Anda di halaman 1dari 23

ANTIBIOTIK

KELOMPOK 5
PENGERTIAN ANTIBIOTIK

Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari anti = lawan,
bios = hidup. Antibiotika adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba
terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat
pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain, sedangkan
toksisitasnya terhadap manusia relatif kecil.
Pengolongan berdasarkan daya kerjanya

• Bakterisid :
Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman.Termasuk
dalam golongan ini adalah penisilin, sefalosporin,aminoglikosida
(dosis besar), kotrimoksazol polipeptida,rifampisin, isoniazid dll
• Bakteriostatik :
Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau
menghambat pertumbuhan kuman, tidak membunuhnya, sehingga
pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan
tubuh.Termasuk dalam golongan ini adalah sulfonamida,
tetrasiklin,kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin,
makrolida,klindamisin, asam paraaminosalisilat, dll.
Pengolongan berdasarkan luas aktivitas
kerjanya
 Zat-zat dengan aktivitas sempit (narrow spektrum). Zat yang
aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenis bakteri saja
(bakteri gram positif atau bakteri gram negatif saja). Contohnya
eritromisin, kanamisin, klindamisin (hanya terhadap bakteri
gram positif), streptomisin, gentamisin (hanya terhadap bakteri
gram negatif saja).

 Zat-zat dengan aktivitas luas (broad spektrum). Zat yang


berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis bakteri gram
positif maupun gram negatif. Contohnya ampisilin,sefalosporin,
dan klorampenikol.
Penggolongan berdasarkan struktur kimia

• Golongan Aminoglikosida
Dihasilkan oleh fungi streptomyces dan micromonospora. Mekanisme kerja :
bakterisid. Berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom
dalam sel.contohnya:getamisin,amikasin,neomisin dan paranomisin.
Contoh produk golongan aminoglikosida:
1. Getamisin
Indikasi :
Infeksi oleh pseudomona aeruginosa, proteus spp, escheria coli,serratia spp,
citribacter spp, staphylococcus spp.
Kontraindikasi: kehamilan, miastenia gravis.
Dosis : dewasa : sehari 3-4 mg/kg BB/hari, anak : 6-7,5 mg , bayi : 7,5 mg/kg BB
sehari tiap 8 jam.
• Efek samping: Gangguan penglihatan, Sakit kepala,Ruam atau gatal pada
kulit,Mual,Muntah dan tidak nafsu makan.
2. Streptomicyn
• Indikasi :
Untuk mengobati tubercolusis (TB) dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
tertentu.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap aminoglikosida lain.
Dosis :
 Tubercolusis : 750 mg sehari 3 kali/minggu atau 1,5 gram 2 kali seminggu
 Infeksi akut : 1-2 gram/hari.
Efek samping :
Gejala umum :
 Feses berwarna gelap
 Nyeri dada
 Batuk
 Pusing
 Demam
 menggigil
Golongan Penisilin
1. Amoxicclin
Indikasi : infeksi saluran pernafasan & kemih, infeksi lain seperti
septikemia dan endokarditis.
Kontraindikasi :Hipersensitif terhadap beta laktam
Dosis :
Dewasa dan anak BB > 20 kg : 3xsehari 1 kapl ; anak BB < 20 kg : 20-40
mg/kg BB / hari dalam dosis terbagi tiap 8 jam.
Efek samping :
 Reaksi alergi
 Nyeri perut
 Pusing
 Nyeri kepala
2. Ampisillin
 Indikasi : infeksi saluran pernafasan,infeksi saluran kemih,
infeksi alat kelamin wanita, infeksi saluran pencernaan.
 Kontraindikasi : Pasien yang hipersensitif terhadap penisilin
dan turunannya.
 Dosis : dewasa dan anak-anak lebih dari 20 kg : 3-4x sehari
250-500mg. Anak-anak dibawah 20 kg : sehari 50-100
mg/kgBB tiap 6 jam.
 Efek samping :
 Urtikaria dan ruam kulit lainnya
 Mual
 Muntah
 Anemia
 Diare
Golongan Kloramfenikol

