Anda di halaman 1dari 22

ABORTUS

DEFINISI
• Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai
batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.
KLASIFIKASI

1. Menurut mekanisme terjadinya :


a. Abortus spontan  tanpa provokasi dan intervensi
b. Abortus provokatus  diprovokasi
- Abortus provokatus terapeutikus
- Abortus provokatus kriminalis
2. Menurut klinis :
Abortus iminens, insipiens, inkomplit, komplit, missed
abortion
EPIDEMIOLOGI

• Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam. Sebagian


besar studi menyatakan kejadian abortus spontan antara
15-20% dari semua kehamilan. Jika dikaji lebih jauh,
kejadian abortus sebenarnya bisa mendekati 50%. Hal
tersebut karena tingginya angka chemical pregnancy loss,
yang tidak bisa diketahui pada 2-4 minggu setelah
konsepsi, sebagian besar kegagalan kehamilan ini karena
kegagalan gamet (sperma dan oosit).
ETIOLOGI
1. Faktor Maternal
a. Penyakit infeksi
b. Kelainan hormonal, seperti hipotiroidisme
c. Gangguan nutrisi yang berat
d. Penyakit menahun dan kronis
e. Alkohol, merokok dan penggunaan obat-obatan
f. Anomali uterus dan serviks
g. Gangguan imunologis
h. Trauma fisik dan psikologis
2. Faktor Janin
Adanya kelainan genetik pada janin
3. Faktor ayah
Terjadinya kelainan sperma
PATOFISIOLOGI
• Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti
nekrosis jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan
dianggap benda asing dalam uterus  kontraksi uterus untuk
mengeluarkan benda asing.
• Pada usia kehamilan <8 minggu, vili khorialis belum menembus desidua
serta belum mendalam  hasil konsepsi dapat keluar seluruhnya.
• Pada usia kehamilan 8-14 minggu, vili khorialis sudah menembus terlalu
dalam hingga plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna dan
menimbulkan banyak perdarahan dari plasenta.
ABORTUS IMINENS
• abortus tingkat permulaan, dimana
terjadi perdarahan pervaginam
ostium uteri masih tertutup dan
hasil konsepsi masih baik dalam
kandungan
• Adanya tanda-tanda kehamilan, nyeri
perut bagian bawah, perdarahan
pervaginam kecoklatan disertai lendir,
tinggi fundus sesuai usia kehamilan,
ostium uteri tertutup
• DJJ masih ditemukan
ABORTUS INSIPIEN
• abortus yang sedang mengancam
dimana serviks telah mendatar dan
ostium uteri telah membuka, akan
tetapi hasil konsepsi masih dalam
kavum uteri.
• Perdarahan bertambah banyak
berwarna merah segar, nyeri perut
ringan atau spasme, ukuran uterus
sesuai usia kehamilan, ostium uteri
terbuka dengan penonjolan ketuban
yang masih utuh.
• DJJ masih ditemukan
ABORTUS INKOMPLIT
• sebagian hasil konsepsi telah keluar
dari kavum uteri masih ada yang
tertinggal.
• Perdarahan aktif, ostium uteri
terbuka dan teraba jaringan, nyeri
perut hebat seperti kontraksi saat
akan melahirkan, tinggi fundus lebih
kecil dari umur kehamilan.
ABORTUS KOMPLIT
• seluruh hasil konsepsi telah
keluar dari kavum uteri pada
kehamilan kurang dari 20 minggu.
• Tidak ada nyeri perut bagian
bawah dan perdarahan
pervaginam, tinggi fundus lebih
kecil dari usia kehamilan, ostium
uteri tertutup.
MISSED ABORTION
• Hasil konsepsi seluruhnya masih
tertahan dalam kandungan
• Tidak ada keluhan, hanya merasakan
pertumbuhan kehamilan tidak seperti
yang diharapkan
• Gejala subyektif kehamilan
menghilang, uterus mengecil, tes
kehamilan negatif
• Kadang diawali dengan abortus
imininen yang kemudian dirasakan
sembuh tetapi pertumbuhan janin
terhenti
Diagnosis Perdarahan Nyeri Perut Uterus Serviks Gejala Khas
Abortus Sedikit Sedang Sesuai usia Tertutup Tidak ada
iminens gestasi epulsi
jaringan
konsepsi
Abortus Sedang- Sedang- Sesuai usia Terbuka Tidak ada
insipiens banyak hebat gestasi epulsi
jaringan
konsepsi
Abortus Sedang- Sedang- Lebih kecil dari Terbuka Epulsi
inkomplit banyak hebat usia gestasi sebagian
jaringan
konsepsi
Abortus Sedikit Tanpa/sediki Lebih kecil dari Terbuka/tertu Epulsi seluruh
komplit t usia gestasi tup jaringan
konsepsi
Missed Tidak ada Tidak Lebih kecil dari Tertutup Janin telah
abortion usia gestasi mati tapi
tidak ada
epulsi
jaringan
konsepsi
TATALAKSANA UMUM
• Penilaian cepat terhadap tanda vital (nadi, tekanan darah,
pernasapan dan suhu).
• Pada kondisi dijumpai tanda sepsis atau dugaan abortus
dengan komplikasi, berikan antibiotika dengan kombinasi:
• 1. Ampicilin 2 gr IV /IM kemudian 1 gr setiap 6 jam
• 2. Gentamicin 5 mg/KgBB setiap 24 jam
• 3. Metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam
• 4. Segera melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan
Sekunder / RS
TATALAKSANA KHUSUS
ABORTUS IMINENS
