Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK IIIA

1. Hafsah Tahir
2. Maryam Marzuki
3. Mersi Lusy Tinus
4. Muh Fazlur Aiman
5. Sri Yulianti
6. Wahyuningsih
ANATOMI FISIOLOGI
Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan
bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf.

Fungsi sistem saraf yaitu :


1. Mendeteksi perubahan dan merasakan sensasi
2. Menghantarkan informasi dari satu tempat ke tempat
yang lain
3. Mengolah informasi sehingga dapat digunakan segera
atau menyimpannya untuk masa mendatang sehingga
menjadi jelas artinya pada pikiran.
1. OTAK
Merupakan alat tubuh yang sangat vital karena pusat
pengatur untuk seluruh alat tubuh,terletak di dalam rongga
tengkorak (Kranium) yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat.

a. Otak besar : untuk pusat b. Otak tengah : Menjaga


pengaturan semua aktivitas tetap tegak dan
mental yaitu berkenaan mempertahankan
dengan kepandaian keseimbangan, Membantu
(Intelegensi), ingatan pigmen mata dan mengangkat
(memori), kesadaran,pusat kelopak mata, Memutar mata
menangis,keinginan buang air dan pusat pergerakan mata
besar maupun kecil.
c. Otak kecil : Pusat keseimbangan d. Medula oblongata :
Mengkoordinasi dan Mengontrol kerja jantung,
mengendalikan ketepatan gerakan Vasokonstriksi, Pusat
otot dgn baik pernafasan, Mengontrol
Menghantarkan impuls dari otot- kegiatan refleks.
otot bagian kiri dan kanan tubuh

2. MEDULA SPINALIS

Merupakan bagian SSP yang terletak di dalam canalis cervikalis


bersama ganglion radix pons yang terdapat pada setiap foramen
intervertebralis terletak berpasangan kiri dan kanan. Fungsinya :
- Penghubung impuls dari dan ke otak
- Memungkinkan jalan terpendek pada gerak reflek
- Organ ini mengurus persyarafan tubuh,anggota badan dan bagian
kepala
SISTEM SARAF PERIFER (TEPI)

1. 12 pasang saraf serabut otak ( saraf cranial ) yang


terdiri dari 3 pasang saraf sensorik, 5 pasang saraf
motorik dan 4 pasang saraf gabungan.
2. 31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( saraf spinal
) yang terdiri dari 8 pasang saraf leher,12 pasang saraf
punggung,5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf
pinggul dan 1 pasang saraf ekor.
PATOFISIOLOGI
DEFINISI

Penyakit Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom


Parkinson (Parkinsonismus) merupakan suatu penyakit
karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan
atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia
nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine
deficiency).
EPIDEMIOLOGI

Prevalensi parkinson disease diperkirakan 1,4% pada


orang berusia >55 tahun dan meningkat seiring dengan
bertambahnya usia.
• 55-64 tahun (prevalensi 1,3%)
• >95 tahun (prevalensi 4,3%)

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara prevalensi


laki-laki dan perempuan.
Diagnosis clinical PD dibuat jika pasien
memperlihatkan bradykinesia disertai minimal satu dari
gejala seperti symptoms :
1. Rigiditas pada otot
2. Resting tremor (4-6 Hz) tremor pada tangan irama
teratur (40-70 beats/secod) yang disebut pill-rolling
3. Gangguan keseimbangan

Kesulitan terutama pada : postur, keseimbangan dan


pola berjalan
Gerakan halus : tulis tangan, mengancing baju
Gerakan otomatis : mengedipkan mata, menelan, batuk,
ayunan lengan
ETIOLOGI
Etiologi Parkinson primer belum diketahui, masih
belum diketahui. Terdapat beberapa dugaan, di antaranya
ialah : infeksi oleh virus yang non-konvensional (belum
diketahui), reaksi abnormal terhadap virus yang sudah
umum, pemaparan terhadap zat toksik yang belum
diketahui, terjadinya penuaan yang prematur atau
dipercepat.
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak,
tepatnya di substansi nigra. Suatu kelompok sel yang
mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki
(involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa
mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak
disadarinya. Mekanis-me bagaimana kerusakan itu belum
jelas benar.
Beberapa hal yang diduga bisa menyebabkan parkinson
adalah sebagai berikut:

1. Usia
2. Geografi
3. Periode
4. Genetik
5. Faktor lingkungan
- Xenobiotik
- Pekerjaan
- Infeksi
- Diet
- Trauma kepala
- Stress dan depresi
PATOFISIOLOGI

Penyakit parkonson terjadi ketika sel saraf atau neuron


yang di dalam otak (substansia nigra) matu atau menjadi
lemah. Secara normal sel ini menghasilkan bahan
kimianyang penting di dalam otak (dopamine). Dopamin
adalah suatu bahan kimia yang dapat menghantarkan
sinya-sinyal listrik diantara substantia nigra dan
disepanjang jalur sel saraf yang akan membantu
menghasilkan gerakan tubuh yang halus. Ketika kira-
kira 80% sel yang memperoduksi dopamine rusak,
gejala penyakit parkinson akan nampak.
Secara sederhana, penyakit atau kelainan sistem
motorik dapat dibagi sebagai berikut :

