Anda di halaman 1dari 19

No.

006 / BM / 2009

PEDOMAN
Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

PENYUSUNAN
SPESIFIKASI KHUSUS
JALAN DAN JEMBATAN

D E P A R TE M E N P E K E R J A A N U M U M
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

DAFTAR ISI

Daftar Isi .......................................................................................................................... i


Prakata............................................................................................................................ ii
Pendahuluan ................................................................................................................... iii

1 Ruang Lingkup........................................................................................................... 1

2 Acuan ........................................................................................................................ 1

3 Istilah dan Definisi...................................................................................................... 1

4 Spesifikasi.................................................................................................................. 2
4.1 Spesifikasi Umum Jalan dan Jembatan ............................................................. 2
4.2 Spesifikasi Khusus............................................................................................. 3

5 Persyaratan ............................................................................................................... 3

6 Persiapan Penyusunanan .......................................................................................... 6


6.1 Tahap Persiapan ............................................................................................... 6
6.2 Format ............................................................................................................... 11

7 Penggunaan Istilah .................................................................................................... 12

8 Proses Penyusunan Spesifikasi Khusus.................................................................... 13

LAMPIRAN A Contoh Spesifikasi Khusus ...................................................................... 16

i
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

PENDAHULUAN

Spesifikasi Khusus merupakan akomodasi terhadap hal – hal yang tidak ditentukan
dalam Spesifikasi Umum. Penyusunan spesifikasi khusus tersebut dapat berupa
modifikasi dari Spesifikasi Umum, baik berupa perubahan, penambahan, atau
penggantian terhadap pasal – pasal dalam Spesifikasi Umum. Spesifikasi Khusus
juga dapat berupa penyusunan spesifikasi baru terutama untuk jenis pekerjaan
yang belum terdapat dalam Spesifikasi Umum.

Dalam beberapa kasus, spesifikasi khusus dapat bersifat interim dan dapat
mengalami perubahan sesuai dengan hasil pelaksanaan lapangan untuk jenis
pekerjaan yang dimaksud untuk kemudian menjadi Spesifikasi Khusus.

Dalam penggunannya, spesifikasi khusus sama dengan Spesifikasi Umum untuk


dimasukkan dalam Dokumen Kontrak dan menjadi ketentuan yang mengikat.

ii
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

PEDOMAN
PENYUSUNAN SPESIFIKASI KHUSUS JALAN DAN JEMBATAN

1. RUANG LINGKUP
Teknologi dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan
berkembang dengan pesat terutama untuk kondisi – kondisi yang membutuhkan
penanganan khusus. Penggunaan teknologi baru tersebut secara luas terkadang
terhambat dengan tidak adanya acuan / standar yang dapat digunakan, jika pun ada
acuan tersebut masih bersifat terbatas. Sehingga terkait dengan penggunaannya,
dibutuhkan suatu standarisasi secara legal yang dapat digunakan di lingkungan Bina
Marga.

Dalam penyusunannya, spesifikasi khusus dibuat oleh perencana atau pengawas


terkait dengan pelaksanaan pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi umum.
Selain itu, spesifikasi khusus juga dapat disusun / diusulkan oleh produsen/pemasok
terkait dengan produknya yang termasuk dalam teknologi baru. Untuk spesifikasi
khusus terkait dengan teknologi baru telah diatur tata cara terkait pengajuan dan
persetujuan dalam Surat Edaran Dirjen Bina Marga No.05/SE/Db/2008 tanggal 19
Desember 2008 perihal Teknologi Baru / Teknologi Non Standar di Lingkungan Bina
Marga.

Pedoman ini menjelaskan tata cara penyusunan spesifikasi khusus bidang jalan dan
jembatan dan digunakan untuk memodifikasi bagian dalam spesifikasi umum yang
tidak atau kurang sesuai dengan kondisi lapangan untuk hal-hal yang sifatnya unik
dan tidak dapat menggunakan mata pembayaran dalam spesifikasi umum.

