- Ciri fisik
- Uji Laboratorium : melihat nilai
Hemoglobin A1c, kadar glukosa
darah puasa, dan oral glucose
tolerance test
- Untuk kelompok tanpa keluhan
khas, diperlukan konfirmasi
paling tidak satu kali lagi kadar
gula darah yaitu: gula darah
sewaktu (>200 mg/dL), gula
darah puasa (>126 mg/dL), dan
gula darah paska pembebanan
>200 mg/dL
Tujuan Hasil Terapi
The American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan beberapa
parameter yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan penatalaksanaan
diabetes
Parameter Kadar Ideal yang Diharapkan
Kadar Glukosa Darah Saat Tidur (Bedtime Blood Glucose) 100-140 mg/dL
Kadar Glukosa Plasma Saat Tidur (Bedtime Plasma Glucose) 110-150 mg/dL
The American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan beberapa parameter yang dapat
digunakan untuk menilai kebarhasilan dari terapi, diantaranya :
SUBJEK
DRP
R 70/30 Pemberian injeksi selama 2 kali sehari benar, karena insulin ini
merupakan campuran insulin kerja pendek dan kerja
menengah yang diberikan sebelum makan pagi dan makan
malam (KONSENSUS NASIONAL PENGELOLAAN DIABETES
MELLITUS TIPE 1,2015)
Terapi Asma
Untuk terapi asma pasien tetap diberikan salbutamol dan diminum ketika
asma kambuh. Selain itu, pemberian insulin dan salbutamol secara bersamaan
tidak menunjukkan adanya interaksi.
Dilakukan pemantauan
kadar gula pasien.
Apabila menunjukkan
gejala hipoglikemia, dapat
dilakukan pertolongan
pertama dengan pemberian
makanan manis ataupun
pemberian air gula.
TERAPI NON FARMAKOLOGI
Mengatur Menghindari
pola hidup suhu dingin
sehat
Menghindari Menghindari
asap rokok debu
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. 2015. Standards of Medical Care in Diabetes-2012. DIABETES CARE. Supplement 1.35: s11-s63.
American Diabetes Association. 2005. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care. 28 (Supl 1), S37-42.
Arisman, M.B. 2010. Obesitas, Diabetes Mellitus, dan Dislipidemia. Jakarta: EGC. Hal.52 dan 91-96.
Cheng AYY, Zinman B, Khan CR, et al. (Eds). 2005. Joslin’s Diabetes Mellitus 4th Edition. Philadelphia : Lipincott Williams & Wilkins.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik. Jakarta: Depkes. Hal. 1-8.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan
Klinik Direktorat Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Dipiro, J.T., Robert L. Talbert, Gary C. Yee, Gary R. Matzke, Barbara G. Wels, L.Michael Posey. 2011. Pharmacotherapy, A
Pathophysiologic Approach. USA: The McGraw-Hill Companies.
Dipiro, J.T., Robert L. Talbert, Gary C. Yee, Gary R. Matzke, Barbara G. Wels, L.Michael Posey. 2008. Pharmacotherapy, A
Pathophysiologic Approach. USA: The McGraw-Hill Companies.
Lanywati, E. 2001. Penyakit Diabetes Mellitus Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta: Kanisius. Hal 13-15.
Powers A.C., 2008. Diabetes Mellitus:Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th ed. United States of America : The McGraw-Hill
Companies. Hal. 2152-2180.
Ritzel RA, Bulter PC. Physiology of glucose homeostasis and insulin secretion. In: Leahy JL, Cefalu WT, eds. Insulin Therapy. New York,
NY: Marcel Dekker; 2002: 61-72.
Soewondo, Pradana. 2011. Current Practice in the Management of Type 2 Diabetes in Indonesia : Results from the International Diabetes
Management Practices Study (IDMPS). J Indon Med Assoc 61 (12).
Tjahjadi, Vicynthia. 2010. Mengenal, Mencegah, Mengatasi, Silent Killer Diabetes. Semarang: Pustaka Widyamara. Hal. 30 dan 107.
World Health Organization. 2013. Diabetes. Tersedia di http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/[ diakses tanggal12 Maret 2017]
Terima Kasih