Anda di halaman 1dari 32

1

Air dalam Tubuh


Total body water (TBW) = 60 % BB
2/3 1/3

Cairan
Cairan Intraseluler Ekstra-
= 40 % of BW seluler
= 20 % BB

Interstisial (5 % BB)
* pada dewasa Plasma (5 % BB)
Air dalam Tubuh
KOMPARTEMEN BAYI DEWASA GERIATRI

INTRASEL 40% 40% 27%


pada dewasa:
PLASMA 5% 5% 7.5%
Laki-laki  60% BB
EKSTRA Perempuan  55% BB
SEL
INTERS 25% 15% 18%
TITIAL

TOTAL CAIRAN 70% 60% 52%


TUBUH
Balans Cairan

Cairan yang masuk =


Cairan yang keluar

Sumber Intake:
•Makanan
•Minuman
•Hasil metabolisme sel
Pengeluaran cairan
•Sensible (urine, feses,
keringat)
•Insensible (evaporasi dari
kulit dan respirasi)
Distribusi Cairan Tubuh
Difusi sederhana : pergerakan molekul dari
tempat yang berkonsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah.
Osmosis: difusi (perpindahan) air melalui
membran yang selektif permiabel
Keseimbangan Air Dalam Tubuh
INPUT CAIRAN
Asupan cairan tubuh manusia per harinya
berkisar 2500 ml/hari
Diperoleh dari :
minuman 1500 ml/hari
makanan dan oksidasi 1000 ml/hari
OUTPUT CAIRAN
Kehilangan cairan tubuh melalui 4 mekanisme,
yaitu :
• Urin
• IWL
• Keringat
• Feces
GANGGUAN KESEIMBANGAN AIR
DALAM TUBUH
Tiga kategori umum yang menjelaskan
abnormalitas cairan tubuh :
• Volume :
• Osmolalitas
• komposisi
VOLUME
Ketidakseimbangan volume mempengaruhi dan
menyangkut kehilangan atau bertambahnya
natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama,
sehingga berakibat pada kekurangan atau
kelebihan volume ekstraseluler
OSMOTIK
Mempengaruhi cairan intraseluler, umumnya
berkaitan dengan hiponatremia dan
hipernatremia
KETIDAKSEIMBANGAN VOLUME
CAIRAN
• Kelebihan volume cairan Ekstraseluler
– Hipervolemia
– edema
• Kekurangan volume cairan ekstraseluler
– Hipovolemia ( dehidrasi ) - hipernatremia
KETIDAKSEIMBANGAN OSMOLALITAS
DAN PERUBAHAN KOMPOSISIONAL
Ketidakseimbangan Osmolalitas
• Hipernatremia :
• Hiponatremia
Perubahan komposisional
• Hiperkalemia : kadar kalium dalam serum
lebih dari atau sama dengan 5,5 mEq/L
• Hipokalemia : kadar kalium dalam serum
kurang dari 3,5 mEq/L
Elektrolit

• Definisi

Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) didalam larutan


dan akan menghantarkan arus listrik.
Elektrolit didalam tubuh dibedakan
menjadi 2 macam :

A. KATION
 Natrium (Na+) B. ANION

 Kalium (K+) • Clorida (cl-)

 Kalsium (Ca2+) • Bikarbonat (HCO3-)

 Magnesium ( Mg2+) • Fosfat


Kation
Merupakan ion-ion yang membentuk muatan positif dalam larutan.
Didalam tubuh yang termasuk elektrolit kation adalah
a. Natrium
adalah mineral yang kita andalkan sebagai pembentuk garam
didalam tubuh dan sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf
dan tekanan osmosis pada sel yang menjaga keseimbangan cairan sel
dengan cairan yang ada disekitarnya.
B. Kalium
Merupakan kation utama intra seluler (CIS).
C. Kalsium
Zat mineral yang mempunyai fungsi dalam membentuk tulang
dan gigi serta memiliki peran dalam vitalitas otot pada tubuh.
D. Magnisium
Kation yang terbanyak kedua di CIS.
ANION