2. ACUAN
Spesifikasi Umum edisi Desember 2006

3. ISTILAH DAN DEFINISI

3.1. Pemeriksaan Akhir


adalah proses penelaahan akhir oleh tim pembahas untuk dikeluarkannya dokumen
spesifikasi khusus.

1 dari 15
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

3.2. Pemeriksaan Awal


Adalah pemeriksaan awal konsep spesifikasi khusus yang dilakukan oleh perorangan
atau tim sebelum disetujui dan ditelaah lebih lanjut oleh tim pembahas.

3.3. Pengesahan
Direktorat Jenderal Bina Marga yang berwenang dan bertanggung jawab secara
hukum untuk menyetujui penyusunan spesifikasi khusus dan spesifikasi khusus
interim.

3.4. Pengusul
Pengusul adalah perencana / produsen / pemasok yang mempersiapkan spesifikasi
khusus atau yang mengusulkan adanya perubahan, penambahan atau penggantian
hal – hal belum diatur dalam spesifikasi umum.

3.5. Spesifikasi Khusus


Dokumen yang disusun sebagai perubahan, penambahan, atau penggantian hal – hal
yang diatur dalam spesifikasi umum.

3.6 Spesifikasi Khusus Interim


Dokumen Spesifikasi Khusus yang disusun dalam status sementara, dimana dalam
penerapannya harus dilakukan dengan pemantauan dan evaluasi, dimana hasilnya
kemudian menjadi masukan perubahan status spesifikasi khusu tersebut.

3.7. Spesifikasi Umum


Dokumen terkait dengan pelaksanaan pekerjaan jalan dan jembatan yang telah sah
digunakan dan menjadi bagian dalam dokumen kontrak yang berisi tentang lingkup
kegiatan, persyaratan, pelaksanaan, pengendalian mutu serta pengukuran dan
pembayaran.

3.8. Teknologi Baru


Teknologi Baru atau Non Standar adalah teknologi yang belum termasuk dalam
Spesifikasi Umum atau Spesifikasi Khusus Bina Marga.

2 dari 15
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

4. SPESIFIKASI
4.1 SPESIFIKASI UMUM JALAN DAN JEMBATAN
Spesifikasi umum jalan dan jembatan merupakan dokumen standar yang digunakan
dan menjadi bagian dalam dokumen kontrak. Spesifikasi umum ini berisi tentang
lingkup pekerjaan, persyaratan (acuan normatif, material, tenaga kerja), pelaksanaan
(metode kerja), pengendalian mutu yang harus dipenuhi oleh pelaksana dalam
melaksanakan pekerjaannya serta cara pengukuran dan dasar pembayarannya.
Spesifikasi umum tersebut harus merupakan bagian dokumen yang diterbitkan dan
disebar luaskan secara umum dan diperbaharui setiap 5 sampai 7 tahun sekali.

4.2 SPESIFIKASI KHUSUS


Spesifikasi khusus adalah dokumen yang disusun terkait dengan suatu penambahan
(teknologi baru), penghapusan dan/atau perubahan terhadap spesifikasi umum yang
sudah diterbitkan dan berlaku. Dengan adanya penggantian pada bagian tertentu
yang dapat berlaku umum pada spesifikasi khusus, maka pada penerbitan edisi baru
spesifikasi umum berikutnya, maka penambahan tersebut akan menjadi bagian dalam
spesifikasi umum.

5. PERSYARATAN
Spesifikasi khusus digunakan untuk merubah bagian yang tidak /kurang sesuai dalam
spesifikasi umum dengan kondisi lapangan atau untuk spesifikasi khusus teknologi
baru dan menjadi dokumen pendukung agar teknologi baru dapat digunakan di
lingkungan Bina Marga. Isi spesifikasi khusus tidak boleh bertentangan atau menjadi
suatu pertentangan dikemudian hari.

