Anda di halaman 1dari 15

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan

campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui


kuantitasnya. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang
memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun
cuplikannya. Kromatografi lapis tipis dapat di gunakan untuk
pemisahan senyawa-senyawa yang bersifat hidrofobik seperti
lipida-lipida dan hidrokarbon yang sukar dijelaskan dengan
kromatografi kertas (Kurniawan dan Santosa, 2004).
kromatografi terbentuk apabila terdapat satu fasa diam,
dan satu fasa gerak (mobility). Pemisahan secara kromatografi
dilakukan dengan cara mengotak-atik langsung beberapa sifat
fisika umum dari molekul. Sifat utama yang terlibat ialah :
◦ ·Kecenderungan molekul untuk melarut dalam cairan (kelarutan).
◦ Kecenderungan molekul untuk melekat pada permukaan serbuk
halus (adsorpsi, penjerapan).
◦ Kecenderungan molekul untuk menguap atau berubah ke
keadaan uap (keatsirian).
NO Warna Tinta Jarak Pelarut Warna Noda
1 HITAM 4,6 cm Hitam
4,9 cm Hitam
5,3 cm Hitam
5,6 cm Hitam
2 MERAH 4,8 cm Merah
5,7 cm Merah
3 Biru 5,8 cm Biru
1 . Perbandingan Pelarut
3
 = x 5ml = 1,5 ml
10
2
 = 𝑥 5𝑚𝑙 = 1 𝑚𝑙
10
5
 Air = x 5ml = 2,5 ml
10

2. Perhitungan RF
4,6 5,8
 Hitam = = 0,754 𝑐𝑚 -Biru = = 0,95 cm
6,1 6,1
4,9
= 0,803 cm
6,1
5,3
= 0,868 cm
6,1
5,6
= 0,91 cm
6,1

4,8
 Merah = = 0,786 cm
6,1
5,7
= 0,934 cm
6,1
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan
perbedaan distribusi dan komponen diantara dua fase, yaitu fase
diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas).
Prinsip kerjanya yaitu memisahkan sampel berdasarkan
perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang
digunakan. Fase diam yang digunakan pada percobaan ini yaitu
berbentuk plat silika dengan fase gerak berupa larutan kombinasi
antara gabungan komposisi kloroform, aseton dan asam asetat.
Campuran larutan ini dinamakan dengan eluen. Semakin dekat
kepolaran dengan sampel dan eluen, maka sampel akan terbawa
oleh fase gerak tersebut.
Pengukuran platt dengan memberi batas garis atas 1cm
dan batas bawah Atau spot 1cm . Spot untuk meletakan sampel ,
digunakan pensil karena bahan pensil tidak dapat bereaksi dengan
pelarut eluen .
Campuran eluen dimasukan kedalam chamber untuk
mengembangkan kromatogram lalu wadahnya ditutup agar atmosfer
dalam gelas kimia terjenuhkan dengan uap padat .

Diperoleh perbedaan jarak masing masing 6,1 cm

Dengan nilai RF yang berbeda.

Nilai Rf menyatakan derajat retensi suatu komponen dala fase


diam. Hal ini dikarenakan jarak antara jalannya suatu pelarut bersifat
relatif. Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan tertentu untuk
memastikan spot yang telah terbentuk memiliki jarak yang sama
walaupun ukuran jarak platnya berbeda. Rf merupakan perbandingan
dari jarak yang ditempuh komponen dengan jarak yang ditempuh
pelarut. Semakin besar nilai Rf maka akan semakin besar pula jarak
bergeraknya senyawa ataupun komponen dalam plat kromatografi
tersebut.
Jarak untuk tinta hitam 4,6cm dengan rf 0,754 warna noda
hitam 4,9 cm dengan rf 0,803 warna noda hitam 5,3 cm dengan rf 0,868
dan 5,6 cm dengan rf 0,91 warna noda hitam.

Tinta merah jarak 4,8 cm nilai rf 0,786 warna noda merah dan tinta
merah Jarak 5,7cm nilai rf 0,934 warna noda merah

Tinta biru dengan jarak 5,8cm warna noda biru dengan nilai rf 0,95.

Perbedaan jarak yang ditempuh zat terlarut


disebabkan karena dipengaruhi oleh kepolaran masing-
masing tinta tersebut sehingga harga Rf yang dihasilkan juga bebeda.
Larutan yang bersifat non-polar akan memperlambat proses
kromatografi komponennya, karena komponennya bersifat polar,
sehingga akan mempengaruhi harga Rf, karena perbedaan kelarutan
serta sifat dari campuran tersebut.
Kesimpulan yang diperoleh pada percobaan ini, yaitu sebagai
berikut:

Anda mungkin juga menyukai