Anda di halaman 1dari 24

KOSMETOLOGI

LIGHTENING
1. AGUSTINA S. BEON
2. ASTRI G. AMNIFU
3. ERIKA M. DA COSTA
4. ERNA DONA
5. HELENA D.F NUKA
6. ISIDORUS Y.R. KOBAN
7. IVONI I. DETHAN
8. JENEVA K. DOKO
9. MARIA O. WEA
10. MITA M. BERE
11. RAHELIN M. KIDO
12. SERLY TANONE
13. VINSENSIA M. WEKA
14. YOUNIKE G. ATAUPAH
15. YOVITA A. YANI
16. ZAHROTUN NAILY
PENDAHULUAN
Pemutih kulit merupakan suatu bahan yang digunakan untuk mencerahkan atau merubah
warna kulit yang tidak diinginkan (Rieger, 2000). Beberapa krim pemutih mengandung pigmen
putih untuk menutupi kulit dan para konsumen merasa kulitnya menjadi lebih putih, namun
sebenarnya kulit mereka hanya terlihat lebih putih saja akibat efek pelapisan pigmen putih pada
lapisan terluar kulit dan tidak ada pengurangan pada kadar pigmen kulit yang sebenarnya. Krim
pemutih yang mengandung bahan yang dapat mengganggu produksi pigmen merupakan krim
yang dianggap paling efektif (Scott et al, 1985).

Berdasarkan cara penggunaanya produk whitening kulit dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Skin Bleaching
Adalah produk whitening yang mengandung bahan aktif yang kuat, yang berfungsi memudarkan
noda-noda hitam pada kulit. Cara penggunaan produk tersebut adalah dengan mengoleskan tipis-
tipis pada daerah kulit dengan noda hitam, tidak digunakan secara merata pada kulit dan tidak
digunakan pada siang hari.
2. Skin Lightening
Adalah produk perawatan kulit yang digunakan dengan tujuan agar kulit pemakai tampak lebih
putih, cerah dan bercahaya. Produk whitening katagori ini dapat digunakan secara merata pada
seluruh permukaan kulit.
PERSYARATAN
• Harus efektif dalam mengurangi pigmentasi, dapat melindungi kulit dari sinar
matahari yang dapat menyebabkan hiperpigmentasi(Wilkinson, 1982). Mekanisme
kerja lightening pada perubahan warna adalah dengan mereduksi pigmen,
menghilangkan warna melanin dari melanin yang sudah ada dan atau mencegah
terbentuknya melanin baru (Harry‘s p.266).

Persyaratan umum :
1. Mudah menyebar dikulit pada saat dioleskan dan tidak meninggalkan lapisan yang
lengket
2. Tidak berbahaya secara dermatology
3. Tidak mengiritasi kulit
4. Permukaan krim halus, homogeny, bebas partikel besar / kering
(Harry’s Cosmeticology 7 ed, p. 265)
FORMULASI SEDIAAN I
Fungsi Bahan dalam Formula sediaan I

Nama Bahan Fungsi


Mengurangi keringat pada wajah, menghilangkan kulit
Sari buah Strawberry (w)
pecah-pecah, mata panda, jerawat dan sebagai antikanker
Merupakan pasangan dari TEA untuk membentuk basis
Asam stearat (o)
sediaan (HPE 6 ed hal 697)
Dapat meningkatkan konsistensi dan viskositas sediaan
White beeswax (Cera alba) (o)
(Alvarez dan Rodriguez, 2000)
Dapat digunakan sebagai pengatur pH dan juga
pembentuk basis yang stabil apabila di padukan dengan
TEA (Triethanolamine) (w)
asam lemak seperti asam stearat
(HPE 6 ed hal 754)
Mineral oil (o) Dapat melembabkan kulit dan menghaluskan

Methyl paraben (Nipagin) (w) Ester dari p-hidkroksi benzoate merupakan pengawet
yang paling lazim digunakan dan yang paling mendekati
Propyl paraben (Nipasol ) (w) pengawet yang ideal
(Cosmetics science and technology hal 207)
Dapat meningkatkan stabilitas emulsi apabila
Cetyl alcohol (o) dikombinasi dengan pengemulsi yang larut air (HPE 6 ed
hal 155)
Fungsi Bahan dalam Formula sediaan I

Nama Bahan Fungsi

Moisturizer conditioner:
Propilen glikol (w)
Humektan atau pelembab
Gliserin (w)
Sorbitol (w)

EDTA (w) Pengkompleks (Menghambat autooksidasi)


Dapat berfungsi sebagai antioksidan ekstrak
BHT (o) karena zat aktif dari daun teh hijau tidak
stabil dan mudah teroksidasi (Gao, 2008).
Air (w) Pelarut
FORMULASI SEDIAAN II
Fungsi Bahan dalam Formula sediaan I

Nama Bahan Fungsi


Daun teh memiliki potensi antioksidan yang sangat
besar, dimana daun teh memiliki banyak kandungan
Ekstrak teh hijau (w)
senyawa polifenol yang dapat menghambat
polimerisasi dari melanin.
Olive oil memiliki kandungan asam oleat yang
tinggi akan lebih mudah bercampur dengan lemak
Olive oil (o) kulit dan lebih mampu menembus sel stratum
corneum sehingga dapat melembabkan kulit dan
menghaluskan (Safitri, 2011)
Merupakan pasangan dari TEA untuk membentuk
Asam stearat (o)
basis sediaan (HPE 6 ed hal 697)
Dapat meningkatkan konsistensi dan viskositas
White beeswax (Cera alba) (o)
sediaan (alvarez dan Rodriguez, 2000)
Dapat digunakan sebagai pengatur pH dan juga
pembentuk basis yang stabil apabila di padukan
TEA (Triethanolamine) (w)
dengan asam lemak seperti asam stearat
(HPE 6 ed hal 754)
Nama Bahan Fungsi
Dapat digunakan sebagai pelarut nipagin dan
nipasol ( HPE 6 ed hal 592) dan juga dapat
Propilen glikol (w) dikombinasikan dengan glycerin untuk
membentuk efek humektan yang optimal
(Sutrisno, 2014)
Methyl paraben (Nipagin) (w) Ester dari p-hidkroksi benzoate merupakan
pengawet yang paling lazim digunakan dan yang
Propyl paraben (Nipasol ) (w) paling mendekati pengawet yang ideal (Cosmetics
science and technology hal 207)
Dapat meningkatkan stabilitas emulsi apabila
Cetyl alcohol (o) dikombinasi dengan pengemulsi yang larut air
(HPE 6 ed hal 155)
Merupakan bahan yang sangat hidrofobik
sehingga dapat memebentuk lapisan yang dapat
Dimethicone
melindungi sediaan sehingga tidak tercucikan air
(HPE 6 ed hal 233)
Dapat berfungsi sebagai antioksidan ekstrak
BHT (o) karena zat aktif dari daun teh hijau tidak stabil dan
mudah teroksidasi (Gao, 2008).
Air (w) Pelarut
Beberapa Bahan Aktif Lightening beserta Fungsi dan Efek Samping
Bahan Aktif Fungsi Efek Samping
Mengurangi keringat pada wajah,
Sari buah
menghilangkan kulit pecah-pecah, mata Memicu timbulnya alergi
Strawberry (w)
panda, jerawat dan sebagai antikanker
Vitamin C Antioksidan Alergi, gatal dan iritasi
Pusing ringan, terasa hangat,
kemerahan atau geli di bawah kulit,
Vitamin B3 Mencerahkan kulit wajah dari dalam
gatal, kulit kering, berkeringat atau
menggigil
Memar dan bercak kemerahan
Vitamin E Antioksidan
pada kulit
Pembengkakan lidah, kesemutan pada
Membantu merawat kulit, kulit, residu keputihan pada kulit,
Allantoin melembabkan kulit dan menyerap tenggorokan, bibir, atau wajah,
kelebihan minyak di wajah kemerahan pada kulit, gatal-gatal,
kesulitan bernapas
Membantu pengelupasan sel kulit mati
Asam glikolik Kulit kemerahan, terasa nyeri,
dengan cepat dan mempercepat proses
(AHA) muncul luka bakar
regenerasi kulit
Membantu merawat kulit,
Papilari karsinoma (jika dikonsumsi
Ekstrak rumput laut melembabkan kulit dan menyerap
setiap hari selama 14 tahun)
kelebihan minyak di wajah
Beberapa Bahan Aktif Lightening beserta Fungsi dan Efek Samping
Bahan Aktif Fungsi Efek Samping

Memutihkan atau mencerahkan wajah


Aloe vera : alergi kulit
secara alami, mencegah penuaan dini,
Aloe vera, borago Borago oil : ruam pada kulit
memudarkan flek-flek hitam,
oil, greep seed, Greep seed : alergi, ruam kulit
mengembalikan elastisitas kulit wajah,
arginin, asam Arginin : alergi kulit
menyembuhkan jerawat dan
linoleat Asam linoleat (omega-6) : inflamasi
menjadikan kulit wajah kenyal, halus,
seperti rheumatoid arthritis
lembut, dan glowing

Mencegah proses penggelapan kulit Panas dan pembengkakan pada kulit.