Persyaratan penyusunan adalah sebagai berikut:


a. Merupakan tambahan (suplemen) terhadap spesifikasi umum terhadap pekerjaan
tertentu, seperti persyaratan, cara pelaksanaan, pengendalian mutu, cara
pembayaran dan /atau mata pembayaran,
b. Merupakan dokumen disusun terkait dengan penggunaan teknologi baru dalam
pekerjaan jalan dan jembatan;
c. Isi tidak bertentangan terhadap spesifikasi umum,
d. Tambahan harus merupakan suatu hal yang unik dan tidak dapat dicakup dalam
spesifikasi umum,
e. Penggantian suatu pasal harus disebutkan bagian pasal yang diganti tanpa
menurunkan mutu hasil pekerjaan,

3 dari 15
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

f. Penjelasan bagian yang dimodifikasi, diganti atau diperjelas harus menyebutkan


alamat bagian yang dimodifikasi, diganti atau diperjelas.
g. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada penyusunan spesifikasi
khusus harus lengkap, jelas, padat dan benar.
1) Lengkap
Spesifikasi khusus harus dibuat dengan keyakinan akan tingkat
kepentingannya termasuk setiap persyaratan yang didefinisikan secara
lengkap. Penjelasan dalam spesifikasi khusus tidak boleh samar-samar.
2) Jelas
Pastikan bahwa spesifikasi khusus tersebut menunjukkan secara jelas
tentang bagian yang diubah, diganti dan/atau dilengkapi dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(a). Secara jelas menggambarkan cara pengukuran dan pembayaran.
(b). Buat sejelas mungkin, analisa yang singkat terhadap persyaratan
kerja untuk kondisi umum, jenis konstruksi dan mutu pekerja.
Jangan ada meninggalkan keragu-raguan pelaksana terhadap
persyaratan yang ditentukan.
(c). Berikan petunjuk, bukan saran.
(d). Jangan mengasumsikan bahwa Penyedia Jasa atau Direksi
Pekerjaan “mengetahui” apa yang dimaksud.
(e). Jangan menggunakan kata-kata “ sesuai dengan persetujuan
Direksi ”, “ sesuai petunjuk Direksi “ dalam menetapkan mutu
pekerja yang disyaratkan. Tidak menggunakan kata-kata atau
kalimat yang membingungkan atau akan menimbulkan kesalah
pahaman, karena Penyedia Jasa belum tentu tahu apa yang
dipikirkan oleh Direksi.
(f). Hindari persyaratan yang bertentangan. Setiap persyaratan hanya
mempunyai arti tertentu saja.
(g). Jangan membuat persyaratan yang menimbulkan kesulitan dan
membahayakan terhadap pelaksana pekerjaan.

3) Padat
Tulislah spesifikasi khusus sepadat dan sepraktis mungkin. Untuk review
spesifikasi khusus, pertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
(a). Hindari adanya duplikasi antara spesifikasi khusus dengan
dokumen yang ada,
(b). Jangan memberikan alasan dalam persyaratan spesifikasi,

4 dari 15
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

(c). Apabila telah ditentukan satu ketentuan, jangan diulang lagi


perintah, persyaratan, petunjuk atau informasi pada tempat lain
dalam dokumen kontrak.
(d). Jangan memasukkan ketentuan yang bersifat perintah sebagai
persyaratan umum dalam kontrak,
(e). Minimalkan penggunaan referensi silang,
(f). Tulislah kalimat dalam bentuk kalimat positif.

