HEMOFILIA
WYLIE MEDWIN LULAN, S.KED
PEMBIMBING:
D R . T J A H Y O S U R Y A N T O , M . B I O M E D , S P. A
DEFINISI
• Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter yang diturunkan secara X-Linked recessive
yang paling sering dijumpai, bermanifestasi sebagai episode perdarahan intermiten. Hemofilia
disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII (F VIII) atau faktor IX (F IX).
EPIDEMIOLOGI
• Laporan dari badan dunia menyebutkan insidensi hemofilia A berkisar antara 1 kasus/5000 laki-
laki, dan diperkirakan 1/3 diantaranya tidak didapatkan riwayat keluarga dengan hemofilia.
• Hemofilia B berkisar antara 1 kasus/25.000 laki-laki, merupakan ¼ dari seluruh kasus hemofilia
• ditinjau dari jenis kelamin, karena hemofilia dikaitkan dengan sex-linked koagulopati yang
berkaitan dengan X-linked; maka prialah yang terkena, wanita hanya menjadi karier yang
berkaitan dengan gennya dan biasanya tidak didapatkan adanya manifestasi gangguan perdarahan
ETIOLOGI
• Hemofilia A dan hemofilia B disebabkan oleh kerusakan pada pasangan kromosom. Defek
genetik ini berpengaruh pada produksi dan fungsi dari faktor pembekuan
• Hemofilia A disebabkan oleh kelainan produksi dari faktor VIII
• sedangkan hemofilia B disebabkan oleh kelainan produksi dari faktor IX
• Meskipun hemofilia merupakan penyakit genetik, hemofilia dapat timbul secara spontan
ketika kromosom yang normal mengalami abnormalitas (mutasi)
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
• Hemofilia berat : kadar F VIII di dalam plasma 0-2%
Perdarahan spontan sering terjadi. Perdarahan pada sendi-sendi (hemarthrosis) sering terjadi.
Perdarahan karena luka atau trauma dapat mengancam jiwa.
(%)
• hemarthrosis
• atropi otot <1 Perdarahan spontan sendi dan otot
dalam otot
25-30 Cenderung perdarahan setelah luka atau operasi
PEMERIKSAAN LAB
• X-ray
• USG
• MRI
DIAGNOSIS
• Diagnosis hemofilia dibuat berdasarkan riwayat perdarahan, gambaran klinik dan pemeriksaan
laboratorium
• Pada hemofilia A atau B akan dijumpai pemanjangan APTT sedangkan pemeriksaan
hemostasis lain yaitu hitung trombosit, masa perdarahan, PT dan TT dalam batas normal.
DIAGNOSIS BANDING
• Hemofilia A
• Hemofilia B
• Penyakit von Willebrand
PENATALAKSANAAN
hematoma
daerah penting
diinginkan (%)
tiap 12 jam
sedang sedang
OBAT YANG DIPERLUKAN PADA
PENDERITA HEMOFILIA
• Hormon sintesis anti diuretik yaitu 1-deamino-8-D-arginine vasopressine (DDAVP)
• Epsilon Amino Caproid Acid (EACA) dan asama traneksamik (Tranexamic Acid)
• Kortikosteroid
• Analgetik
TERAPI HEMOPHILIA PADA KASUS
TERTENTU
Trauma kepala
• Trauma ringan keluarga tetap diminta untuk berhati-hati dan tetap diberikan koreksi
terhadap perdarahan yang terjadi.
• Trauma yang signifikan walau tanpa ada gejala yang berat. Maka koreksi harus tetap
diberikan 100% dan dilakukan pemeriksaan CT scan. Pemberian koreksi diberikan 30-50% per
12 jam setelahnya dapat dilakukan 1 atau 2 kali lagi.
• Anak dengan hemofilia berat dan ada riwayat perdarahan intrakranial maka harus
diberikan tindakan profilaksis.
TERAPI HEMOPHILIA PADA KASUS
TERTENTU
Pembengkakan lidah
• koreksi diberikan tetap 100%.
Nyeri dada atau nyeri abdomen
• harus dilakukan evaluasi dan penderita dapat dilakukan terapi rumah saja kecuali didapatkan
keadaan yang memberat setelahnya
Sindrom Kompartemen
• Kalau terjadi keadaan ini maka koreksi harus segera dilakukan (70-100%), diulangnya lagi 12 jam
kemudian sebanyak 30-50%.
TERAPI HEMOPHILIA PADA KASUS
TERTENTU
Hemartrosis
• Setiap ada hemarthrosis harus dilakukan infus dari faktor pembekuan.
Perdarahan pada mulut
• Diberikan thrombin topikal kalau perdarahan tersebut minimal atau hanya untuk beberapa jam.
• Kalau berat diberikan factor pengganti
• Pemeriksaan hemoglobin harus dilakukan lebih dari 1 kali untuk menilai hasil terakhir
Hematuria
• Hematuria yang dikaitkan dengan trauma abdomen atau tulang belakang. Maka harus dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi atau radiologis lainnya, dan dilakukan pemberian terapi pengganti.
TERAPI HEMOPHILIA PADA KASUS
TERTENTU
Fraktur
• Diberikan faktor pengganti untuk jangka waktu 5-7 hari. Terapi awal diberikan koreksi 70%
selanjutnya kemudian diberikan kadar 30%, tergantung dari berat ringannya fraktur.
PROGNOSIS
• Pemberian profilaktik anti hemofilia faktor lebih awal secara dramatis dapat mengurangi
morbiditas dan mortalitas penderita hemofilia A dan B.
• Angka bertahan hidup penderita dapat mencapai 11 tahun
• Prognosis ini akan diperburuk oleh komplikasi virus yang terjadi selama pemberian terapi
pengganti. Demikian juga halnya jika terjadi perdarahan intrakranial maupun organ vital lainnya.
PENCEGAHAN