Anda di halaman 1dari 24

OLEH:

ARIS DARMAWAN SIAHAAN


FAIZ BRIKINZKY ADYAN
NIKI HARJILAH
D O N A D E S I LVA
IKE PUTRI SITI NURHASANAH
NURUL AZMI
TUJUAN PEMBELAJARAN :
3.7 MENGANALISIS PERUBAHAN KEADAAN GAS
IDEAL DENGAN MENERAPKAN HUKUM
TERMODINAMIKA.
4 . 7 M E M B UAT K A RYA / M O D E L P E N E R A PA N
HUKUM I DAN II TERMODINAMIKA DAN MAKNA
FISISNYA.
PETA KONSEP
HUKUM KE NOL TERMODINAMIKA

Apa yang dimaksud dengan dingin atau


panas?
KITA SEKARANG TAHU BAHWA SUHU ADALAH
SESUATU YANG MENENTUKAN APAKAH ATAU
TIDAK AKAN MENTRANSFER ENERGI ANTARA
DUA BENDA DALAM KONTAK TERMAL.
Kita dapat meringkas hasil ini dalam sebuah pernyataan yang
dikenal sebagai Hukum ke nol termodinamika (hukum
keseimbangan):
Jika benda A dan B terpisah dalam kesetimbangan termal dengan
benda C ketiga, maka A dan B berada dalam kesetimbangan termal
satu sama lain.
HUKUM I TERMODINAMIKA
Hukum I termodinamika berisi pernyataan tentang kekekalan energi. Hukum ini
menggambarkan percobaan yang menghubungkan usaha yang dilakukan pada
sistem (W), panas yang ditambahkan atau dikurangi pada sistem (Q), dan energi
internal sistem (U).
Hasil percobaan Joule menyatakan bahwa jumlah panas yang ditambahkan dan
usaha yang dilakukan pada sistem yang sama dengan perubahan energi internal
sistem.
Pernyataan tersebut dikenal dengan sebutan hukum I termodinamika.
HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA DITULISKAN SEBAGAI
BERIKUT.
Q = ΔU + W
DENGAN:
Q = KALOR YANG DITERIMA ATAU DILEPASKAN OLEH SISTEM,
ΔU = U2 — U1 = PERUBAHAN ENERGI DALAM SISTEM, DAN
W = USAHA YANG DILAKUKAN SISTEM.
PERJANJIAN TANDA YANG BERLAKU UNTUK PERSAMAAN DI ATAS
TERSEBUT ADALAH SEBAGAI BERIKUT.
1. JIKA SISTEM MELAKUKAN KERJA MAKA NILAI W BERHARGA POSITIF.
2. JIKA SISTEM MENERIMA KERJA MAKA NILAI W BERHARGA NEGATIF
3. JIKA SISTEM MELEPAS KALOR MAKA NILAI Q BERHARGA NEGATIF
4. JIKA SISTEM MENERIMA KALOR MAKA NILAI Q BERHARGA POSITIF
PERUBAHAN ENERGI DALAM
Perubahan energi dalam hanya tergantung pada
keadaan awal dan keadaan akhir, namun tidak
tergantung pada proses perubahan keadaan sistem.
Energi dalam berbanding lerus dengan suhu seperti
bahasan Teori kinetik gas.
Untuk gas monoatomik, besarnya perubahan energi
dalam :
ΔU = 3/2 nk ΔT atau ΔU = 3/2 nRΔT
Contoh Soal 1 :

Suatu sistem mengalami proses isobarik. Pada sistem


dilakukan usaha sebesar 100 J. Jika perubahan energi
dalam sistem ΔU dan kalor yang diserap sistem = 300
joule, berapakah besarnya ΔU?
Jawaban :
Diketahui: W = –200 joule (dilakukan usaha), dan Q = 300
joule (sistem menyerap kalor).
Menurut Hukum Pertama Termodinamika
ΔU = Q – W = 300 joule – (–200 joule) = 500 joule
PENERAPAN HUKUM I
TERMODINAMIKA PADA BEBERAPA
PROSES
Perubahan energi dalam ΔU tidak bergantung pada
proses bagaimana keadaan sistem berubah, tetapi
hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan
akhir sistem tersebut.
Kita telah mengetahui bahwa proses-proses dalam
termodinamika terbagi atas empat jenis, yaitu isotermal,
isokhorik, isobarik, dan adiabatik.
PROSES ISOTERMAL
Besar usaha yang dilakukan sistem proses isotermal ini adalah W = nRT
In (V2/V1). Oleh karena ΔT = 0, menurut Teori Kinetik Gas, energi dalam
sistem juga tidak berubah (ΔU = 0) karena perubahan energi dalam
bergantung pada perubahan suhu. Ingatlah kembali persamaan energi
dalam gas monoatomik yang dinyatakan dalam persamaan ΔU =
3/2 nRΔT yang telah dibahas.
Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk
proses isotermal ini dapat dituliskan sebagai berikut.
Q = ΔU + W = 0 + W
Q = W = nR T ln (V2/V1)
PROSES ISOKHORIK
Kita telah memahami bahwa besar usaha pada proses isokhorik dituliskan W = pΔV
= 0. Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk proses
ini dituliskan sebagai
Q = ΔU + W = ΔU + 0
Q = ΔU = U2 - U1
Dari Persamaan kita dapat menyatakan bahwa kalor yang diberikan pada sistem
hanya digunakan untuk mengubah energi dalam sistem tersebut. Jika persamaan
energi dalam untuk gas ideal monoatomik disubstitusikan ke dalam Persamaan
diatas, didapatkan perumusan Hukum Pertama Termodinamika pada proses
isokhorik sebagai berikut.
Q = ΔU = 3/2 nR ΔT, atau
Q = U2 - U1 = 3/2 nR (T2 —T1)
PROSES ISOBARIK

