Poisoning
Poisoning
ER-10 3
Self Poisoning
ER-10 6
Namun ada beberapa bahan kimia yang
memberikan tanda/gejala khusus bila terjadi
keracunan
Mis. :
Gol. Hipnotik : menimbulkan koma dengan tonus
dan reflek otot menurun
7
Riwayat overdosis obat (OD) sering tidak dapat
dipercaya. Sehingga seseorang harus memiliki
tingkat kecurigaan yang tinggi dan asumsikan
kemungkinan overdosis berbagai macam obat
termasuk konsumsi alcohol.
Buah-buahan Etanol
Kapur barus Kamper/naftalene
Buah Almond Sianida
Pelitur Sianida
Stove gas Karbonmonoksida
Telur busuk Hidrogen sulfide
Bawang putih Arsenik/parathion
Wintergreen metilsalisilat
Catatan : Karbon monoksida tidak berbau. Stove gas berbau karena adanya zat
berbau busuk yang dikenal senagai merkaptan.
Pemeriksaan Neurologik
Tingkat Kesadaran : Lihat beberapa jenis obat
dan racun yang dapat menyebabkan koma atau
stupor
CNS Depressan Umum Hipoksia selular
Antikolinergik Karbonmonoksida
Antihistamin Sianida
Barbiturat HIdrogen sulfida
Antidepresan gol.siklik Metamoglobinemia
Etanol dan alcohol lain
Fenotiazin
Obat sedative-hipnotik
Zat Simpatolitik Mekanisme yang tidak diketahui
Klonidin Bromida
Metildopa Hypoglicaemic agents
Opiat Litium
Phencyclidine
Salisilate
Pupil : obat–obat dan racun yang berefek pada pupil :
MIOSIS (‘COPS’) MIDRIASIS (‘AAAS’)
C Cholinergics, klonidin A Antihistamin
O Opiat, organofosfat A Antidepresan
P Phenotiazines A Antikolinergik, atropin
S Sedatif-hipnotik S Simpatomimetik (kokain,
amfetamin)
Fits/kejang disebabkan oleh zat dibawah ini
(‘OTIS CAMPBELL’)
O Organofosfat C Camphor, cocaine
T Cylic antidepressan A Amfetamin
I Insulin, isoniazide M Metilxantin
S Sympathomimetics P PCP (Phencyclidine)
B Beta blocker
E Ethanol
L Lithium
L Lead
Tanda Fokal : lihat penyebab yang lain,-> trauma
Kulit
Diaforesis (‘SOAP”) dan Hipoglikemi
S Simpathomimetics
O Organofosfat
A ASA (Salisilat)
P PCP dan hipoglikemi
Kulit Kering : Antikolinergik
Blistering/Melepuh
1. Karbonmonoksida
2. Barbitur
3. Sulphur mustard
4. lewisite
Kulit menjadi Berwarna
Merah : Antikolinergik
Sianida
Karbonmonoksida
Biru : Metamoglobinemia
Terdapat bekas tusuk jarum : opioid
Toxidromes
Opioid
1. Koma
2. Depresi respiratori
3. Pinpoint pupil
4. Hipotensi
5. Bradikardi
Kolinergik (‘SLUDGE”) misalnya
organofosfat/karbamat
1. ‘Drowning in their own secretions’ (tenggelam
dalam sekret mereka sendiri)
a. Bronchorrhoe
b. Spasme bronkus
c. Edema pulmonal
2. AMS
3. Kelemahan otot dan paralise
4. Bau bawang putih
Antikolinergik; misal antihistamin, siklik
antidepressant, homatropin, skopolamin
Hipertermi
Vasodilatasi kutan
Penurunan salivasi
Sikloplegia dan midriasis
Delirium dan halusinasi
Tanda-tanda lainnya
◦ Takikardi
◦ Retensi urin
◦ Penurunan motilitas GIT/ hilangnya bising usus
Salisilat
Demam
Takipneu
Vomiting
Letargi (jarang terjadi koma)