• Merupakan ion-ion yang membentuk muatan negative dalam larutan. Didalam tubuh
yang termasuk elektrolit anion adalah :
A. Clorida
anion yang paling banyak terdapat dalam cairan ekstraseluler (CES).
B. Bikarbonat
terdapat pada CIS dan CES
C. Fosfat
Sebuah ion poliatomikatau radikal terdiri dari satu atom fosforus dan empat oksigen.
NOMOR 4
Nilai normal elektrolit dala tubuh
• Natrium: 135-145 mEq/L
• Kalium: 3,5-5,3 mEq/L
• Klorida: 95-105mEq/L
• Kalsium: 8,5-10,2 mg/dL
Bahan yang diperiksa dalam
pemeriksaan elektrolit tubuh
• Natrium: darah vena dan urin
• Kalium: darah vena dan urin
• Klorida: darah vena dan keringat
Metode pemeriksaan elektrolit
• Pemeriksaan dengan metode elektroda ion selektif
• Pemeriksaan dengan spektrofotometer emis nyala
• Pemeriksaan dengan spektrofotometer berdasarkan
aktifasi enzim
• Pemeriksaan dengan spektofotometer atom serapan
• Pemeriksaan kadar klorida dengan metode titrasi
merkurimeter
• Pemeriksaan kadar klorida dengan metode titrasi
kolorimetrik/amperometrik
• Antikoagulan : heparin
Pemeriksaan dengan metode
elektroda ion selektif
• Direk dan indirek(Na, K, Cl)
• Direk:plasma serum dan darah utuh
• Untuk menghitung kadar ion sampel dengan
membandingkan kadar ion yang tidak
diketahui nilainya dengan kadar ion yang
diketahui nilainya, dilakukan pengukuran
potensia membran dihitung menggunakan
persamaan NERST, hasilnya dihubungkan
dengan amplifier dan ditampilkan oleh alat
Pemeriksaan dengan spektrofotometer
emisi nyala
• Pengukuran kadar natrium dan kalium
• Prinsip: diencerkan dgn lithium atau
cessium,dihisap dan dibakar, ion Na, K, lithium
dan cessium bila mengalami pemanasan akan
memancarkan cahaya dgn panjang gelombang
tertentu, Na warna kunign panjang gelombang
589nm, K ungu 768 nm, Lithium 671nm,
Cessium 825nm, pancran cahaya dipisahkan
lau dideteksi.
Pemeriksaan dengan spektrofotometer
berdasarkan aktifasi enzim
• Kadar natrium , klorida
• Enzim B-Galaktosidase, IonK mengaktivasi
tryptofanase,
• Reaksi klorida dengan merkuri tiosianat
menjadi merkuri klorida dan ion tiosianat
Pemeriksaan dengan spektofotometer
atom serapan
• Teknik emisi dengan elemen pada sampel
mendapat sinar dari holokatoda dan cahaya
sebagai level energi yang lebih rendah.
Pemeriksaan kadar klorida dengan metode
titrasi merkurimeter

• Spesimen filtrat yang bebas protein dititrasi


dengan larutan merkuri nitrat dengan
penambahan diphenil carbazone sebagai
indikator. Hg bebas + Cl = larutan merkuri
klorida yang tidak terionisasi. Akhir dari titrasi
adalah saat mulai timbul perubahan warna.
Pemeriksaan kadar klorida dengan metode
titrasi kolorimetrik/amperometrik

• Bergantung pada generasi Ag dari elektroda


perak yang konstan dan pada reaksi dengan
klorida membentuk klorida perak yang tidak
larut. Interval waktu yang diperlukan
sebanding dengan kadar klorida dalam
sampel.
Hal-hal yang memperngaruhi
pemeriksaan
• Natrium serum: diet tinggi natrium, obat
diuretik yang kuat, senyawa kortison berbagai
agen antihipertensif dan obat batuk
• Natrium urin: diet tinggi natrium, obat
diuretik yang kuat, senyawa kortison ,disfungsi
ginjal, urin yang terbuang
• Kalium: status hidrasi pasien – temuan palsu
, hidrasi berlebihan menyebabkan defisit kalium serum
yang palsu, dehidrasi menyebabkan kelebihan kalium
serum, setelah terhidrasi kalium serum dapat kembali
normal, penggunaan tourniquet peningkatan kadar
kalium serum, hemolisis spesimen darah dapat
menyebabkan tingginya kadar kalium serum, obat,
pada urin tidak mendinginkan wadah urin dapat
mempengaruhi temuan uji, feses dan kertas toilet sbg
kontaminasi, muntah atau pengisapan lambung
menyebabkan hipokalemi.
Yang mempengaruhi pemeriksaan
• Klorida: obat, tangan yang tidak dicuci saat di
skrining, penggunaan larutan salin untuk
melembabkan kertas uji dapat menyebabkan
temuan yang tidak adekuat
• Kalsium
obat dapat menyebabkan kelebihan atau
kekurangan kalsium, diet rendah atau tinggi
kalsium dan vit. D, larutan salin IV dapat
meningkatkan kehilangan kalsium

Anda mungkin juga menyukai