Anda di halaman 1dari 41

YULIANA TRI PAMUNGKAS

(16808141063)
BAB 4
Kepemimpinan Partisipatif,
Pendelegasian, dan
Pemberdayaan
PENGERTIAN

Kepemimpinan
Partisipatif Pendelegasian Pemberdayaan
Menyangkut usaha manajer Jenis pembagian kekuasaan Melibatkan persepsi para
untuk mendorong dan yang terjadi jika manajer anggota organisasi bahwa
memfasilitasi partisipasi meminta bawahannya untuk mereka memiliki
orang lain dalam mengambil alih tanggung kesempatan untuk
pengambilan keputusan jawab untuk membuat menentukan peran
yang penting. keputusan yang sebelumnya pekerjaan mereka,
dibuat oleh manajer mencapai pekerjaan yang
tersebut. bermakna, dan
mempengaruhi peristiwa
penting.

1
SIFAT KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF

Kepemimpinan partisipatif menyangkut penggunaan berbagai macam


prosedur keputusan yang memberi orang lain pengaruh tertentu terhadap
keputusan pemimpin tersebut.
Pemberdayaan Pembagian
kekuasaan

Desentralisasi ISTILAH LAIN Konsultasi

Pengambilan
Manajemen yang
keputusan
demokratis
bersama

2
Macam-macam Partisipasi

KEPUTUSAN OTOKRATIS KONSULTASI KEPUTUSAN BERSAMA PENDELEGASIAN


•Menanyakan pendapat dan
• Membuat keputusan sendiri gagasan kemudian mengambil • Manajer bertemu • Manajer memberikan
tanpa meminta pendapat keputusan sendiri
•Macam konsultasi: (1) dengan orang lain otoritas dan tanggung
dari orang lain Pemimpin tidak melakukan
konsultasi, tetapi bersedia untuk mendiskusikan jawab untuk membuat
• Tannenbaum dan Schmidtn memodifikasi saat ada
keberatan, (2) Pemimpin masalah kemudian keputussan kepada
(1958) membedakan memberikan usulan dan secara
aktif meminta saran perbaikan, mengambil keputusan orang lain atau grup.
menjadi dua macam: (1) (3) Pemimpin memberikan
masalah dan memnita orang bersama.
Gaya “memberi tahu “dan lain berpartisipasi dalam
(2) Gaya menjual melakukan analisis dan
pengembangan pemecahan
masalah

3
Gambar 4-1. Kontimum Prosedur Pengambilan
Keputusan

Keputusan Keputusan
Konsultasi Pendelegasian
otokratis bersama

Tanpa pengaruh Pengaruh besar


orang lain dari orang lain

4
KONSEKUENSI KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF
(Gambar 4-2. Model Sebab Akibat pada Kepemimpinan
Partisipatif)

Prosedur Keputusan Proses Penjelasan Manfaat Potensial


• Memahami masalah
• Keputusan otokratis • Kualitas keputusan
• Pemecahan masalah
• Konsultasi • Penerimaan keputusan
integratif
• Keputusan bersama • Kepuasan tinggi
• Identifikasi solusi
• Pendelegasian • Pengembangan
• Keadilan prosedural

Variabel Situasi
• Manfaat keputusan
• Distribusi pengetahuan
• Kesesuaian sasaran
• Tekanan waktu
• Ciri + nilai anggota 5
Tujuan Para Partisipan yang Berbeda-beda

•Meningkatkan kualitas keputusan dengan memanfaatkan pengetahuan dan keahlian pemecahan masalah dari para bawahan.
•Meningkatkan penerimaan bawahan atas keputusan itu dengan memberikan rasa kepemilikan bagi mereka.
•Mengembangkan keterampilan pembuatan keputusan dari para bawahan.
KONSULTASI KE
ARAH BAWAH •Memudahkan penyelesaian konflik dan pembentukan tim.

•Meningkatkan kualitas keputusan saat rekan sejawat memiliki pengetahuan yang relevan tentang penyebab masalah tertentu dn solusi
yang mungkin tersedia.
KONSULTASI
HORIZONTAL •Memudahkan koordinasi dan kerjasama antar para manajer subunit organisasi berbeda dengan tugas yang saling bergantung.

