Anda di halaman 1dari 24

Farmakoterapi Terapan

Ni Made Susilawati (260112160521)


Halimah (260112160543)
Atmedi Surendra (260112160565) Kelompok 11
Michael (260112160587)
Pokok Bahasan
• Definisi Diabetes
• Patofisiologi Diabetes
• Manifestasi Klinik
• Diagnosis
• Tujuan Hasil Terapi
• Terapi (Farmakologi dan Non-Farmakologi
• Studi Kasus (Pediatri)
Defisini

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu


penyakit kronis yang terjadi apabila
pankreas tidak dapat memproduksikan
insulin yang mencukupi atau tubuh tidak
dapat memanfaatkan insulin yang
dihasilkan oleh pankreas secara efektif. Hal
ini mengakibatkan peningkatan konsentrasi
glukosa dalam darah atau sering dikenal
hiperglikemia (WHO, 2013)
Patofisiologi
Berdasarkan American Diabetes Association (2005), klasifikasi diabetes
melitus berdasarkan etiologinya adalah:

Jenis Diabetes Patofisiologi


Diabetes Tipe 1 ditandai oleh kenaikan kadar gula darah
akibat destruksi (kerusakan) sel beta
pankreas karena suatu sebab tertentu
yang menyebabkan produksi insulin tidak
ada sama sekalisehingga penderita sangat
memerlukan tambahan insulin dari luar
(Depkes, 2008).
Diabetes Tipe 2 Diabetes melitus tipe 2 bervariasi mulai
dari yang dominan resistensi insulin
disertai defisiensi insulin relatif sampai
yang dominangangguan sekresi insulin
disertai resistensi insulin (Powers, 2008).
Diabetes Tipe Lain Diabetes jenis ini disebut juga diabetes
sekunder atau diabetes melitus tipe 3.
Etiologi diabetes jenis ini meliputi: (a)
penyakit pada pankreas yang merusak
sel β, seperti hemokromatosis,
pankratitis, fibrosis kistik; (b) sindrom
hormonal yang menganggu sekresi atau
menghambat kerja insulin, seperti
akromegali, feokromositoma, dan
sindrom Cushing; (c) obat-obat yang
menganggu sekresin insulin (fenitoin)
atau menghambat kerja insulin (estrogen
dan glukokortikoid); (d) kondisi tertentu
yang jarang terjadi seperti kelainan pada
reseptor insulin; (e) sindrom genetik
(Arisman, 2010).
Diabetes Gestasional ditandai oleh kenaikan kadar gula darah
yang terjadi pada wanita hamil, biasanya
terjadi pada usia 24 minggu masa
kehamilan, dan setelah melahirkan kadar
gula darah kembali normal (Depkes,
2008).
Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis diabetes melitus adalah sebagai berikut


(Lanywati, 2001):

• Poliuria (banyak kencing) merupakan gejala umum pada


penderita diabetes melitus.
• Polidipsi (banyak minum) merupakan akibat (reaksi tubuh)
dari banyak kencing tersebut.
• Polipagio (banyak makan) merupakan gejala yang tidak
menonjol terjadi banyak makan ini disebabkan oleh
berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun kadar
gula dalam darah tinggi sehingga tubuh berusaha untuk
memperoleh tambahan cadangan gula dari makanan yang
diterima.
Diagnosis Diabetes
Diagnosis diabetes dan pradiabetes
dapat dilakukan dengan (ADA,
2015) :

- Ciri fisik
- Uji Laboratorium : melihat nilai
Hemoglobin A1c, kadar glukosa
darah puasa, dan oral glucose
tolerance test
- Untuk kelompok tanpa keluhan
khas, diperlukan konfirmasi
paling tidak satu kali lagi kadar
gula darah yaitu: gula darah
sewaktu (>200 mg/dL), gula
darah puasa (>126 mg/dL), dan
gula darah paska pembebanan
>200 mg/dL
Tujuan Hasil Terapi
The American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan beberapa
parameter yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan penatalaksanaan
diabetes
Parameter Kadar Ideal yang Diharapkan

