Abortus
SGPT : 16 PT : 11
Faktor hormonal
DM, kadar progesterone yang
rendah, defek fase luteal, Pengaruh
hormonal terhadap imunitas desidua,
Faktor hematologik
Hiperhomosisteinemi bisa kongenital ataupun
akuisita, berhubungan dengan thrombosis dan
penyakit vascular dini. Kondisi ini berhubungan
dengan 21% abortus berulang.
Nekrosis jaringan
Sebagian/seluruh
hasil konsepsi
terlepas dri
dinding uterus
Dianggap sebagai
benda asing
Uterus kontraksi
Perdarahan
TATALAKSANA
•Evaluasi tanda2 syok ABC
•Evakuasi hasil konsepsi bisa dgn 2 cara pembedahan & Induksi
•Pembedahan: tindakan kuretase
•Induksi: pemberian uterotonik (oksitosin), analog prostaglandin (misoprostol)
•Uk <16mgg tindakan kuretase/pemberian uterotonik
•Uk >16mgg oksitosin 20iu dalam 500cc RL 40tpm
•Setelah hasil konsepsi keluarmethergin 0,2mg (1 ampul) atau misoprostol
400mcg/oral
DIAGNOSIS BANDING
PROGNOSIS
Abortus inkomplit yang di evakuasi lebih dini tanpa disertai infeksi memberikan
prognosis yang baik terhadap ibu
KOMPLIKASI
•Perdarahan hebat yg tidak ditangani dgn cepat & tepat syok hipovolemik
•Perforasi uterus karena tindakan kuretase
•Robeknya serviks karena tenakulum
•Resiko infeksi
KESIMPULAN
Seorang wanita 29 tahun, datang dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir sejak
2 hari smrs disertai perut mulas, pada pemeriksaan vt ditemukan portio terbuka,
teraba jaringan hasil konsepsi, sebagian jaringan hasil konsepsi masih tertinggal di
dalam uterus, kanalis servikalis masih terbuka, sehingga ditegakan diagnosis berupa
abortus inkomplit. Pada pasien dilakukan tindakan kuretase sebagai tatalaksana
abortus inkomplit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wibowo B. Wiknjosastro GH. Kelainan dalam Lamanya Kehamilan. Dalam : Wiknjosastro GH, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editor. Hmu Kebidanan. Edisi 5. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ; 2002 : hal. 302 - 312.
2. Ministry of Health Republic of Indonesia. Indonesia Reproductive Health Profile 2003. 2003.Available at: http:/w3.whosea.org/LinkFiles/Reproduc-tive_Health__Profile_RHP-Indonesia.pdf. Accessed January 08,2006.
3. Pedoman Diagnosis – Terapi Dan Bagian Alir Pelayanan Pasien, Lab/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RS Sanglah Denpasar. 2003
4. Abortion. In : Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Bilstrap LC, Wenstrom KD, editors. William Obsetrics. 22nd ed. USA : The McGraw-Hills Companies, Inc ; 2005 : p. 231-247.
5. Abortion. In: Leveno KJ, et all. Williams Manual of Obstetrics. USA: McGraw-Hill Companies, 2003 : p. 45 – 55
6. Stovall TG. Early Pregnancy Loss and Ectopic Pregnancy. In : Berek JS, et all. Novak's Gynaecology. 13th ed. Philadelphia; 2002 : p. 507 - 9.
7. Griebel CP, Vorsen JH, Golemon TB, Day AA. Management of Spontaneus Abortion. AAFP Home Page>New & Publications>Joumals>American Family Physician. October 012005;72;1.
8. Rand SE. Recurrent spontaneous abortion: evaluation and management. In: American FamilyPhysician.December1993.http://www/findarticles.com/p/articles/mi_m3255/is_n8_v48/ai_14674724/pg_1
9. Disorder of Early Pregnancy (ectopic, miscarriage, GTI) In : Campbell S, Monga A, editors. Gynaecology. London : Arnold, 2000 ; p. 102-6.
11. Saifudin AB, Wiknjosastro GH, Affandi B, Waspodo D. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2002.
13. Wiknjosastro GH, Saifflidin AB, Rachimadhi T. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirorahardjo, 2000.
14.Valley.V.T.Abortion,Incomplete.In:Emedicine.http://www.emedicine.com/emerg/obs-tetrics_and_gynecology.htm