Anda di halaman 1dari 18

KOORDINASI TEKNIS UJI LAIK FUNGSI JALAN

sesuai

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2010


(Tgl. 19 Oktober 2010)
tentang
Tatacara Penetapan dan Persyaratan
Laik Fungsi Jalan

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


DIREKTORAT PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN 1
Kebijakan LFJ

• Mengapa Pemerintah Pusat


mensosialisasikan LFJ ke daerah
• Mengapa LFJ harus dilaksanakan
• Apa yang dimaksud dengan LFJ
• Siapa yang harus mengerjakan LFJ
• Siapa yang membiayai dan siapa yang
mengawasi.

2
PP RI 38/2007 tentang pembagian urusan pemerintahan
antara pemerintah, pemda provinsi, dan pemda
Kabupaten/Kota

Urusan pemerintahan
– Yang menjadi kewenangan pemerintah (pusat)
meliputi politik luar negeri, pertahanan, keamanan,
yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.
– Yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau
susunan pemerintahan, meliputi 31 urusan wajib
bidang pemerintahan termasuk urusan pekerjaan
umum; dan delapan urusan pilihan
(Pasal 8: (1) Penyelenggaraan urusan wajib berpedoman pada standar
pelayanan minimal yang ditetapkan Pemerintah dan dilaksanakan secara
bertahap; LFJ adalah salah satu komponen Standar Pelayanan Minimal
Jalan)

3
PP RI 38/2007 tentang pembagian urusan pemerintahan
antara pemerintah, pemda provinsi, dan pemda
Kabupaten/Kota
Urusan pemerintahan yang wajib yang menjadi
kewenangan pusat dalam Sub Bidang Bina Marga:
– Sub Sub Bidang Pengaturan (kewenangan pusat)
• Pembentukan peraturan perundang-undangan
• Perumusan kebijakan perencanaan
• Pengendalian penyelenggaraan jalan secara makro
• Penetapan NSPK (Norma, Standar, Prosedur, Kriteria)
– Sub sub Bidang Pembinaan
– Sub Sub Bidang Pembangunan dan Pengusahaan
– Sub Sub Bidang Pengawasan
• Monitoring & Evaluasi Kinerja Jalan (kewenangan yang
dibagi bersama pemda provinsi dan pemda kabupaten kota) 4
Pembagian kewenangan
penyelenggaraan Laik Fungsi Jalan
Pengaturan penyelenggaraan LFJ dilaksanakan oleh
Pemerintah (pusat) cq Ditjen Bina Marga, Kemen.PU
dalam lingkup
 Pengendalian penyelenggaraan jalan secara makro
 Penetapan NSPK (Norma, Standar, Prosedur, Kriteria)
Dan dilaksanakan oleh:
 Pemerintah untuk Jalan Nasional
 Pem. Provinsi untuk jalan provinsi
 Pem. Kab./Kota untuk jalan Kab./Kota
5
Amanat UU38/2004 tentang Jalan
Bagian Ketujuh
Pembangunan Jalan Umum
Pasal 30
(1) Pembangunan jalan secara umum adalah:
a. Pengoperasian jalan umum dilakukan setelah
dinyatakan memenuhi persyaratan LAIK FUNGSI
JALAN secara teknis dan administratif;
b. Penyelenggara jalan wajib memprioritaskan
pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan jalan
secara berkala untuk mempertahankan tingkat
pelayanan jalan sesuai dengan STANDAR
PELAYANAN MININAL yang ditetapkan;
c. ....
d. ...... 6
Amanat UU22/2009 tentang LL dan Angkutan Jalan
Pasal 22
1) Jalan yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan
laik fungsi Jalan secara teknis dan administratif.
2) Penyelenggara jalan wajib melaksanakan uji kelaikan fungsi Jalan sebelum
pengoperasian Jalan.
3) Penyelenggara jalan wajib melakukan uji kelaikan fungsi Jalan pada jalan yang
sudah beroperasi secara berkala dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan/atau sesuai dengan kebutuhan.
4) Uji kelaikan fungsi Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dilakukan oleh tim uji laik fungsi Jalan yang dibentuk oleh penyelenggara jalan.
5) Tim uji laik fungsi Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri atas unsur
penyelenggara jalan, instansi yang bertanggung jawab di bidang Sarana dan
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
6) Hasil uji kelaikan fungsi Jalan wajib dipublikasikan dan ditindaklanjuti oleh
penyelenggara Jalan, instansi yang bertanggung jawab di bidang Sarana dan
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dan/atau Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
7) Uji kelaikan fungsi Jalan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
7
perundang-undangan.
Permen 11/2010 tentang Tatacara dan Uji Laik Fungsi Jalan
Bermaksud
 menetapkan pedoman dan standar teknis uji dan penetapan LFJ
 meliputi jalan nasional, jalan provinsi, dan jalan kabupaten/kota.
Bertujuan :
 mewujudkan tertib penyelenggaraan jalan yg meliputi TurBinBangWas
 tersedianya jalan yg memenuhi ketentuan keselamatan, kelancaran,
ekonomis, dan ramah lingkungan.
Lingkup pengaturan:
 persyaratan LFJ
 pelaksanaan Uji LFJ;
 kategori LFJ;
 Tim Uji LFJ;
 tata cara uji LFJ;
 penetapan LFJ;
 pembiayaan dan pengawasan.

8
Laik Fungsi suatu ruas jalan Jalan
• Laik Fungsi Jalan:
– Kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan
teknis dan administrasi jalan (Pasal 1 butir 5)
Yang dimaksud persyaratan teknis (jalan) adalah kondisi baku suatu ruas
jalan ditinjau dari segi struktur perkerasan, struktur bangkapja, teknis geometri,
teknis pemanfaatan ruang jalan, manajemen lalu lintas, dan perlengkapan jalan.
Hal-hal tersebut diatur melalu Permen no.19/2011 tentang persyaratan teknis jalan
dan kriteria Perencanaan Teknis Jalan.
– Menjadi syarat untuk beroperasinya suatu jalan

• Laik Fungsi Jalan dimaksudkan untuk:


– MEMBERIKAN KESELAMATAN bagi pemakai jalan
(Pasal 2 ayat (2)b.)
Bagi ruas-ruas jalan yang belum memenuhi kondisi baku, sejauh masih dapat
memberikan keselamatan bagi pengguna jalan, maka masih dapat dioperasikan
untuk waktu tertentu sambil menunggu perbaikan dan mengaplikasikan teknologi
keselamatan jalan. Tetapi, jika membahayakan bagi pengguna jalan, maka jalan
9
harus ditutup dan diperbaiki.
Mekanisme Uji LF teknis
RUAS Uji dan evaluasi:
JALAN Struktur Perkerasan Jalan
UMUM Sesuai Geometri Jalan
Persyaratan Pemanfaatan Ruang Jalan
Teknis Bangkapja
Jalan? Manajemen Lalin
Perlengkapan Jalan

Apakah ber-
fungsi & Tidak Ya

kepada umum
LAIK

Dioperasikan
keselamatan
Tidak
?
Ya LAIK dengan syarat
diturunkan (ada
Jalan Teknologi
alasan teknis)
berbahaya! Keselamatan
Harus Jalan
ditutup dan LAIK bersyarat
diperbaiki 10
Mekanisme UJI LF administrasi
 Memeriksa dokumen ruas jalan:
 Status Jalan
 Kelas Jalan
 Dokumen penetapan PETUNJUK, PERINTAH, & LARANGAN rambu, marka, dan APILL
 Kepemilikan tanah Rumija
 AMDAL, atau UKL/UPL, atau PPPLH (Pernyataan kesanggupan Pengelolaan & Pemantauan LH)
 Leger jalan

 Jika dokumen lengkap, maka ruas jalan tsb Laik


Administrasi (dapat diartikan syah secara hukum)
 Jika dokumen tidak lengkap atau minimal ada status
jalannya, maka Laik Administrasi bersyarat
 Tidak laik secara administrasi dapat diartikan bahwa
jalan tidak termasuk tanggung jawab penyelenggara
jalan

11
Penyelenggara uji dan evaluasi
LFJ untuk jalan Nasional dan
jalan Daerah
• Jalan Nasional oleh Menteri PUPR
• Jalan Provinsi oleh Gubernur
• Jalan Kabupaten oleh Bupati
• Jalan Kota oleh Walikota

12
Tim Uji LFJ
• Dibentuk oleh penyelenggara jalan
– Jalan Nasional oleh Menteri PUPR
– Jalan Provinsi oleh Gubernur
– Jalan Kabupaten oleh Gubernur atas usulan Bupati
– Jalan Kota oleh Gubernur atas usulan Walikota
• Tim bersifat ad-hoc; independent; profesional
– Waktu Berlaku terbatas;
– Terdiri dari unsur-unsur
• Bina Marga (yg tidak terkait dgn pengelolaan ruas jalan
tersebut)
• Perhubungan darat
• Polantas
– Perlu kualifikasi personel

13
Pembiayaan, Pengawasan, Ketentuan Peralihan

PEMBIAYAAN
̶ Pembiayaan Uji dan Evaluasi LFJ dan kegiatan Pencapaian Pemenuhan thd
persyaratan LFJ dibebankan pada APBD penyelenggara jalan yang
bersangkutan dan/atau sumber pembiayaan lain yang tersedia.
PENGAWASAN
̶ Evaluasi dan kegiatan Pemenuhan terhadap persyaratan LFJ diawasi oleh
penyelenggara jalan sesuai dg kewenangannya;
̶ Status LFJ Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Bupati/Walikota kepada Gubernur
pada setiap akhir Tahun Anggaran;
̶ Status LFJ Provinsi, Kabupaten, dan Kota dilaporkan oleh Gubernur kepada
Menteri pada setiap akhir Tahun Anggaran;
̶ Status LFJ Nasional, Provinsi, Kabupaten, dan Kota dipublikasikan oleh Menteri
pada setiap akhir Tahun Anggaran melalui media publikasi nasional.
KETENTUAN PERALIHAN
̶ Pemenuhan Kategori LFJ baik pada ruas jalan baru maupun pada ruas jalan
yang sudah dioperasikan paling lambat 3 tahun sejak 21 Oktober 2010, diawali
dengan pelaksanaan uji LFJ paling lambat 1 tahun sejak 19 Oktober 2010.
14
Tindak lanjut hasil LFJ
(sesuai amanat ketentuan peralihan Permen PU No.11/2010, ps 21 (2))

Merumuskan
prioritas capaian
pembangunan jalan Target tahunan
sesuai kebutuhan pembangunan
Hasil Uji dan kapasitas jalan yang ber-
dan institusi: keselamatan,
Evaluasi lancar,
LFJ -TEKNIS: ekonomis, dan
 Ruang Jalan ramah
Teridentifikasi
 Geometri lingkungan
masalah jalan dalam
 Perkerasan
upaya mewujudkan
 Bangkapja Rencana
jalan yang sesuai
 Manajemen LL Strategis
dengan persyaratan
 Perlengkapan
teknis jalan
-ADMINISTRASI

15
Integrasi Hasil LFJ dalam
perencanaan/Desain
Rekomendasi
Hasil Uji dan
Evaluasi LFJ - Preservasi
 Pemelihara- - Pra FS
an rutine - FS
 Peningkatan - Perencanaan
- Pembangunan awal
- DED
-TEKNIS: - Integrasi aspek
-ADMINISTRASI Lingkungan
- Audit
Keselamatan
Konstruksi
Jalan
- Dokumen
perencanaan
16
Kesimpulan
• Pelaksanaan LFJ adalah amanat UU
• PemPus melaksanakan dan mensosialisasikan LFJ ke
daerah sesuai amanat UU
• LFJ adalah upaya mewujudkan jalan yg
berkeselamatan, lancar, ekonomis, dan ramah
lingkungan
• Hasil LFJ diintegrasikan melalui proses
Perencanaan/Desain sehingga dapat dicapai setelah
proses konstruksi
• LFJ dilaksanakan oleh PEMPUS dan PEMDA
• Masing-masing PEMDA membiayai dan mengawasi
pelaksanaan LFJ.

17
Sekian dan Terima Kasih

18

Anda mungkin juga menyukai