•Memungkinkan manajer mengambil keahlian atasan, yang mungkin lebi besar dari keahlian manajer itu.
•Memungkinkan manajer mengetahui bagaimana perasaan atasan tentang masalah tertentu dan kemungkinan reaksinya terhadap berbagai
proposal.
KONSULTASI KE
ARAH ATAS •Konsultasi yang berlebihan dengan atasan menunjukkan kurangnya rasa percaya diri dan inisiatif.

6
PENELITIAN TERHADAP DAMPAK
KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF

Pelopor: Contoh penelitian:


▰ Lewin, Lippit, dan White Bragg dan Andrews (1973)
(1939) yang melakukan studi kuasi-
▰ Coch dan French (1948) eksperimen mengenai
partisipasi di departemen
pencucian pakaian di rumah
sakit tertentu.

7
Pengaruh dari Partisipasi

Temuan dari penelitian kualitatif: Rangkuman dari 50 tahun penelitian:


Para manajer yang effektif Kepemimpinan partisipatif terkadang
menggunakan konsultasi yang menghasilkan kepuasan, usaha, dan
cukup banyak dan pendelegasian kinerja yang lebih tinggi, dan di waktu
yang cukup besar untuk lainnya tidak demikian.
memberdayakan para bawahan dan
membuat mereka merasa memiliki
aktivitas serta keputusan itu.

8
Keterbatasan Penelitian Partisipasi

▰ Penelitian survei lapangan dibatasi oleh pengukuran masalah dan kesulitan


untuk menentukan arah sebab-akibat.
▰ Eksperimen lapangan dan penelitian kuasi-eksperimen hanya
membandingkan dua prosedur keputusan.
▰ Ukuran konsekuensi partisipasi dalam banyak kajian adalah kepuasan dan
kinerja bawahan secara umum, bukn kepuasan terhadap cara menangani
keputusan khusus atau komitmen untuk menerapkan keputusan itu secara
efektif. Selain itu, banyak kajian gagal untuk mengukur pengaruh yang
mendasari dan proses motivasi yang bisa menjelaskan bagaimana
partisipasi mempengaruhi penerimaan keputusan.
9
MODEL KEPUTUSAN NORMATIF
(Model Vroom dan Yetton)

Prosedur Pengambilan Keputusan Variabel Situasi


▰ Dua bentuk pengambilan ▰ Jumlah informasi relevan yang dimiliki
keputusan otokratis
▰ Kemungkinan para bawahan akan
▰ Dua bentuk konsultasi menerima keputusan yang otokratis
▰ Sebuah bentuk pengambilan ▰ Kemungkinan bawahan akan bekerja sama
keputusan bersama bila diperbolehka berpartisipasi
▰ Jumlah ketidaksepakatan diantar para
bawahan
▰ Sejauh mana permasalahan tersebut

10
Penerimaan Keputusan Kualitas Keputusan Peraturan Keputusan
• Derajat komitmen untuk • Aspek objektif keputusan • Memberikan serangkaian
menerapkan keputusan yang mempengarui kinerj grup peraturan untuk
secara efektif di luar dari pengruh apapun mengidentifikasi prosedur
• Penting saat keputusan harus yang dimediasi oleh keputusan yang tiddak tepat
implementasikan oleh penerimaan keputusan dalam situassi tertentu
bawahan atau memiliki • Pengaruh partisipasi pada karena kualitas keputusan
dampak bagi motivasi kerja kualitas keputusan dan/atau penerimaan akan
mereka bergantung pada distriusi terancam alam bahaya karena
informasi yang relean dan menggunakan prosedur
keahlian pemecahan masalah tersebut.
antara atasan dan bawahan

11
Gambar 4-3. Hubungan Sebab Akibat dalam
Model Keputusan Normatif

Kualitas dan
Prosedur keputusan Kinerja unit/tim
penerimaan keputusan

Variabel situasi

12
Model Revisi

▰ Model ini hanya ▰ Model ini menambah


menggunakan dua kriteria perhatian pada
hasil, yaitu penerimaan pengembangan para
keputusan dan kualitas bawahan dan perhatian
keputusan pada waktu pengambilan
keputusan sebagai kriteria
eksplisit untuk menentukan
prosedur pengambilan
keputusan yang optimal.

