Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK LINGKUNGAN INDUSTRI

SUKMAWATI

ARFIN
SAKINA
ALFITRAH

KELOMPOK
IV
KELAS III B

ULIL AMRI
MUH.ANDRY
JAMAL

NUR AFNI
SYAM
LATAR BELAKANG

Dunia semakin lama semakin tercemar oleh limbah yang semakin lama
membuat keadaan lingkungan seperti air, udara dan tanah ikut tercemar.
Meskipun alam memiliki kemampuan alami jika terjadi pencemaran dan
dapat kembali seperti semula, tetapi jika terus-menerus tercemar maka
air, udara dan tanah dapat kehilangan fungsinya dan rusak. Oksigen yang
terkandung dalam udara tidak lagi bersih, air menjadi keruh dan tanah
tidak menjadi subur lagi.
Dampak dari pembuangan dari hasil limbah yang tidak diolah sebelumnya
atau hanya dibuang begitu saja membuat masyarakat yang tinggal di
sekitar pembuangan limbah menjadi khawatir. Eksplorasi pertambangan
batubara tidak hanya memperburuk kualitas sumber daya alam dan
lingkungan hidup yang merugikan generasi masa kini tetapi juga kerugian
bagi generasi yang akan datang.
KONDISI PERTAMBANGAN BATUBARA DI INDONESIA

Pertambangan batubara menimbulkan kerusakan lingkungan baik aspek iklim


mikro setempat dan tanah. Kerusakan klimatis terjadi akibat hilangnya vegetasi
sehingga menghilangkan fungsi hutan sebagai pengatur tata air, pengendalian
erosi, banjir, penyerap karbon, pemasok oksigen, pengatur suhu. Lahan bekas
tambang batubara juga mengalami kerusakan. Kerapatan tanah makin tinggi,
porositas tanah menurun dan drainase tanah, pH turun, ketersedian unsur hara
makro turun dan kelarutan mikro meningkat dan mengandung sulfat. Lahan seperti
ini tidak bisa ditanami. Bila tergenang air hujan berubah menjadi rawa-rawa.
Dampak Pertambangan Batubara

Lubang tambang
(bumi menganga
sehingga tak mungkin
bisa direklamasi)

Air asam tambang


Sludge (dampak lingkungan
jangka panjang)

Polusi udara Tailing


(berbahaya bagi kesehatan
penduduk dan (berbahaya bagi
menyebabkan infeksi
saluran pernapasan)
makhluk hidup)
DAMPAK LIMBAH PERTAMBANGAN

Dampak
buruk pada
Dampak tanah
buruk pada
Penyebaran air langkah-langkah yang
diambil untuk melepaskan
Penyakit Sebagian besar bahan limbah kimia ke sungai
kimia yang dilepaskan ke terdekat melalui pipa,
Sisa-sisa limbah cair yang sungai terdekat akan sejumlah besar bahan kimia
dibuang dalam lubang mencemari air. Terlepas masih bocor dan masuk ke
tambang akan tergenang. dari pipa yang digunakan
tanah. Hal ini akan
Hal ini menjadi tempat untuk membuang bahan
kimia ke dalam air, mengubah komposisi kimia
berkembang biak bagi dari tanah. Selain itu, bahan
kemungkinan kebocoran
penyakit yang terbawa air, pipa akan selalu ada. kimia beracun membuat
yang menyebabkan Pelepasan bahan kimia tanah tidak subur atau
serangga dan organisme beracun ke dalam air jelas mungkin tidak bisa lagi
seperti nyamuk untuk berbahaya bagi flora dan untuk ditanami tanaman.
berkembang. fauna di air.
PENGELOLAAN LIMBAH PADA INDUSTRI
PERTAMBANGAN BATU BARA

Bakteri
Pemanfaatan
Thiobacillus Bioremediasi
Penanggulan Bakteri Pereduksi
Ferrooxidans
gan Acid Mine Sebagai Sulfat dalam Tanah
Bioremediasi Penanganan Air
Drainage/AM Penanganan Tercemar
Limbah Asam Tambang
D
Pertambangan

Biostimulasi

Bioaugmentasi

Bioremediasi
Intrinsik
Upaya Pencegahan Dan PenanggulanganTerhadap
DampakYang DitimbulkanOleh Pertambangan Batubara