Ekstrak licorice
karena sinar matahari berlebih dan Pemakaian jangka panjang jika terserap
(serai)
antioksidan dalam tubuh berisiko memicu TD tinggi

Gatal-gatal, pembengkakan wajah, bibir,


α-lipoic acid Antioksidan lidah dan tenggorokan, ruam kulit ringat
dan resensasi kesemutan

Memblok pembentukan melanin dan Penggunaan jangka panjang


Arbutin (ekstrak
penggelapan warna kulit serta menyebabkan depigmentasi atau bercak-
buah bearberry)
meratakan warna kulit secara efektif bercak pada kulit
Menghilangkan tanda-tanda
hiperpegmentasi seperti pada bekas
Iritasi seperti kulit kemerahan pada
Kojic acid jerawat, bercak-bercak akibat penuaan,
orang yang sensitif
bintik-bintik, lingkaran gelap dibawah
mata dan noda hitam
Beberapa Bahan Aktif Lightening beserta Fungsi dan Efek Samping
Bahan Aktif Fungsi Efek Samping

Mencegah proses penggelapan kulit


Penggunaan jangka panjang
Ekstrak mulberry karena sinar matahari berlebih dan
menyebabkan kanker kulit
antioksidan

Menghambat pelepasan melanosoma Penelitian belum membuktikan adanya


Ekstrak teh hiijau dari melanosit ke keratinosit dan efek samping untuk pemakaian dengan
mengurangi aktivitas tirosinase cara dioleskan pada kulit

Antagonis alpha- Menghambat kerja enzim tirosinase dan


Belum diketahui
MSH proses produksi melanin

Penggunaan jangka panjang gangguan


kulit terlokalisasi, flek hitam semakin
banyak, kanker kulit, efek rebound
Merkuri Memutihkan kulit secara instan
(kulit menjadi gelap jika pemakaian
kosmetik dihentikan) timbulnya masalah
psikologis, kelainan fungsi otak janin
Penggunaan jangka panjang
hiperpigmentasi, vitiligo (hilangnya
Hidrokuinon Pemutih pada kulit pigmen kulit secara keseluruhan),
ekronosis eksogen (kulit menjadi biru
kehitaman)
EVALUASI SEDIAAN
1. Pemeriksaan organoleptis
Meliputi : penampilan, warna dan bau menggunakan indera manusia (Carter, 1975)

2. Pemeriksaan homogenitas
Dilakukan dengan mengoleskan krim pada objek gelas bersih kemudian ditutup
dengan cover glass. Amati apakah krim tersebut homogen atau tidak (Carter, 1975)

3. Uji stabilitas
Uji stabilitas terhadap suhu dilakukan pada 2 kondisi. Untuk suhu di bawah 0°C
sebanyak 20 gram krim dimasukan ke dalam wadah krim kemudian diletakkan dalam
lemari es dengan temperatur -4°C, dibiarkan selama 24 jam lalu dikeluarkan. Setelah
itu diamati apakah terjadi pemisahaan atau tidak. Untuk suhu kamar dibiarkan selama
2-3 bulan pada suhu kamar, kemudian diamati terjadinya pemisahan (Jellinek, 1970;
Martin 1993)
EVALUASI SEDIAAN
4. Uji daya tercuci krim
Dilakukan dengan cara 1 gram krim, dioleskan pada telapak tangan kemudian
dicuci dengan sejumlah volume air sambil membilas tangan. Air dilewatkan dari
buret dengan perlahan-lahan, amati secara visual ada atau tidaknya krim yang
tersisa pada telapak tangan, dicatat volume air yang terpakai (Jellinek, 1970)

5. Pengukuran distribusi ukuran partikel


Dilakukan dengan memakai alat mikroskop yang dilengkapi dengan mikrometer
okuler. Caranya adalah sebagai berikut: ditimbang 0,1 gram krim kemudian
diencerkan dengan air suling sampai 1 ml diambil sedikit hasil pengenceran
tersebut dan diteteskan pada kaca objek, lalu dilakukan pengukuran partikel sampai
dengan 500 partikel (Lachman et. al, 1994)
EVALUASI SEDIAAN
6. Uji daya menyebar
Dilakukan dengan cara, 0,5 gram sediaan diletakkan dengan hati-hati di atas kertas grafik
yang dilapisi kaca transparan biarkan sesaat (15 detik) hitung luas daerah yang diberikan
oleh sediaan, kemudian ditutup lagi dengan lempengan kaca yang diberi beban tertentu (10
g, 20 g, 100 g) dan dibiarkan selama 60 detik. Kemudian hitung luas yang diberikan oleh
sediaan (Voight, 1994)

7. Uji iritasi kulit


Dilakukan dengan 0,1 gram krim, dioleskan pada kulit lengan bagian dalam kemudian
ditutupi dengan kain kasa dan plester, setelah itu dilihat gejala yang ditimbulkan setelah 24
jam pemakaian. Uji iritasi ini dilakukan pada 6 orang panelis selama tiga hari berturut-turut
(DepKes,1982)

8. Uji Viskositas
Sebanyak 100 gram krim diukur secara langsung dengan menggunakan alat Rion Rotor
Viskotester VT-04. Viskositas dilihat pada skala dalam alat setelah tercapai kestabilan
(Dewi Rahmawati,2010)
EVALUASI SEDIAAN
9. Uji pH
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Alat tersebut dikalibrasi
terlebih dahulu sebelum digunakan. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan larutan dapar
pH 4 dan pH 10. Pemeriksaan pH dilakukan dengan mencelupkan elektroda ke dalam 1
gram sediaan krim yang diencerkan dengan air suling hingga 10 ml (Depkes RI, 1985).

