Anda di halaman 1dari 15

DISUSUN OLEH KELAS IV-E

KELOMPOK 5

SILVI AMBARWATI 201501190


MIKE NUR MAYANTI 201501191
DIAN UTAMI S.R 201501192
AGUNG SETIAWAN P. 201501203
M. RAHMAT I. 201501204
RINA AYU S. 201501205
NANDY FEBRIANTI 201501208

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2017/2018
Perilaku kekerasan merupakan respon terhadap stresor yang
dihadapai oleh seseorang, yang ditujukan dengan perilaku aktual
melakukan kekerasan, baik pada diri sendiri maupun orang lain,
secara verbal maupun non verbal (Berkowitz,2000). Perilaku
kekerasan merupakan salah satu respons marah yang
diekspresikan dengan melakukan ancaman, mencederai orang lain,
dan atau merusak lingkungan. Respons ini dapat menimbulkan
kerugian baik pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku kekerasan adalah
suatu respon kemarahan yang dilakukan oleh seseorang karena
adanya stresor yang menimbulkan kecemasan, dan kemarahan
merupakan bentuk sebagai luapan emosi yang dapat membuat
perasaan lega.
Rentang Respon Marah

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif PK


Faltor-Faktor Terjadinya PK

 Faktor Predisposisi
• Faktor Biologis
• Faktor Psikologis
• Faktor Sosial Kultur
 Faktor Precipitasi
• Ekspresi diri
• Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta
tindak kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
• Adanya riwayat PK
• Kematian anggota kelarga yang penting
 Penilaian terhadap stressor
 Sumber koping
 Mekansme koping
Pathway
Ancaman Terhadap Kebutuhan
Tanda dan Gejala

Fisik
Muka merah dan tegang
Verbal
Mata melotot atau pandangan
Bicara kasar
tajam
Suara tinggi, membentak atau
Tangan mengepal
berteriak
Rahang mengatup
Mengancam secara verbal atau
Wajah memerah dan tegang
fisik
Postur tubuh kaku
Mengumpat dengan kata-kata
Pandangan tajam
kotor
Mengatup rahang dengan
Suara keras
kuat
Ketus
Mengepal tangan
Jalan mondar-mandir
Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat,
Perilaku meremehkan, sarkasme.
Melempar atau Spiritual
memukul benda atau Merasa dirinya berkuasa, merasa dirinya benar,
orang lain mengkritik pendapat orang lain, menyinggung
Menyerang orang perasaan orang lain, tidak peduli dan kasar.
lain Sosial
Melukai diri sendiri Menarik diri, pengasingan, penolakan,
atau orang lain kekerasan, ejekan, sindiran.
Merusak ligkungan Perhatian
Amuk atau agresif Bolos, mencuri, melarikan diri, dan
penyimpangan seksual.

Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu dendam dan
jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi,
menyalahkan dan menuntut.
Klien Nn.N (30 thn) masuk RSJ Sumber Sejahtera Terpadu pada tanggal
17 Februari 2017 dengan alasan mengamuk, membanting barang-barang,
marah-marah dan berteriak-teriak.
Penyebab mengamuk karena ditegur atas kegagalannya dalam menempuh
hidup baru (data dari klien dan keluarga). Klien ditinggal pergi oleh calon
suaminya saat menjelang hari pernikahan. Selang beberapa hari ibunya
meninggal, ia merasa kehilangan karena ia sangat dekat dengan ibunya.
Selain itu sekarang ayah Nn.N bekerja diluarkota dan jarang pulang,
sehingga ia tinggal bersama bibinya. Tapi bibinya setiap hari sibuk
bekerja. Sehingga tidak ada yang bisa diajak oleh klien untuk
mencurahkan keluh kesahnya. Menurut bibinya sejak kecil sering melihat
ayahnya sering memukuli ibu dan Nn.N bila sedang marah.
Dari hasil pengkajian, Klien terlihat tegang gelisah, bingung, tidak dapat
berkonsentrasi, muka merah, tangan mengepal, mata melotot pandangan
mata tajam, nada bicara tinggi, badan pasien tampak tidak terawat, rambut
kotor, rambut tidak tersisir, gigi kotor dan kuning, kuku panjang dan
hitam, mulut komat-kamit, klien juga mondar-mandir, klien terlihat tegang
dan gelisah, jalan mondar mandir, dan jalan merasa bingung dan gelisah.
Model Keperawatan Jiwa Yang Cocok Pada Klien PK
Model keperawatan yang cocok untuk pasien dengan perilaku kekerasan adalah
model keperawatan jiwa interpersonal, komunikasi dan model perilaku.

