Anda di halaman 1dari 21

Journal Reading

Clinical Features of Blepharospasm


Essential Benign in Korean patient

Disusun oleh :
Fitri Mahari Anindyah Susilo
Pembimbing :
Dr. Rety Sugiharti, Sp.M
Latar Belakang
Blepharospasm Benign Essential
Gerakan involunter Blepharospasm
penutupan bola mata (bilateral) ✢ Distonia fokal
umumnya disebabkan oleh
kejang Musculus orbicularis oculi ✢ Kejang berlangsung progresif
✢ Mengganggu aktivitas harian pasien dan
kualitas hidup
✢ Prevalensi : 12 -133 orang per satu juta
✢ Onset : dekade ke-5 – 7 kehidupan
2
Latar Belakang
– Benign Essential Blepharospasm -

✢ Terkait dengan riwayat keluarga dystonia,trauma, gangguan gerakan


neurologis lainnya
✢ Blefarospasm diperparah : meningkatnya intensitas cahaya dan
gerakan (berjalan, mengemudi)
✢ Blefarospasme membaik : konsentrasi, istirahat, berbicara /
bersenandung, membaik setelah tidur, dalam keadaan gelap dan
menatap ke bawah

3
MATHERIAL & METHODS

101 Pasien yg
Kuesioner :
didiagnosis Benign
• Meninjau riwayat oo Neurologis
usia
Essential Blepharospasm
Pasien di evaluasi penyakit dahulu o Psikiatri
o jenis kelamin
di Kim’s Eye Hospital
dengan pemeriksaan • Faktor demografi o Cafein
dari November 2014- Merokok
fisik dan kuesioner • Faktor yg o
Desember 2016 di o Faktor stress
meringankan dan
evaluasi secara
memperberat gejala
Retrospektif

4
HASIL
Jenis Kelamin

23
Rata-rata usia 64,91 ± 9.6 tahun
( kisaran 41- 86 tahun)
78

Perempuan Laki-laki

5
HASIL

6
HASIL
✢ Dari 101 pasien, 11 pasien (10,9%) didiagnosa
insomnia dan 7 pasien (6,9%) gangguan depresi
19 pasien (18,8%) sedang menjalani pengobatan
neurologi atau psikiatri

7
HASIL

8
HASIL

9
HASIL

10
HASIL

11
HASIL

12
Semua pasien sudah diterapi dengan botulinum
toxin dan setelah itu gejala membaik

13
DISKUSI
✢ Hasil penelitian ini menguatkan temuan sebelumnya
terhadap pasien dengan usia onset rata-rata dan
perempuan yg mendominasi
✢ Penelitian sebelumnya menyatakan tidak ada hubungan
yg signifikan antara Benign Essential Blepharospasm dan
komorbid
Penelitian
Penyakit komorbid
ini, hampirdan
50%Benign
pasienEssential
memiliki
Blepharospasm
komorbid. Namun cenderung
penelitian
terjadi
ini tidak
lebih
sering
termasuk
padakelompok
pasien ygkontrol
lebih tua
untuk
& mungkin
menilai
tidak independen
efek komorbid
satu sama lain
14
DISKUSI
✢ Penelitian ini, 42,6% pasien melaporkan kejadian stress
sebelum perkembangan gejala lebih tinggi 24% dari satu
penelitian dan 72% lebih rendah dari penelitian lain
✢ Johnson et al, menemukan hubungan yg signifikan
antara major life stressor dan perkembangan Benign
Essential Blepharospasm.

penelitian ini tidak menyelidiki periode


Gejala timbul 1 tahun setelah peristiwa
waktu antara major life stressor dan onset
major life stressor dalam 70% kasus.
genjala
15
• Menggunakan jari telunjuk dan atau ibu
jari untuk menyentuh kelopak mata

DISKUSI
atau dahi,
• meregangkan atau menggosok alis,
kelopak mata atau dahi dan

✢ Frekuensi faktor yg meringankan


• menyentuh dahi atau dagu
gejala (sensory tricks) pada
pasien Benign Essential Blepharospasm sangat bervariasi dalam
literatur (17%-87%)
✢ The Movement Disorder Society’s classification of dystonia in 2013
mengindikasikan bahwa sensory tricks sebagai tanda mayor
dan komponen dari fenomena klinis
Tetapi Benign Essential
semua studi tentang sensory tricks
telah dilaporkan pada pasien kaukasia.
Blepharospasm Karenanya perbedaan ini mungkin karena
penelitian ini pasien tidakdan
rasial menunjukkan
lingkungan
sensory tricks melainkan faktor yg
meringankan gejala
16
DISKUSI
✢ Penelitian ini 80,2% pasien mengonsumsi kafein. Defazio et Al
melaporkan kemungkinan efek perlindungan yg terkait dengan
kafein meningkat sesuai dengan jumlah yg dikonsumsi
✢ Tetapi pada penelitian ini jumlah kafein yg dikonsumsi perhari
rendah

Penelitian ini tidak membandingkan


konsumsi kopi ke dalam grup kontrol, jadi
sulit menentukan apakah kafein
memberikan perlindungan terhadap
Benign Essential Blepharospasm.
17
DISKUSI
✢ Penelitian ini 83,2% pasien tidak pernah merokok.
Pada penelitian lain merokok mengurangi risiko
Benign Essential Blepharospasm. Namun, Defazio et
Al tidak menemukan korelasi antara merokok dan
Benign Essential Blepharospasm dan tidak ada studi
tambahan yg menjelaskan efek dari merokok

18
Keterbatasan Penelitian

Tidak ada
kelompok
Retrospektif kontrol yg
sehat

19
Penulis penelitian ini menyarankan perlu
penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi efek
rokok, kafein, dan faktor-faktor lain pada gejala
Benign Essential Blepharospasm

20
😉
TERIMAKASIH
Wassalamualaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai