Anda di halaman 1dari 52

INFEKSI PARASIT

(MALARIA)
Oleh Kelompok 4:
Auda Humaira (1501004)
Citra Handayani (1501005)
Dhea Rizky WP (1501007)
Dilla Aprila Nanda (1501008)
Disa Pratiwi (1501009)
Dita Aldina (1501010)
Dora Rosalina S (1501011)
Sub bab bahasan
• Definisi Infeksi Parasit
• Malaria
• Kasus
• Penyelesaian Kasus
DEFINISI INFEKSI PARASIT
• Infeksi : proses invasi dan multiplikasi berbagai
mikroorganisme ke dalam tubuh (seperti bakteri,
virus, jamur, dan parasit).
• Parasit : adalah organisme yang membutuhkan
makhluk hidup lain sebagai sumber makanan
sehingga dapat merugikan kehidupan bahkan dapat
menimbulkan kematian pada hospes nya.
INFEKSI PARASIT

Proses invasi dan multiplikasi


suatu parasit kedalam tubuh
sehingga menimbulkan infeksi
Infeksi Parasit dapat disebabkan oleh
3 organisme:
• Protozoa
• Helmint (cacing)
• Ektoparasit seperti serangga
Definisi Malaria

MALARIA

Penyakit infeksi menular yang disebabkan parasit


malaria, suatu protozoa dari genus Plasmodium,
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles.
Nyamuk anopheles Plasmodium
Etiologi Malaria

Di Indonesia dikenal 4 jenis spesies Plasmodium


penyebab malaria pada manusia, yaitu :

• Plasmodium falciparum  penyebab malaria tropika


• Plasmodium vivax  penyebab malaria tertiana
• Plasmodium malariae  penyebab malaria quartana
• Plasmodium ovale penyebab malaria ovale
Siklus Hidup Plasmodium

Siklus sporogoni (seksual) Siklus skizogoni (aseksual)

Di sebut juga siklus seksual, yang Di sebut juga siklus aseksual, yang
terjadi di dalam tubuh nyamuk terjadi di dalam tubuh manusia

Siklus eksoeritrositik Siklus eritrositik


Siklus Hidup Plasmodium
Masa prepaten  waktu antara terjadinya infeksi
hingga ditemukannya parasit malaria didalam darah
Masa inkubasi  waktu terjadinya infeksi pertama kali
hingga timbulnya penyakit
Vektor Malaria
Nyamuk Anopheles adalah vektor siklik satu-
satunya dari malaria manusia. Dari sekitar 400
spesies Anopheles, hanya sekitar 70 spesies yang
menjadi vektor malaria.
• Jawa & Bali : Anopheles sundaicus, Anopheles
aconitus
• Irian Jaya : Anopheles farauti, Anopheles punctulatus
• Kalimantan : Anopheles balabacensis
• Sumatera : Anopheles barbirostris
Cara Infeksi Malaria

Alamiah Non Alamiah


Gigitan nyamuk Tranfusi darah
Anopheles betina
yang terinfeksi
Gejala Malaria
Gejala utama yang khas pada malaria disebut “trias
malaria” yang terdiri dari 3 stadium yaitu :
• Stadium menggigil : berlangsung 15 menit sampai 1
jam
• Stadium puncak demam : suhu tubuh naik hingga
41º C , berlangsung 2 sampai 6 jam
• Stadium berkeringat : suhu tubuh turun drastis,
berlangsung 2 sampai 4 jam
• Pada malaria, dapat ditemukan gejala lain seperti
nyeri kepala, mual, muntah, diare, pegal-pegal, dan
nyeri otot .
• Pemeriksaan fisik yang ditemukan lainnya yang
merupakan gejala khas malaria adalah :
 Splenomegali
 Hepatomegali
 Anemia
Bahaya Malaria
• Jika tidak ditangani segera dapat menjadi malaria
berat yang menyebabkan kematian
• Malaria dapat menyebabkan anemia yang
mengakibatkan penurunan kualitas sumber daya
manusia
• Malaria pada wanita hamil jika tidak diobati dapat
menyebabkan keguguran, lahir kurang bulan
(prematur) dan berat badan lahir rendah (BBLR) serta
lahir mati.
Malaria Berat
Ditemukannya Plasmodium falciparum stadium
aseksual dengan minimal satu dari manifestasi klinis
atau didapatkan temuan hasil laboratorium (WHO,
2015) :
Pencegahan Malaria
• Mencegah gigitan nyamuk  menggunakan
kelambu, repelen, kawat kasa nyamuk
• Pengendalian vektor  4M (menguras, mengubur,
menutup, memantau)
• Kemoprofilaksis
Diagnosa Malaria
• Pemeriksaan fisik
 Suhu tubuh aksiler ≥ 37,5°C
 Konjungtiva atau telapak tangan pucat
 Sklera ikterik
 Pembesaran Limpa (splenomegali)
 Pembesaran hati (hepatomegali)
• Pemeriksaan Lab
a. Pemeriksaan dengan mikroskop
Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis di
Puskesmas/lapangan/ rumah sakit/laboratorium
klinik untuk menentukan:
 Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif)
 Spesies dan stadium plasmodium
 Kepadatan parasit.
Diulang setiap 12 jam selama 3 hari
b. Pemeriksaan dengan uji diagnostik cepat (Rapid
Diagnostic Test)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen
parasit malaria, dengan menggunakan metoda
imunokromatografi.
Algoritma Terapi
Terapi Farmakologi
Malaria tanpa komplikasi
1) Malaria falsiparum dan Malaria vivaks
• Pengobatan : ACT + primakuin
• Dosis ACT untuk malaria falsiparum sama dengan malaria
vivaks
• Primakuin untuk malaria falsiparum hanya diberikan pada
hari pertama saja dengan dosis 0,25 mg/kgBB
• Primakuin untuk malaria vivaks selama 14 hari dengan
dosis 0,25 mg /kgBB
• Primakuin tidak boleh diberikan pada bayi usia < 6 bulan
• Pengobatan malaria falsiparum dan malaria vivaks
Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) + Primakuin
Catatan
• Dosis pemberian DHP berdasarkan berat badan, apabila
penimbangan berat badan tidak dapat dilakukan maka
pemberian obat dapat berdasarkan kelompok umur.
• Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat
badan (pada tabel pengobatan), maka dosis yang dipakai
adalah berdasarkan berat badan.
• Apabila pasien P.falciparum dengan BB >80 kg datang
kembali dalam waktu 2 bulan setelah pemberian obat
dan pemeriksaan Sediaan Darah masih positif
P.falciparum, maka diberikan DHP dengan dosis
ditingkatkan menjadi 5 tablet/hari selama 3 hari.
2) Pengobatan malaria vivaks yang relaps
Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh) diberikan
dengan regimen ACT yang sama tapi dosis Primakuin
ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari.
3) Pengobatan malaria ovale
Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan ACT yaitu
DHP ditambah dengan Primakuin selama 14 hari. Dosis
pemberian obatnya sama dengan untuk malaria vivaks.
4) Pengobatan malaria malariae
Pengobatan P. malariae cukup diberikan ACT 1 kali perhari
selama 3 hari, dengan dosis sama dengan pengobatan malaria
lainnya dan tidak diberikan primakuin
5) Pengobatan infeksi campur P. Falciparum + P. vivax/P.ovale
Pada penderita dengan infeksi campur diberikan ACT selama 3
hari serta primakuin dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari selama
14 hari.
• Sebaiknya dosis pemberian obat berdasarkan berat badan,
apabila penimbangan berat badan tidak dapat dilakukan maka
pemberian obat dapat berdasarkan kelompok umur.
• Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan
(pada tabel pengobatan), maka dosis yang dipakai adalah
berdasarkan berat badan.
• Untuk anak dengan obesitas gunakan dosis berdasarkan berat
badan ideal.
• Primakuin tidak boleh diberikan pada ibu hamil.
PENGOBATAN MALARIA PADA IBU HAMIL
• Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama
dengan pengobatan pada orang dewasa lainnya.
• Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin.
MALARIA BERAT
1) Pengobatan malaria berat di Puskesmas/Klinik non
Perawatan
Jika puskesmas/klinik tidak memiliki fasilitas rawat
inap, pasien malaria berat harus langsung dirujuk ke
fasilitas yang lebih lengkap. Sebelum dirujuk berikan
artesunat intramuskular (dosis 2,4mg/kgbb)
2) Pengobatan malaria berat di Puskesmas/Klinik
Perawatan atau Rumah Sakit
• Artesunat intravena merupakan pilihan utama. Jika tidak
tersedia dapat diberikan kina drip.
• Artesunat parenteral  vial yang berisi 60 mg serbuk kering
asam artesunik dan pelarut dalam ampul yang berisi natrium
bikarbonat 5%.
• Keduanya dicampur untuk membuat 1 ml larutan sodium
artesunat.
• Kemudian diencerkan dengan Dextrose 5% atau NaCL 0,9%
sebanyak 5 ml sehingga didapat konsentrasi 60 mg/6ml
(10mg/ml).
• Obat diberikan secara bolus perlahan-lahan.
• Artesunat diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgbb intravena sebanyak
3 kali jam ke 0, 12, 24. Selanjutnya diberikan 2,4 mg/kgbb intravena
setiap 24 jam sehari sampai penderita mampu minum obat.
• Kina drip bukan merupakan obat pilihan utama untuk malaria berat. Obat
ini diberikan pada daerah yang tidak tersedia artesunat
intramuskular/intravena.
• Obat ini dikemas dalam bentuk ampul kina dihidroklorida 25%. Satu ampul
berisi 500 mg / 2 ml.
Pemberian kina pada dewasa :
• Loading dose : 20 mg garam/kgbb dilarutkan dalam 500 ml (hati-hati
overload cairan) dextrose 5% atau NaCl 0,9% diberikan selama 4 jam
pertama.
• 4 jam kedua hanya diberikan cairan dextrose 5% atau NaCl 0,9%.
• 4 jam berikutnya berikan kina dengan dosis rumatan 10 mg/kgbb dalam
larutan 500 ml (hati-hati overload cairan) dekstrose 5 % atau NaCl.
• 4 jam selanjutnya, hanya diberikan cairan Dextrose 5% atau NaCl 0,9%.
• Setelah itu diberikan lagi dosis rumatan seperti diatas sampai penderita
dapat minum kina per-oral.
• Bila sudah diberikan kina iv diganti dengan kina tablet
peroral dengan dosis 10 mg/kgbb/kali diberikan tiap 8
jam. Kina oral diberikan bersama doksisiklin atau
tetrasiklin pada orang dewasa atau klindamisin pada ibu
hamil. Dosis total kina selama 7 hari dihitung sejak
pemberian kina perinfus yang pertama.
Pemberian kina pada anak :
Kina HCl 25 % (per-infus) dosis 10 mg/kgbb (bila umur < 2
bulan : 6 - 8 mg/kg bb) diencerkan dengan Dekstrosa 5 %
atau NaCl 0,9 % sebanyak 5 - 10 cc/kgbb diberikan
selama 4 jam, diulang setiap 8 jam sampai penderita
dapat minum obat.
Pengobatan malaria berat pada ibu hamil
• Pengobatan malaria berat untuk ibu hamil dilakukan
dengan memberikan artesunat injeksi atau kina HCl
drip intravena.
KASUS
Nn. St, 26 tahun sebagai karyawan sebuah swalayan. Datang
berobat dengan :
Keluhan utama : demam tinggi disertai menggigil dan muntah-
muntah.
RPS : lebih kurang sejak 2 minggu yang lalu os demam, kadang
menggigil dan berkeringat, sakit kepala. Nafsu makan
menurun, sejak 4 hari yang lalu os tidak dapat makan dan
minum lagi. Perut terasa sakit. Apapun yang dimakan dan
yang diminum keluar lagi / dimuntahkan. BAB 1 kali sehari
konsistensi lembek, warna tidak normal. BAK warna seperti
teh. Nn. St sudah berobat ke bidan tetapi tidak ada perubahan
setelah mengkonsumsi obat-obat pemberian bidan tersebut.
RPD : Nn.st tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.
Pemeriksaan umum :
Keadaan umum lemah, kesadaran baik.
TD : 90/60 mmHg , RR 28 kali/ menit, nadi : 98 kali/menit, lemah, teratur. Suhu : 39oc
Fisik diagnostik :
- Konjungtiva pucat
- Splenomengali 2 jari dibawah arcus costa
- Lever tdk ada pembesaran
- Kaku duduk (-)
- Peristaltik usus dbn
Pemeriksaan laboratorium :
- Hb : 10,2
- RDT malaria : positif 2 ( malaria mix )
Diagnosa kerja : malaria dengan komplikasi
PENYELESAIAN KASUS

SUBJEKTIF
OBJEKTIF
ASSESMENT
PLAN
SUBJEKTIF

Nama : Nn. ST
Umur : 26 tahun
Profesi : karyawan swalayan

Keluhan utama : demam tinggi disertai menggigil dan muntah


muntah
RPS : 2 minggu yang lalu demam , kadang menggigil dan
berkeringat, sakit kepala, nafsu makan menurun, 4 hari yang
lalu tidak dapat makan dan minum. Perut sakit, apapun yang
dimakan dimuntahkan lagi. BAB 1x sehari, konsistensi lembek,
warna tidak normal. Buang air kecil warna sepeti teh. Tidak ada
perubahan setelah mengkonsumsi obat pemberian bidan
RPD : -
OBJEKTIF

PEMERIKSAAN
HASIL NORMAL KETERANGAN
UMUM

Nadi 98 kali/ menit 60- 100 Kali/ menit Normal

Tekanan Darah 90/60 mmHg 120/80 mmHg Rendah

Suhu Tubuh 39ᵒC 36-37,5 ᵒC Demam

RR 28 kali/ menit 16-20 kali/menit Abnormal


Keadaan umum
 Lemah
 Kesadaran baik
Fisik Diagnostik
 Konjungtiva pucat
 Splenomegali 2 jari dibawah arcus corta
 Lever tidak ada pembesaran
 Kaku kuduk (-)
 Peristaltik usus dbn
Pemeriksaan Laboratorium
 HB 10,2
 RDT malaria : positif 2 (malaria mix)
Diagnosa kerja : malaria dengan komplikasi
Assesment

• Pasien mengalami anemia akibat penghancuran sel darah


merah yang berlebihan oleh parasit malaria, oleh sebab itu
pasien mengalami mengalami konjungtiva pucat dan nilai Hb
yang menurun.
• Splenomegali pada pasien terjadi akibat poliferasi makrofag
akibat banyaknya sel darah merah yang mati akibat
penghancuran.
• Warna BAB dan BAK yang tidak normal dapat di akibatkan
karena penghancuran sel darah merah terus-menerus
sehingga terjadi sumbatan dan gangguan mikrosirkulasi di
ginjal.
• Berdasarkan hasil yang didapat disimpulkan pasien menderita
penyakit malaria berat dengan komplikasi anemia.
Plan

• Melakukan pengobatan radikal yaitu membunuh


semua stadium parasityang ada di dalam tubuh.
• Melakukan pengobatan simtomatik , serta
melakukan penanganan komplikasi
• Melakukan KIE pada pasien
• Monitoring
• Tindak lanjut terhadap hasil monitoring disertai
dengan konseling kepada pasien
Terapi Farmakologi

• Mengatasi dehidrasi: Infus RL 10- 20 ml/Kg BB.


• Antipiretik : Parasetamol
• Antiemetik: Metoclopramide
• Antimalaria : Artesunat diberikan dengan dosis 2,4
mg/kgbb intravena sebanyak 3 kali jam ke 0, 12, 24.
Selanjutnya diberikan 2,4 mg/kgbb intravena setiap
24 jam sehari sampai penderita mampu minum obat.
• Bila penderita sudah dapat minum obat, maka
pengobatan dilanjutkan regimen artesunat +
amodiakuin + primakuin ( lini I pengobatan malaria
falsiparum)
• Atesunate + Amodiakuin kombinasi diberikan per oral
selama tiga hari dengan dosis tunggal harian, sebagai
berikut:
- Amodiakuin basa 10 mg/kg bb
- Artesunat 4 mg/kg bb.
Infus RL ( Ringer Laktat)

• Indikasi
Mengatasi dehidrasi, menggantikan cairan
ekstraselular tubuh dan ion klorida yang hilang,
mengembalikan keseimbangan elektrolit. Infus RL
diindikasikan pada pasien ini untuk
mengembalikan keseimbangan elektrolit pada
keadaan lemas dan mual yang dialami oleh pasien
karena kurang tercukupi asupan makanan.
• Dosis : 10 – 20 ml/Kg BB.
• Interaksi : -
Parasetamol

• Indikasi
Sebagai antipiretik atau analgesik yang digunakan untuk
menurunkan panas yang dialami pasien.
• Dosis
Dosis untuk dewasa sebesar 500-1000 mg tiap 4-6 jam atau
maksimal 4x dalam sehari.
• Interaksi
Etanol dan phenytoin: meningkatkan efek hepatotoksik;
Hydrantoins dan Sulfapyrazone : menurunkan efek
paracetamol (Tatro, 2003).
• Aturan pakai
3-4 kali sehari setelah makan, dosis 15 mg/Kg BB
Metoclopramid

• Indikasi :mencegah dan meredakan mual dan muntah


• Dosis : 10 mg, 1-3 kali sehari
• Interaksi : Obat antipsikotik
• Efek samping : Sakit kepala, Pusing, Gelisah, Mual, Diare,
Impoten, Kelainan darah, Gangguan menstruasi, Ginekomastia,
Galaktorea atau keluar ASI.
Artesunat

• Formula: Tablet mengandung 50 mg sodium artesunat -


Ampul intramuscular/ intravena injeksi mengandung 60 mg,
sod.artesunate dalam 1 ml larutan injeksi.
• Dosis
Malaria komplikasi : Artesunat 2,4 mg/ KgBB intravena selama
2 menit, diulang setelah 12 jam dengan dosis sama.
Selanjutnya 2,4 mg/kg BB (iv/im 1 x 1 hari) sampai penderita
mampu minum obat.
• Efek samping : Sakit kepala, mual muntah, sakit perut,
demam, hematuria, gatal-gatal.
Terapi Non Farmakologi

• Istirahat yang cukup


• Banyak minum air putih
• Banyak Mengkonsumsi makanan yang bernutrisi

Anda mungkin juga menyukai