4) Benar
Pastikan bahwa spesifikasi khusus ditulis dengan benar, perhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
(a). Untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana, periksa terhadap
pernyataan yang nyata,
(b). Jangan memasukkan jenis pekerjaan yang tidak disyaratkan atau
diharuskan,
(c). Pastikan bahwa spesifikasi tidak menghukum pelaksana (Penyedia
Jasa) atau pemasok,
(d). Pastikan spesifikasi tidak memasukkan bahan yang tidak sesuai
dengan persyaratan mutu, metode pelaksanaan atau alat jenis
apapun,
(e). Pastikan bahwa ketentuan tidak mengubah kriteria dasar
perencanaan untuk pekerjaan tertentu,
(f). Jangan menentukan suatu hal yang tidak mungkin. Batasan
tenaga kerja dan material harus diketahui dan dikenali dengan
baik,
(g). Tentukan standar dimensi secara praktis,
(h). Pastikan adanya penelitian terhadap material yang tidak memenuhi
keawetan dan persyaratannya. Gunakan suatu standar yang telah
baku untuk menentukan kepastian kinerja tertentu. Jika tidak dapat
dipenuhi, lakukan pengujian secara lengkap dengan mendefinikan
akurasinya,
(i). Periksa secara hati-hati, dan teliti dengan baik terhadap
rekomendasi dari pabrik, dan dukungannya sebelum
mengadopsinya,
(j). Pastikan adanya persyaratan yang jelas dan mempunyai dasar
yang kuat. Persyaratan yang pasti dan kuat akan menjadikan lebih
ekonomis, apabila perlu ditingkatkan. Spesifikasi yang lemah tidak

5 dari 15
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

mungkin dapat diperkuat tanpa adanya tambahan biaya dan


adanya claims,
(k). Pastikan bahwa ketentuan memberikan petunjuk yang konsisten
terhadap standar praktis yang berlaku.

6. PERSIAPAN PENYUSUNAN
Spesifikasi khusus disusun dalam dua kondisi :
• Apabila dalam suatu proyek terdiri atas pekerjaan, material, urutan pelaksanaan
atau persyaratan lain yang diperlukan tetapi tidak ”tertulis dengan lengkap” dalam
spesifikasi umum. ”tertulis dengan lengkap” diartikan bahwa para penawar akan
mengerti dengan jelas jenis pekerjaannya, jenis material yang digunakan atau
peralatan yang disyaratkan metode pelaksanaan atau detail-detail lain yang
digunakan, serta bagaimana pekerjaan tersebut akan diukur dan dibayar.
• Adanya usulan dari produsen mengenai produknya berupa bahan/material atau
metode pelaksanaan kerja yang belum terdapat dalam spesifikasi umum. Dengan
adanya spesifikasi khusus diharapkan aplikasi untuk produk atau metode tersebut
dapat lebih luas di lingkungan Bina Marga. Terkait spesifikasi khusus untuk
teknologi baru harus berlaku secara umum dengan mutu tidak mengacu pada
produk tertentu.

Spesifikasi Berikut akan dijelaskan beberapa tahapan persiapan penyusunan


spesifikasi khusus.

6.1. TAHAP PERSIAPAN


Tahapan dalam mempersiapkan spesifikasi khusus adalah sebagai berikut:
a. Tetapkan tingkat kebutuhan
Review spesifikasi umum yang berlaku untuk memastikan adanya kebutuhan
yang memerlukan dibuatnya spesifikasi khusus. Jika topik yang diperlukan
tidak tercakup, maka salah satu cara adalah membuat spesifikasi khusus.
Atau jika penyusunan spesifikasi khusus untuk teknologi baru pastikan bahwa
untuk item tersebut belum tercakup dalam spesifikasi umum.

b. Pengkajian
Lakukan penelitian/kajian terhadap topik secara lengkap dan rinci. Mungkin
diperlukan informasi yang rinci sebelum dilakukan penulisan spesifikasi
khusus antara lain dengan menghubungi suatu pabrik tertentu atau pemasok
bahan untuk mendapatkan informasi yang mutakhir. Perlu melakukan

6 dari 15
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

penelitian terhadap kondisi lokal dan masalah yang akan dihadapi. Untuk
spesifikasi khusus terkait teknologi baru harus memiliki bukti teknis kinerja
yang dilakukan dalam skala laboratorium dan/atau skala lapangan seperti
disebutkan dalam Surat Edaran Dirjen Bina Marga No.05/SE/Db/2008.

c. Format
Siapkan spesifikasi khusus dengan format yang sama dengan spesifkasi
umum yang berlaku, contoh untuk spesifikasi beton yaitu Seksi 7.1. maka
dalam spesifikasi khusus untuk beton harus menggunakan seksi 7.1 dengan
menyebut butir – butir didalamnya sebagai SKh-n.7.1. Penjelasan lebih lanjut
dalam tata cara penomoran spesifikasi khusus.

d. Jenis
Analisa jenis pekerjaan yang akan dicakup dalam spesifikasi khusus untuk
menentukan jenis spesifikasi khususnya. Terdapat 2 (dua) jenis untuk
mempresentasikan spesifikasi khusus yaitu bahan/material atau cara
pelaksanaannya dan kinerja atau hasil akhir yang diharapkan.

Bahan/material dan cara pelaksanaan menjelaskan tentang prosedur atau


bahan/material yang harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan,
sedangkan pada tipe kinerja dijelaskan tentang hasil akhir yang harus dicapai.

Pada tipe prosedur dan bahan/material, memberikan keleluasaan kepada


Penyedia Jasa dalam menentukan hasil akhir. Pastikan salah satu tipe
spesifikasi yang digunakan, tetapi disarankan untuk menggunakan tipe
spesifikasi kinerja apabila material dan metode pelaksanaan memungkinkan.

e. Pengembangan outline
Outline yang ditulis harus mencakup persyaratan dasar dari pekerjaan secara
lengkap termasuk jenis bahan/material yang digunakan. Penulisan harus
menegaskan karakteristik bahan/material (contoh, batasan dimensi, waktu,
kekuatan, berat, ukuran, bentuk, konfigurasi). Atur semua faktor terkait dalam
suatu judul yang berkaitan.

f. Penomoran Spesifikasi Khusus


Penomoran spesifikasi Khusus terdiri atas 3 (tiga komponen utama) :
SKh- n - ( no seksi pekerjaan)

7 dari 15
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

SKh : Spesifikasi Khusus


n : menyatakan edisi ke berapa dari dokumen spesifikasi khusus untuk
satu seksi pekerjaan tertentu yang telah disusun/direvisi.

Nomor seksi pekerjaan dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :


1. Spesifikasi Khusus bersifat Penghapusan/Perubahan
Untuk sifat diatas maka nomor spesifikasi khusus menggunakan seksi
pekerjaan yang sama dengan spesifikasi khusus yang dihapus / diubah,
namun nomor spesifikasi khusus perlu disesuaikan dengan jumlah edisi
spesifikasi khusus yang disusun untuk seksi pekerjaan tersebut.
Contoh : Spesifikasi Umum Seksi 10.1 Pemeliharaan Rutin Perkerasan,
Bahu Jalan, Drainase, Perlengkapan Jalan dan Jembatan, telah dilakukan
perubahan terhadap substansi sebanyak 2 kali, maka penomorannya
menjadi:
Skh -1.10.1
Skh-2.10.1

2. Spesifikasi Khusus bersifat Penambahan Jenis Pekerjaan


Untuk sifat diatas maka nomor spesifikasi khusus harus disesuaikan
dengan divisi pekerjaan yang sesuai.

Apabila spesifikasi khusus tersebut bersifat menambahkan atau variasi


bahan/ metode pada seksi pekerjaan yang telah ada maka nomor
spesifikasi khusus menggunakan seksi pekerjaan terkait dengan nomor
SKh disesuaikan dengan edisi spesifikasi khusus yang pernah disusun.
Contoh : Spesifikasi Umum Seksi 6.6 Lapis Penetrasi Makadam, terdapat
penambahan teknologi yang sama dengan bahan berbeda dalam
spesifikasi khusus :
SKh-1.6.6.1 Lapis Penetrasi Makadam Asbuton Lawele
Skh-2.6.6.1 Lapis Makadam Asbuton Lawele

Apabila spesifikasi khusus tersebut berupa teknologi yang baru dan tidak
menambahkan atau terkait dengan seksi pekerjaan yang telah ada, maka
nomor seksi pekerjaan menambahkan dari nomor seksi pekerjaan terakhir
untuk divisi pekerjaan yang sama.