Kadar Glukosa Darah Puasa 80-120 mg/dL

Kadar Glukosa Plasma Puasa 90-130 mg/dL

Kadar Glukosa Darah Saat Tidur (Bedtime Blood Glucose) 100-140 mg/dL

Kadar Glukosa Plasma Saat Tidur (Bedtime Plasma Glucose) 110-150 mg/dL

Kadar Insulin < 7%

Kadar HbA1c < 7 mg/dL

Kadar Kolesterol HDL < 45 mg/dL (pria)


> 55 mg/dL (wanita)

Kadar Trigliserida < 200 mg/dL

Tekanan Darah < 130/80 mmHg


Terapi Farmakologi (Insulin)
Terapi Farmakologi (Obat Hipoglikemik Oral)
Terapi Non-Farmakologi
Evaluasi Hasil Terapi
Pemantauan rutin pada pasien untuk mengetahui perkembangan penyakit, efek terapi yang
diharapkan, dan kemungkinan adanya efek samping dan toksisitas dari obat yang diberikan
(Dipiro et al., 2008).

The American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan beberapa parameter yang dapat
digunakan untuk menilai kebarhasilan dari terapi, diantaranya :

Parameter Kadar ideal yang diharapkan


Kadar glukosa darah puasa 80 -120 mg/dL,
Kadar glukosa plasma puasa 90 – 130 mg/dL
Kadar glukosa darah saat tidur 100 – 140 mg/dL
(Bedtime blood glucose)

Kadar glukosa plasma saat tidur 110 – 150 mg/dL


(Bedtime plasma glucose)

Kadar Insulin <7%


Kadar HbA1c < 7 mg/dL
Kadar kolesterol HDL > 45 mg/dL (pria)
> 55 mg/dL (wanita)
Kadar trigliserida < 200 mg/dL
Tekanan darah < 130/80 mmHg
Studi Kasus Diabetes (Pediatri)
Andre seorang anak berusia 9 tahun dengan riwayat asma sejak
kecil. Dia diberikan terapi obat salbutamol oleh dokter sebelumnya,
tetapi obat hanya diminum ketika asmanya kambuh. Meskipun dia
mempunyai riwayat asma tetapi dia merasa bahwa dirinya baik-
baik saja. Sejak 2 bulan yang lalu dia mengeluh sering merasa haus
dan sering buang air kecil pada malam hari. Akhir-akhir ini, nafsu
makan Andre meningkat dan sering mengeluh nyeri pada bagian
perut. Dia juga bernafas lebih cepat dari biasanya, sehingga ibunya
membawa Andre ke dokter anak.

Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa


tekanan darahnya 110/60 mmHg, RR 44,
HbA1c 8.5 mg/dL, dan BMI 18 kg/m2.

Andre didiagnosa oleh dokter mengalami diabetes


militus tipe 1 dan diberikan terapi Novolin R 70/30
dengan dosis 1 unit/kg per hari yang dibagi dalam 2
kali pemberian 30 menit sebelum sarapan pagi dan
sebelum makan malam
ANALISIS SOAP

SUBJEK

• Anak Andre usia


9 tahun dengan
keluhan puliuria,
polidipsia, dan
nyeri perut.
• Riwayat penyakit
: asma sejak kecil
OBJEK
pemeriksaan Nilai Uji Nilai Normal Keterangan
BMI 18 kg/m2 18 – 24,9 kg/m2 Normal
Tekanan Darah 110/60 mmHg < 130/80 mmHg Normal
HbA1c 8,5 % < 6,5 % Tinggi
Kadar glukosa 143 mg/dL <126 mg/dL Tinggi
plasma puasa
Kadar glukosa 210 mg/dL <200 mg/dL Tinggi
pada jam ke-2
TTGO
RR 44 kali/menit 12 – 16 Tinggi
(Respiration kali/menit
Rate) untuk anak-
anak.
(Berdasarkan KONSENSUS NASIONAL PENGELOLAAN DIABETES
MELLITUS TIPE 1,2015)
ASSESSMENT

DRP

Adanya Dosis Berlebih


• Dosis yang diberikan dokter :
Novolin R 70/30 1 unit/kg per
hari
• Dosis yang dianjurkan : Novolin
R 70/30 0,5 – 0,6 unit/kg per
hari.
Plan
Berdasarkan KONSENSUS NASIONAL PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS TIPE
1,2015

