Anda di halaman 1dari 23

KROMATOGRAFI

GAS
OLEH :
KELOMPOK 4

1.Hanifah Rifnola .F (2016.01.00.02.001)


2.Intania Pertiwi (2016.01.00.02.011)
3.Mucthia Yulia (2016.01.00.02.022)
4.Fia Rizka Auliana (2016.01.00.02.023)
5.Indri Sustia Rahmi (2016.01.00.02.027)
6.Marnovi Yanti (2016.01.00.02.030)
PENDAHULUAN
Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi
komponen-komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase
bergerak yang melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang diam.

Ada dua jenis kromatografi gas :


 Kromatografi gas cair (KGC)
KGC menggunakan fase diam berupa cairan dan mekanisme
sorpsinya adalah partisi.
 Kromatografi gas padat (KGP)
KGP menggunakan fase diam padatan dan mekanisme sorpsinya
adalah adsorpsi permukaan.
KEGUNAAN KROMATOGRAFI GAS

Pemisahan dan identifikasi senyawa volatile


Analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa
campuran

Sampel Kromatografi Gas


Padat Dilarutkan dalam pelarut
sehingga dapat diinjeksikan ke sistem KG
Cair
Gas
PRINSIP DASAR KG
Teknik pemisahan yang mana solut-solut yang mudah
menguap (dan stabil terhadap panas) bermigrasi melalui
kolom yang mengandung fase diam dengan suatu kecepatan
yang tergantung pada rasio distribusinya.
Solute akan terelusi berdasarkan pada peningkatan titik
didihnya, kecuali jika ada interaksi khusus antara solute
dengan fase diam.
Fase gerak akan mengelusi solut dari ujung kolom ke
detektor.
Penggunaan suhu terpogram bertujuan untuk menjamin
solut akan menguap dan cepat terelusi.
PRINSIP KERJA KG

Dengan menyuntikkan sampel ke dalam ujung


kolom kromatografi gas, lalu sampel tersebut
diuapkan dan dielusi oleh gas inert yang
digunakan sebagai fase geraknya.
Fase Diam

Fase diam berupa cairan dengan titik


didih tinggi (tidak mudah menguap) yang
terikat pada zat padat penunjangnya.
Fase diam dipilih berdasarkan polaritasnya
Fase diam KGC harus berbobot molekul
besar, termostabil dan berupa cairan
Fase diam yang sering digunakan adalah
polisiloksan dan polietil glikon
Syarat Fase Diam
 Komponen-komponen sampel harus mempunyai koefisien
partisi yang berbeda-beda.
 Sampel harus mempunyai kelarutan yang cukup.
 Tidak boleh meleleh pada suhu analisis dan stabil pada
pemanasan.
 Fase diam yang digunakan 2-30%.
 Semakin banyak fase diam yang digunakan semakin baik
pemilihan (R) dan semakin lama waktu retensi.
 Fase diam berupa senyawa polimer dengan polaritas yang
berbeda-beda
Fase Gerak
Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap.
Pemisahan tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak.

 Syarat fase gerak


o Tidak bereaksi dengan fase diam dan sampel
o Tidak memberikan respon terhadap detektor

 Pemilihan fase gerak


o Penggunaan spesifik
o Jenis detektor yang digunakan

 Fase gerak yang sering digunakan:


Helium karena efisiensi lebih baik.
Sistem Peralatan Kromatografi Gas

1. Kontrol dan penyedia gas pembawa


2. Ruang suntik sampel
3. Kolom yang diletakkan dalam oven yang
dikontrol secara termostatik
4. Sistem deteksi dan pencatat (detektor
dan recorder)
5. Komputer yang dilengkapi dengan
perangkat pengolah data
PERLENGKAPAN DASAR SUATU ALAT KROMATOGRAFI GAS
TERDIRI ATAS:

o Tabung silinder gas pembawa(carrier gas)


Berfungsi sebagai fase gerak pada kromatografi gas,
tujuannya adalah untuk membawa solut ke kolom sehingga
gas pembawa tidak berpengaruh pada selektifitas.
o Alat pengatur tekanan (regulator)
Digunakan untuk mengatur tekanan gas-gas yang
digunakan.
o Tempat injeksi sampel (injection port)
Berfunsi untuk menghantar sampel ke dalam aliran gas
pembawa. Ruang suntik ini harus dipanaskan tersendiri
(terpisah dari kolom).
o Kolom
Merupakan tempat terjadinya proses pemisahan komponen-komponen
cuplikan. Ada 2 jenis kolom pada kromatografi gas, yaitu kolom kemas dan
kolom kapiler.
o Detektor
Adalah bagian untuk mendeteksi komponen-komponen
yang keluar dari kolom. Detektor ini akan mengirimkan
isyarat listrik ke alat pencatat(rekorde).

o Oven
Untuk memanaskan kolom pada suatu termostat

o Rekorder
Alat pencatat yang berfungsi untuk mencatat isyarat-isyarat.
Analisis Kualitatif dan kuantitatif

a. Analisis kualitatif
Kromatografi gas dapat digunakan untuk analisis
kualitatif suatu senyawa tertentu, namun analisis
kualitatif dengan metode ini jarang digunakan, karena
tidak sebaik dengan spektofotometer IR, maupun
spektrofotometer NMR.
Untuk identifikasi suatu senyawa dengan
kromatografi gas, maka kolom dan semua variabel
lainnya seperti suhu dan laju aliran gas (F) harus dapat
dikendalikan.
Dengan mengendalikan semua variabel tersebut, maka waktu retensi
(tR) dan volume retensi (VR) suatu zat akan merupakan sifat khas dari
zat tersebut.

Keterangan:
- Waktu retensi (tR) adalah waktu sejak sampel diinjeksikan hingga
munculnya pita elusi pada pencatat.

- Volume retensi (VR) adalah hasil perkalian antara waktu retensi


dengan laju aliran gas.
Gambar kromatogram kromatografi gas
Pada umumnya posisi pita-pita elusi pada sumbu horizontal
kromatogram dan lebar pita-pita tersebut akan menentukan sempurna atau
tidaknya suatu pemisahan campuran senyawa. Pemisahan (R) dua
komponen dalam suatu senyawa didefinisikan dengan rumus dibawah ini.
2 (tR2 - tR1)
R = -----------------
wb1 + wb2
atau jika lebar pita diukur setengah tinggi antara garis dasar dan
puncak, maka persamaannya menjadi

2 (tR2 - tR1)
R=
1,699 (w1/2 1 + w1/2 2)
Jika
R = 1,5 kedua zat terlarut tersebut dikatakan terpisahkan
R = 1 pemisahan cukup memadai untuk analisis
R < 1 pemisahan dua zat tersebut buruk
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kromatogram dari
dua komponen senyawa dalam campuran.
Analisis Kualitatif dan kuantitatif

b. Analisis kuantitatif
Kromatografi gas merupakan instrumen yang sangat baik untuk analisis
kuantitatif suatu komponen zat dalam campuran.
Penentukan kadar suatu zat dalam campuran suatu senyawa dengan
kromatografi gas yaitu dengan mengukur luas daerah di bawah pita elusi dari zat yang
akan ditentukan kadarnya pada kromatogram, kemudian dibandingkan dengan luas
daerah di bawah pita suatu larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya atau
dengan membuat kurva kalibrasi dari serangkaian larutan standar.
A zat
C zat = ------------ x C standar
A standar
C zat = konsentrasi zat sampel (ppm)
C standar = konsentrasi standar (ppm)
A zat = luas daerah zat sampel
A standar = luas daerah standar
Daerah dibawah pita tersebut dihitung luasnya seperti
segitiga, yaitu :

Luas = ½ (Alas x Tinggi)


Namun dengan perkembangan teknologi digital, dengan
instrumen kromatografi gas terbaru yang dilengkapi dengan
komputer kita tidak perlu lagi menghitung luas daerah
dibawah pita, baik pada komponen zat, maupun larutan
standar, karena komputer sudah menghitung secara langsung
dari detektor.
Zat-zat yang dapat ditentukan kadarnya secara
kromatografi gas, antara lain zat yang mudah menguap, seperti
etanol, metanol, aseton, dan minyak atsiri.
Aplikasi Kromatografi Gas

 Kromatografi gas dapat digunakan unutk memisahkan dan


mengidentifikasi hasil-hasil dari gas-gas hidrokarbon yang
ringan.
 Bahan-bahan pelapis
 Digunakan untuk menganalisa polimer-polimer setelah
dipirolisa, karet dan resin-resin sintesis.
 Minyak atsiri
 Digunakan untuk pengujian kulaitas terhadap minyak
permen, jeruk sitrat, dll.
 Bahan makanan
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Mochamad. 1997. Teknik Kromatografi
untuk Analisis Bahan Makanan. Yogyakarta: Andi
Offset
Sastrohamodjojo Harddjono Dr. Kromatografi.IPB Press.
Bogor 1985
Soebagio, Drs Dkk, Kimia Analitik II, Jica Common
Textbook, Malang 2002
Underwood, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga
Jakarta. 2004
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai