Anda di halaman 1dari 15

KERUKUNAN ANTAR UMAT Kevin Nicholas (180405084)

BERAGAMA
Definisi Dan Hakikat Agama

• Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti


"tradisi" atau "A" berarti tidak; "GAMA" berarti kacau. Sehingga
agama berarti tidak kacau. Dapat juga diartikan suatu peraturan
yang bertujuan untuk mencapai kehidupan manusia ke arah dan
tujuan tertentu.
TIGA PERSOALAN POKOK AGAMA

 Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural


yang diyakini mengatur dan mencipta alam.
 Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan
kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atau pengakuan dan
ketundukannya.
 Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau
alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinan nya tersebut.
UNSUR-UNSUR DALAM SEBUAH AGAMA.

 Adanya keyakinan pada yang gaib


 Adanya kitab suci sebagai pedoman
 Adanya Rasul pembawanya
 Adanya ajaran yang bisa dipatuhi
 Adanya upacara ibadah yang standar
Pelaksanaan Sila demi terwujudnya
kerukunan kehidupan beragama

• Sila merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mencapai


peningkatan batin yang luhur agar kita dapat menjadi seseorang
yang baik dan terkendali dalam perilaku.
• Pelaksanaan dari Pancasila Buddhis bagi umat awam bertujuan
untuk memperoleh kedamaian dan ketenangan bagi diri sendiri
maupun orang lain.
• Sila bila dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya
akan membawa kemajuan mental dan spiritual bagi diri kita
sendiri, tetapi juga dalam bermasyarakat sebagai umat Buddha.
TRI KERUKUNAN HIDUP BERAGAMA,
YAITU:
1. Kerukunan Intern Umat Beragama
2. Kerukunan Antar Umat Beragama
3. Kerukunan Umat Beragama dengan Pemerintah
Dapat dicapai jika kita memiliki Hiri (perasaan malu untuk berbuat tidak baik) dan
Ottapa (rasa takut akan akibat perbuatan jahat)
Brahmavihara

• Brahma vihara adalah sifat batin yang luhur atau mulia atau
tempat berdiamnya makhluk Brahma (makhluk dewa yang telah
mencapai kesucian batin)
• Empat keadaan batin yang luhur telah diajarkan oleh Sang
Buddha:
 Cinta atau Cinta kasih (metta)
 Welas Asih (karuna)
 Turut berbahagia (mudita)
 Keseimbangan batin (upekkha)
Prasasti Asoka

• Prasasti Asoka adalah prasasti buddhisme yang sangat terkenal


karena mencerminkan sikap Agama Buddha yang mengajarkan
kerukunan serta toleransi antar-umat beragama.
• Prasasti Asoka ditulis oleh Raja Asoka, seorang raja penganut
buddhisme yang memimpin sebuah negara di daerah Asia Selatan
pada sekitar 400-an SM.
• Raja Asoka dalam menjalankan pemerintahannya benar-benar
menjaga toleransi dan kerukunan hidup beragama, semua agama
yang berkembang saat itu diperlakukan adil.
ISI PRASASTI ASHOKA

“Janganlah kita hanya menghormati agama sendiri dan mencela agama


orang lain tanpa suatu dasar yang kuat. Sebaliknya agama orang lain pun
hendaknya dihormati atas dasar-dasar tertentu. Dengan berbuat
demikian kita telah membantu agama kita sendiri, untuk berkembang di
samping menguntungkan pula agama orang lain. Dengan berbuat
sebaliknya kita telah merugikan agama kita sendiri, di samping
merugikan agama orang lain. Oleh karena itu, barang siapa menghormati
agamanya sendiri dan mencela agama orang lain, semata-mata karena
didorong oleh rasa bakti pada agamanya sendiri dengan berpikir;
bagaimana aku dapat memuliakan agamaku sendiri. Dengan berbuat
demikian ia malah amat merugikan agamanya sendiri. Oleh karena itu,
kerukunanlah yang dianjurkan dengan pengertian bahwa semua orang
hendaknya mendengarkan dan bersedia mendengar ajaran orang lain.”
 Dari isi prasasti tersebut diketahui bahwa sebenarnya, dengan menghargai agama
lain, sesungguhnya kita sedang memuliakan agama kita sendiri;
sebaliknya, menjelek-jelekan agama lain dengan tujuan memuliakan agama kita
sesungguhnya adalah bumerang. Dengan kata lain, tindakan tersebut hanya akan
membuat nama agama kita sendiri menjadi jelek.
Saraniyadhamma Sutta

• Dalam Anguttara Nikaya, Chakkanipata yaitu Saraniyadhamma


Sutta atau ‘Sutta tentang hal-hal yang membuat dikenang’
menyebutkan enam cara untuk mencapai kerukunan.
• Hal-hal (lima hal) yang menunjang kerukunan, persatuan, dan
kesatuan, yang merupakan tujuan dari 6 (enam) dhamma,
yaitu:
1. saling mengingat (saraniya)
2. saling mencintai (piyakarana)
3. saling menghormati (garukarana)
4. saling menolong (sanghaya)
5. saling menghindari percekcokan (avivadaya)
Enam dhamma tersebut terdiri dari :
 cinta kasih dalam perbuatan
 cinta kasih dalam ucapan
 cinta kasih dalam pikiran
 dana makanan yang telah diperoleh dengan benar, diterima sebagai milik
bersama.
 melaksanakan sila dengan baik
 mempunyai pandangan yang sama
Toleransi

• Toleransi adalah kesediaan untuk menerima kehadiran orang yang


berkeyakinan lain, menghormati keyakinan yang lain, walaupun
bertentangan dengan keyakinan sendiri dan tidak memaksakan
suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain
 Perspektif toleransi dalam agama Buddha berarti, bahwa setiap orang memiliki
persamaan hak dan harus diperlakukan sama dalam hidupnya demi kesejahteraan
bersama. Atas dasar nilai cinta kasih dan pengertian yang benar, maka seseorang
tidak akan mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya mereka akan
mengasihi dan melayani sesama dengan mengabaikan ras, kelas, warna kulit, dan
kepercayaan
CONTOH

 Perwujutan Toleransi  Pelaksanaan Toleransi


 Memahami setiap perbedaan.  Memperbaiki tempat-tempat umum
 Sikap saling tolong menolong antar  Kerja bakti membersihkan jalan desa
sesama umat yang tidak
membedakan  Membantu korban kecelakaan lalu-
suku, agama, budaya maupun ras. lintas.

 Rasa saling menghormati serta  Menolong orang yang terkena


menghargai antar sesama umat musibah atau bencana alam
manusia.

Anda mungkin juga menyukai