8 dari 15
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

Contoh : Spesifikasi Umum Divisi 5, Seksi Pekerjaan terakhir adalah Seksi


5.6 Lapis Pondasi Agregat dengan CTB. Kemudian disusun spesifikasi
khusus untuk lapis pondasi yang tidak masuk ke seksi pekerjaan manapun
dalam Divisi 5, maka kemudian untuk Spesifikasi Khusus tersebut
menggunakan nomer seksi 5.7 :
SKh-1.5.7 Lapis Pondasi Pasir Aspal.

Untuk memeriksa nomor spesifikasi khusus yang telah ada maka dapat
dilakukan ke Subdit Penyiapan Standar dan Pedoman, Direktorat Bina Teknik.

g. Penulisan spesifikasi khusus


Setelah dilakukan pengembangan outline dan penentuan nomor dan semua
penelitian sudah dilaksanakan, maka mulailah dengan membuat konsep.

Berikut ini direkomendasikan beberapa tata cara penulisan dalam


mempersiapkan spesifikasi khusus:
1) Kata-kata
Gunakan kata-kata dalam bentuk aktif (kalimat dimulai dengan kata
kerja) dan bentuk perintah (kalimat yang mengekspresikan perintah).
Bentuk aktif : ” bersihkan permukaan yang terbuka ”
Bentuk pasif : ” permukaan yang terbuka harus dibersihkan ”

2) Kalimat
Siapkan kalimat dalam spesifikasi khusus dalam kalimat dan kata-kata
yang sederhana. Pastikan dalam satu kalimat tidak lebih dari 20 kata,
kecuali adanya kompleksitas yang tidak bisa dihindari.

3) Paragraf
Batasi dalam satu paragraf tidak lebih dari 3 – 4 kalimat.

4) Istilah
Kata-kata yang digunakan harus konsisten dengan bagian dalam
dokumen lelang lainnya dan mempunyai arti yang pasti. Gunakan kata
yang sama untuk suatu arti yang sama, dan jangan menggunakan
sinonim. Hindari kata-kata yang mempunyai arti ganda. Hindari kata-
kata dan ungkapan yang tidak ada hubungannya.

9 dari 15
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

5) Kata ”akan”
Isitilah ”akan” dicadangkan untuk suatu kegiatan yang menjadi
tanggung jawab instansi yang berwenang.

6) Kata ganti
Hindari penggunaan kata ganti, walaupun merupakan pengulangan
terhadap apa yang dimaksud secara berulang.

7) Pemberian tanda baca


Hati-hati dalam penulisan tanda baca, gunakan seminimum mungkin
tanca baca secara konsisten terhadap bahasa yang digunakan.
Pastikan tidak adanya keraguan dalam penulisan kalimat.

8) Tanda kurung
Hindari tanda kurung ( ). Sebaiknya gunakan tanda koma atau tulis
ulang kalimat tersebut.

9) Angka
Penulisan angka yang disertai dengan penulisan dalam huruf secara
umum tidak perlu (contoh : gunakan baut empat (4) 1” (25 mm).
Contoh penulisan angka 5 mm, 3,0 m, 6,5 L, jangan menuliskan 2” x
4” atau 50 mm x 100 mm tetapi 50 mm kali 100 mm. Semua tanda
waktu dan tanggal dituliskan dalam angka.

h. Pelaksanaan review
Pengusul harus mempersiapkan dan mendistribusikan konsep awal
spsifikasi khusus untuk mendapatkan komentar dan masukan-masukan
yang diperlukan. Pengusul harus bertanggung jawab terhadap komentar
dalam penyempurnaan spesifikasi khusus sebelum dijadikan spesifikasi
khusus yang final.