Pendekatan
teknologi

Pendekatan
lingkungan

Pendekatan
administratif

Pendekatan
edukatif
TERIMA KASIH
Bioremediasi

Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk


mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi,
enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme
memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia
polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi.
Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi,
dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak
kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya
dan tidak beracun. Bioremediasi pada lahan terkontaminasi
logam berat didefinisikan sebagai proses membersihkan (clean
up) lahan dari bahan-bahan pencemar (pollutant) secara biologi
atau dengan menggunakan organisme hidup, baik
mikroorganisme (mikrofauna dan mikroflora) maupun
makroorganisme (tumbuhan)

BACK
Penanggulangan Acid Mine Drainage/AMD

Hal yang sangat penting sesungguhnya adalah upaya pencegahan


terbentuknya AMD. Bagaimana mencegah kontak mineral sulfide
dengan oksigen dan menghambat pertumbuhan bakteri
pengoksidasi sulfur (BOS) adalah hal yang paling menentukan dalam
menangani AMD. Sebagai contoh PT. Bukit Asam Tbk menghambat
kontak mineral-oksigen dengan melapisi lahan bekas tambang
dengan blue clay setebal 1-2 m sehingga biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan ini per hektar sungguh fantastis. Tetapi proses AMD
secara geokimia jauh lebih lambat dibandingkan dengan proses yang
dikatalis oleh BOS. Sehingga di PT. Bukit Asam masih terjadi AMD.
Oleh karena itu, pengendalian BOS adalah kunci untuk mengatasi
AMD. Bakteri ini tergolong kemo-ototrof, sehingga penambahan
bahan organik akan membunuh mikrob tersebut.

BACK
Bakteri Thiobacillus Ferrooxidans Sebagai
Penanganan Limbah Pertambangan

Alternatif yang paling aman dan ramah terhadap


lingkungan untuk desulfurisasi batubara adalah secara
mikrobiologi menggunakan bakteri Thiobacillus
ferrooxidans dan Thiobacillus thiooxidans. Penggunaan
kombinasi kedua bakteri ini ditujukan untuk lebih
mengoptimalkan desulfurisasi. Thiobacillus ferooxidans
memiliki kemampuan untuk mengoksidasi besi dan sulfur,
sedangkan Thiobacillus thiooxidans tidak mampu
mengoksidasi sulfur dengan sendirinya, namun tumbuh
pada sulfur yang dilepaskan setelah besi teroksidasi.

BACK
Pemanfaatan Bakteri Pereduksi Sulfat dalam
Penanganan Air Asam Tambang

Bakteri Pereduksi Sulfat (BPS) terdiri dari 2 genus, yaitu


Desulfovibrio dan Desulfotomaculum. Desulfovibrio
hidup pada kisaran pH 6 sampai netral, sedangkan
Desulfotomaculum merupakan kelompok BPS yang
termofil (menyukai suhu yang tinggi). Kemampuan BPS
dalam menurunkan kandungan sulfat sehingga dapat
meningkatkan pH tanah bekas tambang batubara ini
sangat bermanfaat pada kegiatan rehabilitasi lahan
bekas tambang batubara. Peningkatan pH yang dicapai
hampir mendekati netral (6,66) sehingga sangat baik
untuk mendukung pertumbuhan tanaman revegetasi
maupun kehidupan biota lainnya.

BACK
Bioremediasi Tanah Tercemar

Upaya bioremediasi lahan basah yang tercemar oleh limbah


industri (polutan organik, sedimen pH tinggi atau rendah pada
jalur aliran maupun kolam pengendapan) juga dapat dilakukan
dengan memanfaatkan tanaman semi akuatik seperti Phragmites
australis. Oliveira et al, 2001 dalam Madjid, 2009) menunjukkan
bahwa Phragmites australis dapat berasosiasi dengan cendawan
mikoriza melalui pengeringan secara gradual dalam jangka waktu
yang pendek. Hal ini dapat dijadikan strategi pengelolaan lahan
terpolusi (phytostabilisation) dengan meningkatkan laju
perkembangan spesies mikotropik. Mikoriza dapat melindungi
tanaman dari ekses unsur tertentu yang bersifat racun seperti
logam berat

BACK

Anda mungkin juga menyukai