Anda di halaman 1dari 50

• Suatu ketegangan yang

dirasakan ketika menghadapi


stresor/sakit (fisik,mental,
sosial dan spiritual)

MANUSIA SELALU BERHADAPAN


DENGAN STRES

Stres merupakan reaksi yang


muncul secara otomatis
ketika menghadapi sakit
situasi berbahaya atau
menuntut
Orang harus dapat beradaptasi thd setiap stresor
Reaksi Terhadap Stres

 Pertama. Memandang stres sebagai


sekumpulan respon fisiologis dan
psikologis terhadap situasi yang sulit.
 Kedua. Memandang stres sebagai
kejadian menekan yang menyebabkan
respon-respon fisiologis dan psikologis yang
mengganggu dirinya.
 Ketiga. Memandang stres sebagai suatu
ketidakseimbangan individu di satu
fihak dan tuntutan lingkungan di lain
fihak.
FAKTOR PENENTU REAKSI THD STRES

FAKTOR
FAKTOR
INTERNAL
MANUSIA EKSTERNAL
Motivasi Persepsi Pekerjaan
Persepsi diri Nilai Keluarga

Kepribadian
Pengalaman Deprivasi

Kebutuhan
Harapan Lingkungan
Proses Munculnya Stres

Eustres

Distress
Sumber Stres Penilaian Individu
Persepsi

STRES OK, DISTRES NO WAY !


Netral
Do you see the face? Or an Eskimo?
Dampak Stres

gangguan kardiovaskuler,
Fisiologis gastrointestinal, respiratori,
hormonal, musculoscletal, urogenital

Performa kerja, kecelakaan, absen,


Perilaku burn out, lemah dalam mengambil
keputusan, salah tingkah

Ketidakpuasan, gangguan sasana


Psikologis hati, depresi, emotional fatigue,
cemas, ingatan , konsentrasi
Parasimpatetik Sim-
patetik
 GANGGUAN (SIKAP -
PERILAKU)
 Mudah marah – emosinya
meledak-ledak
 ketus kepada orang lain
 Menghindari
berinteraksi/komunikasi
dengan orang lain
 Menjadi sangat sensitif
terhadap kritik
 GANGGUAN (SIKAP -
PERILAKU)
 Mudah panik
 Sulit tidur-sulit makan
(sebaliknya)
 Ngemil yang berlebihan
 Menghindari hal-hal yang
biasanya disukai
 GANGGUAN SPIRITUAL :
 MARAH TERHADAP ALLAH..
 MERASA TIDAK
DIPERLAKUKAN ADIL..
 TIDAK MELAKUKAN
IBADAH..
 ..
 ..
 ..
 GEJALA FISIK :
Nafas memburu, mulut dan
kerongkongan kering, tangan lembab,
merasa panas, otot-otot tegang,
pencernaan, mencret, sembelit, letih
yang tidak beralasan, sakit kepala,
salah urat, gelisah.

 GEJALA INTERPERSONAL : kehilangan


kepercayaan kepada orang lain, mudah mempersalahkan
orang lain, mudah membatalkan janji atau tidak
memenuhinya, suka mencari-cari kesalahan orang lain
atau menyerang orang dengan kata-kata
:
• Cemas - Bingung
• Sedih
• Jengkel,
• Tidak berdaya
• Hilang semangat - gairah
• Gelisah,
• Gagal,
• Tidak menarik,
• Sulit berkonsentrasi,
• Tidak berminat terhadap orang lain
Sumber Stres Individu (Stresor Kehidupan)

Konfik Peran

Peran Berlebih Peran Ambigu


(Role Overload) (Role Ambiguity)

Tanggung Jawab Perubahan


utk Orang Lain Gangguan
(Pace of Change)
(Responsibility (Harassment)
for People)
Stresor Non Kerja

Pengasuhan Anak atau


Orang Tua Lansia
(Elder and child care)

Pekerjaan Sosial Ekonomi


(Volunteer Work) (Economy)

Kualitas Kehidupan Hambatan Mobilitas


(Quality of Life) (Lack of mobility)
DEFINISI SEHAT JIWA
(MENTAL HEALTH)
 SUATU KONDISI YANG MEMUNGKINKAN
PERKEMBANGAN FISIK, INTELEKTUAL, DAN
EMOSIONAL YANG OPTIMAL DARI SESEORANG
DAN PERKEMBANGAN ITU BERJALAN SELARAS
DENGAN ORANG LAIN.
PENTINGNYA KESEHATAN JIWA

