Anda di halaman 1dari 26

Pembimbing:

Dr. Bambang Supriadi , Sp.S

Oleh :
Katarina Suci, S.Ked
Pendahuluan
• Sepsis adalah penyebab tersering di perawatan
pasien di unit perawatan intensif. Sepsis hampir
diderita oleh 18 juta orang di seluruh dunia setiap
tahunnya. Insidennya diperkirakansekitar 50-95
kasus diantara 100.000 populasi dengan
peningkatan sebesar 9% tiap tahunnya.

• Syok akibat sepsis merupakan penyebab kematian


tersering di unit pelayanan intensif di Amerika
Serikat (AS).
INFEKSI DAN INFLAMASI

• Infeksi istilah yang digunakan untuk menamakan keberadaan


berbagai kuman yang masuk kedalam tubuh manusia.

• Bila kuman berkembang biak menyebabkan kerusakan jaringan


disebut penyakit infeksi terjadi jejas sehingga timbulah reaksi
inflamasi.

• Manifestasi klinis yang berupa inflamasi sistemik yang disebut


sistemic inflamatory respon syndrome (SIRS).

• Sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa sepsis adalah


SIRS dengan dugaan infeksi.
• Infeksi

• Bakteremia

• SIRS (Systemic Inflamatory Response Syndrome): Respon inflamasi secara


sistemik yang dapat disebabkan oleh bermacam kondisi klinis yang berat

• Sepsis sistemik: Respon terhadap infeksi yang disebabkan oleh adanya


sumber infeksi yang jelas

• Severe Sepsis: Keadaan sepsis dimana disertai dengan disfungsi organ,


hipoperfusi atau hipotensi. Hipoperfusi atau gangguan perfusi mungkin
juga disertai dengan asidosis laktat, oliguria, atau penurunan status
mental secara mendadak.

Terminology dalam sepsis menurut American College of Chest Physicians / society of Critical Care Medicine
consensus Conference Committee: Critical Care Medicine.
• Shock sepsis: Sepsis yang menyebabkan kondisi syok, dengan
hipotensi walaupun telah dilakuakn resusitasi cairan. Sehubungan
terjadinya hipoperfusi juga bisa menyebabkan asidosis laktat,
oliguria atau penurunan status mentalsecara mendadak. Pasien
yang mendapatkan inotropik atau vasopressor mungkin tidak
tampaka hipotensi walaupun masih terjadi gangguan perfusi.

• Sepsis Induce Hipotension: Kondisi dimana tekanan darah sistolik


<90mmHg atau terjadi penurunan sistolik >40mmHg dari
sebelumnya tanpa adanya penyebab hipotensi yang jelas.

• MODS (Multi Organ Dysfunction Syndrome): Munculnya penurunan


fungsi organ atau gangguan fungsi organ dan homeostasis tidak
dapat dijaga tanpa adanya intervensi
ETIOLOGI SEPSIS

1. Bakteri gram negatif (-)60-70% kasus


2. Lipopolisakarida (LPS) Produk yang berperan penting
dalam sepsis.
3. Staphylococci, Pneumococi, streptococi dan bakteri gram
positif 20-40% kasus.
4. Jamur oportunistik, virus (dengue dan herpes) atau
protozoa (falciparum malariae)  jarang.
PATOGENESIS
• Sebagian besar penderita sepsis menunjukan fokus infeksi jaringan sebagai

sumber bakteriemia.

• Sepsis gram negatif merupakan komensal normal dalam saluran

gastrointestinal, yang kemudian menyebar ke struktur yang berdekatan

inflamasi

• Sepsis gram positif biasanya timbul dari infeksi kulit, saluran respirasi dan

juga bisa bersal dari luka bakar. inflamasi

• Sitokin sebgai mediator inflamasi tidak berdiri sendiri dalam sepsis.

• Sitokin proinflamasi adalah TNF, IL-1, interferon (IFN-ϒ) yang bekerja

membantu menghancurkan mikroorganisme yang menginfeksi.