Sasaran Pengobatan Adalah


1. Bebas dari gejala penyakit
2. Dapat menikmati kehidupan sosial
3. Terhindar dari komplikasi

Untuk mencapai sasaran dan tujuan tersebut,


komponen pengelolaan DM tipe-1 meliputi
pemberian insulin, pengaturan makan, olahraga,
dan edukasi, yang didukung oleh pemantauan
mandiri (home monitoring).
Pemberian Insulin
Pemberian Novolin R 70/30 insulin dengan dosis 0,5 unit/kg per
hari sebagai dosis awal pengobatan
Merupakan insulin campuran dari insulin isophane dan insulin
reguler.
Insulin ini bekerja 10-20 menit setelah pemberian dan
Novolin bertahan hingga 24 jam

R 70/30 Pemberian injeksi selama 2 kali sehari benar, karena insulin ini
merupakan campuran insulin kerja pendek dan kerja
menengah yang diberikan sebelum makan pagi dan makan
malam (KONSENSUS NASIONAL PENGELOLAAN DIABETES
MELLITUS TIPE 1,2015)
Terapi Asma
Untuk terapi asma pasien tetap diberikan salbutamol dan diminum ketika
asma kambuh. Selain itu, pemberian insulin dan salbutamol secara bersamaan
tidak menunjukkan adanya interaksi.

Merupakan terapi untuk asama sebagai


Salbutamol golongan terapi pereda sehingga hanya
diberikan ketika asma kambuh
Monitoring Terapi

Dilakukan pemantauan
kadar gula pasien.

Apabila menunjukkan
gejala hipoglikemia, dapat
dilakukan pertolongan
pertama dengan pemberian
makanan manis ataupun
pemberian air gula.
TERAPI NON FARMAKOLOGI

Mengatur Menghindari
pola hidup suhu dingin
sehat

Menghindari Menghindari
asap rokok debu
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. 2015. Standards of Medical Care in Diabetes-2012. DIABETES CARE. Supplement 1.35: s11-s63.
American Diabetes Association. 2005. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care. 28 (Supl 1), S37-42.
Arisman, M.B. 2010. Obesitas, Diabetes Mellitus, dan Dislipidemia. Jakarta: EGC. Hal.52 dan 91-96.
Cheng AYY, Zinman B, Khan CR, et al. (Eds). 2005. Joslin’s Diabetes Mellitus 4th Edition. Philadelphia : Lipincott Williams & Wilkins.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik. Jakarta: Depkes. Hal. 1-8.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan
Klinik Direktorat Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Dipiro, J.T., Robert L. Talbert, Gary C. Yee, Gary R. Matzke, Barbara G. Wels, L.Michael Posey. 2011. Pharmacotherapy, A
Pathophysiologic Approach. USA: The McGraw-Hill Companies.
Dipiro, J.T., Robert L. Talbert, Gary C. Yee, Gary R. Matzke, Barbara G. Wels, L.Michael Posey. 2008. Pharmacotherapy, A
Pathophysiologic Approach. USA: The McGraw-Hill Companies.
Lanywati, E. 2001. Penyakit Diabetes Mellitus Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta: Kanisius. Hal 13-15.
Powers A.C., 2008. Diabetes Mellitus:Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th ed. United States of America : The McGraw-Hill
Companies. Hal. 2152-2180.
Ritzel RA, Bulter PC. Physiology of glucose homeostasis and insulin secretion. In: Leahy JL, Cefalu WT, eds. Insulin Therapy. New York,
NY: Marcel Dekker; 2002: 61-72.
Soewondo, Pradana. 2011. Current Practice in the Management of Type 2 Diabetes in Indonesia : Results from the International Diabetes
Management Practices Study (IDMPS). J Indon Med Assoc 61 (12).
Tjahjadi, Vicynthia. 2010. Mengenal, Mencegah, Mengatasi, Silent Killer Diabetes. Semarang: Pustaka Widyamara. Hal. 30 dan 107.
World Health Organization. 2013. Diabetes. Tersedia di http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/[ diakses tanggal12 Maret 2017]
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai