Anda di halaman 1dari 27

Rendi Deva Andra

Indah Novita Rahmi

Preseptor ; dr. Syamel Muhammad, Sp. OG (K)


Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
RSUP M. Djamil
2018
 Kesehatan reproduksi
 perhatian khusus secara global
 pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas

 Perhatian khusus pada Kanker Serviks


 Kanker serviks merupakan pembunuh nomor 2 pada wanita setelah kanker payudara

 Di Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua dari 10 kanker


 Di Sumatera Barat kasus kanker serviks berjumlah 490 kasus dan Kota Padang menjadi
jumlah tertinggi dengan jumlah kasus 334
 Pencegahan  Deteksi DINI  memberikan pengetahuan dan pemahaman serta
perhatian terhadap kondisi psikologis
 pap smear
 pemeriksaan IVA  paling sederhana
 kolposkopi.

 Menurunkan Angka Kejadian kebijakan dan strategi umum yang dapat


memayungi pelaksanaan upaya penanggulangan kejadian kanker serviks di
Indonesia
Batasan • makalah ini membahas mengenai program dan
peran pemerintah dalam kesehatan reproduksi
Masalah terutama penanggulangan kanker serviks.

• Sebagai salah satu syarat dalam menjalani


kepaniteraan klinik di bagian Obstetri dan
Tujuan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas Padang.
Penulisan • Menambah pengetahuan mengenai metode peran
dan program pemerintah dalam kesehatan
reproduksi dan penanggulangan kanker serviks

Metode • Penulisan makalah ini menggunakan metode


tinjauan kepustakaan yang merujuk pada
Penulisan berbagai literatur.
keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak hanya babas dari
penyakit atau kecacatan, namun juga berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses
reproduksi
setiap orang berhak dalam mengatur jumlah keluarganya, termasuk memperoleh
penjelasan yang lengkap tentang cara-cara kontrasepsi sehingga dapat memilih
cara yang tepat dan disukai
 Definisi
 tumbuhnya sel-sel abnormal yang terjadi pada daerah serviks, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terletak antara rahim
(uterus) dan liang senggama (vagina), dan merupakan kanker primer yang berasal dari
serviks (kanalis servikalis dan atau porsio)
 Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus).
 Infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
 Kontrasepsi oral, meningkatkan resiko 1,5 – 2,5 kali
 Merokok
 Umur
 Usia Pertama kali Menikah
 Frekuensi Kehamilan
Dimulai dari stadium nol yang
bersifat non invasive hingga stadium
IV yang sudah menyebar ke organ-
organ tubuh yang lain
 Cara-cara pencegahan primer adalah sebagai berikut:
a. Tundalah hubungan seksual sampai usia diatas remaja
b. Batasi jumlah pasangan
c. Menolak berhubungan seksual dengan yang mempunyai banyak pasangan
d. Menolak berhubungan seksual dengan orang terinfeksi genital
f. Berhenti merokok
 Skrining
 Inspeksi Visual dengan Aplikasi Asam Asetat (IVA)
 Pemeriksaan sitologi (Papanicolou/Papsmear)

Pemeriksaan Sensitifitas Spesifisitas

PAP- Smear 50,1% 90%

Tes IVA 93,1% 37%


 lesi prakanker belum memberikan gejala
 kanker invasif perdarahan (contact bleeding, perdarahan saat berhubungan
intim) dan keputihan.
 stadium lanjutnyeri pinggang atau perut bagian bawah karena desakan tumor di
daerah pelvik ke arah lateral sampai obstruksi ureter, bahkan sampai oligo atau
anuria
 Gejala lanjutan bisa terjadi sesuai dengan infiltrasi tumor ke organ yang terkena
 Pemeriksaan klinik
 inspeksi, kolposkopi, biopsi serviks, sistoskopi, rektoskopi, USG, BNO -IVP, foto toraks dan
bone scan , CT scan atau MRI, PET scan
 a. Munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan seksual (contact
bleeding).
 b. Perdarahan vagina yang tidak normal, seperti perdarahan di luar silkus
menstruasi, perdarahan di antara periode menstruasi yang regular, periode
menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya, dan perdarahan
setelah menopause.
 c. Keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
 d. Penurunan berat badan secara drastis
 e. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita
keluhan nyeri panggul, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal
 Tatalaksana Lesi Prakanker
 program skrining atau deteksi dini dengan tes IVA
 IVA positif maka selanjutnya dapat dilakukan pengobatan sederhana dengan krioterapi
oleh dokter umum atau bidan yang sudah terlatih
 skrining dengan tes Pap smear, temuan hasil abnormal direkomendasikan untuk
konfirmasi diagnostik dengan pemeriksaan kolposkopi
 Tatalaksana Kanker invasif
 Operatih
 Kemoterapi
 Radiasi
 Edukasi
 terapi nutrisi adekuat
 farmakoterapi,
 aktivitas fisik,

 Rehabilitasi Medik
 mengoptimalkan pengembalian kemampuan fungsi dan aktivitas kehidupan sehari-hari
serta meningkatkan kualitas hidup pasien dengan cara aman & efektif, sesuai
kemampuan fungsional yang ada
 Kepmenkes No. 1163/Menkes/SK/X/2007
 Kepmenkes No. 276/Menkes/SK/IV/2009
 Kepmenkes No. 796/Menkes/SK/VII/2010
Rekomendasikebijakan nasional

Penyusunan program pelaksanaan teknis

Pengembangan model intervensi

Penyelenggaraan promosi dan pemberdayaan masyarakat

Koordinasi dengan tim-tim terkait

Pertemuan berkala

Laporan ke Menteri Kesehatan


 Terintegrasi dengan penanggulangan kanker secara umum
 Penilaian faktor resiko
 Kanker Servik: -Pelatihan tenaga kesehatan
- IVA
 Cost effective
 Infrastruktur mudah
 Akurasi baik
 Mudah dilakukan
 Hasil segera
IVA + Krioterapi/Rujuk


30-50 tahun
Pasien IMS Negatif
Sasaran • Tidak hamil
• Permintaan Sendiri
• IVA ulang 5 tahun
• Bidan terlatih kemudian, faktor resiko
• Dokter umum
Pelaksana • Dokter spesialis

Positif
• Puskesmas
• Rumah sakit/Klinik
Tempat • Polindes • Krioterapi/Rujuk
• Proses pembekuan leher rahim
(CO2/NO2): pembekuan 3
menitPencairan 5
• Layanan primer:
menitpembekuan 3 menit
• Lesi <75%
• Tidak meluas
• Bukan Kanker
 TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai