A R Olan Ansari Asnita Egitia Setyawati Hilda Jenis Puspitasari Yoga Alfino Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari
bahasa Yunani, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses respirasi seluler untuk menjalankan sel-sel tubuh. Penggolongan karbohidrat
Berdasarkan monomer yang menyusunnya,
Karbohidrat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
Monosakarida Oligosakarida Polisakarida
A. Monosakarida Monisakarida adalah karbohidrat paling sederhana. Molekul monosakarida hanya terdiri atas beberapa atom karbon dan tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Monosakarida digolongkan menjadi 2 yaitu : • Aldosa, yaitu monosakarida yang mempunyai gugus karbonil aldehid • Ketosa, yaitu monosakarida yang mempunyai gugus karbonil keton Struktur Monosakarida
Pada rumus ini, rantai karbon
digambarkan secara vertival (tegak) atau strukur alifarik dengan gugus aldehid atau keton berada di puncak rumus. Pada rumus ini, rantai karbon digambarkan dengan struktur lingkar. Struktur lingkar terbentuk karena adanya reaksi antara gugus aldehid dengan gugus –OH yang membentuk hemiasetal siklik atau berbentuk cincin. Monosakarida di Alam 1) Glukosa Glukosa terdapat didalam gula merah, buah anggur, madu, serum darah binatang, dan air seni penderita diabetes melitus. Glukosa mempunyai sifat dapat larut dalam air dan berasa manis. 2) Fruktosa Fruktosa bersifat memutar cahaya terpolarisasi kekiri. Fruktosa dalam bentuk campurannya dengan glukosa banyak terdapat di dalam gula pasir (sukrosa), sari buah-buahan, dan madu dan fuktosa mempunyai rasa paling manis dibandingkan semua jenis gula. 3) Galaktosa Galaktosa tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas. Galaktosa di hasilkan dari proses hidrolisis gula dalam susu (laktosa). Galaktosa bersifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan. Galtosa mempunyai rasa kurang manus dan kurang larut dalam air dibanding glukosa. 4) Pentosa Pentosa meliputi arabbino, xilosa, ribosa, dan 2-deoksiribosa. Senyawa- Senyawa tersebut merupakan aldopentosa dan tidak terdapat di alam dalam keadaan bebeas.
Reaksi Monosakarida Mutarotasi, yaitu perubahan rotasi atau putaran
1) Oksidasi 2) Reduksi 3) Pembentukan ester 4) Pembentukan glikosida B. Oligosakarida Oligosakarida adalah senyawa yang dua sampai sepuluh monosakarida yang saling berikatan. Oligasakarida yang banyak terdapat di alam yaitu disakarida. Disakarida dibagi menjadi : 1. Sukrosa, terdapat pada didalam gula eren, gula kelapa, madu 2. Maltosa, terdapat secara alami di dalam tepung terigu dan gandum 3. Laktosa, terdapat dalam susu sapi dan ASI 4. Refinosa, terdapat di dalam bit dan tepung biji kapas 5. Stakiosa, terdapat pada kacang hijau, kedelai, dan kacang-kacang lainnya C. Polisakarida Polisakarida merupakan polimer alam yang dibagun oleh unit-unit monosakarida yang tergabungkan menjadi rantai panjang melalui oksigen. Polisakarida dibentuk melalui polimerisasi kondesasi. Kondensasi terjadi antara gugus –OH pada posisi 1 suatu monosakaria dengan gugus – OH molekul lain pada posisi 4 sehingga membentuk ikatan 1,4-α. Kondensasi juga dapat terjadi pada posisi 1,6α, sehingga antarmonosakarida diikat dengan gugus –O– atau alkoksi. Polisakarida mempunyai rumus molekul (C6H10O5)n, dengan harga n yang besar. Ada dua golongan, yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida. a. Peti (Zat Tepung atau Amilum) Sifat-Sifat pati sebagai berikut : • Sedikit larutan dalam air dingin. Namun, jika dipanaskan dengan air, butir-butir zat pati tersebut berkembang menjadi sebuah gel (kanji). Jika