pemahiran , pemandirian dan penyelarasan antara hasil pendidikan dengan praktik di lapangan yang merupakan kelanjutan dari pendidikan profesi dokter. World Federation of Medical Education (WFME) bahwa pendidikan dokter terdiri dari dua tahap yaitu basic medical education dan internsip. Program internsip dilaksanakan di fasyankes yang ditetapkan sebagai wahana internsip selama 12 bulan ( 8 bulan di RS dan 4 bulan di Puskesmas ) Dalam program ini, seorang dokter akan melakukan praktik kedokteran dibawah pendamping dokter yang lebih senior. Dokter yang telah menyelesaikan program internsip akan memperoleh STR sebagai legalisasi oleh negara dan diakui oleh profesi bahwa yang bersangkutan telah diberikan kewenangan penuh sebagai dokter PARAMETER PEMANDIRIAN DAN PEMAHIRAN Bekerja sebagai dokter sesuai Standar Kompetensi Dokter Indonesia dan STR kewenangan Internsip. Mampu melakukan diagnosa penyakit sesuai Permenkes Nomer 514 tahun 2015 tentang Panduan Klinis Dokter di Fasyankes Primer. Mempunyai tanggung jawab medikolegal. Target pasien UKP,Ketrampilan klinis, Laporan Kasus,jumlah dan distribusi pasien terpenuhi. Target UKM sesuai dengan tupoksi PKM dan Mini Project terpenuhi. Check list penilaian kinerja terpenuhi. Ketentuan jam kerja : - 7 Jam dalam 1 hari 40 jam dalam 1 minggu 6 hari kerja - 8 jam dalam 1 hari 40 jam dalam 1 minggu 5 hari kerja Bantuan biaya hidup : 3.200.000 – 3.600.000 termasuk pajak,iuran BPJS Kesehatan dan Ketenaga kerjaan ( Besarnya tergantung provinsi ). Transport keberangkatan dan pemulangan dari dan sampai ke wahana dari asal FK Uang saku diberikan saat pemberangkatan Penginapan bila diperlukan Ijin karena kepentingan khusus diperbolehkan dengan catatan harus mengganti sebanyak jumlah hari yang ditinggalkan,atas ijin pimpinan wahana dan dokter pendamping. Program Internsip Dokter Indoneria bukan pendidikan tapi Magang dokter Baru. Evaluasi yang dilakukan bukan ujian tapi pemahaman Kinerja. DOKTER PENDAMPING Pengertian : Adalah seorang dokter yang menyelenggarakan tugas pendampingan kegiatan peserta PIDI di wahana. Berperan sebagai fasilitator,panutan , motivator, mentor dan evaluator. Tugasnya : 1. Memastikan SDM, sarana dan prasarana yang diperlukan pada pelaksanaan PIDI tersedia secara optimal dan dapat dimanfaatkan oleh setiap peserta. 2. Memfasilitasi pelaksanaan kredensial peserta PIDI oleh Komite Medik sebagai dasar pemberian kewenangan klinis peserta. 3. Melakukan monitoring status kesehatan peserta PIDI. 4. Merencanakan jadwal kegiatan peserta PIDI. 5. Mengkoordinasikan kegiatan peserta PIDI. 6. Mengarahkan, membimbing dan memberikan keteladanan penerapan etika profesi dalam pelayanan UKP dan UKM. 7. Mengarahkan dan membimbing pengembangan profesional peserta PIDI dalam hal pengetahuan , sikap dan keterampilan dalam melakukan pelayanan UKP dan UKM. 8. Mengarahkan dan membimbing pengembangan kemampuan manajerial peserta dalam melakukan pelayanan UKP dan UKM. 9. Memberikan umpan balik positif dan konstruksi kepada peserta PIDI untuk memastikan pencapaian dan tujuan PIDI 10. Memberikan laporan setiap periode tentang pelaksanaan PIDI kepada KIDI provinsi. 11. Memfasilitasi proses pelaksanaan PIDI sehingga tercapainya target kinerja PIDI. 12. Memberikan motivasi peserta dalam melaksanakan PIDI sesuaibdengan prosedur yang berlaku. 13. Menampung usulan dan saran peserta untuk perbaikan PIDI. 14. Melakukan evaluasi dan penilaian kinerja. PELAKSANAN PENDAMPINGAN I. RUMAH SAKIT Penyiapan SDM , sarana dan prasarana RS : 1. Penyiapan SDM Manajemen RS - Direktur RS dan Jajarannya. - Komite Medik dan Jajarannya. 2. Penyiapan sarana dan prasarana RS - Fasilitas pelayanan kesehatan di RS. - IGD , pelayanan rawat jalan dan rawat inap. - Perpustakaan. - SPO. Penyusunan jadwal pendampingan meliputi : - Orientasi. - Kredensial. - Monitoring status kesehatan peserta PIDI. - Penyusunan jadwal kegiatan. - Monitoring dan evaluasi. - Penilaian kinerja peserta. TARGET KINERJA DI RS Kasus medik : 40 – 60 % Kasus bedah : 10 – 20 % Kasus kegawat daruratan : 20 – 30 % Kasus kebidanan dan perinatal : 10 – 20 % Kasus jiwa :1–5% Kasus Medikolegal : 0–5% Target kasus dalam 1 tahun sekurang-kurangnya 400 kasus dalam lingkup 155 diagnosa. Berdasarkan umur : - Bayi – anak : 25 – 40 % - Dewasa : 40- 60 % - Lansia : 15 – 25 % Berdasarkan jenis kelamin 50 % : 50 % TARGET TINDAKAN MEDIS Memasang infus minimal 50 x /thn. Memasang cateter minimal 50 x / thn. Menjahit luka minimal 10x / thn. Ekstraksi / insisi luka minimal 10 x / thn. Memasang NGT minimal 5 x/ thn. Menolong persalinan normal minimal 1 x / thn Tindakan medis dicatat dalam buku log dan di tanda tangani pendamping/dokter jaga/ DPJP. PELAPORAN PESERTA PIDI Pelaporan kinerja di wahana RS : 1. Buku Log UKP : adalah catatan kinerja penanganan kasus UKP yang ditangani langsung oleh peserta. Menggambarkan jumlah,jenis,dan kondisi pasien atau kasus baru yang ditangani peserta. Hal-hal yang dilaporkan : - Tanggal pelayanan - Identitas pasien ( initial nya dan no rekam medik ) - Diagnosa - Penanganan yang dilakukan - Tindakan medik yang dilakukan M Mekanisme Pengelolaan : - Pengisian dilakukan oleh peserta - Dicatat pada hari yang sama - Diperiksa oleh pendamping pada pertemuan mingguan. - Ditandatangani oleh pendamping / DPJP - Hidari duplikasi kasus ( dilaporkan oleh beberapa peserta atau manipulasi kasus (Melaporkan kasus yang tidak ditangani )