10. Uji Kesukaan/ Hedonic Test


Uji penilaian organoleptik dilakukan dengan metode Hedonik (Soekarto, 1985), yaitu
dengan melakukan analisis menurut uji kesukaan (parameter aroma, sensasi di kulit, dan
warna sediaan) menggunakan 20 orang panelis yang disuguhi contoh sediaan yang
mengandung ekstrak rimpang jahe merah. Untuk melihat tingkat kesukaan panelis terhadap
sediaan berdasarkan masing-masing parameter, digunakan skala numerik yang dapat dilihat
pada tabel 2
EVALUASI SEDIAAN
11. Uji Tipe Emulsi
Pemeriksaan tipe krim dilakukan dengan cara memberikan satu tetes larutan
metilen biru pada 0,1 gram krim, kemudian diamati penyebaran warna metilen biru
dalam sediaan dibawah mikroskop. Jika warna menyebar secara merata pada
sediaan krim, berarti tipe krim adalah minyak dalam air (M/A), tetapi jika warna
hanya berupa bintik-bintik, berarti tipe krim adalah air dalam minyak (A/M)
(Depkes RI, 1985).
EVALUASI KEMASAN
• Drop Test
Tes ini dilakukan untuk mengevaluasi apakah kemasan yang sudah terisi produk tahan
terhadap hentakan (tidak pecah, penyok, lepas tutupnya, dan lain-lain) pada saat jatuh.
Tes ini dapat dilakukan sebagai kemasan individu maupun kemasan dalam satu kotak
karton .
• Stress Cracking/keretakan
Material maupun dimensi packaging dan interaksi dengan produk yang dikemas dapat
menyebabkan kemasannya pecah setelah waktu tertentu. Untuk kemasan yang
multicomponent, misalnya botol deodorant roll on, semua komponen terpasang dan
produknya harus dites keretakannya agar dapat menjamin tidak ada produk yang retak
selama di pasar.
• Fade Test (kepudaran warna)
Ketahanan warna kemasan terhadap sinar matahari perlu dites. Kemasan berwarna dapat
memudar warnanya setelah waktu tertentu. Bisa saja memudar dalam waktu yang relatif
singkat (kurang dari 1 minggu di bawah sinar matahari). Hal tersebut karena tinta dan
master batch atau pigmen yang digunakan tidak tahan terhadap sinar matahari. Untuk
tingkat akurasi yang baik, digunakan alat dengan lampu sinar UV dengan intensitas
tertentu, yaitu dengan menjemur kemasannya di bawah sinar matahari dan diamati setiap
hari atau minggu.
EVALUASI KEMASAN
• Delamination
Pada kemasan yang terdiri dari beberapa lapisan baik fleksibel maupun rigid container
terutama yang fleksibel, dapat saja terjadi pemisahan dari masing-masing lapisan
material. Pemisahan ini dapat disebabkan oleh proses produksi dan material yang
digunakan tidak sesuai, dan dapat juga disebabkan produk dan lapisan bagian dalam
berinteraksi sehingga produk dapat menembus lapisan-lapisan berikutnya. Pemeriksaan
ini harus juga menggunakan produk yang sesuai karena kadang-kadang produk yang
sejenis dengan parfum yang tidak sama, hasilnya berbeda.
• Mullen Test / Burst test
Mencoba ketahanan robek dengna alat Mullen tester. Pada umumnya tes ini dilakukan
untuk karton.
• Peel Bond
Ketahanan terhadap pengelupasan, berapa daya yang dibutuhkan agar kemasan
mengelupas atau dapat dikelupas. Pada umumnya digunakan untuk kemasan fleksibel
atau stiker.
• Stiffness
Kekakuan dari bahan karton. Sifat ini akan berpengaruh pada kemasan yang dihasilkan
dan kelancaran mesin pengemas.
PRODUK KONVENSIONAL
1. WARDAH LIGHTENING 2. POND’S LIGHTENING

3. B- ERL LIGHTENING 4. OLAY LIGHTENING


5. ASANA BEAUTY 6. EVA NATURALS
LIGHTENING LIGHTENING

7. PROTEGE LUMINATE 8. INNO WHITE SKIN


LIGHTENING LIGHTENING
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai