Anda di halaman 1dari 19

ANTIBODI

Disusun oleh : Kelompok 2


Nama Anggota:
• Lutvi Anggraeni (1012016003)
• Mariana Desi Lestari (1012016016)
• Damachera Aulia R. (1012016024)
• Fera Dwi Lestari (1012016031)
• Hasby Zaen Attoillah (1012016034)
• Kukuh Susetiyo (1012017031)
antibodi adalah protein yang dapat ditemukan pada plasma darah
SECARA dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk
UMUM mengidentifikasikan dan menetralisir benda asing seperti bakteri dan
virus. Antibodi diproduksi oleh sel limfosit B.

• Immunoglobulin atau antibodi SIFAT


adalah sekelompok glikoprotein ANTIBODI
yang terdapat dalam serum atau
cairan tubuh
• Immunoglobulin termasuk ke
dalam kelompok glikoprotein yang RES thermolabil
mempunyai struktur dasar yang
sama, terdiri dari 83-96%
polipeptida dan 4-18%
Larut dalam
karbohidrat. darah
Rx spesifik
Struktur Antibodi
Pemecahan Imunoglobulin oleh
IMUNOGLOBULIN
Enzim
Molekul Imunoglobulin
direduksi pada suasana
asam

PEPSIN PAPAIN

4 rantai
polipeptida

molekul imunoglobulin
terputus pada rantai H Molekul Imunoglobulin
pada daerah engsel di terpisah menjadi sebuah
depan ikatan disulfida molekul baru F(ab)2 dan 2
menjadi 2 fragmen Fab fragmen kecil polipeptida
dan sebuah fragmen Fc.
Berdasarkan Struktur Bentuk Polimer
Rantai H Antibodi
• Monomer
• Dimer
• Pentamer

Diversitas Antibodi
Heterogenitas memberikan diversitas
antibodi, yaitu:
• Variasi Isotipe
Berdasarkan Struktur • Variasi Alotipe
Rantai H • Variasi Idotipe
Fungsi Antibodi
• Fungsi secara umum :
1. Antibodi memiliki kemampuan untuk mengenali dan menempel/melekat pada
antigen yang dianggap dapat menyebabkan penyakit oleh tubuh.
2. Dalam mengenali dan melekatkan diri dengan antigen, zat Antibodi senantiasa
bertindak sebagai penanda, dan selanjutnya akan mengirimkan sinyal ke sel
darah putih yang lain untuk menyerang zat asing tersebut.
• Fungsi secara spesifik :
berikatan dengan reseptor permukaan dari virus dan mencegah masuk ke dalam
sel (inactivation)
berikatan dengan toxin yg larut dan menyebabkan presipitasi (neutralization)
merangsang (induksi) fagositosis
aktivasi Complement System menyebabkan sel lisis setelah serangan
mikroorganisme
Klasifikasi Antibodi
• Ada lima jenis dari antibodi, yaitu imunoglobulin A (IgA),
imunoglobulin D (IgD), imunoglobulin E (IgE), imunoglobulin G (IgG),
dan imunoglobulin M (IgM).
Immunoglobulin G (IgG)
• IgG merupakan jenis antibodi terbanyak, karena
merupakan 75% dari seluruh jenis antibodi yang
ada dalam serum.
• Struktur rantai H-nya dari isotipe rantai γ.
• IgG memiliki subkelas IgG1, IgG2, IgG3,dan IgG4
dengan perbandingan berturut-turut : 60-70%, 14-
20%, 4-8%, dan 2-6%.
• IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dapat
dipindahkan melalui plasenta dari ibu hamil ke
janin
• IgG juga dapat merupakan opsonin, karena pada
permukaan fagosit terdapat reseptor untuk Fc dari
molekul IgG.
Immunoglobulin M (IgM)
• Antibodi IgM dalam serum biasanya
berbentuk pentamer, dan banyak
diproduksi pada awal respon imun primer.
• antibodi yang paling efisien dalam
mengaktifkan komplemen.
• Antibodi ini terdapat pada darah, getah
bening, dan pada permukaan sel-sel B.
• Janin dalam rahim mampu memproduksi
IgM pada umur kehamilan enam bulan.
Immunoglobulin A (IgA)

• Bentuk dimer yang disebut sIgA (secretory IgA).


