Anda di halaman 1dari 13

Relationship between variation in posterior vitreous detachment

and visual prognosis in idiopathic epiretinal membranes

Pembimbing ; dr. Mohammad Reza Mossadeq, Sp.M


Disusun Oleh ; Dita Tifaniadi (2013730029)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA


RSUD SEKARWANGI
Introduction

 Epiretinal membran (ERM) adalah penyakit retina yang paling umum pada

orang dewasa. ERMs terjadi secara spontan atau sekunder hampir selalu di

daerah makula dan mengandung beberapa jenis seluler, yaitu astrosit fibrosa,

sel epitel retina pigmen, fibrosit, dan makrofag, serta kolagen yang substansial.

Penyusutan ERM menyebabkan kerutan makula dan gejala hilangnya

penglihatan. Gejala ERM bervariasi dari tidak ada hingga parah. Umumnya, ada

gejala minimal kehilangan penglihatan dan metamorphosia.


Introduction

 Banyak laporan telah mengklarifikasi bahwa detasemen vitreus posterior

(PVD) sangat terkait dengan pembentukan ERMs.

 Beberapa laporan telah menyebutkan hubungan antara jenis PVD dan

prognosis ERMs
Tujuan Penelitian

 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperjelas hubungan

antara tipe PVD dan prognosis visual pada ERM idiopatik dan
mengidentifikasi kandidat untuk vitrektomi dini di antara mereka.
Metode

 Variasi PVD diamati oleh kedua biomikroskop dan OCT di 3 7 mata pasien

dengan ERM idiopatik dengan usia rata-rata (65,7 ± 11,0 th)

 Follow-up dilakukan selama 2 tahun.

 Variasi PVD diklasifikasikan secara biomikroskopik menurut PVD Kakehashi et

al. C-PVD (complete PVD) dibagi menjadi ;


• C-PVD dengan kolaps
Non-PVD • C-PVD tanpa kolaps
Kondisi
vitreous PVD P-PVD (parsial PVD) dibagi menjadi ;
• P-PVD dengan penyusutan membran hyaloid
posterior
• P-PVD tanpa penyusutan.
• P-PVD tanpa penyusutan memiliki subtipe
dengan perlekatan gel vitreous melalui lubang
prematur membran hylaoid posterior ke makula .
(P-PVD tanpa penyusutan (M) )
Metode

 Best Corected VA(BCVA) diukur beberapa kali selama periode follow-

up 2 tahun. BCVA dikonversi ke logaritma unit resolusi minimum


(logMAR), dan BCVA pada kunjungan pertama dan 2 tahun kemudian
dibandingkan dalam setiap kasus.

 Semua nilai dinyatakan sebagai mean ± standar deviasi. Uji Mann-

Whitney U-test dan Steel digunakan untuk perbandingan antara


masing-masing kelompok. Perangkat lunak Excel Tokei 2006
(Informasi Penelitian Survei Sosial Co, Ltd, Tokyo, Jepang) digunakan
untuk analisis statistik. P, 0,05 dianggap signifikan secara statistik.
Hasil

Pada pennelitian ini mengamati tiga jenis PVD ;


 Tanpa PVD sebaanyak 16 pasien dari 37 mata pasien usia rata-rata 61.3 ± 11,3 tahun

 C-PVD dengan kolaps 11 pasien dari 37 pasien usia rata-rata 69,1 ± 9,9

 P-PVD tanpa penyusutan (M) 10 pasien dari 37 pasien usia rata-rata 69 ±10,9

Semua jenis PVD tidak berubah selama periode 2 tahun follow up.
Hasil

 Pada kunjungan pertama logmar BCVA yang terburuk didapat pada kelompok

P-PVD tanpa penyusutan (M) (0,22 ± 0,35) dibandingkan dengan kelompok

tanpa PVD (-0,19 ± 0,07 ; P 0,01). Dan kelompok C-PVD dengan kolaps (0,03 ±

0,09. P; 0,05).

 Pada dua tahun kemudian BCVA logMAR tetap yang terburuk di P-PVD tanpa

kelompok penyusutan (M) (0,39 ± 0,35) dibandingkan dengan kelompok tidak-

PVD (0,04 ± 0,13) dan kelompok C-PVD dengan kolaps (0,03 ± 0,09 ; P, 0,05

untuk kedua perbandingan).


Diskusi

 Dalam penelitian ini kami menemukan bahwa ERM idiopatik dengan P-

PVD tanpa penyusutan (M) memiliki prognosis visual yang terburuk


dibandingkan dengan jenis ERM lain. Mungkin karena adanya traksi
vitreous lemah yang kronis pada makula. Mungkin juga karena sel-sel
tertentu seperti makrofag, atau sel-sel epitel berpigmmen
bermigrasi melalui vitreous ke makula. Retak membran pembatas
internal juga dapat terjadi sebagai akibat dari traksi vitreous
kronis, yang memfasilitasi migrasi sel glial dari retina ke makula
melaui retakan.
Diskusi

 Jenis ERM lain dapat diobati tanpa operasi karena visusnya

cenderung tetap tidak berubah untuk waktu yang lama. Dalam


penelitian ini, ERM tanpa PVD dan C-PVD dengan keruntuhan
dikaitkan dengan kerusakan minimal BCVA logMAR selama lebih dari
2 tahun. Pemeriksaan antarmuka vitreoretinal dan lapisan retina,
terutama garis persimpangan fotoreseptor dalam / luar segmen dan
garis ujung segmen kerucut, menggunakan OCT adalah penting untuk
menentukan diagnosis
Kesimpulan

 ERMs dengan P-PVD tanpa penyusutan (M) memiliki prognosis visual

terburuk dibandingkan dengan ERM tanpa PVD dan C-PVD dengan


kolaps. Traksi vitreous kronis pada ERM dapat menyebabkan
prognosis visual yang buruk terkait dengan ERM. Diagnosis yang tepat
dari jenis PVD oleh OCT dan biomikroskopi vitreous penting tidak
hanya untuk mengevaluasi prognosis visual tetapi juga untuk
menentukan perlunya pembedahan untuk mengangkat ERM idiopatik.

Anda mungkin juga menyukai