13
Tabel 4-2. Versi yang Disederhanakan Model
Keputusan Normatif

Penerimaan Bawahan atas Keputusan

Tidak Penting atau Penting dan Tidak


Kualitas Keputusan Terjamin dengan Terjamin dengan
Keputusan Otokaratis Keputusan Otokratis

Tidak Penting OTOKRATIS GRUP

Penting, tetapi pemimpin memiliki informasi yang memadai, anggota


OTOKRATIS GRUP
memiliki sasaran yang sama dengan pemimpin

Penting, tetapi pemimppin memiliki informasi yang memadai, anggota tidak


OTOKRATIS KONSULTASI
memiliki sasaran yang sama dengan pemimpin

Penting dan pemimpin tidak memiliki informasi yang penting, anggota


KONSULTASI GRUP
memiliki sasaran yang sama dengan pemimpin

Penting dan pemimpin tidak memiliki informasi yang penting, anggota tidak
KONSULTASI KONSULTASI
memiliki sasaran yang sama dengan pemimpin

14
Penelitian Mengenai Model

Penelitian empiris pada versi Versi yang lebih luas model


awal model keputusan normatif tersebut belum pernah diuji.
mmberi sejumlah dukungan Vroom dan Jago (1988)
untuk itu, tetapi lebih banyak melaporkan sejumlah temuan
penelitian diperlukan untuk positif dalam penelitian mereka
menguji dengan baik model itu terhadap para manajer, dan
dan tiap-tiap peraturan hasil positif juga ditemukan
keputusannya. dalam eksperimen laboratorium
dengan skenario (Field, Read &
Louviere, 1990)
15
Kelemahan Konseptual

Teori tersebut akan mudah untuk


dimengerti dan digunakan jika
model pertamanya berfokus
Teori tersebut tidak terlalu
pada pilihan di antara tiga gaya
ekonomis (Field, 1990)
pengambilan keputusan tersebut
Proses keputusan diperlakukan
sebagai episode tunggal dan
terpisah yag terjai pada satu titik
waktu, tetapi keputusan yang
paling penting tidak dilakukan
dengan cara ini
16
PENERAPAN: PANDUAN UNTUK KEPEMIMPINAN
PARTISIPATIF

Bagaimana Mendiagnosis Situasi Keputusan Bagaimana Mendorong Partisipasi

▰ Evaluasi seberapa penting keputusan ▰ Dorong orang untuk mengekspresikan kekhawatiran mereka.
tersebut. ▰ Gambarkan proposal sebagai hal yang sifatnya sementara.
▰ Identifikasi orang dengan pengetahuan atau ▰ Catatlah ide dan saran
keahlian yang relevan.
▰ Cari cara untuk membangun ide dan saran.
▰ Evaluasi kemungkinan kerja sama oleh para ▰ Berhati-hatilah saat mengekspresikan kekhawatiran tentang
partisipan. ide dan saran.
▰ Evaluasi kemungkinan penerimaan tanpa ▰ Dengarkan pandangan yang mengecam tanpa bersikap
partisipasi. defensif.

▰ Evaluasi apakah memungkinkan untuk ▰ Cobalah memanfaatkan saran dan lakukan dengan hati-hati.
mengadakan rapat. ▰ Tunjukkan penghargaan atas saran.

17
PENDELEGASIAN

• Pemberian tugas atau tanggung jawab yang baru dan berbeda kepada bawahan
KERAGAMAN • Spesifikasi wewenang dan tanggung jawab tambahan untuk pekerjaan dan penugasan
yang sama serta telah dilakukan oleh bawahan terssebut.