Usaha yang dilakukan gas dalam proses ini memenuhi persamaan W =


P ΔV = p(V2 – V1). Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama
Termodinamika untuk proses isobarik dapat dituliskan sebagai berikut.
Q = ΔU + W
Q = ΔU + p(V2 – V1)
Untuk gas ideal monoatomik, Persamaan diatas dapat dituliskan sebagai
:
Q = 3/2 nR (T2 —T1) + p (V2 – V1)
PROSES ADIABATIK
Kita telah mengetahui bahwa dalam proses ini tidak ada kalor yang keluar atau
masuk ke dalam sistem sehingga Q = 0. Persamaan Hukum Pertama
Termodinamika untuk proses adiabatik ini dapat dituliskan menjadi
Q = ΔU + W
0 = ΔU + W,
atau, W = - ΔU = - (U2 - U1)
Persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk gas ideal monoatomik pada
proses adiabatik ini dituliskan sebagai :
W = - ΔU = - 3/2 nR (T2 —T1)
HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA
Hukum I Termodinamika (kekekalan energi) tidak akan dilanggar jika proses-proses di
atas terjadi sebaliknya. Untuk menjelaskan tidak adanya kemungkinan proses
bisa kembali, pada ilmuwan merumuskan konsep baru yang disebut hukum II
Termodinamika. Hukum tersebut menyatakan bahwa proses yang terjadi di alam
maupun yang tidak dapat terjadi di alam dan dalam berbagai cara keseluruhan
yang sama.
Pernyataan Clausius.
Pernyataan yang disampaikan oleh Rudolf Julius Emanuel Clausius menyatakan
bahwa tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus,
mengambil kalor dari reservoir bersuhu rendah dan memberikannya pada
reservoir bersuhu tinggi tanpa memerlukan usaha luar.
Diagram kalor sempurna secara hipotetik

Diagram skematik transfer energi

Pernyataan Kelvin-Plank
Kelvin-Plank menyatakan bahwa :
" tidak mungkin bagi sebuah panas yang bekerja secara siklis untuk tidak menghasilkan
efek lain selain menyerap panas dari suatu tendon dan melakukan sejumlah usaha yang
ekivalen"
Tidak mungkin
Dalam menyatakan Hukum II Termodinamika ini, Clausius
memperkenalkan besaran baru yang disebut entropi (S). Entropi adalah
besaran yang menyatakan banyaknya energi atau kalor yang tidak
dapat diubah menjadi usaha. Ketika suatu sistem menyerap sejumlah
kalor Q dari reservoir yang memiliki temperatur mutlak, entropi sistem
tersebut akan meningkat dan entropi reservoirnya akan menurun
sehingga perubahan entropi sistem dapat dinyatakan dengan
persamaan :
ΔS = Q/T
Persamaan tersebut berlaku pada sistem yang mengalami siklus reversibel
dan besarnya perubahan entropi (ΔS) hanya bergantung pada keadaan
akhir dan keadaan awal sistem.
ENTROPI
Entropi (S) adalah ukuran keacakan atau selang ketidakteraturan
dalam suatu sistem. Entropi sistem meningkat ketika suatu
keadaan yang teratur, tersusun dan terencana menjadi lebih
tidak teratur, tersebar dan tidak terencana. Semakin tidak
teratur, semakin tinggi pula entropinya. Dalam istilah yang lebih
sederhana, entropi suatu sistem adalah suatu sistem dari
manifestasi ketidakberaturan. Dengan kata lain entropi adalah
banyaknya kalor atau energi yang tidak dapat diubah menjadi
usaha.
CONTOH SOAL
Contoh Soal

Gambar di atas menunjukkan bahwa 2.400 J kalor mengalir secara spontan dari reservoir
panas bersuhu 600 K ke reservoir dingin bersuhu 300 K. Tentukanlah jumlah entropi
dari sistem tersebut. Anggap tidak ada perubahan lain yang terjadi.
Jawaban :
Diketahui : Q = 2.400 J, T1 = 600 K, dan T2 = 300 K.
Perubahan entropi reservoir panas:
ΔS1 = (- Q1/T1) = (-2.400 J/600 K) = –4 J/K
Perubahan entropi reservoir dingin:
ΔS2 = (Q2/T2) = (2.400 J/300 K) = 8 J/K
Total perubahan entropi total adalah jumlah aljabar perubahan entropi setiap reservoir:
ΔSsistem = ΔS1 + ΔS2 = –4 J/K + 8 J/K = +4 J/K
RANGKUMAN

Anda mungkin juga menyukai