Tinnitus
Simpatomimetik misal : kokain, amfetamin
Hipertensi
Takikardi
Hiperpireksi
Midriasis
Ansietas atau delirium
Sedatif-hipnotik misal : barbiturate,
benzodiazepine
Perubahan pupil yang tidak dapat
diprediksi
Kebimgungan atau koma
Depresi nafas
Hipotermi
Vesikel atau bulae
Ekstrapiramidal : Gambaran parkinsonian
(‘TROD”)
Tremor
Rigiditas
Opistotonus, krisis okulogirik
Disfonia, disfagi
Kategori obat ini termasuk ‘zines’
Klorpromazin (Largactil/Thorazine)
Proklorperazin (Stemetil/Compazine)
Haloperidol (Haldol)
Metoklopramide (Maxolon/Reglan)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
FBC : peningkatan TWC = infeksi/zat besi/teofilin/hidrokarbon
Elektrolit Serum
Anion Gap = [Na+] - [HCO3-]- [Cl-]
Anion gap normal = 8 sampai 16 mEq/l
Asidosis metabolic/peningkatan anion gap
C Carbonmonoxide, sianida M Metanol, metamoglobin
A Alkoholic ketoacidosis U Uremia
T Toluene D Diabetik ketoasidosis
P Paraldehide
I INH/Besi
L Laktic asidosis
E Etilen glikol
S Salisilat, solvent/pelarut
Serum Urea dan kreatinin : untuk
mengidentifikasi adanya disfungsi ginjal
Pemeriksaan toksikologi terhadap
kadar obat, bermanfaat pada :
1. Paracetamol
2. Salisilat
3. Kolinesterase
4. Besi
5. Litium
6. Teofilin
7. Karbonmonoksida
Foto X Ray
Dada
Agen yang toksik terhadap pulmo, contoh
hidrokarbon/gas toksik/racun/paraquat
edema pulmonal non kardiak, contoh :
opiate/fenobarbiton/salisilat/karbonmonoksida
Abdominal : toksin radioopaque pada foto x ray
(‘CHIPES”)
C Chloral hydrate
H Heavy metal /logam berat
I Iron (besi)
P Phenothiazine
E Enteric-coated preps (salisilat)
S Sustained release products (teofilin)
EKG
Siklik antidepresan mempengaruhi system
konduksi kardiak, misal PR yang memanjang dan
QRS interval yang memanjang
Manajemen
Pasien dengan AMS atau instabilitas
hemodinamik harus ditangani pada area critical
care. Walaupun banyak kasus OD yang dapat
ditangani pada area intermediate care.
Kasus Pada Area Critical Care
Peralatan manajemen airway harus selalu dalam
keadaan tersedia.
Obat resusitasi harus selalu tersedia
Berikan suplemen O2 untuk maintenance
SPO2paling tidak 95%)
Monitoring EKG, tanda-tanda vital, tiap 5- 15
menit, pulse oksimetri
Pasang jalur iv perifer
Labs
Pasang kateter (tergantung kasus)
Kontrol kejang dan diritmia
Dekontaminasi
Tergantung pada agent yang terlibat,
perlengkapan proteksi yang tepat harus
digunakan. Pada kadar minimal, petugas
harus mematuhi seluruh peraturan dasar
yang berlaku.
Prosedur dekontaminasi:
Pindah dari area yang terkontaminasi
Buka seluruh pakaian yang terkontaminasi
sikat bersih seluruh kulit dari kontaminasi
bubuk untuk menghindari reaksi
eksotermik ketika kontak dengan air yang
digunakan untuk dekontaminasi.
Cuci seluruh area dengan air dan/atau larutan
sabun (dan shampoo rambut). Gunakan scrub
yang halus jika ada.
Area yang harus diperhatikan adalah kepala,
aksila, ‘groin’ dan punggung.
Sikat bagian bawah kuku
Irigasi mata jika terkontaminasi
semua luka yang terbuka harus didekontaminasi
dengan air.
Dekontaminasi Lambung
Dilusi : air/susu
Indikasi : Tidak dipertimbangkan kecuali pasien
telah menelan sejumlah zat racun yang
berbahaya bagi jiwa dalam waktu 1 jam sejak
ditelan. Walaupun demikian, manfaat klinis belum
dapat dipastikan melalui penelitian yang ada.
Kontra indikasi menelan zat korosif
Menelan zat distilasi petroleum
Keadaan kejang
Menelan zat Non toxic
Menelan bahan yang tajam
Prosedur :
Gunakan Tube yang paling besar
Untuk memproteksi jalan nafas
Tempatkan pasien pada posisi left lateral dan
posisi mild tredelenburg
Periksa penempatan tube dengan benar
Aspirasi isi lambung dan simpang specimen
untuk dikirim/diperiksa
Lakukan cuci lambung dengan cairan
Ulangi hingga cairan yang dicuci telah jernih
Arang aktif
Indikasi : dapat dipertimbangkan jika pasien telah
menelan sejumlah zat toksik (yang dapat diserap
oleh arang aktif) dalam waktu 1 jam.
Obat-obatan yang dapat diserap oleh Arang aktif:
Asetaminofen Digoksin Meprobamate Fenilpropanolamin
Amfetamin Ethchlorvynol Mercuric Chlori Fenitoin
Arsenik Glutethamide Metilsalisilat Propoksifen
Aspirin Imipramide Morfin Quinidin
Chlorpheniramine Iodine Nortryptilin Quinine
Klorpromazine Ipekak Paraquat Salisilat
Kokain Isoniazide Fenobarbitone Secobarbitone
Tindakan untuk meningkatkan usaha Eliminasi
Forced alkaline diuresis
Alkalinisasi : alkalinisasi urin untuk meningkatkan
eliminasi asam lemah memiliki peran yang terbatas pada
salisilat, fenobarbitone, dan herbisida 2,4 (asam
diklorofenoksiacetik [2,4-D]).
Regimen Siklus 1,5 L cairan/3jam:
500 ml Dekstrose 5% + NaHCO3 8,4% pada 1-
2ml/kgBB
500 ml Dekstrose 5% + 30ml potassium chloride 7,45%
500 ml NS
IV furosemide 20 mg pada akhir dari siklus
Monitor pH serum dan elektrolit : pH urin harus
dipertahnakan pada pH ≤ 8.
Hemodialisis, indikasinya pada :
Etilenglikol
Metanol
Lithium (dengan perubahan CNS yang signifikan)
Salisilat (dengan kejang, AMS, asidosis metabolic
yang hebat serta level serum > 100mg/dl).
Antidotum Spesifik terhadap Toksin
Toksin Antidotum
Asetaminofen, N-acetylcysteine (parvolex) tiap 1 ml mengandung
parasetamol 200mg Parvolex)
Arsenik, merkuri, lead BAL (Dimercaprol)
Atropin Physostigmine
Benzodiazepin Flumazenil (anexate)
Karbonmonoksida Oksigen
Sianida Amyl nitrite pearls
Ethylen glycol, methanol Sodium nitrit (larutan 3%)
Besi Sodium tiosulfat (larutan 25%)
Lead Etanol (10%) dicampur dengan D5W
Nitrit Desferoksamin
Organofosfat EDTA : kalsium disodium edetate
Opioids Methylen blue (larutan 1%)
Fenotiazin Atropin
Isoniazid (INH) Pralidoxime (2-PAM)
Digoksin, digitoksin, oleander Nalokson
Benxtropin (cogentin)
Difenhidramin
Piridoksin
Digitalis fab fragment (Digibind)
TERIMAKASIH