6.2 FORMAT
Persiapan spesifikasi khusus dengan menggunakan bentuk aktif serta format
spesifikasi yang standar diperlukan pemahaman format spesifikasi standar. Bagian
dalam spesifikasi khusus tersebut harus menunjukkan bagian yang mengalami
perubahan dan/atau penambahan sebagai berikut:

10 dari 15
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

a. Uraian
Jelaskan uraian ruang lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan, dengan
referensi spesifikasi umum, rencana atau ketentuan khusus. Apabila diperlukan
beri penjelasan dengan uraian terhadap jenis pekerjaan atau tahap pelaksanaan.

b. Persyaratan
Tentukan persyaratan untuk material atau peralatan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Jelaskan secara lengkap sifat-sifat material dan syarat
pengujian yang diperlukan dengan merujuk pada SNI, AASHTO, ASTM

c. Pelaksanaan
Jelaskan urutan pelaksanaan pekerjaan dan hasil akhir yang diharapkan. Jangan
menggabungkan tipe spesifikasi yang berdasarkan metoda kerja dan spesifikasi
yang berdasarkan hasil akhir, untuk lebih praktisnya gunakan spesifikasi dalam
bentuk kinerja.

d. Pengendalian Mutu
Tentukan jenis pengendalian mutu yang disyaratkan dalam setiap tahapan
pelaksanaan pekerjaan

e. Cara Pengukuran
Jelaskan komponen pada suatu pengerjaan yang lengkap yang akan diukur dan
dibayar, satuan pengukuran harus ditentukan. Apabila ada perubahan atau
modifikasi faktor, tentukan besarannya.

f. Dasar Pembayaran
Jelaskan satuan pembayaran yang akan dilaksanakan dan tentukan lingkup hasil
pekerjaan yang termasuk dalam pembayaran. Pastikan adanya konsistensi
dengan mata pembayaran dalam pelelangan.

7. PENGGUNAAN ISTILAH
a. Dan/atau
Hindari penggunaan kata ”dan/atau” tetapi gunakan kata ”dan” yang berdiri
sendiri atau ”atau” saja, atau menggunakan kata ” atau .......... atau keduanya”.
Sebagai contoh ”kecuali ditentukan dalam gambar rencana atau spesifikasi
khusus atau keduanya ....”

11 dari 15
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

b. Harus, akan
Jangan menggunakan kata ”harus”, gunakan kata ”akan” yang menjelaskan
tindakan yang dilakukan oleh pengguna jasa.

c. Kuantitas
Penggunaan kata “jumlah” hanya untuk istilah penulisan uang atau dana.
Ketika menuliskan pengukuran volume, seperti m3, liter dan seterusnya,
gunakan “kuantitas”

d. Menjadi tanggung jawab kontraktor


Jangan menggunakan kalimat tersebut, disarankan menggunakan kalimat
”bukan tanggung jawab pengguna jasa” atau ”termasuk dalam biaya mata
pembayaran... ”

e. Penyedia Jasa
Gunakan kata ”penyedia jasa” untuk menggantikan ”kontraktor” ketika
menuliskan spesifikasi khusus untuk pelaksanaan pekerjaan.

f. Singkatan
Secara umum, hindari adanya singkatan-singkatan dalam penulisan, tetapi
apabila diperlukan, maka harus dilengkapi dengan penjelasan
kepanjangannya.

g. Sesuai dengan
Tidak menggunakan kata ” sesuai dengan ” melainkan gunakan kata ”
sebagaimana tertulis ”, atau ” sebagaimana tergambar ” atau ungkapan lain
yang sejenis.

h. Sesuai dengan (conform)


Gunakan kata ”sesuai dengan” untuk merujuk pada dimensi, ukuran dan harus
sesuai dengan standar yang berlaku ( contoh spesifikasi agregat harus sesuai
dengan persyaratan dalam AASHTO T27)

i. Sisa
Gunakan kata ”saldo” apabila merujuk pada masalah dana, dan gunakan kata
”sisa” untuk menjelaskan jumlah material yang tidak terpakai

12 dari 15
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

8. PROSES PENYUSUNAN SPESIFIKASI KHUSUS


Penyusunan spesifikasi khusus harus mengikuti prosedur sesuai dengan bagan alir
yang digambarkan pada gambar 1, yang menggambarkan proses penyusunan
spesifikasi khusus terkait dengan kebutuhan lapangan yang tidak tercakup dalam
Spesifikasi Umum.

Untuk Spesifikasi Khusus terkait dengan teknologi baru dapat langsung masuk ke
proses penyusunan spesifikasi khusus sepanjang teknologi tersebut belum tercakup
dalam spesifikasi umum dan mengikuti ketentuan isi dalam sub bab 6.2.

13 dari 15
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

MATA PEMBAYARAN YANG MATA PEMBAYARAN YANG


DESAIN DIPERLUKAN DALAM PEKERJAAN ADA DALAM SPESIFIKASI
YBS. UMUM

IDENTIFIKASI MATA
TIDAK PERLU ADA
PEMBAYARAN SPESIFIKASI
DALAM
ya KHUSUS
SPESIFIKASI UMUM
YANG DIPERLUKAN

tidak

KLARIFIKASI DAN VERIFIKASI

CEK, APAKAH MASIH ya


BISA DICAKUP
DENGAN
MENGGUNAKAN
SPESIFIKASI UMUM
SPESIFIKASI UMUM

tidak
STOP

SPESIFIKASI KHUSUS

BUAT DAFTAR PEKERJAAN YANG


DIPERLUKAN, PERSYARATAN MATERIAL,
ALAT, METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN,
CARA PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
PERIKSA JENIS PERUBAHAN:
• PERUBAHAN RUANG LINGKUP
PEKERJAAN
• PERUBAHAN PENJELASAN PASAL
CEK DIVISI, PASAL YANG
• PERUBAHAN CARA
TERKAIT
PENGENDALIAN MUTU
• PERUBAHAN CARA PENGUKURAN
• PERUBAHAN MATA PEMBAYARAN

PENYUSUNAN SPESIFIKASI
KHUSUS

Gambar 1 - Bagan Alir Penyusunan Spesifikasi Khusus

14 dari 15
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Khusus

9. PERSETUJUAN
Dalam pelaksanaan penyusunan spesifikasi khusus harus ada persetujuan dan
tanggung jawab dari instansi teknis terkait. Berikut persetujuan dan tanggung jawab
tersebut digambarkan dalam bagan alir berikut ini.

Dalam proses persetujuannya, spesifikasi khusus dapat masih bersifat interim dan
kemudian dapat dikembangkan dan disusun kembali sesuai dengan hasil
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan lapangan yang menggunakan spesifikasi
khusus tersebut.

Dalam proses pengesahannya, Spesifikasi Khusus disahkan oleh Direktur Jenderal


Bina Marga, sedang untuk Spesifikasi Khusus Interim dilakukan oleh Direktur Bina
Teknik.

Penyusunan usulan Koordinasi Direktorat Bina


PENGUSUL Spesifikasi Khusus Teknik
c.q. Subdit psp

Koreksi ?

Penyiapan Naskah
Pembahasan dan Evaluasi Spesifikasi Khusus sesuai
Naskah Spesifikasi Khusus dengan kaidah yang
(pemeriksaan akhir) berlaku (pemeriksaan
awal)

Persetujuan Naskah Pengesahan Spesifikasi


Spesifikasi Khusus Khusus

Gambar 2 – Bagan Alir Persetujuan Penyusunan Spesifikasi Khusus

15 dari 15

Anda mungkin juga menyukai