pemanasan dilanjutkan dengan disertai cukup air akan menghasilkan koloid yang bersifat optis aktif memutar kekanan • Daya reduksinya sangat kecil • Mudah dihidrolisas dengan asam-asam encer maupun enzim-enzim maupun amilase menghasilkan glukosa. Pada reaksi hidrolisis zat antara yang berupa dekstrin (zat koloid. Zat pati → Dekstrin → Glukosa • Jadi diuji dengan larutan iodin akan memberikan warna biru. Amilum + I2 → iodamilum (Biru) Warna biru tersebut akan hilang pada pemanasan 70ºC dan akan kembali apabila didinginkan. b. Glikogen Sifat-sifat glikogen sebagai berikut : • Mudah larut dalam air panas • Larutannya dapat mereduksi larutan Fehling • Bersifat optis aktif di kanan • Hidrolisis dengan asam-asam encer menghasilkan glukosa • Hidrolisis dengan amilosa menghasilkan maltosa c. Selulosa Sifat-sifat Selulosa sebagai berikut : • Tidak dapat larut dalam air • Dapat larut dalam pelarut Schweitzer (Larutan kuprioksida amonia) • Tidak dapat dicerna oleh manusia, tetapi dicerna oleh hewan memamah biak seperti sapi dengan bantuan bakteri • Tidak dapat dihidrolisis di dalam tubuh manusia • Bersifat liat (padat dan kuat) • Berbentuk serabut (serat) • Tidak peka terhadap larutan iodin • Terdiri atas molekul-molekuk b-D-glukosa a) Sifat Fisik Karbohidrat sebagai berikut : • Pada suhu kamar berupa zat padat • Berupa hablur tidak berwarna, contoh sukrosa dan glukosa • Berupa zat padat amorf, contoh pati • Berupa serat bersifat basa, contoh selulosa • Sebagian besar karbohidrat mempunyai sifat dapat memutar bidang polarisasi cahaya. b) Sifat kimia karbohidrat sebagai berikut : • Jumlah isomer ruang suatu karbohidrat yaitu 2n, dengan n menyatakan jumlah atom C asietri • Semua karbohidrat bersifat optis aktif • Monosakarida dan disakarida berasa manis dan larut dalam air, sedangkan polisakarida berasa tawar dan tidak larut dalam air • Beberapa raksi karbohidrat sebagai berikut : i. Hidrolisis : Polisakarida → Disakarida → Monosakarida ii. Fermentasi : Glukosa → Etanol + CO2 (Proses peragian) iii. Dehidrasi : Karbohidrat → Karbon + H2O iv. Oksidasi : Karbohidrat menghasilkan asam v. Karbohidrat dapat mereduksi hidroksida-hidroksida logam. Dalam reaksi ini karbohidrat mengalami oksidasi. a) Uji Molisch Uji ini digunakan sebagai pengujian umum adanya kandungan karbohidrat. Uji Molisch dilakukan dengan cara mencampurkan sampel dengan pereaksi Molisch. Uji positif jika terbentuk cicin warna ungu pada bagian bawah tabung. b) Uji Polisakarida Polisakarida yang terdapat dalam suatu sempel dapat diuji menggunakan larutan iodin (I2). Uji ini positif jika terbentuk warna tertentu pada sampel yang diuji. Amilum menghasilkan warna biru, sedangkan glikogen memberikan warna coklat. c) Uji Gula Pereduksi Gula pereduksi meliputi semua monosakarida, maltosa, dan laktosa. Sementara itu, gula bukan pereduksi meliputi sukrosa dan smua polisakarida. Adanya gula pereduksi diuji menggunakan pereaksi Fehling (CuO) dan pereaksi Tollens (AG2O). Penguji dengan peraksi Fehling membrikan hasil positif jika terbentuk endapan merah bata. Sementara itu pengujian dengan pereaksi Tollens memberikan hasil positif jika terbentuk endapan berbentuk cermin perak di dalam larutan. d) Uji Fruktosa Adanya fruktosa dapat diuji menggunakan pereaksi Seliwanoff. Uji ini memberikan hasilkan positif jika warna campuran berubah menjadi merah e) Penbetukan Osazon Osazon terbentuk saat karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keten bebas dicampur fenilhidrazin berlebihan lalu dipanaskan. Pembentukan Osazon juga dapat digunakan ssuntuk membedakan beberapa monosakarida.