Anda di halaman 1dari 16

1.

ACHMAD MAULANA
2.M. YUSRIL IZZA IBAWI
3.PUTRI INDRA MELATI
4.SERLY NOOR FITRIANA
•Momen Gaya
 Pada gerak lurus atau gerak translasi, faktor yang menyebabkan
adanya gerak adalah gaya (F).
 Sedangkan pada gerak rotasi atau gerak melingkar, Faktor
penyebab berotasi adalah Momen Gaya (torsi)
Momen gaya (Torsi)( =tou) adalah sebuah besaran
yang menyatakan besarnya gaya yang bekerja pada
sebiah benda sehingga mengakibatkan benda tersebut
berotasi

Satuan dari torsi adalah


Nm (Newton meter).
Arah momen gaya
Arah vektor momen gaya (catatan: bukan arah putaran). digunakan
aturan:

"ibu jari menunjukan arah vektor momen gaya , dan


keempat jari yang lain menunjukan arah putaranya"
a.Resultan momen gaya

Jika dalam sebuah benda bekerja gaya lebih dari satu maka:
resultan momen gaya adalah penjumlahn dari masing
masing momen gaya yang ada.
b. Momen Kopel (M)
Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang sejajar, sama besar, dan
berlawanan arah. Kopel yang bekerja pada suatu benda akan mengakibatkan
benda tersebut berotasi.

Momen kopel (M) adalah perkalian silang antara dua besaran vektor, yaitu
gaya dan jarak antara kedua gaya tersebut. Secara matematis, dituliskan
sebagai berikut

dua gaya sejajar berlawanan arah


c. Titik Tangkap Resultan Gaya
Resultan momen gaya dapat digunakan untuk menentukan resultan titik
tangkap gaya. Artinya dari beberapa momen gaya yang bekerja pada sebuah
benda dapat digantikan menjadi sebuah gaya yang letak titiknya tertentu dari
sumbu putar.

Batang AC menerima tiga gaya dan jaraknya terhadap titik B masing masing
seperti gambar berikut. Ketiga gaya dapat diganti menjadi sebuh gaya FR
yang letaknya X dari sumbu di B

x adalah titik tangkap resultan


gaya dari titi B
•Momen inersia
Pada gerak rotasi ukuran inersia suatu benda selain
ditentukan oleh massa benda juga dipengaruhi oleh pola
distribusi massa terhadap sumbu rotasi yang disebut
momen inersia
1. Momen inersia Partikel
2. Momen Inersia Benda tegar
3. Teorema Sumbu Paralel

Satuannya adalah kg m² (Kilogram meter kuadrat).

Keterangan :
I = momen inersia partikel
m = massa partikel
r = jarak antara partikel dengan
sumbu rotasi
Momen inersia I dari sebuah
partikel bermassa m terhadap
sumbu rotasi yang terletak sejauah
r dari massa partikel

I  mr 2
Jika terdapat sejumlah partikel
dengan massa m1, m2, m3, . . . dan
memiliki jarak r1, r2, r3, . . .

I   mi ri  m1 r1  m2 r2  m3 r3  ...
2 2 2 2

i
Benda tegar memiliki pola
distribusi massa yang kontibu
terdiri dari sejumlah besar
elemen massa dm yang
berjarak r terhadap sumbu
rotasi, dengan batas-batas
yang dipilih mencangkup
seluruh elemen

I   r 2 dm

momen inersia beberapa benda tegar


Kita dapat menghitung
momen inersia benda
terhadap embarang
sumbu rotasi yang
paralel dengan sumbu
pusat massa

I  I pm  Md 2
Momen Inersia beberapa benda yang diketahui
• Hubungan antara torsi dengan momen inersia
Hukum II Newton tentang rotasi

T=I.α
Keterangan:
• I : momen inersia (kg m²)
• α : percepatan sudut (rad/s²)
• T : torsi (Nm)
EK Rotasi 1 2
EKrot  I
2
Gerak menggelinding

1 2 1 2
EK  mv  I
2 2
Hukum kekekalan energi

EP1  EKtrans1  EKrot1  EP2  EKtrans2  EKrot2


Gaya tangensial
Momen gaya
F  mat
  rF
Percepatan tangensial
  r mat  at  r
Momem inersia partikel
  rmr  mr 2
I  mr 2
  I
 Pada gerak translasi
momentum p = mv
 Pada gerak rotasi dikenal
dengan momentum sudut L

L  rp
L  r  p sin k
L  r mvsin 90O k
L  mr  k
2

L  I

Anda mungkin juga menyukai