Continue...
• Termasuk sitokin antinflamasi adalah interleukin 1reseptor antagonis (IL-1
ra), IL-4, IL-10 yang bertugas memodulasi, koordinasi atau represi terhadap
respon yang berlebihan.
• Apabila keseimbngan kerja antara proinflamsi dan anti-inflamasi mediator
ini tidak tercapai dengan sempurna maka dapat memberikan kerugian bagi
tubuh.
• Sebagai usah tubuh untuk bereaksi terhadap sepsis maka limfosit T akan
mengeluarkan sustansi Th1 yang berfungsi sebagai imunomodulator
• Netrofil yang beradhesi dengan endotel akan mnegeluarkan lisosim yang
kan menyebabkan dindidng endotel lisis, akibat endotel terbuka
Ternyata kerusakan endotel pembuluh drah tersebut akan mneyebabkan
terjadinya gangguan vaskuler (vascular leak) sehingga menyebabkan
kerusakan organ multiple.
Klasifikasi berdasarkan sumber infeksi

Jenis Sepsis Sumber Infeksi

MRSA Sepsis Sepsis yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus


yang resisten terhadap Methicillin
VRE Sepsis Sepsis yang disebabkan oleh jenis bakteri Enterococcus yang
resisten terhadap vancomycin
Urosespis Sepsis yang berasal dari infeksi saluran kencing ( biasanya 4
minggu setelah kelahiran )
Wound Sepsis Sepsis yang berasal dari infeksi luka

NeonatalSepsis Sepsisyang terjadi pada bayi baru lahir (biasanya 4 minggu


setelah kelahiran)
Sepsis Abortion Aborsi yang disebabkan oleh infeksi dengan sepsis pada ibu
Yang sering diikuti gejala MODS sampai gejala terjadinya
syok sepsis.

• Tanda tanda MODS dengan terjadinya komplikasi :


• Sindrom disstres pernafasan pada dewasa
• Koagulasi intravaskular
• Gagal ginjal akut
• Perdarahan usus
• Gagal hati
• Disfungsi sistem saraf pusat
• Gagal jantung
• Kematian
KRITERIA DIAGNOSIS
Kriteria sepsis
General variabel
• Demam (> 38.3°C)
• Hipotermia ( temperatur< 36°C)
• Heart rate > 90/min–1 or more than two sd above the normal value
for age
• Tachypnea
• Altered mental status
• Edema atau positif keseimbangan cairan(> 20 mL/kg over 24 hr)
• Hiperglikemia (plasma glukosa > 140 mg/dL or 7.7 mmol/L)
Inflammatory variabel

• Leukositosis (WBC > 12,000 μL–1).

• Leukopenia (WBC < 4000 μL–1).

• Normal WBC lebih dari 10% bentuk immatur.

• Plasma C-reactive protein lebih dari nilai normal.

Hemodinamik variabel

• Arterial hipotensi (SBP < 90 mm Hg, MAP < 70 mm Hg, atau SBP
meningkat > 40 mm Hg pada dewasa )
Organ disfungsi variabel

• Arterial hipoksemia (Pao2/Fio2 < 300)

• Akut oliguria (urin output < 0.5 mL/kg/hr selama 2 jam kreatinin
meningkat> 0.5 mg/dL or 44.2 μmol/L

• Koagulasi abnormal (INR > 1.5 or aPTT > 60 s)

• Ileus (absent bowel sounds)

• Trombositopenia (platelet < 100,000 μL–1)

• Hiperbilirubinemia(plasma total bilirubin > 4 mg/dL or 70 μmol/L)


Perfusi jaringan variabel

• Hiperlaktasemia(> 1 mmol/L)

• Penurunan capillary refill atau mottling


DIAGNOSIS
1. Riwayat
paparan pada hewan,gigitan tungau, bahaya di tempat kerja,
penggunaan alkohol , seizure, hilang kesadaran, medikasi dan
penyakit dasar yang mengarahkan pasien pada agen sepsis
meliputi : Demam, Hipotensi, oliguri atau anuri, Takipneu,
hipotermia tanpa penyebab yang jelas, Perdarahan.

2. Pemeriksaan Fisik
• Perlu dilakukan pemeriksaan fisik yang menyeluruh. Pada
semua pasien neutropenia dan pasien dengan dugaan infeksi
pelvis. Pemeriksaan tersebut akan mengungkap abses rektal,
perirektal dan atau perianal, penyakit dan/atau abses inflamasi
pelvis atau prostatitis.
3. Data Laroratorium
uji laboratorium meliputi Complete Blood Count (CBC)
dengan hitungan diferensial, urinalisi, gambaran koagulasi,
glukosa, urea darah dan nitrogen, kreatinii, elektrolit, uji
fungsi hati, kadar asam laktat, gas darah arteri, EKG, dan
ronsen dada. Biakan darah, sputum, urin.

Kelainan yang terjadi pada awal respon sepsis 


lekosistosis, trombositopenia. Leukopenia dapat ditemukan.
Ketika respon septik maikn meberat, trobositopenia dapat
memeprburuk , azotemia dan hiperbilirubinemia makin jelas
dan dapat ditemukan peningkatan enzim aminotranferase.
Kriteria sepsis berat
(sepsis-induksi hipotensi)
• Laktat lebih dari normal
• Urin output < 0.5 mL/kg/hr selama lebih dari 2 jam
• Acute lung injury with Pao2/Fio2 < 250 tidak adanya pneumonia
sebagai sumber infeksi
• Acute lung injury with Pao2/Fio2 < 200 adanya pneumonia
sebagai sumber infeksi kreatinin> 2.0 mg/dL (176.8 μmol/L)
• Bilirubin > 2 mg/dL (34.2 μmol/L)
• Platelet < 100,000 μL
• Koagulopati(rasio normal internasional > 1.5)
PERBEDAAN SYOK SEPSIS dan SEPSIS
• Sindroma sepsis Takipneu, respirasi 20x/menit, Takikardi
90x/menit, Hipertermi 380c Hipotermi 35,60c, Hipoksemia
Peningkatan laktat plasma Oliguria, Urine 0,5 cc/kgBB
dalam 1 jam
• Syok Sepsis : Sindroma sepsis ditambah dengan
gejala:Hipotensi 90 mmHgTensi menurun sampai 40
mmHg daribaseline dalam waktu 1 jam Membaik dengan
pemberian cairan dan penyakit shock hipovolemik, infark
miokard dan emboli pulmonal sudahdisingkirkan
4. Komplikasi
Sindrome distress pernafasan dewasa (ARDS/ adult
respiratory disease sindrome)
1. koagulasi dan intravaskular diseminata (KID)
2. gagal ginjal akut ( ARF/acute renal failure)
3. perdarahan usus
4. gagal hati
5. disfungsi sistem saraf pusat
6. gagal jantung
7. kematian
5. Terapi
Tiga prioritas utama dalam terapi sepsis, yaitu :
1. Stabilisasi pasien langsung
2. Darah harus cepat dibersihkan dari
mikroorganisme
3. Fokus infeksi awal harus diobati
Target resusitasi
• CVP 8-12 mmHg

• MAP > 65 mmHg

• Output urin >0.5 ml/kg/jam


Terapi dan manajemen sepsis
• Cairan : kristaloid (NaCl 0.9%atau ringer laktat)
• Vasopresor : norepinephrine (target MAP 65 mmHg)
• Inotropic : dobutamin
• Darah : eritropoietin
• Kultur darah dan antibiotik
• Kortikosteroid
• Ventilasi mekanik
• Kontrol gula darah : insulin
Obat yang digunakan tergantung sumber sepsis :
1. Untuk pneumonia 2 regimen obat. Biasanya sefalosporin generasi ketiga
(seftriakson) atau ke empat (sefepim) diberikan aminoglikosida (gentamisisn)
2. Pneumonia : sefipim atau imipem –silastatin dan aminoglikosida
3. Infeksi abdomen ; imipenem-silastatin atau pipersiline-tazobactam dan
aminoglikosida
4. Infeksi abdomen nosokomial : imipenem-silastatin adan aminoglikosda atau
pipersilin-tazabactam dan amfoterisisn B
5. Kulit/ jaringan lunak : vankomisin dan imipenem-silastatinatau piperasilin-
tazobactam
6. Kuli/jaringan lunak nosokomial : vankomisisn dan sefipim
7. Infeksi traktus urinarius : siprofloksasin dan aminoglikosida
8. Infeksi traktus urinarius nosokomial :vankomisin dan sefipim
9. Infeksi SSP : vankomisin dan sefalosporin generasi ketiga atau meropenem
10. Infeksi SSP nosokomial : meropenem dan vankomisin
PENCEGAHAN
1. Hindarkan trauma pada permukaan mukosa yang biasanya dihuni bakteri gram (-)

2. Gunakan trimetoprim-sulfametoksazol secara profilaktik apada anak penderita leukemia

3. Gunkan nitat perak tipikal, sulfadiazin perak, atau sulfamilon sevra profilaktik pada pasien

luka bakar.

4. Beri smeprotan (spray) polimiksin pada faring posterior untuk mencegah pneumonia

Gram-negatif nosokomial.

5. Sterilisasi flora aerobik lambung dengan polimiksin dan gentamicin dengan vankomisin

dan nistatin efektif dalam mnegurangi sepsis gram negatif pada pasien neutropenia

6. Lingkungan yang protektif bagi pasien beresiko kurang berhasil karena sebagaian besar

infeksi pasien neutropenia.


7. Untuk melindungi neonatus dari sepsis streptococcus Grup Bambil apusan (swab)
vagina/rektum pada kehamilan 35037 minggu. Biakan untuk streptococcus agalactiae
(penyebab utama sepsis pada neonatus). Jika positif untuk strep grup B, berikan penisilin
intrapartum pada ibu hamil. Hal ini akan menurunkan infeksi grup B sebesar 78%.

Anda mungkin juga menyukai