasan sitokin pro


Turun ke laring inflamasi (TNFa, IL1, IL6)
dan trakea

Endotelium Meningkatkan
Inflamasi Menginfeksi hipotalamus permeabilitas kapiler
pada trakea sel epitelium di mukosa nasal

Prostaglandin
Penyempitan Edema lamina Coryza Hidung buntu
trakea propria,
submucosa, Gangguan
adventitia termoregulasi
Turbulensi hipotalamus
Frekuensi nafas
meningkat aliran udara Penyempitan
laring dan iritasi Demam
pita suara
Inspirasi Ekspirasi
Respiratory
distress
Stridor Barking ‘seal’ Suara serak
cough

Tanda patognomoni croup


Penyempitan laring  AP neck Xray  Steeple Sign

Anda mungkin juga menyukai