1. tiamfenikol
 Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh salmonella
sp,rickettsia,bakterimia meningitis.
 Kontraindikasi : Hipersensitif , gangguan fungsi ginjal dan hati yang
berat.
 Dosis : dewasa 250-500 mg setiap 6 jam , anak dan bayi > 2 minggu
50 mg /kgBB/ hari di bagi dalam 3-4 dosis, bayi < 2 minggu 25
mg/kgBB/ hari di bagi dalam 3-4 dosis.
 Efek samping :
 Diskrasia darah
 Gangguan saluran pencernaan
 Reaksi hipersensitif
 Sindroma Grey
2. Cloramphenicol
Indikasi : pilihan utama tifus, paratifus, infeksi berat yang disebabkan
oleh salmonella sp, ricketsia,lymphogranulona.
Kontraindikasi : penderita gangguan faal hati yang berat,penderita
gangguan hati yang berat, penderita yang hipersensitif terhadap
kloramfenikol.
Dosis : dewasa,anak dan bayi > 2 minggu : 3-4x sehari 50mg/kgBB.
Bayi < 2 minggu 25mg/KgBB sehari 4x .
Efek samping :
 Diskrasia darah
 Gangguan gastrointestinal
 Urtikaria

 Sindroma grey pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur


Golongan Kuinolon

1. Ofloksasin
Indikasi : ISK, uretritis dan sevistis gonokokkal dan non gonokokkal,infeksi saluran nafas
bawah, infeksi kulit dan jaringan lunak.
Kontraindikasi : hipersensitivitas ofloksasin , hamil dan menyusui, anak-anak sebelum
pubertas.
Dosis :
ISK : 100-400mg 2x sehari, infeksi saluran nafas bawah 200-600 mg 3x sehari, uretritis
gonokokkal tidak terkomplikasi 200-600mg sebagai dosis tunggal, uretritis non
gonokokkal sehari 400 mg, infeksi kulit dan jaringan lunak : 400mg sehari selama 7 hari.
Efek samping :
 Pusing,
 Sakit kepala,
 Batuk,
 Gangguan tidur,
 Diare
2. Levofloksasin
Indikasi : sinusitis maksilaris akut,bronkitis kronis, infeksi kulit, ISK dengan
komplikasi dan pielonefris akut.
Kontraindikasi : epilepsi,hipersensitif terhadap Levofloksasin.
Efek samping : diare, mual, nyeri perut,pusing, insomnia, muntah,
konstipasi,kelelahan.
Dosis :
sinusitis maksilaris akut : 500 mg 1x sehari selama 10-14 hari
bronkitis kronis : 500 mg 1x sehari selama 7 hari
infeksi kulit : 500 mg 1x sehari selama 7-10 hari
ISK dengan komplikasi : 250 mg 1x sehari selama 10 hari
pielonefris akut : 250 mg 1x sehari selama 10 hari
Golongan Makrolida

1. Roksitromisin
Indikasi : infeksi telinga, hidung, tenggorokan, infeksi
bronchopulmonary dan infeksi kulit.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas
Efek samping: gangguan saluran pencernaan, infeksi kulit
Dosis : dewasa : 2x sehari 150 mg , anak-anak > 4 tahun
sehari 5-8 mg/kgBB 2x sehari , di gunakan sebelum makan
2. Eritromisin
Indikasi : infeksi bronkitis akut dan kronis, difetri, selulitis,
pielitis, gonorea
KI : Hipersensitif
Efek samping : gangguan ringan pada saluran pencernaan
Dosis : dewasa : 3x sehari 500mg, anak 30-50 mg/kgBB 4x
sehari
Golongan sefalosporin

1. Sefiksime
Indikasi : infeksi saluran kemih tanpa komplikasi oleh
Escheria coli, faringtis, dan bronchitis.
KI : hipersensitif
Efek samping : syok, gangguan hepatik, saluran
cerna,sistem respirasi.
Dosis : dewasa dan anak BB > 30 kg. 50-100 mg 2x
sehari.
2. Sefoprezon
Indikasi : infeksi saluran nafas atas dan bawah,
kolongitis,septikemia,meningitis,endometritis,gonore,
dan sal genital.
KI : hipersensitif
Efek samping : urtikaria, eosinfika dan demam.
Dosis : dewasa : 2-4 g 2x sehari, infeksi parah : dosis
dapat di tingkatkan hingga 8 g.
Golongan tetrasiklin

