Anda di halaman 1dari 19

JOURNAL READING

Prevalance of Obstructive Coronary Artery


Disease in Ambulatory Patients with Stable Angina
Pectoris

Westermann D, Savvatis K, Wollenberg U, Limberg R, Maier LS, et al. (2015).


Department of General and Interventional Cardiology, University Heart Center Hamburg
Eppendorf, Hamburg, Germany.

Pembimbing : dr. M. Arzan Alfarish, Sp.PD


Disusun oleh : Dita Tifaniadi
Pendahuluan
• Myocadrial ischemia (MI) dengan gejala angina pectoris stabil
(AP) adalah penyakit kronis yang terkait dengan prognosis yang
buruk dan angka kematian yang tinggi.

• Dalam rutinitas klinis, AP sering dianggap setara dengan penyakit


arteri koroner (CAD) dengan obstruksi yang membatasi aliran di
arteri koroner yang menyebabkan iskemia miokard

• Oleh karena itu, pada pasien dengan AP secara klinis, Angiografi


koroner sering dilakukan untuk mendiagnosis dan mengobati CAD
• Dan diketahui bahwa beberapa pasien dengan AP memiliki arteri

koroner normal/hampir normal pada angiografi koroner, oleh karena itu

pada pasien tersebut obstruksi koroner tidak dapat menjadi satu-

satunya alasan.

• Pasien-pasien ini sering di diagnosis dengan sindrom jantung X

yang dapat menjelaskan terjadinya MI oleh kelainan

mikrovaskuler ;

– Disfungsi endotelial

– Fibrosis miokardial

– Makrovaskular disfungsi

– Spasme coroner
• Sindrom x juga termasuk iskemia relatif karena
hipertensi, hipertrofi jantung berhubungan dengan
peningkatan stress dinding arteri dan kompresi sistem
mikrovaskular, karena disfungsi diastol.

• Dibandingkan dengan nyeri dada noncardiac seperti


nyeri muskuloskeletal dan penyakit gastroesophageal
reflux, sindrom x dikaitkan dengan prognosis buruk
yang membutuhkan perawatan khusus.
• Penelitian ini meneliti proporsi CAD pada pasien yang
menderita Angina pektoris stabil kronis dan dilakukan
untuk pemeriksaan angiogrfai.
Metode Penelitian

• Design studi : Sebuah studi epidemiologi klinis


cross secctional dengan angina pectoris
stabil di 395 pusat rawat jalan di Jerman dari
November 2010 - Maret 2011.
• Pasien
Karakteristik klinis ;
– Jenis kelamin
– Usia
– TB
– Lingkap Pinggang
– IMT
Penyakit bersama didokumentasikan sehubungan dengan riwayat stroke,
hipertensi, dislipidemia, DM, penyakit paru obstruksi kronik, gangguan ginjal.
Hasilnya dikategorikan positif (+), negatoif (-), atau samar-samar.
Akhirnya hsil angiografi koroner didokumentasikan dalam pandangan kehadiran
CAD pada semua pasien.

• Statistik

Data disajikan sebagai rata-rata ± SD dengan menggunakan statistik


deskriptif, penelitian ini membandingkan distribusi variabel diantara
semua kategori.
• Hasil
2501 pasien dilibatkan dalam penelitian ini.
1049 pasien sebelumnya telah didiagnosis CAD dan 1452
pasien tidak memiliki riwayat CAD.

Table 1: Demographics of all patients included in this study


Table 2: Demographics of Patients without known CAD
Table 3: Predictive Values of the stress tests and the occurrence of
CAD
Diskusi
• Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pada 83,5% pasien dengan
CAD yang tidak diketahui, tidak ada CAD obstruktif signifikan pada
pemeriksaan angiografi koroner meskipun terdapat gejala AP

• Perbedaan pada pasien dengan riwayat CAD yang didiagnosis.


Pada pasien tersebut perkembangan penyakit dapat
didokumentasikan dalam 85%

• Hasil menunjukan bahwa etiologi yang mendasari untuk AP tidak


hanya CAD obstruktif, ini secara klinis relevan dan menunjukan
bahwa etiologi lain untuk AP mungkin lebih sering daripada yang
diperkirakan sebelumnya.
Perbedaan antara pasien dengan CAD
diketahui dan tidak dikenal
• Sebagian besar pasien termasuk dalam penelitian ini tidak memiliki
riwayat CAD. Dibandingkan pasien dengan kelompok CAD yang sudah
diketahui lebih tua, sering laki-laki dan memiliki tingkat dislipidemia ,
hipertensi dan DM

• Gejala berbeda pada pada pasien dengan CAD yang diketahui


dibandingkan dengan kelompok CAD yang tidak diketahu. Pada pasien
CAD yang tidak diketahui , AP khas secara signifikan kurang umum
sementara jumlah serangan AP mingguan serupa pada kedua kelompok
pasien.

• Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam gejala klasik angina antara
kedua kelompok.
Onset baru/perkembangan CDA

• penelitian ini lebih lanjut menccoba untuk


menjelaskan faktor risko memprediksi onset
baru CAD pada pasien dengan AP tetapi tidak
ada riwayat CAD.

• Menariknya hanya jenis kelamin laki-laki usia


diatas 65tahun serta dislipidemia memiliki CAD

• Faktor risiko lain seperti hipertensi, DM dan


stroke
Penjelasan yang mungkin untuk AP pada pasien
tanpa serangan CAD baru
• Kejang epikardial serta disfungsi mikrovaskular
adalah temuan umum pada pasien dengan tes AP
stabil dan tes stres iskemik positif ketika tidak ada
CAD obstruktif.

• Penelitian lain menunjukkan bahwa spasme


epikardial dan disfungsi mikrovaskuler berhubungan
dengan AP yang khas pada pasien tanpa CAD,
menawarkan penjelasan yang mungkin untuk hasil
dalam penelitian ini
Keterbatasan penelitian
• Penelitian ini merupakan penelitian observasional,
cross-sectional, oleh karena itu bias seleksi pasien
tidak dapat dikesampingkan.

• Tingkat yang relatif rendah dari tes stres iskemik


positif juga merupakan kelemahan dari penelitian ini,
karena alasan non cardiac untuk AP pada pasien tanpa
tes positif dapat mempengaruhi hasil.
Kesimpulan
• Angina pectoris adalah beban penonaktifan bagi pasien dan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas.

• Pada pasien simtomatik dengan CAD yang diketahui, angiografi


koroner mengungkapkan perkembangan CAD pada 85% pasien.

• Sebaliknya, insiden CAD rendah dengan hanya 16,5% pada pasien


tanpa CAD pra-diagnosis. Pengetahuan ini penting untuk praktek
klinis sehari-hari karena AP mungkin disebabkan oleh penyakit
lain dan tidak hanya oleh CAD obstruktif.

Anda mungkin juga menyukai