PENDELEGASIAN

• Perbaikan kualitas keputusan


MANFAAT POTENSIAL • Makin besarnya komitmen bawahan untuk menerapkan keputusan secara efektif
• Bentuk penting manajemen waktu bagi manajer dengan tanggung jawab yang berlebih

DARI PENDELEGASIAN • Metode pengembangan manajemen efektif

18
PENELITIAN TENTANG
KONSEKUENSI DARI
• Kebutuan yang kuat akan kekuasaan, perasaan tidak
PENDELEGASIAN
aman, kebutuhan yang tinggi akan keberhasilan, dan
kesulitan membentuk hubungan • Penelitian eksperimen dan penelitian longitudinal
• Karakteristik bawahan (penelitian yang mengobservsi seara berulang subjek
• Tergantung karakter pekerjja dan jumlah otoritas yang yang sama) dibutuhkan untuk menyelidiki arah
dimiliki pemimpin hubungan sebab akibat dan kondisi yang
memfasilitasi (misalnya saling mempercayai, sasaran
bersama, kepercayaan ari pemimpin, keinginan
bwahan akan tanggung jawab yang lebih banyak)
ALASAN KURANGNYA
PENDELEGASIIAN

19
PENERAPAN: PANDUAN UNTUK PENDELEGASIAN

APA YANG DIDELEGASIKAN BAGAIMANA MENDELEGASIKAN

• Tugas yang dapat dilakukan dengan baik oleh bawahan • Tetapkan tanggung jawab secara jelas
• Tugas yang menndesak tetapi bukan yang mempunyai prioritas tinggi • Berikan otoritas yang cukup dan terapkan bats tanggung jawabnya
• Tugas yang relean bagi karier bawahan • Tetapkan persyaratan pelaporan
• Tugas dengan kesulitan yang sesuai • Pastikan penerimaan tanggung jawab dari bawahan
• Tuas yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan • Teruskan informasi kepada mereka yang harus mengetahuinya
• Tugas yang tidak ddominan bagi peran manajer • Pantaulah kemajuan dengan cara yang sesuai
• Usahakan agar bawahan memperoleh informasi yang dibutuhkan
• Berilah dukungan dan bantuan, tetapi hindari pendelegasian yan terbalik
• Buatlah agar kesalahan itu menjadi proses belajar

20
PEMBERDAYAAN YAN DIAKUI
Sifat Pemberdayaan Psikologis

Spreitzer (1995)

Elemen pemberdayaan psikologis:

1. Makna
Alasan penting untuk mempertimbangkan
2. Determinasi diri
proses psikolois adalah bahwa praktik
partisipatif dan program keterlibatan 3. Kapasitas diri
Menjelaskan bagaimana motivasi intrinsik karyawan tidak selalu mengurangi 4. Dampak
dan kapasitas diri orang terpengaruh oleh perasaan tidak memiliki kekuasaan atau
perilaku kepemimpinan, karakteristik membiarkan orang merasa bahwa
pekerjaan, struktur organisasi, dan pekerjaan mereka berharga dan bermakna
kebutuhan serta nilai mereka sendiri (Ccner dan Kanungo, 1988)

21
PEMBERDAYAAN YAN DIAKUI
Program Pemberdayaan

Tanggung Jawab
Pemilihan dan Penilaian Prosedur Keputusan
Kepemimpinan
Pemimpin yang Demokratis
Bersama

22
PEMBERDAYAAN YANG DIAKUI
Konsekuensi dari Pemberdayaan

Manfaat Potensial Potensi Biaya dan Risiko Konsekuensi dari Pemberdayaan Psikologis

• Komitmen tugas yang lebih kuat • Biaya yang lebih tinggi untuk seleksi dan pelatihan • Hanya ada beberapa studi yang menguji konsekuensi
• Inisitif yang lebih besar dalam menjalankan tanggung • Biaya tenaga kerja yang lebih tinggi bagi karyawan dari pemberayaan psikologis, yaitu Howard & Wellin
jawab peran yang terampil (1994); Koberg, Boss, Senjem & Goodman (1999);

• Inovasi dan pembelajaran yan lebih banyak, serta • Kualitas pelayanan yang tidak konsisten Konczak, Stelly & Trusty (2000); Speitzer (1995);

optimisme yang lebih besar tentang keberhasilan Speitzer, Kizilos & Nason (997)
• Kesepakatan yang mahal dan keputusan yang buruk
pekerjaan yang akan dicapai oleh beberapa karyawan • Hasil penelitian tentang dampak dari program

• Kepuasan kerja yang lebih tinggi pemberdayaan adalah campur aduk dan tidak
• Perasaan pelanggan akan ketidakadilan akibat
konklusif.
• Komitmen organisasi yang lebih kuat perlakuan yang tidak sama
• Berkurangnya pergantian karyawan • Perlawanan oleh para manajer menengah yang merasa
terancam
• Konflik akibat melambungkan harapan karyawan di
luar apa yang bersedia dipenuhi oleh manajer puncak

23
PEMBERDAYAAN YANG DIAKUI
Bagaimana Cara Pemimpin Meningkatkan Pemberdayaan

TABEL 4-8. Panduan untuk Pemberdayaan

• Klarifikasilah tujuan dan cara pekerjaan itu mendukung mereka.


• Libatkan orang dalam membuat keputusan yang mempengaruhi mereka.
• Delegasikan tanggung jawab dan otoritas untuk aktivitas yang penting.
• Anggap penting perbedaan individu dalam motivasi dan keterampilan.
• Beri akses ke informasi yang relevan.
• Beri sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawab baru.
• Ubah sistem manajemen agar konsisten dengan pemberdayaan.
• Hilangkan hambatan birokratis dan kontrol yang tidak perlu.
• Ekspresikan keyakinan dan kepercayaan terhadap orang.
• Beri pelatihan dan saran ketika diminta.
• Dorong dan dukung inisiatif serta pemecahan masalah.
• Kenali kontribusi dan pencapaian yang penting.
• Pastikan bahwa imbalan sesuai dengan tanggung jawab baru.
• Pastikan akuntabilitas untuk penggunaan kekuasaan yang etis

24
BAB 5
Hubungan Dua Pihak
(Dyadic Relations),
Pengakuan, dan Kesediaan
Mengikuti Pemimpin
TEORI PERTUKARAN PEMIMPIN-ANGGOTA
(LMX, Leader-member Exchange)

▰ Menjelaskan proses pembuatan peran antara pemimpin dan


bawahan serta hubungan pertukaran yang berkembang dari waktu
ke waktu.
▰ Sebelumnya disebut “teori hubungan dua pihak vertikal” karena
okusnya pada ubungan dua ara vertikal yang terdiri dari satu orang
yang memiliki otoritas langsung atas orang lainnya.

28
Versi Awal Teori LMX

▰ Dasar pemikiran teori ini ▰ Graen dan Cashman (1975)


adalah para pemimpin menyatakan bahwa
mengembangkan hubungan hubungan pertukaran
pertukaran yang terpisah terbentuk atas dasar
dengan tiap-tiap bawahan hubungan pribadi dan
seperti dua pihak yang kompetensi serta
sama-sama mendefinisikan kemampuan bawahan dan
peran bawahan. keterandalan bawahan.

29
Tahapan Pembuatan Peran

TAHAP PERTAMA TAHAP KEDUA TAHAP KETIGA


Pengujian awal yang Pengaturan pertukaran Pertukaran yang
disitu pemimpin dan diperbaiki, dan sikap didasarkan pada
bawahan saling saling percaya, kepentingan sendiri
mengevaluasi notif, kesetiaan, serta rasa diubah menjadi komitmen
sikap, dan sumber daya hormat dikembangkan bersama terhadap misi
potensial yang akan dan sasaran unit kerja
dipertukarkan, dan
harapan peran bersama
dibangun

30
Pengukuran LMX

Ukuran yang paling banyak Dibutuhkan lebih banyak


digunakan dalam tahun-tahun penelitian untuk menunjukan
terakhir adalah skala tujuh-hal jawaban dan untuk
yang disebut “LMX-7”, tetapi menjernihkan implikasi
seharusnya dicatat bahwa pengukuran LMX dari
pilihan respons yang berbeda perspektif yang berbeda.
terkadang digunakan untuk hal-
hal tersebut.

31
Penelitian Mengenai Hubungan LMX

Penelitian yang dilakukan sejak Pengujian:


awal tahun 1970-an meliputi ▰ Faktor-faktor yag memprediksikan
banyak penelitian survei lapangan, hubungan pertukaran atasan dan
sedikit eksperimen laboratorium, bawahan.
dua eksperimen lapangan, dan ▰ Bagaimana LMX berhubungan
beberapa studi pengamtan dan dengan perilaku pemimpin dan
analisis pola komunikasi LMX bawahan
tinggi terhadap yang rendah
▰ Hubungan antara LMX dan hasil

32
Evaluasi atas Teori dan Penelitian LMX

Awalnya merupakan teori deskriptif, tetapi seiring berjalannya waktu, teori LMX menjadi lebih preskriptif.

▰ Teori ini membutuhkan lebih banyak elaborasi tentang cara hubungan pertukaran berubah dari waktu ke waktu.

▰ Harus disempurnakan dengan deskripsi yang jelas mengenai cara hubungan ua pihak para pemimpin itu saling
saling mempengaruhi kedua pihak dan mempengaruhi kedua pihak dan mempengaruhi kinerja kelompok secara
keseluruhan.

▰ Dapat disempurnakan dengan penggabungan proses pengakuan yang menjelaskan bagaimana para pemimpin
menerjemahkan tindakan bawahan dan bawahan menerjemahkan tindakan pemimpin.

33
PENGAKUAN PEMIMPIN TENTANG BAWAHAN

Model Penelitian
Pengakuan
pengakuan dua mengenai
dan LMX
tahap model

34
PENGAKUAN BAWAHAN DAN TEORI IMPLISIT

Implikasi dari
Faktor penentu Teori
pengakuan
pengakuan pengikut kepemimpinan
pengikut tentang
tentang pemimpin implisit
pemimpin

35
KONTRIBUSI PENGIKUT PADA KEPEMIMPINAN
YANG EFEKTIF

Identitas dan Perilaku Pengikut


Pemimpin bisa mempengaruhi identitas sosial mereka, tetapi identitas
ini juga merefleksikan pengelaman mereka sebelumnya. Identitas
bersifat kompleks dan tidak selalu konsisten. Identitas dapat berguna
untuk menjelaskan bagaimana pengikut melihat pemimpin dan
bagaimana mereka menerima atau menolak pengaruh yang diberikan
pemimpin.

36
MANAJEMEN DIRI
TABEL 5-3. Strategi Manajemen Diri

Strategi Perilaku Strategi Kognisi


▰ Penghargaan diri ▰ Pembicaraan diri yang
▰ Hukuman diri positif

▰ Pengawasan diri ▰ Latihan mental

▰ Penetapan sasaran diri


▰ Latihan diri
▰ Modifikasi isyarat
37
PENERAPAN: PANDUAN UNTUK PENGIKUT

TABEL 5-4. Penerapan: Panduan untuk Pengikut


▰ Cari tahu apa yang diharapkan untuk Anda lakukan
▰ Ambil inisiatif untuk menghadapi masalah
▰ Selalu berikan informasi kepada ataan Anda meneganai keputusan Anda
▰ Pastikan akurasi informasi yang Anda berikan kepada atasan
▰ Doronglah atasan Anda untuk memberikan umpan balik yang jujur
▰ Dukunglah pemimpin untuk membuat perubahan

38
▰ Perlihatkan apresiasi dan berikan pengakuan yang tepat
▰ Tantanglah rencana dan proposal pemimpin yang memiliki
kelemahan
▰ Tolaklah pengaruh yang tidak tepat yang diberikan atasan
▰ Berikan pelatihan dan konseling kepada pemimpin disaat yang tepat

39
MENGINTEGRASIKAN PERAN PEMIMPIN DAN
PENGIKUT

Para pemimpin diharapkan memulai dan memandu


perubahan, tetapi tetapi mereka juga iharapkan untuk
mendorong dan mendukung perubahan “dari bawah ke
atas” yang diusulkan oleh para pengikut.

40
THANKS!
Any questions?
You can find me at
yulianatrip@gmail.com

41

Anda mungkin juga menyukai