• Dalam serum, IgA sebagian besar berbentuk monomer dengan kadar
15% dari seluruh kandungan antibodi.
• Immunoglobulin A atau IgA ditemukan pada bagian-bagian tubuh
yang dilapisi oleh selaput lendir.
• IgA yang terdapat dalam ASI akan melindungi sistem pencernaan bayi.
Immunoglobulin D (IgD)
• Antibodi IgD berbentuk monomer.
• bersifat agak labil terhadap suhu dan
enzim proteolitik.
• Immunoglobulin D atau IgD juga terdapat
dalam darah, getah bening, dan pada
permukaan sel-sel B, tetapi dalam jumlah
yang sangat sedikit.
• IgD bertindak dengan menempelkan
dirinya pada permukaan sel T, mereka
membantu sel - sel T menangkap antigen.
Immunoglobulin E (IgE)
• Immunoglobulin E atau IgE merupakan
antibodi yang beredar dalam aliran
darah.
• Antibodi ini menimbulkan reaksi alergi
dalam tubuh.
• IgE penting melawan infeksi parasit
cacing.
Tabel Perbedaan Imunoglobulin
Jenis Struktur Half- Fungsi Letak
Time
IgG Monomer 23 hari • Netralisasi, opsonin, dan fagositosit darah, sistem getah bening, dan
• Antibodi yang dapat melindungi usus
janin dalam kandungan (dapat
melintasi plasenta)
IgM Pentamer 5 hari • Respon imun primer darah, getah bening, dan pada
• Mengaktifkan komplemen permukaan sel-sel B.
IgA Monomer 6 hari • Proteksi permukaan mukosa bagian-bagian tubuh yang dilapisi
Dimer (sIgA) oleh selaput lendir (hidung, mata,
paru-paru, dan usus)
IgD Monomer 3 hari • Pada sel B menginisiasi respon imun Dalam sirkulasi darah, getah
atau aktivasi sel B bening, permukaan sel B dan sel T
• Permukaan sel T, mereka membantu
sel - sel T menangkap antigen
IgE Monomer 2,5 hari • Reaksi Alergi dan melawan infeksi Membran berikatan dengan
parasit cacing reseptor basofil dan sel mast dalam
jaringan
Mekanisme Pembentukan Antibodi
LEUKOSIT a. Limfosit T b. Limfosit B

Fagosit dapat Sel limfosit T mendeteksi


Limfosit terdiri atas : Molekul antigen dan molekul
menghancurkan benda karakteristik dan jenis
asing dengan a. Limfosit T, dan antibodi saling berikatan dan
antigen. Kemudian sel limfosit
ikatan kedua molekul ini
menelannya. T bereaksi cepat dengan
b. Limfosit B ditempatkan pada makrofag.
Terdiri atas : cara mengikat antigen
Makrofag menghasilkan
a. Neutrofil yang tersebut melalui
antigen pada sel limfosit B.
terdapat dalam permukaan reseptornya.
Lantas, sel limfosit B
Setelah itu, sel limfosit T
darah, dan berpoliferasi dan menjadi
membelah dan membentuk
b. Makrofag yang klon. Sementara pada
dewasa, sehingga mampu
terdapat dalam membentuk antibodi untuk
permukaan membrannya
jaringan atau masing-masing antigen.
menghasilkan
rongga tubuh. immunoglobulin monomerik.
• Aglutinasi atau penggumpalan merupakan proses pengikatan antibodi
terhadap bakteri atau virus sehingga mudah dinetralkan dan diopsonisasi.
Misalnya, IgG yang berikatan dengan dua sel bakteri atau virus secara
bersama-sama.
• Presipitasi atau pengendapan merupakan pengikatan silang molekul-molekul
antigen yang terlarut dalam cairan tubuh. Setelah diendapkan, antigen
tersebut dikeluarkan dan dibuang melalui fagositosis.
• Netralisasi merupakan cara yang digunakan
antibodi untuk berikatan dengan antigen supaya
aktivitasnya terhambat. Mekanisme netralisasi
antibodi terhadap bakteri terjadi melalui dua
cara yaitu melalui kombinasi antibodi di dekat
lokasi biologi aktif infeksi dan melalui kombinasi
antibodi yang terletak jauh dari lokasi biologi
aktif infeksi
• Opsonisasi adalah pelapisan antigen oleh
antibodi, komplemen, fibronektin, yang
berfungsi untuk memudahkan fagositosis.
Opsonisasi ada dua yaitu opsonisasi yang tidak
tergantung antibodi dan yang ditingkatkan oleh
antibodi.
• Fiksasi komplemen merupakan pengaktifan rentetan molekul protein
komplemen karena adanya infeksi. Prosesnya menyebabkan virus dan
sel-sel patogen yang menginfeksi bagian tubuh menjadi lisis.
Sistem Imun Sekretori
• Permukaan mukosa usus mempunyai mekanisme pertahanan spesifik
antigen dan nonspesifik. Mekanisme nonspesifik terdiri dari peptida
antimikrobial yang diproduksi oleh neutrofil, makrofag dan epitel
mukosa. Peptida ini akan menyebabkan lisis bakteri melalui disrupsi
pada permukaan membran. Imunitas spesifik diperantarai oleh IgA
sekretori dan IgM, dengan dominasi IgA1 pada usus bagian awal dan
IgA2 pada usus besar.
Daftar Pustaka
• Subowo. 2009. Imunobiologi Jilid II. Bandung : Sagung Seto.
• Playfair, J.H.L. and Chain, B.M. 2001. Immunology At A Glance,
Seventh Edition. London: Blackwell Publishing.
• ocw.usu.ac.id/course/download/1110000101-
basic...of.../bbc215_slide_antibodi .pdf (diakses 21 September 2017)
• https://fkuwks2012c.files.wordpress.com/2015/02/antigen-antibodi-f
ebruari-2015-compatibility-mode.pdf
(diakses 21 September 2017)
• https://www.scribd.com/doc/134203573/Antibody-Dan-Pembentukan
-Antibody

Anda mungkin juga menyukai