a. Pertahankan kehamilan
b. Tidak perlu pengobatan khusus
c. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan
seksual
d. Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya
pada pemeriksaan antenatal termasuk pemantauan kadar Hb
dan USG serial setiap 4 minggu. Lakukan penilaian ulang bila
perdarahan terjadi lagi
e. Jika perdarahan tidak berhenti, nilai kondisi janin dengan
USG, nilai kemungkinan adanya penyebab lain.
f. Tablet penambah darah
g. Vitamin ibu hamil diteruskan
TATALAKSANA KHUSUS
ABORTUS INSIPIENS
a. Jika usia kehamilan < 16 minggu : lakukan evakuasi isi uterus;
Jika evakuasi tidak dapat dilakuka segera: berikan ergometrin
0.2 mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu)
b. Jika usia kehamilan > 16 minggu: Tunggu pengeluaran hasil
konsepsi secara spontan dan evakuasi hasil konsepsi dari dalam
uterus. Bila perlu berikan infus oksitosin 40 IU dalam 1 L NaCl
0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes per menit.
c. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30 menit selama 2
jam, Bila kondisi baik dapat dipindahkan ke ruang rawat.
d. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan
kirimkan untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium
e. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda
akut abdomen, dan produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam.
Periksa kadar Hb setelah 24 jam. Bila kadar Hb > 8gr/dl dan
keadaan umum baik, ibu diperbolehkan pulang
TATALAKSANA KHUSUS
ABORTUS INKOMPLIT
a. Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
b. Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena
perdarahan, pasang IV line (bila perlu 2 jalur) segera berikan
infus cairan NaCl fisiologis atau cairan ringer laktat disusul
dengan darah.
c. Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan <16
minggu, gunakan jari atau forcep cincin untuk mengeluarkan
hasil konsepsi yang mencuat dari serviks
d. Jika perdarahan berat dan usia kehamilan < 16 minggu,
lakukan evakuasi isi uterus. Aspirasi vakum manual (AVM)
merupakan metode yang dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya
hanya dilakukan apabila AVM tidak tersedia. Jika evakuasi
tidak dapat dilakuka segera: berikan ergometrin 0.2 mg IM
(dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu)
TATALAKSANA KHUSUS
ABORTUS INKOMPLIT
e. Jika usia kehamilan > 16 minggu berikan infus oksitosin 40 IU
dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tetes per
menit
f. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30 menit selama 2
jam, Bila kondisi baik dapat dipindahkan ke ruang rawat.
g. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan
kirimkan untuk pemeriksaan patologi ke laboratorium
h. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda
akut abdomen, dan produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam.
Periksa kadar Hb setelah 24 jam. Bila kadar Hb > 8gr/dl dan
keadaan umum baik, ibu diperbolehkan pulang
TATALAKSANA KHUSUS
ABORTUS KOMPLIT
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya
apabila menderita anemia perlu diberikan sulfas
ferosus dan dianjurkan supaya makanannya
mengandung banyak protein, vitamin dan mineral.
TATALAKSANA KHUSUS
MISSED ABORTION
•Jika usia kehamilan <12 minggu:
dilakukan tindakan evakuasi secara langsung
dengan melakukan dilatasi dan kuretase bila
serviks uterus memungkinkan
• Jika usia kehamilan ≥12 minggunamun <20 minggu:
dengan keadaan serviks yang masih kaku
dianjurkan untuk melakukan induksi terlebih
dahulu untuk mengeluarkan janin atau
mematangkan kanalis servikalis.
PENCEGAHAN
1. Pemeriksaan rutin antenatal
2. Makan makanan yang bergizi (sayuran, susu,ikan,
daging,telur).
3. Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan
dengan tujuan mencegah infeksi yang bisa mengganggu
proses implantasi janin.
4. Hindari rokok, karena nikotin mempunyai efek vasoaktif
sehingga menghambat sirkulasi uteroplasenta.
5. Apabila terdapat anemia sedang berikan tablet Sulfas
Ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu,bila anemia berat
maka berikan transfusi darah.
DAFTAR PUSTAKA
• Prawirohardjo S, Saifuddin AB, Rachimhadhi T,
Wiknjosastro GH. 2010. Ilmu Kebidanan Edisi
Keempat. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
• SMF Obstetri & Ginekologi RSUP Sanglah. 2015.
Panduan Praktek Klinis SMF Obstetri &
Ginekologi. Denpasar : RSUP Sanglah.
• Ikatan Dokter Indonesia. 2014. Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. Jakarta : IDI.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai