Kelompok 2 : Andi Rizky Amalia Annisa Dewi Lestari Nina Cahya Saputri Siti Ainun Mulia Supia Ranti
1/4/2019 Footer Text 1
Kelompok rentan gizi • Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok di dalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari : • Kelompok bayi : 0-1 tahun • Kelompok dibawah 5 tahun (balita) : 1-5 tahun • Kelompok anak sekolah : 6-12 tahun • Kelompok remaja : 13-20 tahun • Kelompok ibu hamil dan menyusui. • Kelompok usia lanjut
1/4/2019 Footer Text 2
Ibu Hamil • Ibu hamil sebenarnya juga berhubungan dengan proses pertumbuhan, yaitu pertumbuhan janin yang dikandungnya dan pertumbuhan berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung proses kehamilan tersebut, misalnya mammae. Untuk mendukung berbagai proses pertumbuhan ini maka kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkat.
1/4/2019 Footer Text 3
Dikatakan kelompok rawan gizi • Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pengaruh gizi kurang terhadap kejadian BBLR cukup besar pada ibu hamil, apalagi kondisi gizi ibu sebelum hamil buruk. Masalah gizi kurang pada ibu hamil ini dapat dilihat dari prevalensi Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan kejadian anemia.
1/4/2019 Footer Text 4
Masalah yang sering terjadi pada ibu hamil • Anemia Menurut WHO, anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl selama masa kehamilan dan kurang dari 10 g/dl selama masa post partum. Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu dan janin. • Kekurangan Energi Kronik (KEK) Menurut Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan Gizi Makro menyatakan bahwa Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil). 1/4/2019 Footer Text 5 Pravelensi anemia pada ibu hamil • Menurut WHO (2008), secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41, 8 %. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar 48,2 %, Afrika 57,1 %, Amerika 24,1 %, dan Eropa 25,1 %. (Salmariantity, 2012). • Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37, 1 %. Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85 %. Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar 83,3 %.
1/4/2019 Footer Text 6
Pravelensi KEK pada ibu hamil • Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK dan 51% yang menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
1/4/2019 Footer Text 7
Program Penanggulanan Anemia Ibu Hamil • Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
1/4/2019 Footer Text 8
Program pencegahan KEK • Pemberdayaan ekonomi masyarakat sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka, terutama dalam mencukupi kebutuhan akan makanan bergizi. • Memberikan pengertian bagi mereka dengan profesi yang menuntut memiliki tubuh kurus tentang bahaya tubuh yang terlalu kurus apalagi jika mereka menguruskan badan dengan cara tidak lazim, seperti anoreksia atau bulimia
1/4/2019 Footer Text 9
• Kekurangan zat besi (anemia) dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi.
1/4/2019 Footer Text 10
Ibu Menyusui Laktasi yang berhasil membutuhkan dukungan nurien yang besar. Air susu ibu (ASI) adalah makanan utama bayi oleh sebab itu maka untuk menjamin kecukupan ASI bagi bayi, makanan ibu yang sedang menyusui harus diperhatikan. Sekresi ASI rata-rata 800-850 mililiter per hari dan mengandung kalori 60-65 kalori, protein 1,0-1,2 gram dan lemak 2,5-3,5 gram setiap 100 mililiter. 1/4/2019 Footer Text 11 Dikatakan kelompok rawan gizi Ibu menyusui merupakan salah satu golongan yang termasuk ke dalam kelompok rentan gizi, hal ini sesuai dengan amanah undang undang kesehatan No.36 Tahun 2009 Bab VIII pasal 142 yang menyebutkan bahwa golongan yang termasuk ke dalam kelompok rentan gizi meliputi bayi dan balita, remaja perempuan, ibu hamil dan ibu menyusui. Ibu menyusui tergolong ke dalam kelompok rentan sebab ASI yang merupakan makanan utama bayi diperoleh dari ibu. Oleh sebab itu, ibu yang sedang menyusui harus memperhatikan asupan zat gizi yang dikonsumsi, sebab sekresi ASI rata-rata 800-850 ml per hari dan mengandung 60-65 kkal, protein 1-1,2 g dan lemak 2,5-3,5 g setiap 100 ml. 1/4/2019 Footer Text 12 prevalensi • ASI eksklusif di Indonesia belum mencapai angka yang diharapkan yaitu sebesar 80%. Berdasarkan laporan SDKI tahun 2012 pencapaian ASI eksklusif adalah 42%. Sedangkan, berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan provinsi tahun 2013, cakupan pemberian ASI 0-6 bulan hanyalah 54,3% (Pusdatin, 2015). Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI Eksklusif di Indonesia adalah belum semua tempat kerja menyediakan ruang ASI.
1/4/2019 Footer Text 13
Masalah dan pencegahan • Puting susu datar dan terpendam Cara mangatasinya: Puting susu ditarik-tarik sampai menonjol, kalau perlu dengan bantuan pompa susu. • Puting lecet dan nyeri Hal ini disebabkan oleh karena posisi menyusui atau cara menghisap yang salah, puting susu belum meregang (belum siap untuk disusui), dan hisapan bayi sangat kuat.
1/4/2019 Footer Text 14
• Payudara bengkak, Sekitar hari ke 3-4 payudara sering terasa lebih penuh atau tegang disertai rasa nyeri. • Saluran ASI tersumbat • Radang payudara • Payudara abses • Produksi ASI kurang
1/4/2019 Footer Text 15
Usia Lanjut • Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain sebagainya. 1/4/2019 Footer Text 16 Dikatakan kelompok rawan gizi • fungsi fisiologis dalam tubuh lansia menurun seiring pertambahan usianya. Penurunan fungsi ini tentunya akan menurunkan kemampuan lansia untuk menanggapi datangnya ransangan baik dari luar maupun dari dalam tubuh lansia itu sendiri. Perubahan fungsi fisiologis yang terjadi pada lansia pada dasarnya melipuri penurunan kemampuan sistem saraf, yaitu pada indera penglihatan, pendengaran peraba, perasa dan penciuman. 1/4/2019 Footer Text 17 Prevalensi • Menurut WHO, di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi Lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia 24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi. Sedangkan di Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia sekitar 80.000.000. 1/4/2019 Footer Text 18 Penyakit pada lansia yang sering terjadi,menurut Riset Kesehatan Dasar – Hipertensi – Artritis (radang sendi) – Stroke – Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) – Diabetes mellitus
1/4/2019 Footer Text 19
Pencegahan • Posyandu Lansia adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang pengelolaannya dari, oleh, dan untuk masyarakat. Peran kader posyandu lansia dalam penyelenggaraan posyandu lansia sangat besar, karena kader berperan sebagai penggerak lansia untuk mau datang ke posyandu lansia, penyuluh kesehatan pada lansia, pelaksana pemeriksaan tekanan darah, gula darah, asam urat dan lain-lain. 1/4/2019 Footer Text 20