 MENGETAHUI DIRI SENDIRI


 MEMAHAMI ORANG SEKITARNYA
 MENYESUAIKAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN
 MEMPERBAIKI /MENGUBAH LINGKUNGAN
 MENGHILANGKAN STIGMA
 MENIKMATI KEHIDUPAN
 MEMATANGKAN KEPRIBADIAN
 MEMBEBASKAN DIRI DARI BERBAGAI GANGGUAN JIWA
 MAMPU MENGHADAPI STRES

 THE DISEASE OF THE MIND ARE MORE AND MORE DESTRUCTIVE


THAN THOSE OF THE BODY
CIRI-CIRI SEHAT JIWA (WHO)
1. MAMPU MENYESUAIKAN SECARA
KONSTRUKTIF PADA REALITA
(KENYATAAN)
2. MAMPU MEMPEROLEH KEPUASAN DARI
PERJUANGANNYA / PEKERJAANNYA
3. LEBIH MERASA PUAS UNTUK MEMBERI
DARI PADA MENERIMA
4. MAMPU UNTUK MELEPASKAN DIRI DARI
RASA TEGANG DAN CEMAS
5. MAMPU BERGAUL UNTUK SALING TOLONG
MENOLONG DENGAN MENIMBULKAN RASA
SALING MEMUASKAN
6.MAMPU MENERIMA KEKECEWAAN UNTUK
PELAJARAN DIKEMUDIAN HARI
7.MAMPU MENGENDALIKAN RASA PERMUSUHAN
PADA HAL-HAL YANG KREATIF DAN
KONSTRUKTIF
8.MAMPU UNTUK MENERIMA DAN MEMBERIKAN
KASIH SAYANG SECARA WAJAR
PERILAKU ORANG YG SEHAT JIWANYA

 BEBAS BERTANGGUNG JAWAB


 MEMPUNYAI KEPERCAYAAN DIRI
 MAMPU MENGERJAKAN TUGAS DENGAN BAIK
 MAMPU MENERIMA RESIKO
 TIDAK SUKA MENGELUH
 MAMPU MENGATASI KESULITAN
 MAMPU BERADAPTASI
 MAMPU MEMBERI SARAN
 EFEKTIF
 MAMPU MENGAMBIL KEPUTUSAN
 MAMPU MELAKUKAN ANTISIPASI
CIRI KEPRIBADIAN YG MATANG (MATURE
PERSONALITY)
1. MEMPUNYAI PANDANGAN HIDUP YG JELAS
2. MAMPU MENYESUAIKAN DIRI
3. REASONABLE INDEPENDENCE (BEBAS YG
BERTANGGUNG JAWAB)
4. MAMPU BEKERJA TANPA MENGELUH
5. MAMPU MENGATASI KESULITAN
6. MAMPU MEMBERI SARAN
7. MAMPU MENGABDIKAN DIRI
8. RELIABILITY (DAPAT DIPERCAYA)
9. SENSE OF SOUND
10. EFEKTIF
KETAATAN IBADAH DAN
KESEHATAN
 Salah satu keutamaan dan hikmah
ketaatan ibadah adalah kesehatan
paripurna, kesehatan menyeluruh,
kesehatan yang berdimensi holistik
yaitu sehat fisik, mental, sosial dan
spiritual, yang dapat membawa
pada kondisi homeostasis.
KERJA ORGAN TUBUH
 Cor/Jantung : memompa 11.340 liter darah/hari dan
berdenyut + 100.000 kali/hari
 Bernafas : 23 ribu kali/hari
 Pencernaan : mencerna berbagai macam makanan /
minuman ------- zat yang dibutuhkan manusia.
 Ginjal : membersihkan 190 liter darah dan
menjaringnya dari berbagai unsur kimia darah
 Darah merah : rata2 250 juta sel yang dihancurkan/ hari.
 Jumlah sel darah merah dlm tubuh ada 20 triliyun
 Otak manusia : menerima dan mengirimkan lebih dari satu
juta pesan/ hari.
 Mata : berkedip terus menerus tanpa henti
 Rambut : tumbuh 0,12 mm/ hari
 Kulit : tiap 3 minggu diganti
 Dzikrullah orang yang taat ibadah mendorong
untuk selalu mensyukuri nikmat karunia yang
tak ternilai ini.
 ketaatan ibadah akan memberi kesempatan
otak untuk sedikit santai karena orang taat
ibadah selalu berusaha berpikir khusnudhan
sehingga mereka selalu “ to think only of the best,
to work only for the best, and expect only the
best”.
 Pola berpikir yang demikian ini menjadikan
orang yang taat ibadah itu sebagai individu
yang “ to be so strong that nothing can disturb
their peace of mind”.
 Hati mereka menjadi tenteram karena selalu
ingat Allah.
 Mereka meyakini firman Allah dalam S. Ar
Ra’d ayat 28:

 “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi


tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan
mengingat Allah hati menjadi tenteram”.
 Orang yang taat ibadah akan
mampu memandang hidup ini
sebagai misi yang selalu membawa
risiko dan konsekuensi akibat
eksistensi manusia yang diciptakan
di muka bumi ini, sehingga ia akan
mampu menyesuaikan diri pada
realita (ciri sehat jiwa yang
pertama).
 Ia mengerti benar akan firman
Allah dalam S. Al Hadid: 22-23.
S.AL HADID
 Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan
(tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah
tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah.
 (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu
jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari
kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan
Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri,
 Pengaruh itu akan sangat terasa manakala
orang melaksanakan ibadah seutuhnya
dengan ikhlas dan hanya mengharapkan ridlo
Allah serta memenuhi semua syarat rukunnya
yaitu dengan menahan diri tidak hanya dari
rasa lapar dan dahaga tetapi juga dari segala
keinginan nafsu yang dapat merusak dan
membatalkan ibadah yg dikerjakannya, dan
kemudian diikuti pula dengan upaya memacu
diri untuk berlomba dalam kebajikan dan
segala bentuk amaliah solihah yang
berdimensi vertikal maupun dimensi
horisontal.
 Taat ibadah dengan pola pikir dan pola perilaku yang benar akan
menjadikan seorang Muslim yang terlatih mengendalikan diri.
 Peka dalam tanggung jawab sosial, lebih dapat mensyukuri
nikmat Allah, dan mampu memperoleh kepuasan dari
pekerjaannya (ciri sehat jiwa yang ke 2).
 Pandai bersyukur dengan mengamalkan firman Allah S. Ibrahim
ayat 7.
 Lebih sadar akan kelemahan dan kekerdilan dirinya berhadapan
dengan Tuhannya Yang Maha Besar dan Maha Berkuasa.
 Makin mampu memupuk sifat-sifat terpuji.
 Menjauhkan sifat-sifat tercela.
 Merangsang pikiran-pikiran jernih.
 Menggairahkan amal sholeh dan berbagai pikiran serta perilaku
konstruktif lainnya.
 Kesemuanya adalah buah dari pohon puasa yang berakarkan
dzikrullah.
 ketaatan ibadah memupuk kepedulian sosial yang
diwujudkan dalam bentuk mengeluarkan infaq,
shodaqoh serta zakat.
 Sebagai seorang muttaqien ia sadar bahwa
memberikan sebagian hartanya adalah untuk
membersihkan diri dan bukan untuk membayar
atau membalas budi seseorang, dengan demikian
ia akan lebih merasa puas untuk memberi dari
pada menerima (ciri sehat jiwa yang ke 3).
 Ia mengerjakan zakat, infaq, dan sodaqoh semata-
mata mengharapkan ridlo Allah.
 Ia akan lebih sering mendatangi majelis taklim.
 Seorang mukmin selalu berharap aqidah tauhid yang
dimilikinya meningkat dan menjadi lebih bersih serta
kokoh.
 Lebih percaya pada hal-hal ghaib seperti pada malaikat,
kehidupan akherat, sorga, neraka dan adanya ketentuan
Allah swt.
 Ia berharap akan mampu menjaga dan meningkatkan
kualitas ibadah sholatnya, menegakkan sholat sebagai
sarana dzikrullah, sarana pembersih iman, sarana penyegar
dan stabilisator jiwa.
 Sarana mensyukuri nikmat Allah serta sarana intensifikasi
hablum minnallah, dengan demikian ia mampu untuk
melepaskan diri dari rasa tegang dan cemas (ciri sehat
jiwa yang ke 4 ) .
 Jiwanya menjadi tenang karena ia meyakini firman Allah
dalam S. Ar Ra’d ayat 28.
 Sikap suka memberi orang yang taat ibadah
mendorongnya untuk lebih mudah bekerja
sama berinteraksi dengan sesamanya dalam
iklim yang sejuk dan bergairah sehingga proses
tolong menolong secara memuaskan lebih
mudah terwujud.
 Jiwa yang bersih lebih mudah menciptakan
rasa aman dan menjauhkan dari prasangka dan
kecurigaan.
 Lebih lapang dada untuk memaafkan
kesalahan orang lain.
 Cepat tanggap mengoreksi kesalahan diri
sendiri.
 Mampu mengendalikan kemarahan dan akan