1. Piramidal ; kelumpuhan disertai reflek tendon yang


meningkat dan reflek superfisial yang abnormal
2. Ekstrapiramidal : didomonasi oleh adanya gerakan-
gerakan involunter
3. Serebelar : ataksia alaupun sensasi propioseptif
normal sering disertai nistagmus
4. Neuromuskuler : kelumpuhan sering disertai atrofi
otot dan reflek tendon yang menurun
PROSES FISIOTERAPI
A. Anamnesis umum
Nama : Tn. H
Umur : 61 th
Jenis kelamin : laki -laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Sudirman

B. Anamnesis khusus
Keluhan utama : gemetar pada kedua tangan dan kaki,
kaku dan pola jalan tidak seimbang dan mudah jatuh
Lokasi keluhan : kedua tangan dan kaki
Kapan terjadi : 1 tahun yang lalu namun memburuk
seminggu yang lalu
Penyebab : tidak diketahui
Faktor yang memperberat : Istirahat
Faktor yang memperingan :-
Riwayat penyakit keluarga :-
Riwayat penyakit : hipertensi
Riwayat opname : Ya. Satu minggu sebelumnya pasien
diopname karena mual dan BAB tidak terkendali
Riwayat obat-obatan : Ya. Resep dokter diberikan
levodopa
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Vital Sign Inspeksi
Tekanan darah : 140/90 mmHg - Statis :
Denyut nadi : 86 x/menit 1. Postur membungkuk
Pernapasan : 22x/menit 2. Wajah datar
Suhu : 36.5o C 3. Komunikasi kurang baik
Saturasi O2 : 98 % 4. Gejala tremor muncul saat
istirahat

Dinamis :
1. Saat diminta menggerakkan tangan dan kaki , gerakan kaku
2. Pola jalan abnormal , langkah kecil , gerakan mengayun lambat
lemah , dan sulit berhenti saat mulai berjalan.
3. Gangguan koordinasi gerakan
4. Bradykinesia (gerakan lambat)
Palpasi :
Hipertonus, spasme otot fleksor dan ekstensor neck,
bicep, fleksor wrist dan gactrocnemius

PEMERIKSAAN MMT :
SPESIFIK Extremitas superior dextra : 4
VAS : 2 Extremitas inferior dextra: 4
Tes sensasi Extremitas superior sinistra : 4
Extremitas inferior sinistra: 4
Rasa raba: normal
Rasa thermal: normal
Rasa nyeri: normal

Skala asworth
Nilai 3 (peningkatan tonus lebih nyata sepanjang
sebagian besar ROM, tapi sendi masih mudah
digerakkan.
Tes koordinasi dan keseimbangan :
1. Tes Romberg : +
2. Finger to nose test : mampu tapi terdapat gangguan
3. Nose finger nose test : mampu tapi terdapat gangguan
4. Finger to finger test : mampu tapi terdapat gangguan
5. Heel to knee to toe test : mampu tapi terdapat
gangguan
Transfer
Bridging : mampu dengan bantuan
Geser pantat : mampu dilakukan
Tidur ke duduk : mampu dilakukan
Sitting balance : mampu dilakukan
Stand balance : ada gangguan keseimbangan
Berpindah tempat : mampu dengan bantuan
Berg Balance Test
Skor 28/56 = keseimbangan terganggu

Index bhartel : skor 10 (cacat sedang)


DIAGNOSA dan PROBLEM
FISIOTERAPI
Diagnosa : “Gangguan Gerak Dan Fungsional Disertai
Postur Imbalance Et Cause Parkinson Disease”

Problem fisioterapi :
1. Impairment :
• Tremor
• Kekakuan gerak disertai nyeri
• Bradikinesia
• Gangguan postur dan keseimbangan
• Gangguan pola berjalan
2. Activity limitation :
• Kesulitan untuk mengontrol pola berjalan
• Kesulitan untuk transfer akibat tremor dan rigiditas
• Gangguan ADL

3. Patricipation restriction :
• Kurangnya rasa percaya diri
• Kesulitan untuk berkomunikasi dengan anggota
keluarga dan dalam masyarakat
• Tidak mampu untuk melakukan pekerjaan sehari-hari
• Terhambat dalam beribadah
INTERVENSI FISIOTERAPI

1. IRR
2. Terapi Range of Motion (ROM) : Strenghtening
3. Neurodevelopmental Treatment (NDT) : Bobath-
Training
4. Proprioceptif Neuromuscular Facilitation (PNF)
5. Breathing exercise
6. Latihan keseimbangan :
- Posisi duduk
- Posisi berdiri
7. Latihan koordinasi
• Dilakukan pada posisi berdiri maupun duduk
untuk gerak jari ke hidung, jari pasien ke jari
terapis, jari ke jari tangan pasien, gerak oposisi
jari tangan dan gerakan lain yang ada pada
pemeriksaan koordinasi non-ekuilibrium.
• Frenkel’s exercise :
1. Posisi tidur terlentang (Lying)
2. Posisi duduk
3. Posisi berjalan
4. Latihan untuk ekstremitas atas
8. Gayt training
9. Senam Parkinson

Anda mungkin juga menyukai