Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

“"O"”DENGAN INFEKSI
OPPORTUNISTIK (TB PARU)
DIRUANG NUSA INDAH

RSUP SANGLAH DENPASAR BALI

OLEH :
KELOMPOK VI
Pengertian
 AIDS adalah sindroma yang menunjukkan
defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa
adanya penyebab yang diketahui untuk dapat
menerangkan terjadinya defesiensi tersebut
seperti keganasan, obat-obatan supresi, imun,
penyakit infeksi yang sudah dikenal dan
sebagainya. (Brunner Dan Suddarth, 2000)
 Tuberkulosis paru (TB) adalah penyakit infeksius
yang terutama menyerang parenkim paru.
Tuberkulosis dapat juga ditularkan kebagian tubuh
lainnya termasuk meningen ginjal dan tulang.
(Brunner Dan Suddarth, 2000)

 Tuberkulosis paru adalah infeksi disebabkan oleh


mikobakterium tuberkulosis dengan gejala yang
sangat bervariasi. (Arif Mansjoer, 2000)
Etiologi
 Golongan virus retro yang disebut Human
Imunodefesiency Virus (HIV)

 Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :


 Lelaki homoseksual atau biseks
 Orang yang ketagihan obat intravena
 Partner seks dari penderita AIDS
 Penerima darah atau produk darah (transfusi)
 Bayi dari ibu/bapak yang terinfeksi.
(Brunner & Suddarth, 2002)
Penularan
 Hemoseksual pria anal intercourse atau anal
manipulation,
 Peningkatan frekuensi praktik dan hubungan seksual
ini dengan patner yang bergantian,
 Pemakaian obat bius intravena,
 Transfusi,
 Cedera tertusuk jarum suntik,
 In utero dari ibu kepada bayinya, dan
 Melalui air susu ibu.
Individu yang berisiko tinggi untuk tertular
tuberkulosis adalah :
 Mereka yang kontak dengan seseorang yang TB
aktif
 Individu yang immunosupressif
 Penggunaan obat-obat IV dan alkohol
 Setiap individu tanpa perawatan kesehatan yang
adekuat
 Setiap individu dengan gangguan medis yang ada
sebelumnya.
 Petugas kesehatan.
(Arif Mansjoer, 2000)
Gejala-gejala
 Gejala Mayor
 Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
 Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
 Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
 Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
 Demensia / HIV ensefalopati
 Gejala Minor
 Batuk menetap lebih dari 1 bulan
 Dermatitis generalisata
 Adanya herpes zooster multi segmental dan herpes
zooster berulang
 Kandidiasis orofaringeal
 Herpes simpleks kronis progressif
 Limfadenopati, generalisata.
 Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
 Retinitis virus sitomegalu.
Pemeriksaan Neurologis
 Tes untuk diagnosa ineksi HIV :
 ELISA
 Wasten blot
 DZG antigen test
 Kultur HIV
 Tes untuk deteksi gangguan sistem
immun :
 Hematokrit
 LET
 CD4 atau CD Limfosit
 Serum mikroglobulin
 Hemoglobulin.
Invasi kedalam tubuh

Penyimpangan KDM Invasi kedalam RNA

Masuk DNA Bau mulut tdk sedap

Mengenai sel T4 Anoreksi

Fungsi sel T4 menurun


Ggn. Kebut. Nutrisi

Defesiensi immun
Akumulasi sekret pd jln nafas

Terpajan micobacterium TBC


Ventilasi terganggu

Invasi sal. Pernafasan bawah


Luas permukaan paru
Ggn bersihan jln nafas
Destruksi jar. paru
Penurunan fungsi alveolus
Stimulasi RAS
Rx. Inplamasi
Proses difusi terganggu
REM
Peningkatan produksi mukus
Sesak
Stimulasi pusat batuk Klien terjaga

Ggn. Pola nafas


Batuk Ggn. Pola tidur

Terjadi terus menerus


TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Identitas klien
 Nama : Tn. “O”
 Umur : 33 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Kristen katolik
 Pendidikan : SLTA
 Alamat : Jln. PB. Sudirman Salmet
Riyadi 11 No. 25 Denpasar.
 Tanggal Masuk : 08 Mei 2006
 Tanggal Pengkajian : 09 Mei 2006
 Diagnosa Medik : Infeksi Opportunistik (TB
paru).
 No. Rekam Medik : 04 74 41
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF DATA OBYEKTIF
- Klien mengeluh sesak nafas - Klien nampak sesak dengan
frekwensi nafas 30 x/mnt
- Klien mengeluh nafsu makan - Nampak terpasang O2 4
berkurang. liter/mnt.
- Klien nampak sedikit lemah dan
- Klien mengatakan selalu mual. gelisah
- Terdengar bunyi nafas tambahan
- Klien mengeluh sakit daerah dada pada ronchi.
saat batuk. - Porsi makan klien hanya ½ porsi
dari yang disajikan.
- Klien mengatakan susah tidur pada - Terpasang infus RL 24 tts/mnt.
malam hari, dan gelisah. - Bibir kering, lidah kotor.
- Frekuensi tidur klien berkurang
- Klien mengeluh sakit pada saat khususnya pada malam hari.
menelan. - TTV :
TD : 100/70 mmHg
N : 86 x/mnt
P : 30 x/mnt
S : 37,5 0C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
destruksi jaringan paru (pembentukan jaringan
tuberkel paru)

 Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi


kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat

 Gangguan pola tidur berhubungan dengan


refleks batuk
RENCANA KEPERAWATAN
Rencana Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional


Setelah melakukan 1. Kaji tingkat fungsi 1. penurunan bunyi nafas dapat
Asuhan pernafasan, bunyi menunjukkan atelektasis ronchi
Keperawatan kepada pernafasan dan kecepatan. menunjukkan akumulasi sekret.
klien dengan 2 x 24
jam, pola nafas 2. Berikan posisi semi fowler 2. Membantu memaksimalkan ekspansi
efektif dengan atau fowler tinggi, bantu paru dan menurunkan upaya
kriteria: pasien untuk nafas dalam pernafasan.
- Batuk tidak
berdahak 3. Beri HE pentingnya batuk 3. Meningkatkan pemahaman klien
- Nafas tidak sesak secara efektif dan efesien. tentang pentingnya latihan batuk
- Pernafasan dalam secara efektif dan efesien.
batas normal
- Tidak terpasang O2 4. Kolaborasi tim medis 4. Menurunkan kekentalan dan
dalam pemberian obat perlengketan sekret untuk
antibiotik dan OAT memudahkan pembersihan jalan nafas,
serta mencegah kompliksi dari TBC.
Setelah melakukan 1. Kaji kemampuan 1. Intake menurun dihubungkan
Asuhan keperawatan mengunyah dan dengan nyeri tenggorokan dan
kepada klien dengan menelan. mulut
2 x 24 jam,
kebutuhan nutrisi 2. menyajikan makanan sesuai
terpenuhi dengan 2.Rencanakan diit dengan keinginan pasien.
kriteria : dengan pasien dan
orang penting lainnya.
 Nafsu makan 3. Memudahkan absorbsi nutrisi
menigkat 3. Kolaborasi dengan tim dan sumber energi.
 Porsi makan gizi untuk diit melalui
dihabiskan. TKTP
 Tidak sakit pada 4. Memenuhi kebutuhan cairan
saat menelan 4. Kolaborasi dengan tim dan elektrolit.
medis dalam
pemberian cairan
ifnus dextrose 5%
Setelah melakukan 1. Kaji pola tidur pasien 1. Mengetahui pemenuhan pola
Asuhan tidur pasien
Keperawatan
kepada klien 2 x 24 2. Ciptakan lingkungan 2. Lingkungan yang tenang
jam, klien tidak yang tenang dapat memudahkan klien
mengalami untuk mudah tidur
gangguan pola
tidur dengan 3. Batasi pengunjung 3. Membuat klien untuk dapat
kriteria : beristirahat dengan tenang,
atau mengurangi waktu klien
- Jam tidur klien untuk berinteraksi terhadap
bertambah sesuatu yang kurang penting
- klien tidak terjaga
pada malam hari 4. Berikan HE kepada 4. Meningkatkan pengetahuan
klien tentang pentingnya klien tentang pentingnya pola
tidur tidur bagi klien.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO HARI/TGL NDX JAM IMPLEMENTASI

1 Selasa I 13.10 1. Observasi TTV


9 Mei 2006 I 13.20 Hasil :
I 13.40 TD : 110/70 mmHg, N : 86 x/mnt, P : 30 x/mnt, S : 37,5 0 C
II 14.00 1. Membantu klien melakukan posisi fowler atau semifowler.
III 14.20 Hasil : Klien masih tampak sesak.
I 14.30 1. Melatih klien untuk batuk efektif dan latihan nafas dalam
14.30 Hasil : klien mampu melakukan dengan sendiri
16.00 1. Mengkaji kemampuan mengunyah dan menelan klien
18.45 Hasil : Klien masih sulit menelan
2. Menimbang BB klien
Hasil : klien mampu melakukannya.
1. Mengkaji pola tidur klien

Hasil : kleie tidak dapat tidur nyenyak (5 jam dalam 24 jam)


