Anda di halaman 1dari 24

HUKUM KE NOL DAN PERTAMA

TERMODINAMIKA
HUKUM TERMODINAMIKA

 HUKUM KE NOL TERMODINAMIKA


 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
 HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA
 HUKUM KETIGA TERMODINAMIKA
Pengertian Kerja, Kalor dan Energi

 Kerja, Kalor dan Energi adalah konsep yang


mendasar dalam termodinamika .
 Semua pengukuran kalor dan perubahan energi
menghasilkan pengukuran kerja.
 Kerja = gaya x jarak ; kerja dilakukan selama
proses untuk menghasilkan suatu perubahan
 Energi = kapasitas sistem untuk melakukan kerja
 Kalor = energi sistem yang berubah sebagai
hasil perbedaan temperatur antara sistem dan
temperatur lingkungan.
 Proses pelepasan energi sebagai kalor disebut
eksoterm, dan proses penyerapan energi
sebagai kalor disebut endoterm
Hukum ke Nol Termodinamika
- Hukum ini meletakkkan konsep suhu pada dasar yang kokoh,
yaitu bila dua sistem ada dalam kesetimbangan termal, maka
keduanya mempunyai suhu yang sama, bila tak ada dalam
kesetimbangan termal maka keduanya mempunyai suhu yang
berbeda.

- Tinjau 3 sistem A, B dan C, Fakta eksperimental : bila sistem A


ada dalam kesetimbangan termal dengan sistem B, dan sistem B
juga ada dalam kesetimbangan termal dengan C maka A ada
dalam kesetimbangan dengan C:

- TA = TB
A B C TA = TC
- TB = TC
STOP !

 Bagaimana termometer air raksa


bekerja untuk mengukur suhu
badan?

Aplikasi Hukum ke Nol


HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA

 Secara matematis. hukum termodinamika I


pada sistem tertutup, dinyatakan sebagai:
dU = dq + dw

U = q + w
 Dengan kata lain, perubahan energi dalam
sistem (U) setara dengan panas yang
diberikan pada sistem (q) dan kerja yang
dilakukan terhadap sistem (w)
 Jika hanya diberikan panas, berlaku:
U = q
 Jika hanya dilakukan kerja berlaku:
U = w
STOP !

 Hukum kekekalan energi dan Hukum


pertama Termodinamika
Catatan :
-Energi dalam adalah suatu fungsi keadaan, yang hanya tergantung
pada keadaan awal dan akhir sistem
a
 du  U
b
b Ua
-Kalor dan kerja bukan fungsi keadaan, tergantung pada jalannya
proses sistem.
b
a
dw  U
b
a
dQ  Q

d = diferensial eksak
d = diferensial tak eksak
Jenis-jenis Kerja

- Energi dalam terdiri dari : energi transisi, energi vibrasi dan


energi rotasi pada tingkat molekuler dari suatu materi
- Kerja (W) adalah akibat aksi melawan gaya luar, yang
dinyatakan :
d W = F dh
F adalah gaya luar dan dh adalah jarak perpindahan
- Kerja tergantung pada 2 faktor yaitu faktor intensitas dan faktor
kapasitas
KERJA EKSPANSI DAN KOMPRESI
Kerja yang dilakukan oleh sistem
dw = F dh (F=gaya dh = jarak)
Kerja terhadap sistem
dw = -F dh Pluar
F = P (tekanan) x A (luas) maka : A
dw = -Pluar A dh
Atau :
dw = -Pluar dV
Ekspansi: V2>V1 dh
Kompresi: V2<V1
Sehingga : dw = -Pluar dV
Karena: dU = dq +dw
maka : dU = dq - pdV
Integrasinya adalah: V2

 dU   dq   PdV
atau V1

 U = q – P(V2 – V1) W-: sistem melakukan kerja


Atau U=q+w W+: dilakukan kerja thd sistem
Beberapa terapan kerja (W)
Pada proses reversibel (Pluar=Pdalam= P) dan isotermis (dT = 0)
Wrev   PdalamdV
untuk gas ideal PV = n R T sehingga :
wrev = - n R T ln (V2/V1)
wrev = - n R T ln (P1/P2)
Pada proses irreversibel (Pluar  Pdalam) dan isotermis (dT=0)
Wirrev = - Pluar dV
untuk gas ideal ,
Wirrev = - Pluar (V2-V1)
= - n R T (1-P2/P1)
Pada proses ekspansi isotermal terhadap vakum (Pluar = 0)
Wvak = 0

Kerja maksimum bisa dilakukan pada pemuaian gas ideal isotermis


jika sistem beroperasi secara reversibel isotermal. (jelaskan!)
Entalpi (H) / Heat content
• Pengertian entalpi dipakai untuk perubahan-perubahan pada
tekanan tetap
H = U + PV
dan PV hanya targantung kedaan awal dan akhir sistem

• Besarnya perubahan entalpi dari sistem :


H = H2 –H1
= (U2+P2V2) – (U1+P1V1)
= (U2-U1) + (P2V2-P1V1)
pada P tetap
 H =  U + P(V2-V1)
H=U+PV
• Jika dihubungkan dengan hukum termodinamika pertama pada
tekanan tetap berlaku:  H = q
Pengukuran perubahan entalpi
 Perubahan entalpi mengikuti perubahan kimia dan fisika.
 Diukur dengan kalorimeter

