Anda di halaman 1dari 17

Asuhan Keperawatan

Pada Pasien Cedera Kepala

ERA FATMAWATI
MINDI MELYANI
Pengertian

• suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat


kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan
oleh serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat
mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif.
Anatomi Fisiologi
• Kulit Kepala
• Tulang Tengkorak
• Meningen
• Otak
• Cairan Serebrospinalis
• Tentorium
• Perdarahan otak
Etiologi
• Kecelakaan
• Kecelakaan karna olahraga
• Cedera akibat kekerasan.
Patofisiologi
• Cedera primer, yang terjadi pada waktu benturan, mungkin karena
memar pada permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera
robekan atau hemoragi. Sebagai akibat, cedera sekunder dapat
terjadi sebagai kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atau
tak ada pada area cedera. Konsekuensinya meliputi hiperemi
(peningkatan volume darah) pada area peningkatan permeabilitas
kapiler, serta vasodilatasi arterial, semua menimbulkan
peningkatan isi intrakranial, dan akhirnya peningkatan tekanan
intrakranial (TIK). Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan
cedera otak sekunder meliputi hipoksia, hiperkarbia, dan hipotensi.
Klasifikasi
Minor
•GCS 13 – 15
• Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30 menit.
• Tidak ada kontusio tengkorak, tidak ada fraktur cerebral, hematoma.

Sedang
GCS 9 – 12
• Kehilangan kesadaran dan amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24 jam.
• Dapat mengalami fraktur tengkorak.
Berat
GCS 3 – 8
• Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam.
• Juga meliputi kontusio serebral, laserasi, atau hematoma intrakranial.
Tanda dan Gejala
• o Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih
• o Kebingungan
• o Pucat
• o Mual dan muntah
• o Pusing kepala
• o Terdapat hematoma
• o Kecemasan
• o Sukar untuk dibangunkan
• o Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang
keluar dari hidung (rhinorrohea) dan telinga (otorrhea) bila
fraktur tulang temporal.
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium: darah lengkap (hemoglobin, leukosit,
CT, BT)
• Rotgen Foto
• CT Scan
• MRI
Penatalaksanaan
A. Konservatif
– Bedrest total
– Pemberian obat – obat (metasol/kalmetason) sebagai
pengobatan anti edema serebraldosis sesuai dengan
keparahan cedera.
– Observasi TTV dan tingkat kesadaran
B. Pembedahan
C. Pemeriksaan penunjang
Komplikasi
• Hemorrhagie
• Infeksi
• Edema
• Hemiasi
• Koma
• Kematian otak
• Kejang
• Kerusakan pembuluh darah dan Syaraf
• Gangguan kecerdasan
• Gangguan Komunikasi
Konsep Dasar Keperawatan
Pengkajian
• Airway
Kepatenan jalan nafas, apakah ada secret, hambatan jalan napas.
• Breathing
Pola nafas, Fr pernafasan, kedalaman pernafasan, Irama pernafasan,
tarikan dinding dada, penggunaan otot bantu pernafasan,
pernafasan cuping hidung.
• Circulation
Fr nadi, tekanan darah, adanya perdarahan, kapiler refill
• Disability
Tingkat kesadaran, GCS. Dan tingkat nyeri.
• Exposure
Suhu, dan lokasi luka.
Diagnosa Keperawatan
• Resiko tidak efektifnya jalan nafas dan tidak
efektifnya pola nafas berhubungan dengan gagal
nafas, adanya sekresi, gangguan fungsi pergerakan,
dan meningkatnya tekanan intrakranial.
• Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan edema serebral dan peningkatan tekanan
intrakranial.
• Resiko kurangnnya volume cairan berhubungan
dengan mual dan muntah.
• Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan edema serebral dan peningkatan tekanan
intrakranial.
• Resiko injuri berhubungan dengan menurunnya
kesadaran atau meningkatnya tekanan intrakranial.
• Nyeri berhubungan dengan trauma kepala.
• Resiko infeksi berhubungan dengan adanya injuri.
• Kecemasan keluarga berhubungan dengan kondisi
penyakit akibat trauma kepala
• Resiko gangguan integritas kulit berhubungan
dengan immobilisasi.
ANY QUESTION ?????????

THANKS FOR ATTENTION


GUYS !!!!!!!

Anda mungkin juga menyukai