Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR

Oleh:

Hita Pandita

Program Studi: Teknik Geologi (S-1)

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional


Yogyakarta
SEJARAH PERKEMBANGAN
PALEONTOLOGI

Strabo (58 SM – 25 M), melihat kenampakan seperti beras


pada batugamping yang digunakan untuk membangun
piramid. Fosil tersebut kemudian dikenal sebagai
Nummulites.
Abbe Giraud de Saulave (1777)

Law of Faunal Succession (Hukum Urut-urutan fauna)

Jenis-jenis fosil itu berada sesuai dengan umurnya. Fosil pada formasi
terbawah tidak serupa dengan formasi yang di atasnya.
Chevalier de Lamarck (1774 - 1829),

Pencetus Hipotesa Evolusi

Organisme melakukan perubahan diri untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Baron Cuvier (1769 – 1832)


Penyusun sistematika Paleontologi (Taksonomi)
William Smith (1769 - 1834),
Law of Strata Identified by Fossils (Hukum Mengenali Lapisan Dengan
Fosil

Kemenerusan suatu lapisan batuan dapat dikenali dari kandungan fosilnya.

Charles Robert Darwin (1809 - 1882)


Perubahan makhluk hidup disebabkan oleh adanya faktor seleksi alam
KONSEP-KONSEP DASAR
MIKROPALEONTOLOGI

• Taksonomi
• Konsep Spesies
• Filogeni
• Metode Identifikasi
TAKSONOMI

Taksonomi adalah pengelompokan organisme berdasarkan


kesamaan ciri fisik tertentu.

Dalam penyebutan organisme sering dipergunakan istilah


taksa apabila tingkatan taksonominya belum diketahui.

Unit terkecil dalam taksonomi adalah spesies, sedangkan


unit tertinggi adalah kingdom.

Diantara unit-unit baku dapat ditambahkan super jika terletak


di atas unit baku, contoh: super kingdom, merupakan unit
yang lebih tinggi dari kingdom.
Jika ditambahkan sub terletak di bawah unit baku, contoh:
sub filum, terdapat di bawah unit filum.
Kingdom Protista

Filum Filum Filum Protozoa 2 Filum

Klas Klas Klas Rhizopoda 3 Klas

Ordo Ordo Ordo Foraminifera

Famili Famili Famili Globigerinidae

Genus Genus Genus Globigerina

Spesies Spesies Spesies Globigerina praebulloides


KONSEP SPESIES

Spesies, merupakan unit terkecil di dalam taksonomi. Pengelompokan


spesies dibatasi oleh kemampuan suatu organisme untuk berkembang
biak dengan organisme yang sama.
Di dalam paleontologi pengelompokan spesies didasarkan atas
kesamaan ciri fisik secara keseluruhan.

Pada mikrofosil terkadang


sangat sulit, bergantung
pada kecanggihan
mikroskopnya.
Globorotalia multicamerata
Spesifikasi Nama

1. Deskriptif, Pemberian nama di dasarkan pada ciri fisik, dapat berupa:


a. Bentuk tubuh: Orbulina bilobata, memperlihatkan bentuk tubuh
bulat dan terdiri dua buah.
b. Struktur: Globorotalia multicamerata, memperlihatkan struktur tubuh
terputar dengan jumlah kamar yang banyak.

2. Geografis: Pemberian nama yang didasarkan pada lokasi dimana fosil


tersebut pertama kali diketemukan. Contoh: Fussulina sumatrensis,
Fussulina yang diketemukan di sumatera.

3. Personal: Mencantumkan nama penemunya. Contoh: Discoater martinii,


Martini adalah penemu fosil tersebut.
Aturan Pemberian Nama Fosil

1. The Principle of Binomial Nomenclature


Dalam penamaan terhadap spesies harus mengkombinasikan dua nama
(binomial). Nama di depan adalah genus sedangkan nama belakang
adalah spesiesnya. Contoh: Laevidentalium sexangulum, genus adalah
Laevidentalium sedangkan spesiesnya adalah sexangulum.

2. The Principle of Priority


Nama yang pertama kali dikeluarkan merupakan nama yang
diprioritaskan untuk dipergunakan.

3. Bahasa dan Penulisan


Bahasa yang dipergunakan dalam penamaan adalah bahasa Latin, dan
ditulis miring atau digaris bawahi.
4. Nama Penemu
Nama penemu yang pertama kali harus dicantumkan. Contoh:
Globigerinoides saculiferus, Cushman.

5. Spesies Baru
Penamaan pada spesies baru harus ditambahkan kata n. sp.
dibelakang nama fosil, dan hanya dipergunakan sekali pada saat
dipublikasikan pertama kali.

6. Istilah Tambahan
Suatu fosil kadang sulit untuk diidentifikasikan/dibedakan dengan
fosil yang lainnya. Untuk itu dapat dipergunakan beberapa istilah
tambahan antara lain: aff. (affinitas), cf. (mirip dengan), sp/spp
(spesies/spesies jamak).
METODE IDENTIFIKASI

1. Morfologi. Pendekatan morfologi berupa deskriptif kualitatif.


Meliputi bentuk tubuh, struktur yang biasanya berkembang, dan
sebagainya.

2. Biometri, Pendekatan secara kuantitatif, yaitu berdasarkan


ukuran tubuh dari suatu organisme. Didalam Mikropaleontologi
jarang digunakan karena ukurannya yang sangat kecil.

3. Komposisi kimiawi, Pendekatan dengan melihat sifat optis dan


fisik dari tubuh keras. Misal: Calcareous nannofosil, Silicieous
Palynomorph.

Anda mungkin juga menyukai