sesuai
2
PP RI 38/2007 tentang pembagian urusan pemerintahan
antara pemerintah, pemda provinsi, dan pemda
Kabupaten/Kota
Urusan pemerintahan
– Yang menjadi kewenangan pemerintah (pusat)
meliputi politik luar negeri, pertahanan, keamanan,
yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.
– Yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau
susunan pemerintahan, meliputi 31 urusan wajib
bidang pemerintahan termasuk urusan pekerjaan
umum; dan delapan urusan pilihan
(Pasal 8: (1) Penyelenggaraan urusan wajib berpedoman pada standar
pelayanan minimal yang ditetapkan Pemerintah dan dilaksanakan secara
bertahap; LFJ adalah salah satu komponen Standar Pelayanan Minimal
Jalan)
3
PP RI 38/2007 tentang pembagian urusan pemerintahan
antara pemerintah, pemda provinsi, dan pemda
Kabupaten/Kota
Urusan pemerintahan yang wajib yang menjadi
kewenangan pusat dalam Sub Bidang Bina Marga:
– Sub Sub Bidang Pengaturan (kewenangan pusat)
• Pembentukan peraturan perundang-undangan
• Perumusan kebijakan perencanaan
• Pengendalian penyelenggaraan jalan secara makro
• Penetapan NSPK (Norma, Standar, Prosedur, Kriteria)
– Sub sub Bidang Pembinaan
– Sub Sub Bidang Pembangunan dan Pengusahaan
– Sub Sub Bidang Pengawasan
• Monitoring & Evaluasi Kinerja Jalan (kewenangan yang
dibagi bersama pemda provinsi dan pemda kabupaten kota) 4
Pembagian kewenangan
penyelenggaraan Laik Fungsi Jalan
Pengaturan penyelenggaraan LFJ dilaksanakan oleh
Pemerintah (pusat) cq Ditjen Bina Marga, Kemen.PU
dalam lingkup
Pengendalian penyelenggaraan jalan secara makro
Penetapan NSPK (Norma, Standar, Prosedur, Kriteria)
Dan dilaksanakan oleh:
Pemerintah untuk Jalan Nasional
Pem. Provinsi untuk jalan provinsi
Pem. Kab./Kota untuk jalan Kab./Kota
5
Amanat UU38/2004 tentang Jalan
Bagian Ketujuh
Pembangunan Jalan Umum
Pasal 30
(1) Pembangunan jalan secara umum adalah:
a. Pengoperasian jalan umum dilakukan setelah
dinyatakan memenuhi persyaratan LAIK FUNGSI
JALAN secara teknis dan administratif;
b. Penyelenggara jalan wajib memprioritaskan
pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan jalan
secara berkala untuk mempertahankan tingkat
pelayanan jalan sesuai dengan STANDAR
PELAYANAN MININAL yang ditetapkan;
c. ....
d. ...... 6
Amanat UU22/2009 tentang LL dan Angkutan Jalan
Pasal 22
1) Jalan yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan
laik fungsi Jalan secara teknis dan administratif.
2) Penyelenggara jalan wajib melaksanakan uji kelaikan fungsi Jalan sebelum
pengoperasian Jalan.
3) Penyelenggara jalan wajib melakukan uji kelaikan fungsi Jalan pada jalan yang
sudah beroperasi secara berkala dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan/atau sesuai dengan kebutuhan.
4) Uji kelaikan fungsi Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dilakukan oleh tim uji laik fungsi Jalan yang dibentuk oleh penyelenggara jalan.
5) Tim uji laik fungsi Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri atas unsur
penyelenggara jalan, instansi yang bertanggung jawab di bidang Sarana dan
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
6) Hasil uji kelaikan fungsi Jalan wajib dipublikasikan dan ditindaklanjuti oleh
penyelenggara Jalan, instansi yang bertanggung jawab di bidang Sarana dan
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dan/atau Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
7) Uji kelaikan fungsi Jalan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
7
perundang-undangan.
Permen 11/2010 tentang Tatacara dan Uji Laik Fungsi Jalan
Bermaksud
menetapkan pedoman dan standar teknis uji dan penetapan LFJ
meliputi jalan nasional, jalan provinsi, dan jalan kabupaten/kota.
Bertujuan :
mewujudkan tertib penyelenggaraan jalan yg meliputi TurBinBangWas
tersedianya jalan yg memenuhi ketentuan keselamatan, kelancaran,
ekonomis, dan ramah lingkungan.
Lingkup pengaturan:
persyaratan LFJ
pelaksanaan Uji LFJ;
kategori LFJ;
Tim Uji LFJ;
tata cara uji LFJ;
penetapan LFJ;
pembiayaan dan pengawasan.
8
Laik Fungsi suatu ruas jalan Jalan
• Laik Fungsi Jalan:
– Kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan
teknis dan administrasi jalan (Pasal 1 butir 5)
Yang dimaksud persyaratan teknis (jalan) adalah kondisi baku suatu ruas
jalan ditinjau dari segi struktur perkerasan, struktur bangkapja, teknis geometri,
teknis pemanfaatan ruang jalan, manajemen lalu lintas, dan perlengkapan jalan.
Hal-hal tersebut diatur melalu Permen no.19/2011 tentang persyaratan teknis jalan
dan kriteria Perencanaan Teknis Jalan.
– Menjadi syarat untuk beroperasinya suatu jalan
Apakah ber-
fungsi & Tidak Ya
kepada umum
LAIK
Dioperasikan
keselamatan
Tidak
?
Ya LAIK dengan syarat
diturunkan (ada
Jalan Teknologi
alasan teknis)
berbahaya! Keselamatan
Harus Jalan
ditutup dan LAIK bersyarat
diperbaiki 10
Mekanisme UJI LF administrasi
Memeriksa dokumen ruas jalan:
Status Jalan
Kelas Jalan
Dokumen penetapan PETUNJUK, PERINTAH, & LARANGAN rambu, marka, dan APILL
Kepemilikan tanah Rumija
AMDAL, atau UKL/UPL, atau PPPLH (Pernyataan kesanggupan Pengelolaan & Pemantauan LH)
Leger jalan
11
Penyelenggara uji dan evaluasi
LFJ untuk jalan Nasional dan
jalan Daerah
• Jalan Nasional oleh Menteri PUPR
• Jalan Provinsi oleh Gubernur
• Jalan Kabupaten oleh Bupati
• Jalan Kota oleh Walikota
12
Tim Uji LFJ
• Dibentuk oleh penyelenggara jalan
– Jalan Nasional oleh Menteri PUPR
– Jalan Provinsi oleh Gubernur
– Jalan Kabupaten oleh Gubernur atas usulan Bupati
– Jalan Kota oleh Gubernur atas usulan Walikota
• Tim bersifat ad-hoc; independent; profesional
– Waktu Berlaku terbatas;
– Terdiri dari unsur-unsur
• Bina Marga (yg tidak terkait dgn pengelolaan ruas jalan
tersebut)
• Perhubungan darat
• Polantas
– Perlu kualifikasi personel
13
Pembiayaan, Pengawasan, Ketentuan Peralihan
PEMBIAYAAN
̶ Pembiayaan Uji dan Evaluasi LFJ dan kegiatan Pencapaian Pemenuhan thd
persyaratan LFJ dibebankan pada APBD penyelenggara jalan yang
bersangkutan dan/atau sumber pembiayaan lain yang tersedia.
PENGAWASAN
̶ Evaluasi dan kegiatan Pemenuhan terhadap persyaratan LFJ diawasi oleh
penyelenggara jalan sesuai dg kewenangannya;
̶ Status LFJ Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Bupati/Walikota kepada Gubernur
pada setiap akhir Tahun Anggaran;
̶ Status LFJ Provinsi, Kabupaten, dan Kota dilaporkan oleh Gubernur kepada
Menteri pada setiap akhir Tahun Anggaran;
̶ Status LFJ Nasional, Provinsi, Kabupaten, dan Kota dipublikasikan oleh Menteri
pada setiap akhir Tahun Anggaran melalui media publikasi nasional.
KETENTUAN PERALIHAN
̶ Pemenuhan Kategori LFJ baik pada ruas jalan baru maupun pada ruas jalan
yang sudah dioperasikan paling lambat 3 tahun sejak 21 Oktober 2010, diawali
dengan pelaksanaan uji LFJ paling lambat 1 tahun sejak 19 Oktober 2010.
14
Tindak lanjut hasil LFJ
(sesuai amanat ketentuan peralihan Permen PU No.11/2010, ps 21 (2))
Merumuskan
prioritas capaian
pembangunan jalan Target tahunan
sesuai kebutuhan pembangunan
Hasil Uji dan kapasitas jalan yang ber-
dan institusi: keselamatan,
Evaluasi lancar,
LFJ -TEKNIS: ekonomis, dan
Ruang Jalan ramah
Teridentifikasi
Geometri lingkungan
masalah jalan dalam
Perkerasan
upaya mewujudkan
Bangkapja Rencana
jalan yang sesuai
Manajemen LL Strategis
dengan persyaratan
Perlengkapan
teknis jalan
-ADMINISTRASI
15
Integrasi Hasil LFJ dalam
perencanaan/Desain
Rekomendasi
Hasil Uji dan
Evaluasi LFJ - Preservasi
Pemelihara- - Pra FS
an rutine - FS
Peningkatan - Perencanaan
- Pembangunan awal
- DED
-TEKNIS: - Integrasi aspek
-ADMINISTRASI Lingkungan
- Audit
Keselamatan
Konstruksi
Jalan
- Dokumen
perencanaan
16
Kesimpulan
• Pelaksanaan LFJ adalah amanat UU
• PemPus melaksanakan dan mensosialisasikan LFJ ke
daerah sesuai amanat UU
• LFJ adalah upaya mewujudkan jalan yg
berkeselamatan, lancar, ekonomis, dan ramah
lingkungan
• Hasil LFJ diintegrasikan melalui proses
Perencanaan/Desain sehingga dapat dicapai setelah
proses konstruksi
• LFJ dilaksanakan oleh PEMPUS dan PEMDA
• Masing-masing PEMDA membiayai dan mengawasi
pelaksanaan LFJ.
17
Sekian dan Terima Kasih
18