1. Doksisiklin
Indikasi : infeksi saluran napas ,saluran pencernaan,saluran
empedu,saluran kemih dan kelamin.
KI : riwayat hipersensitifitas
Efek samping : gangguan saluran pencernaan,kerusakan hati,
reaksi hipersensitif.
Dosis : dewasa dan anak-anak dengan BB > 50 kg dosis awal
200 mg 2x sehari
2. Tigesiklin
Indikasi :infeksi kulit , infeksi intra abdomen
KI : hipersensitif terhadap tigesiklin.
Efek samping :
Mual, muntah, diare,pusing,anoreksia,nyeri
abdomen,dispepsia
Dosis : awal : 100 mg diikuti 50 mg tiap 12 jam
Penggolongan antibiotik
Berdasarkan mekanisme kerja :

• Inhibitor sintesis dinding sel bakteri


memiliki efek bakterisidal dengan cara memecah
enzim dinding sel dan menghambat enzim dalam
sintesis dinding sel. Contohnya antara lain
golongan β-Laktam seperti penisilin, sefalosporin,
karbapenem, monobaktam, dan inhibitor sintesis
dinding sel lainnya seperti vancomysin, basitrasin,
fosfomysin, dan daptomysin
• b. Inhibitor sintesis protein bakteri
memiliki efek bakterisidal atau bakteriostatik dengan cara
mengganggu sintesis protein tanpa mengganggu sel-sel normal
dan menghambat tahap-tahap sintesis protein. Obat- obat yang
aktivitasnya menginhibitor sintesis protein bakteri seperti
aminoglikosida, makrolida, tetrasiklin, streptogamin,
klindamisin, oksazolidinon, kloramfenikol.

• Mengubah permeabilitas membran sel


memiliki efek bakteriostatik dan bakteriostatik dengan
menghilangkan permeabilitas membran dan oleh karena
hilangnya substansi seluler menyebabkan sel menjadi lisis. Obat
obat yang memiliki aktivitas ini antara lain polimiksin,
amfoterisin B, gramisidin, nistatin, kolistin
• Menghambat sintesa folat
mekanisme kerja ini terdapat pada obat-obat seperti sulfonamida dan
trimetoprim. Bakteri tidak dapat mengabsorbsi asam folat, tetapi
harus membuat asam folat dari PABA (asam para amino benzoat),
dan glutamat. Sedangkan pada manusia, asam folat merupakan
vitamin dan kita tidak dapat mensintesis asam folat. Hal ini menjadi
suatu target yang baik dan selektif untuk senyawa-senyawa
antimikroba.

• Mengganggu sintesis DNA


mekanisme kerja ini terdapat pada obat-obat seperti metronidasol,
kinolon, novobiosin. Obat-obat ini menghambat asam
deoksiribonukleat (DNA) girase sehingga menghambat sintesis
DNA. DNA girase adalah enzim yang terdapat pada bakteri yang
menyebabkan terbukanya dan terbentuknya superheliks pada DNA
sehingga menghambat replikasi DNA.
Efek samping dari antibiotika yaitu :

• Sensitisasi/hipersensitif, seperti gatal-gatal, kulit kemerah-merahan,


bentol-bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi syok. Contohnya
penisilin dan klorampenikol.
• Resistensi, terjadi bila obat digunakan dengan dosis yang terlalu
rendah atau waktu terapi kurang lama. Untuk mencegah resistensi
dianjurkan menggunakan kemoterapi dengan dosis yang tepat atau
dengan menggunakan kombinasi obat.
• Superinfeksi, yaitu infeksi sekunder yang timbul selama
pengobatan dimana sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan
penyebab infeksi yang pertama. Selain antibiotik yang menekan
sistem kekebalan tubuh yaitu kortikosteroid dan imunosupressiva
lainnya dapat menimbulkan supra infeksi.

Anda mungkin juga menyukai