nampak sebagai individu yang ing ngarsa sung
tulada, ing madya mangunkarsa, tut wuri
handayani. Inilah (ciri sehat jiwa ke 5) yaitu
dapat berhubungan dengan orang lain secara
tolong-menolong saling memuaskan.
 They will always to give so much time to the
improvement of their self that they have no time
to criticize others.
 Orang yang taat ibadah akan selalu berusaha untuk
dapat memahami kesalahan orang lain sebagaimana
dirinya berharap orang lain dapat memahami
kekurangan dan kesalahan dirinya. Ia lebih mampu
menjaga diri dari perbuatan munkar dan kedloliman.
 Jika terlanjur melakukan perbuatan munkar atau
kedloliman cepat sadar dan ingat kembali kepada
Allah serta memohon ampunannya.
 Ketaatan ibadah menyadarkan orang bahwa
sebagai manusia normal ia juga dapat tergelincir
dalam perbuatan dosa, sehingga mampu
menerima kekecewaan untuk pelajaran
dikemudian hari (ciri sehat jiwa yang ke 6) .
 Ia bukanlah makhluk yang steril dari kesalahan
dan dosa.
 Tetapi setelah sadar akan kesalahan dan dosa yang
diperbuatnya ia akan segera bertaubat dan tidak
mengulanginya lagi.
 Ia akan menjadi individu yang selalu to forget the
mistaken of the past and press on to greater
achievements of the future.
 Lebih jauh seorang mukmin ygntaat beribadah
akan mampu mengendalikan hawa nafsu sebagai
sisi utama dari ibadah puasa yang dikerjakannya,
di samping kesabarannya yang menjadi lebih
meningkat pula.
 Bersikap sabar dalam berbagai situasi terutama
dalam situasi kritis seperti kesempitan dan
penderitaan.
 Sabar bukan dalam konotasi kelemahan dan
penyerahan tetapi sebaliknya sabar dalam
terminologi AL Qur`an yang berarti kekuatan dan
ketahanan mental yang sangat tinggi.
 Sabar sebagai akumulasi sifat-sifat
unggul yang mempunyai derajat tinggi
di sisi Allah.
 Mampu menahan amarah dan dapat
mengendalikan diri.
 Tidak menumpahkan kemarahan
ataupun perilaku agresif lainnya
terhadap sesama ketika sedang berkuasa
, sehingga mampu mengendalikan rasa
permusuhan pada hal-hal yang kreatif
dan konstruktif (ciri sehat jiwa yang
ke 7)
 Mampu menyalurkan emosi
kemarahan pada hal-hal yang lebih
konstruktif bukan pada hal yang
destruktif. Lebih mudah memaafkan
dan pandai menjaga diri untuk tidak
menyakiti hati atau menyinggung
perasaan orang lain.
 Bersedia memaafkan orang lain
walaupun tanpa diminta
 Toleransi dan kasih sayang orang yang
taat beribadah, kepada sesamanya
dapat mengungguli rasa benci dan
dendam terhadap kesalahan orang lain,
sehingga mampu untuk menerima dan
memberikan kasih sayang secara wajar
(ciri sehat jiwa yang ke 8)
 Seorang mukmin juga berharap akan selalu dapat
memenuhi janji yang diucapkannya, menjadi orang yang
lebih jujur.
 Tidak mengobral janji dan pengingkar janji.
 Setiap kali berjanji akan selalu ditepati.
 Baik janji yang explisit maupun yang implisit.
 Dipenuhinya janji sebagai suami dan isteri yang setia,
sebagai orang tua yang bertanggung jawab dengan
memberikan perhatian, kasih sayang dan pendidikan.
 Dipenuhinya janji sebagai pegawai yang baik untuk bekerja
lebih tekun, loyal dan berdedikasi.
 Janji sebagai penguasa dan pejabat tidak akan disalah
gunakannya.
 Ketaatan ibadah yang berhasil akan mampu
menciptakan iman yang bugar dan dinamis.
Iman yang mampu menangkap getaran ayat-
ayat Allah yang difirmankan dalam kitab-
kitab suci maupun getaran ayat-ayat Allah
yang diwujudkan dalam berjuta fenomena
semesta dan fenomena diri sendiri.
 Iman yang menggetar dan memancarkan
getarannya dalam bentuk perilaku amal
sholih.
 Amal sholih yang variasinya amat beragam dalam
nuansa yang sejuk, khusuk dan ikhlas. Amal
sholih yang berdimensi hablum minallah dan
berdimensi hablum minannas.
 Bukan iman yang dingin membeku dan tergolek
pasif di lubuk hati tanpa tanda-tanda yang
tampak dalam perilaku keseharian

Anda mungkin juga menyukai