Managemen Perilaku Kekerasan


Managemen perilaku kekerasan dengan pasien sebagai sasaran mencakup 3
area tindakan, yaitu:
 Meningkatkan kesadaran diri pasien
 Meningkatkan kemampuan px dalam mengontrol PK melalui pendidikan
dan latihan
 Penguatan, pemeliharaan dan persiapan plang.
Managemen perilaku kekerasan dengan keluarga sebagai sasaran mencakup 2
area tindakan, yaitu pendidikan kesehatan dan discharge planing.
Terapi Modalitas Yang Cocok Untuk Kasus Perilaku Kekerasan
Terapi Individu
Dengan terapi individu diharapkan klien dapat membina hubungan saling percaya
antara klien dengan perawat, sehingga tujuan tujuan dalam melakukan tindakan
keperawatan terpenuhi sesuai dengan TUK 1,TUK 2,TUK 3.
Terapi Perilaku
Terapi perilaku juga mampu diterapkan beberapa kasus dengan beberapa teknik
dasar yang terdapat dalam terapi tersebut. Macam-macam terapi perilaku antara
lain role model, kondisioning operan,pengendalian diri, dan terapi aversi.
Terapi Kognitif
Teknik kognitif. Dasar fikiran teknik kognitif adalah bahwa proses kognitif sangat
berpengaruh terhadap perilaku yang ditampakkan oleh individu. Burns 1988
mengungkapkan bahwa perasaan individu sering dipengaruhi oleh apa yang
dipikirkan individu mengenai dirinya sendiri.
Teknik Spiritual
Spiritual merupakan kebangkitan atau pencerahan diri dalam mencapai makna hidup dan
tujuan hidup untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual
baik klien ataupun keluarga namun mempunyai ikatan lebih kepada hal yang bersifat
kerohanian atau kejiwaan dibandingkan hal yang bersifat fisik atau material. Hal ini
sesuai dengan TUK 8.
Terapi Keluarga
Dalam terapi keluarga, keluarga dibantu untuk menyelesaikan konflik dengan tidak
memarahi klien saat klien amuk, serta cara membatasi konflik dengan saling mendukung
dan menghilangkan stress klien, tidak menyalahkan klien melainkan keluarga
memberikan nasehat atau diskusi dengan klien untuk lebih bersabar dalam
mengendalikan emosi. Hal tersebut juga sesuai dengan TUK 11.
Terapi Lingkungan
Terapi lingkungan adalah jenis terapi yang dilakukan dengan melakukan
modifikasi lingkungan sosial klien atau kelompok untuk meningkatkan
pengalaman kehidupan yang lebih positif dan adaptif. Terapi lingkungan sangat
bermanfaat pada klien yang mengalami perilaku kekerasan yang dapat
mempengaruhi kehidupan klien atau keluarga sehari hari.
Terapi Kelompok
Terapi kelompok merupakan bentuk terapi dengan cara perawat berinteraksi
dengan sekelompok klien secara teratur. Dalam terapi ini diharapkan klien
dapat meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan hubungan interpersonal,
mengubah perilaku maladaptif
Terapi aktivitas kelompok yang sesuai dengan kasus adalah terapi aktivitasn
kelompok stimulasi persepsi atau TAKSP asertiv training. Secara definis terapi
aktifitas kelompok merupakan terapi aktifitas kelompok dengan memberikan
stimulasi kepada anggota kelompok sehingga masing masing anggota kelompok
mempersepsikan terhadap stimulus dengan menggunakan kemampuan dan daya
nalarnya. Kelompok membahas suatu isu yang berguna utnuk perubahan
perilakunya. Dengan menggunakan terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi
diharapkan klien dapat melakukan beberapa hal
1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahan, sesuai dengan
TUK 2
2. Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah, tanda an gejala
marah, sesuai dengan TUK 3
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dialkukan saat marah, sesuai dengan
TUK 4
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan, sesuai dengan TUK 5
5. Klien dapat mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
cara fisik, sesuai dengan TUK 6

Anda mungkin juga menyukai