1. Menciptakan lingkungan yang tenang

Hasil : klien dapat beristirahat dengan baik


1. Berdiskusi dengan klien tentang pentingnya pola
tidur
Hasil : klien banyak bertanya.
1. penatalaksanaan pemberian obat

hasil :
paracetamol 500 mg 3 x 1
B Complex 3 x 1
Eritromicyn 4 x 500 mg
Fluconazole 1 x 200 mg
Cotrimoxasole 2 x II
Bronhexin 3 x C I
Eupilin R 2 x 1
OAT kat I
NO HARI/TGL NDX JAM IMPLEMENTASI

1 2 3 4 5
2. Rabu I 10.00 1. Observasi TTV
10 Mei 2006 I 11.00 Hasil :
I 11.00 TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/mnt, P : 28 x/mnt, S : 37 0
III 12.00 C
II 14.20 1. Membantu klien melakukan posisi fowler atau
III 14.30 semifowler.
I Hasil : Klienmasih tampak sesak.
1. Melatih klien untuk batuk efektif dan latihan nafas
dalam
Hasil : klien dapat mengikuti dengan baik.
1. Mengkaji pola tidur klien
Hasil : Klien masih sulit tidur nyenyak
2. Mengkaji kemampuan klien untuk menelan
Hasil : klien masih sulit menelan BB : 75 Kg
1. Membatasi pengunjung
Hasil : klien dapat beistirahat
1. Menciptakan lingkungan yang tenang
Hasil : klien dapat beristirahat dengan baik
1. Berdiskusi dengan klien tentang pentingnya pola
tidur
Hasil : klien banyak bertanya.
1. penatalaksanaan pemberian obat
hasil :
paracetamol 500 mg 3 x 1
B Complex 3 x 1
Eritromicyn 4 x 500 mg
Fluconazole 1 x 200 mg
Cotrimoxasole 2 x II
Bronhexin 3 x C I
Eupilin R 2 x 1
OAT kat I
CATATAN PERKEMBANGAN
NO HARI/TGL NDX JAM EVALUASI/SOAP
1 2 3 4 5
Selasa, I 16.00 S : klien mengatakan masih sesak
09 Mei 2006 O:
- Klien tampak sesak RR : 30 x/mnt
- Nampak terpasang O2 4 Ltr/mnt
- ada bunyi nafas tambahan, dan cuping
hidung.
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4.
1. Kaji tingkat fungsi pernafsan, bunyi
pernafasan dan kecepatan.
2. berikan posisi semi fowler atau fowler
tinggi, bantu pasien untuk nafas dalam
3. Beri HE pentingnya batuk secara efektif dan
efesien.
4. Kolaborasi tim medis dalam pemberian obat
antibiotik dan OAT
NO HARI/TGL NDX JAM EVALUASI/SOAP

1 2 3 4 5
II 16.10 S : - klien mengluh nyeri menelan
- klien mengatakan kurang nafsu makan dan
mual
O:
- porsi makan ½ dari porsi yang disediakan
- bibir nampak kering
- lidah kotor
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1. Kaji kemampuan mengunyah dan menelan.
2. Rencanakan diit dengan pasien dan orang
penting lainnya.
3. kolaborasi dengan tim gizi untuk diit melalui
TKTP
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
cairan ifnus dextrose 5%
III 16.20 S : klien mengatakan susah tidur dan sering terbangun
O:
- klien nampak gelisah
- frekuensi tidur klien 5 jam / 24 jam
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4.
1. Kaji pola tidur pasien
2. Ciptakan lingkungan yang tenang
N HARI/TGL NDX JAM EVALUASI/SOAP
O
1 2 3 4 5
Rabu, I 13.00 S : klien mengatakan sesaknya berkurang
10 Mei 2006 O:
- Sesak klien tampak menurun RR 28 x/mnt
- nampak terpasang O2 4 Ltr/mnt
- ada bunyi nafas tambahan, dan cuping
hidung.
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4.
1. Kaji tingkat fungsi pernafsan, bunyi
pernafasan dan kecepatan.
2. berikan posisi semi fowler atau fowler
tinggi, bantu pasien untuk nafas dalam
3. Beri HE pentingnya batuk secara efektif
dan efesien.
4. Kolaborasi tim medis dalam pemberian obat
antibiotik dan OAT
No HARI/TGL NDX JAM EVALUASI/SOAP
1 2 3 4 5
II 13.20 S : klien mengatakan kurang nafsu makan
dan
mual
O:
- porsi makan ½ dari porsi yang disediakan
- bibir nampak kering
- lidah sedikit kotor
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1. Kaji kemampuan mengunyah dan menelan.
2. Rencanakan diit dengan pasien dan orang
penting lainnya.
3. kolaborasi dengan tim gizi untuk diit
melalui
TKTP
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian cairan ifnus dextrose 5%
S : klien mengatakan masih susah tidur dan
sering
terbangun
O:
- klien nampak lemah dan lesu
- frekuensi tidur klien 5 jam / 24 jam

Anda mungkin juga menyukai