Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN

KEPERAWATAN JIWA
RESIKO BUNUH DIRI
Indria Widya Ardi
Muhammad Al- Hanip
Muhammad Helmy
Nanda Joko Susilo
Siti Sahliana
Yeyen Nalida
Indana Fitriani R
KASUS
Nn.A berusia 22 tahun anak ke-2 dari 3 bersaudara dibawa keluarganya ke RSJ Sambang
Lihum pada tanggal 5 November 2018 karena percobaan bunuh diri dengan cara menyayat
tangannya menggunakan silet & terdapat luka di tangan bagian kiri tetapi hanya pada bagian
luar kulit (epidermis), namun tindakan tersebut diketahui oleh ibunya & percobaan bunuh diri
tersebut gagal. Beberapa hari sebelumnya Nn.A terlihat murung, lesu, mata sembab, wajah pucat,
suka menyendiri di kamar, tidak mau makan & minum jika tidak dibujuk oleh keluarganya, klien juga
pernah mengatakan kepada neneknya bahwa neneknya harus selalu sehat & bahagia bersama
keluarga yang lainnya. Padahal sebelumnya klien adalah orang yang rajin bekerja, ceria, humoris,
& klien adalah seorang yang ahli dalam menari.
Penyebab klien mencoba bunuh diri yaitu karena depresi, klien berpacaran sejak kelas X
SMA (selama 5 tahun) dengan kakak kelasnya. Akan tetapi, dalam 1 minggu terakhir klien
mendapat kabar bahwa pasangannya akan menikah dengan wanita lain pada minggu yang
akan datang karena dijodohkan oleh orang tuanya. Padahal, klien & pasangannya sudah
merencanakan pertunangannya tahun depan. Karena itulah klien ingin mencoba bunuh diri.
Masalah yang dialami klien tersebut membuatnya depresi & mempunyai fikiran untuk mengakhiri
hidupnya dengan menyayat tangannya menggunakan silet.
mengatakan pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan pada saat VIII SMP
yaitu pada saat dirinya mengalami kecelakaan motor yang menyebabkan kakinya tidak bisa
berjalan & membuat dirinya enggan untuk berinteraksi & hanya berdiam di rumah selama 1 bulan,
& teman-temannya tidak ada yang menjenguknya karena klien selalu menyendiri di kelas.
Genogram keluarga : klien tinggal serumah dengan orangtua, nenek & adiknya. Dari kecil klien dirawat
oleh orangtua dan neneknya. Klien lebih dekat dengan nenek karena orangtuanya dari pagi sampai
malam pergi bekerja & hanya punya waktu luang pada saat weekend.
Konsep diri : klien mengatakan bahwa orang terdekat di RS adalah perawat yang bernama Ny.W karena
selalu mengajak berbincang-bincang, memberikan makan, perhatian padanya. Orang terdekat di rumah
adalah nenek karena di rumah selalu bersama neneknya sejak kecil. Klien seorang penari & biasanya
nenek selalu memberi masukan tentang menari karena pada masa muda nenek juga seorang penari.
Kegiatan seharihari klien adalah mengerjakan pekerjaan rumah seperti membersihkan tempat tidur,
menyapu mengepel lantai, cuci piring & lain sebagainya sebelum klien pergi bekerja. Klien bekerja di
Bank sebagai Teller dan ditempat bekerjanya tersebut mantan pasangannya juga bekerja disana sebagai
Back office.
◦ Klien beragama islam, klien mengatakan masalah yang dialaminya saat ini sangat berat & merupakan
ujian yang tidak mampu di embannya. Klien saat diajak bicara oleh perawat pernah mengatakan
hidupnya sudah tidak ada bersemangat lagi. Klien mau beribadah asalkan diajak oleh perawat
ataupun teman.
◦ Penampilan klien tidak rapi karena rambut kusut, wajah kusam, badan berbau, kuku kotor. klien bisa
menggunakan pakaian dengan baik tidak tebalik. Klien mandi jika disuruh, itupun hanya 1x sehari.
Padahal sebelumnya klien adalah orang yang sangat staylish, rapi, rajin berdandan, selalu
menggunakan farfum, & perawatan di salon.
◦ Klien kooperatif, tetapi klien sulit berkonsentrasi karena frekuensi pembicaraan agak lambat, volume
rendah, jumlah sedikit, kontak mata tidak terarah, kepala selalu menunduk , jawaban sesuai dengan
yang ditanyakan. Saat teringat dengan pasangannya, klien selalu menangis.
◦ TTV : TD 110/70mmHg, N 80x/menit, RR 22x/menit, Suhu 36,5C, BB 50Kg, TB 160cm
Pengkajian
◦ Ruang rawat :
◦ Tanggal masuk rumah sakit : 5 November 2018

◦ IDENTITAS PASIEN
◦ Nama : Nn.A (L/P) Umur : 22 th No. CM : xx.xxx.xxx
◦ ALASAN MASUK
◦ karena percobaan bunuh diri dengan cara menyayat tangannya menggunakan silet
& terdapat luka di tangan bagian kiri tetapi hanya pada bagian luar kulit (epidermis),
namun tindakan tersebut diketahui oleh ibunya & percobaan bunuh diri tersebut
gagal
◦ FAKTOR PREDISPOSISI
◦ Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
◦ Tidak
◦ Pengobatan sebelumnya ?
◦ Tidak Pernah
◦ Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
◦ Aniaya fisik ............ ............ ............. ..........
◦ Aniaya seksual ............ ............ ............. ..........
◦ Penolakan 22 Mantan Pasangan Nn.A Keluarga Nn.A
◦ Kekerasan dlm keluarga ............ ............ ............. ..........
◦ Tindakan kriminal ............ ............ ............. ..........

◦ Jelaskan : pasien menjalani hubungan dengan pasangan nya setelah 5 tahun pasien di
tinggal menikah
◦ Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
◦ Ada
◦ Tidak ada

◦ Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?


◦ Klien mengatakan pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan pada saat VIII
SMP yaitu pada saat dirinya mengalami kecelakaan motor yang menyebabkan kakinya
tidak bisa berjalan & membuat dirinya enggan untuk berinteraksi & hanya berdiam di
rumah selama 1 bulan, & teman-temannya tidak ada yang menjenguknya karena klien
selalu menyendiri di kelas.
◦ PEMERIKSAAN FISIK
◦ Tanda vital : TD 110/70 mmHg N 80x/mnt S 36,5 0C P 22x/mnt
◦ Ukur : BB 50 kg TB 160 cm
◦ Keluhan fisik : klien tidak mempunyai keluhan pada fisiknya
Konsep Diri

Citra tubuh :
◦ Pasien merasa tidak suka dengan dirinya karena pasien sering menyakiti diri dengan
menyayat diri.
◦ Identitas :
◦ Pasien bekerja sebagai pegawai bank.
◦ Peran :
◦ Pasien dikeluarga sebagai anak yang dekat dengan keluarga.
◦ Ideal diri :
◦ Pasien ingin menikah dengan kekasihnya, pasien ingin memiliki karier yang bagus agar bisa
menjadi manager di kantor nya.
◦ Harga diri :
◦ Pasien merasa tidak memiliki harga diri lagi karena tidak diterima oleh keluarga mantan
pasangannya.
◦ Hubungan Sosial
◦ Orang yang berarti : Klien lebih dekat dengan nenek karena orangtuanya dari pagi sampai
malam pergi bekerja & hanya punya waktu luang pada saat weekend.
◦ Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
◦ Pasien aktif dalam kegiatan yang ada dikantor nya dan ramah dengan masyarakat yang
dihadapinya.
◦ Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
◦ Sekarang pasien menutup diri karena merasa tidak ada tujuan hidup
◦ Spiritual
◦ Nilai dan keyakinan : Klien beragama islam, klien mengatakan masalah yang dialaminya
saat ini sangat berat & merupakan ujian yang tidak mampu di embannya. Klien saat diajak
bicara oleh perawat pernah mengatakan hidupnya sudah tidak ada bersemangat lagi
◦ Kegiatan ibadah : . Klien mau beribadah asalkan diajak oleh perawat ataupun teman.
STATUS MENTAL
◦ Penampilan
◦ Tidak rapi
◦ Penggunaan pakaian tidak sesuai
◦ Cara berpakaian tidak seperti biasanya
◦ Jelaskan : Penampilan klien tidak rapi karena rambut kusut, wajah kusam, badan berbau,
kuku kotor. klien bisa menggunakan pakaian dengan baik tidak tebalik. Klien mandi jika
disuruh, itupun hanya 1x sehari. Padahal sebelumnya klien adalah orang yang sangat stylis,
rapi, rajin berdandan, selalu menggunakan farfum, & perawatan di salon.
◦ Pembicaraan
◦ Cepat
◦ Keras
◦ Gagap
◦ Inkoherensi
◦ Apatis
◦ Lambat
◦ Membisu
◦ Tidak mampu memulai pembicaraan
◦ Jelaskan : Klien kooperatif, tetapi frekuensi pembicaraan agak lambat, volume rendah,
jumlah sedikit, kontak mata tidak terarah, kepala selalu menunduk, jawaban sesuai dengan
yang ditanyakan. Saat teringat dengan pasangannya, klien selalu menangis.
◦ Aktifitas motorik
◦ Lesu

◦ Pasien Nampak lesu dan tidak bersemangat dalam melakukan aktiitas sehari-hari

◦ Alam perasaan
◦ Sedih
◦ Putus asa

◦ Jelaskan : klien mengatakan masalah yang dialaminya saat ini sangat berat &
merupakan ujian yang tidak mampu di embannya. Klien saat diajak bicara oleh
perawat pernah mengatakan hidupnya sudah tidak ada bersemangat lagi.
◦ Afek
◦ Tumpul

◦ Karena pasien selalu menangis.


◦ Interaksi selama wawancara
◦ Kontak mata kurang

◦ Jelaskan : Klien kooperatif, tetapi frekuensi pembicaraan agak lambat, volume


rendah, jumlah sedikit, kontak mata tidak terarah, kepala selalu menunduk, jawaban
sesuai dengan yang ditanyakan. Saat teringat dengan pasangannya, klien selalu
menangis.

◦ Isi pikir
◦ Phobia

◦ Jelaskan :
◦ Pasien takut untuk ditinggal oleh pasangannya.
◦Arus pikir
◦ Kehilangan asosiasi
◦ Jelaskan : klien mendapat kabar bahwa pasangannya akan menikah dengan wanita lain pada minggu yang akan
datang karena dijodohkan oleh orang tuanya

◦ Tingkat kesadaran
◦ Jelaskan : Kesadaran pasien compos mentis
◦ Memori
◦ Jelaskan : klien dapat mengingat kejadian jangka panjang dan jangka pendek
maupun kejadiaan saat ini. Klien mengatakan pernah mengalami masa lalu yang
tidak menyenangkan pada saat VIII SMP yaitu pada saat dirinya mengalami
kecelakaan motor yang menyebabkan kakinya tidak bisa berjalan & membuat dirinya
enggan untuk berinteraksi & hanya berdiam di rumah selama 1 bulan, & teman-
temannya tidak ada yang menjenguknya karena klien selalu menyendiri di kelas.
◦ Tingkat konsentrasi dan berhitung
◦ Tidak mampu berkonsentrasi

◦ Jelaskan : klien sulit berkonsentrasi karena frekuensi pembicaraan agak lambat,


volume rendah, jumlah sedikit, kontak mata tidak terarah, kepala selalu menunduk ,
jawaban sesuai dengan yang ditanyakan. Saat teringat dengan pasangannya, klien
selalu menangis.
◦ Kemampuan penilaian
◦ Gangguan ringan
◦ Gangguan bermakna

◦ Jelaskan : Saat melakukan kegiatan sehari-hari pasien harus diajak perawat dulu agar
mau melakukannya.
◦ Daya Tilik Diri
◦ Mengingkari penyakit yang diderita
◦ Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

◦ Jelaskan : Pasien menyalahkan keadaannya yang ditinggal oleh pasangannya.


MEKANISME KOPING

◦ Mekanisme koping pasien maladaptive, pasien menarik diri dari lingkungan nya, klien
tidak mau beribadah ataupun melakuka aktivitas kecuali di ajak oleh perawat. Klien
merasa tidak berdaya dan tidak bersemangat.
No. Data Etiologi Problem

1.
DS : Hubungan antara manusia yang Resiko bunuh diri
- keluarga pasien mengatakan pasien mencoba mengecewakan
bunuh diri dengan cara menyayat tangannya
menggunakan silet.
- Keluarga juga mengatakan pasien mengurung diri
dikamar
DO :
- Terdapat luka di tangan bagian kiri tetapi hanya
pada bagian luar kulit (epidermis)

DS : Ketidakmampuan menjalani Isolasi sosial


2 - Keluarga mengatakan pasien mengurung diri hubungan yang memuaskan
dikamar
- Keluarga juga mengatakan pasien tidak mau
makan dan minum jika tidak dibujuk oleh
keluarganya
DO :
- Pasien terlihat murung, lesu, mata sembab, dan
wajah pucat
- Pasien lambat dalam merespon pembicaraan

3
DO : Ketidakadekuatan kesempatan Mekanisme koping tidak efektif
- pasien Nampak menarik diri dari lingkungan nya, untuk bersiap terhadap stresor
pasien tidak mau beribadah ataupun melakuka
aktivitas kecuali di ajak oleh perawat. Pasien
merasa tidak berdaya dan tidak bersemangat.
DIAGNOSA PRIORITAS
RESIKO BUNUH DIR
MEKANISME KOPING TIDAK EFEKTIF
ISOLASI SOSIAL
STRATEGI
PELAKSANAAN
No dx Strategi pelaksanaan Pasien Strategi pelaksanaan Keluarga

1 Pasien Keluarga
SP I p SP I k
1. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
2. Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien merawat pasien
3. Melakukan kontrak treatment 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala risiko bunuh diri,
4. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri dan jenis perilaku bunuh diri yang dialami pasien beserta
5. Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri proses terjadinya
SP II p 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien risiko bunuh diri
1. Mengidentifikasi aspek positif pasien SP II k
2. Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
3. Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga dengan risiko bunuh diri
SP III p 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada
1. Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien pasien risko bunuh diri
2. Menilai pola koping yang biasa dilakukan SP III k
3. Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif 1. Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah
4. Mendorong pasien memilih pola koping yang konstruktif termasuk minum obat
5. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. 2. Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau oleh
keluarga
SP IV p
1. Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
2. Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis
3. Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa depan yang
realistis
2 Pasien Keluarga
SP I p SP I K
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain. keluarga dalam merawat pasien
3. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain. 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
4. Melatih pasien berkenalan dengan satu orang. isolasi sosial yang dialami pasien beserta proses
5. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. terjadinya
SP II p 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. sosial
2. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih. SP II k
3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
SP III p merawat pasien dengan isolasi sosial
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. 2. Melatih keluarga melakukan cara merawat
2. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok. langsung kepada pasien isolasi sosial
3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. SP III
1. Membantu keluarga membuat jadual aktivitas
di rumah termasuk minum obat (discharge
planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
3 Pasien Keluarga
SP 1 p SP 1 k
1. Membina hubungan saling percaya 1. Membina hubungan saling percaya
2. Membantu pasien mengenal koping yang tidak efektif 2. Menjelaskan pengertian koping tidak
3. Menganjurkan kooping konstruktif: bicara terbuka dengan efektif
orang lain 3. Menjelaskan koping tidak efektif
4. Memasukkan ke jadual kegiatan harian 4. Menjelaskan tanda dan gejala koping
SP 2 p tidak efektif
1. Mengevaluasi pelaksanaan jadual kegiatan harian SP 2 k
2. Mengajarkan koping konstruktif: melakukan kegiatan 1. Mengajarkan cara merawat pasien:
3. Masukkan ke jadual kegiatan harian bicara terbuka dengan orang lain
SP 3 p 2. Mengajarkan cara merawat pasien:
1. Mengevaluasi pelaksaan jadual kegiatan harian melakukan aktivitas yang konstruktif
2. Mengajarkan koping konstruktif: latihan fisik/olah raga 3. Mengajarkan cara merawat pasien
3. Masukkan ke jadual kegiatan harian dengan latihan fisik/olah raga
SP3 k
1. Mengajarkan keluarga melatih pasien
mengatasi koping tidak efektif: bicara
INTERVENSI
KEPERAWATAN
ASKEP RESIKO BUNUH DIRI.docx
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
ASKEP RESIKO BUNUH DIRI.docx
ARIGATOGOZAIMASU

Anda mungkin juga menyukai