• Kalorimeter api bertekanan tetap H = q


• Kalorimeter Bom, pada volume tetap, melelui U
dimana U = q
• untuk reaksi yang tidak menghasilkan gas H  U
• Untuk reaksi yang menghasilkan gas:
 H = U + PV = U + nRT

 H = U +  (PV) = U + n gasRT

 Dengan n = n gas produk = n gas reaktan

 Besarnya perubahan entalpi pada tekanan konstan setara


dengan panas yang diserap sistem
Perubahan energi pada berbagai keadaan
-Perubahan energi pada volum konstan dV = 0

dW   PdV  0
atau U = qV
dU v  dqV
Terjadi pada kalorimeter bom
-Perubahan energi pada tekanan konstan dP = 0

dU  dq  PdV
2
U  q p  P  dV
1

U2 – U1= qp – p(V2 – V1)


(U2+PV2) - (U1+PV1) = qp
H2 - H1 = qp
H = qp
STOP ! BOMB KALORIMETER
Kapasitas panas (C)
 Kapasitas panas ( C ) : nisbah antara kalor
yang dipasok dengan kenaikan suhu.. Satuan
Joule/K
 Kapasitas panas spesifik ( c ) : nisbah antara
kalor yang dipasok pada sejumlah zat (Kg)
dengan perubahan suhu. Satuan Joule/K.Kg
 Kapasitas kalor molar: J K-1mol-1.
 Secara matematis dinyatakan sebagai:
C = dq (proses)/dT
 Pada volume konstan,
CV = dqV /dT = (∂U/∂T)V
 Pada tekanan tetap
CP = dqP /dT = (∂H/∂T)P
dU  PdV
Berdasar pada Hk Term I C
dT
-Pada V tetap : dV = 0

q
CV   V   U
dT 

T

V

   
-Pada P tetap : dP = 0
CP  U  P V
T P T P

Bila persamaan H = U + PV dideferensialkan terhadap T pada tekanan tetap :

H T   U T   PV T 


p P p

 
Sehingga

CP  H
T P
STOP !
Hubungan Cv dan Cp dapat dituliskan beberapa persamaan :

CP  CV  {( U
V

)T  P} V
T

P


CP  CV  {V  H 
P T
} P 
T V
Buktikan !

Untuk gas Ideal

CP  CV  R Buktikan !
PERUBAHAN ENERGI PADA PERUBAHAN T DAN V

 Energi dalam sebagai fungsi T dan V ; U= f(T,V)


 U   U 
dU    dT    dV
 T V  V T
 U 
dU  CV dT    dV
 V T
Pada volume konstan
 U 

dU    dT
 T V
 Pada temperatur konstan
 U 
dU    dV
 V T
Percobaan
Joule
 Bertujuan menentukan (∂U/∂V )T

Jika kran dibuka maka gas


mengalir dari A ke B
Joule menemukan bahwa tak ada
perubahan suhu

dq = 0
dU= (∂U/∂V )T dV=0 dT = 0 tak ada perubahan suhu
Karena dV≠0 maka (∂U/∂V )T=0 dw = 0 kerja melawan vakum
Pd isotermal dU tdk tgt dV dU = 0
Perubahan entalpi pada perubahan P, T
• Entalpi sebagai fungsi T dan p; H= f(T,P)
 H   H 
dH    dT    dP
 T  P  P T
 H 
dU  C P dT    dP
 P T

• Cp diperoleh dengan kalorimeter


 H 
• Untuk padatan dan cairan   V
 P T
• Untuk gas ideal  H 
  0
 P T
Perubahan energi pada proses adiabatis (dq = 0)

dU  w
-untuk kerja P-T
dU  PluardV
-pada gas ideal : dU = nCv(T) dT

nCv(T )dT   PluardV


-untuk proses reversial Pluar = Pdalam

nCv(T )dT  [nRT ]dV


V
nCv(T )dT  (nR )dV
T V
T2  V2 
Jika CV konstan CV ln     R ln  
 T1   V1 
R
 T2   V1  CP
   1
CV
R
   CV CV
 T1  V2 

Maka
 1
 T2   T2 
  
 T1   T1 
 1  1
T1V1  T2V2
 
P1V1  P2V2
Soal
 0,412 gram glukosa dibakar dalam kalorimeter bom yang
kapasitas kalornya 541 J K-1, temperatur naik 7,801 K.
Hitung entalpi molar pembakaran standar, energi dalam
pembakaran standar dan entalpi pembentukan glukosa
standarnya.
 Hitung perubahan entropi dari 30 gram alumunium yang
dipanaskan dari 500 sampai 700 OC. Titik leleh 660OC,
kalor pelelehan 393 J g-1dan kapasitas kalor zat padat
dan zat cair masing-masing adalah : (31,8 + 3,15 .10-3
T) JK-1 mol-1 dan (34,3 + 1,12 .10-3 T) JK-1 mol-1.
 Suatu tangki mengandung 20 L gas monoatomik
terkompresi pada 10 atm dan 25oC. Hitung kerja
maksimum (dalam Jaoule) yang dilakukan bila gas
terekspansi sampai tekanan 1 atm secara: a) isotermal,
b) adiabatis

Anda mungkin juga menyukai