Anda di halaman 1dari 62

Materi 4

PENDAPATAN ASLI
DAERAH (PAD)
EKONOMI
PUBLIK
“PAJAK DAERAH”
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

Dasar hukum:
 Undang-Undang 33/2004 (Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah)
 Undang-Undang 28/2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah

msubandi@unikarta.ac.id 2 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


Pendapatan Asli Daerah (PAD)

 Pendapatan yang diperoleh Daerah


yang dipungut berdasarkan Peraturan
Daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan

msubandi@unikarta.ac.id 3 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


PAJAK DAERAH

 kontribusi wajib kepada Daerah yang


terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan Daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

msubandi@unikarta.ac.id 4 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


RETRIBUSI DAERAH

 pungutan Daerah sebagai pembayaran


atas jasa atau pemberian izin tertentu
yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau Badan

msubandi@unikarta.ac.id 5 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


PAJAK
DAERAH
JENIS PAJAK

1) Jenis Pajak Provinsi


2) Jenis Pajak Kabupaten/Kota

msubandi@unikarta.ac.id 7 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


1) Jenis Pajak Provinsi

a. Pajak Kendaraan Bermotor;


b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor;
d. Pajak Air Permukaan; dan
e. Pajak Rokok

msubandi@unikarta.ac.id 8 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


2) Jenis Pajak Kabupaten/Kota

a. Pajak Hotel; h. Pajak Air Tanah;


b. Pajak Restoran; i. Pajak Sarang Burung
c. Pajak Hiburan; Walet;
d. Pajak Reklame; j. Pajak Bumi dan
e. Pajak Penerangan Jalan; Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan; dan
f. Pajak Mineral Bukank. Bea Perolehan Hak atas
Logam dan Batuan Tanah dan Bangunan.
g. Pajak Parkir;

msubandi@unikarta.ac.id 9 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


1) Jenis Pajak Provinsi
a. PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

 Objek Pajak: kepemilikan dan/atau penguasaan


Kendaraan Bermotor
 Subjek Pajak: orang pribadi atau Badan yang
memiliki dan/atau menguasai Kendaraan
Bermotor.
 Wajib Pajak: orang pribadi atau Badan yang
memiliki Kendaraan Bermotor

msubandi@unikarta.ac.id 11 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


msubandi@unikarta.ac.id 12 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Dasar Pengenaan Pajak:

 Nilai Jual Kendaraan Bermotor; dan


 bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat
kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan
akibat penggunaan Kendaraan Bermotor.

msubandi@unikarta.ac.id 13 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


Tarif Pajak:

 Kepemilikan pertama= 1%-2%


 Kepemilikan kedua dst= 2%-10%
 Ambulans, PMK, Lembaga Sosial keagamaan,
Pemerintah/TNI/Polri, Pemda = 0,5%-1%
 Alat berat= 0,1%-0,2%

msubandi@unikarta.ac.id 14 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


b. BEA BALIK NAMA KENDARAAN
BERMOTOR

 Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor


adalah orang pribadi atau Badan yang dapat
menerima penyerahan Kendaraan Bermotor.
 Wajib Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
adalah orang pribadi atau Badan yang menerima
penyerahan Kendaraan Bermotor

msubandi@unikarta.ac.id 15 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


msubandi@unikarta.ac.id 16 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Tarif Pajak Bea Balik Nama:

 penyerahan pertama sebesar 20% ; dan


 penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 1%
 Alat Berat:
 penyerahan pertama sebesar 0,75%; dan
 penyerahan kedua dan seterusnya sebesar
0,075%.

msubandi@unikarta.ac.id 17 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


c. PAJAK BAHAN BAKAR
KENDARAAN BERMOTOR
 Subjek Pajak: konsumen Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
 Wajib Pajak: orang pribadi atau Badan yang menggunakan
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
 Pemungutan Pajak: oleh penyedia Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor.
 Penyedia Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah
produsen dan/atau importir Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor, baik untuk dijual maupun untuk digunakan
sendiri

msubandi@unikarta.ac.id 18 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


msubandi@unikarta.ac.id 19 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Tarif Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor:

 Tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor


ditetapkan paling tinggi sebesar 10%
 Khusus tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor untuk bahan bakar kendaraan umum
dapat ditetapkan paling sedikit 50% lebih rendah
dari tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor untuk kendaraan pribadi.

msubandi@unikarta.ac.id 20 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


d. PAJAK AIR PERMUKAAN

 Objek Pajak: pengambilan dan/atau pemanfaatan Air


Permukaan
 Subjek Pajak: orang pribadi atau Badan yang
dapat melakukan pengambilan dan/atau
pemanfaatan Air Permukaan.
 Wajib Pajak: orang pribadi atau Badan yang
melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan
Air Permukaan

msubandi@unikarta.ac.id 21 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


msubandi@unikarta.ac.id 22 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Tarif Pajak Air Permukaan:

 Tarif Pajak Air Permukaan ditetapkan paling


tinggi sebesar 10%
 Tarif Pajak Air Permukaan ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.

msubandi@unikarta.ac.id 23 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


e. PAJAK ROKOK

 Objek Pajak: konsumsi rokok


 Subjek Pajak: konsumen rokok.
 Wajib Pajak: pengusaha pabrik rokok/produsen
dan importir rokok yang memiliki izin berupa
Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai

msubandi@unikarta.ac.id 24 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


msubandi@unikarta.ac.id 25 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Tarif Pajak Rokok:

 Tarif Pajak Rokok ditetapkan sebesar 10% dari


cukai rokok
 Penerimaan Pajak Rokok, baik bagian provinsi
maupun bagian kabupaten/kota, dialokasikan
paling sedikit 50% untuk mendanai pelayanan
kesehatan masyarakat dan penegakan hukum
oleh aparat yang berwenang

msubandi@unikarta.ac.id 26 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


2) Jenis Pajak
Kab/Kota
a. PAJAK HOTEL

 Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang


disediakan oleh Hotel dengan pembayaran,
termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan
Hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan
kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan
hiburan
 Subjek Pajak: orang pribadi atau Badan yang
melakukan pembayaran kepada orang pribadi
atau Badan yang mengusahakan Hotel.
 Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan
yang mengusahakan Hotel
msubandi@unikarta.ac.id 28 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Tarif Pajak Hotel:

 Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi


sebesar 10%
 Tarif Pajak Hotel ditetapkan dengan Peraturan
Daerah

msubandi@unikarta.ac.id 29 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


b. PAJAK RESTORAN

 Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang


disediakan oleh Restoran
 Subjek Pajak: orang pribadi atau Badan yang
membeli makanan dan/atau minuman dari
Restoran.
 Wajib Pajak: orang pribadi atau Badan yang
mengusahakan Restoran

msubandi@unikarta.ac.id 30 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


msubandi@unikarta.ac.id 31 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Tarif Pajak Restoran:

 Tarif Pajak Restoran ditetapkan paling tinggi


sebesar 10%
 Tarif Pajak Hotel ditetapkan dengan Peraturan
Daerah

msubandi@unikarta.ac.id 32 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


msubandi@unikarta.ac.id 33 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
c. PAJAK HIBURAN

 Objek Pajak Hiburan adalah jasa


penyelenggaraan Hiburan dengan dipungut
bayaran
 Subjek Pajak: orang pribadi atau Badan yang
menikmati Hiburan.
 Wajib Pajak: orang pribadi atau Badan yang
menyelenggarakan Hiburan

msubandi@unikarta.ac.id 34 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


msubandi@unikarta.ac.id 35 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Jenis Hiburan:

a. tontonan film, g. permainan bilyar, golf,


b. pagelaran kesenian, dan boling;
musik, tari/busana, h. pacuan kuda, kendaraan
c. Kontes kecantikan, bermotor, dan
binaraga, dan sejenisnya permainan ketangkasan;
d. Pameran i. panti pijat, refleksi,
e. diskotik, karaoke, klab mandi uap/spa, dan
malam, dan sejenisnya; pusat kebugaran (fitness
center); dan
f. sirkus, akrobat, dan
sulap; j. pertandingan olahraga
msubandi@unikarta.ac.id 36 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
msubandi@unikarta.ac.id 37 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Tarif Pajak Hiburan:
 Tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 35%
 Khusus untuk Hiburan berupa pagelaran busana,
kontes kecantikan, diskotik, karaoke, klab malam,
permainan ketangkasan, panti pijat, dan mandi
uap/spa, tarif Pajak Hiburan dapat ditetapkan paling
tinggi sebesar 75%
 Khusus Hiburan kesenian rakyat/tradisional dikenakan
tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 10%
 Tarif Pajak Hiburan ditetapkan dengan Peraturan
Daerah
msubandi@unikarta.ac.id 38 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
d. PAJAK REKLAME

 Objek Pajak Reklame adalah semua


penyelenggaraan Reklame
 Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi
atau Badan yang menggunakan Reklame.
 Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau
Badan yang menyelenggarakan Reklame

msubandi@unikarta.ac.id 39 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


msubandi@unikarta.ac.id 40 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Jenis Reklame:

a. Reklame e. Reklame berjalan,


papan/billboard/videotr termasuk pada
on/megatron dan kendaraan;
sejenisnya; f. Reklame udara;
b. Reklame kain; g. Reklame apung;
c. Reklame melekat, h. Reklame suara;
stiker; i. Reklame film/slide; dan
d. Reklame selebaran; j. Reklame peragaan.
msubandi@unikarta.ac.id 41 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
msubandi@unikarta.ac.id 42 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Tarif Pajak Reklame:

 Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi sebesar


25%
 Tarif Pajak Reklame ditetapkan dengan Peraturan Daerah

msubandi@unikarta.ac.id 43 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


e. PAJAK PENERANGAN JALAN

 Objek Pajak Penerangan Jalan adalah penggunaan


tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun
yang diperoleh dari sumber lain
 Subjek Pajak Penerangan Jalan adalah orang
pribadi atau Badan yang dapat menggunakan
tenaga listrik.
 Wajib Pajak Penerangan Jalan adalah orang
pribadi atau Badan yang menggunakan tenaga
listrik
msubandi@unikarta.ac.id 44 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
msubandi@unikarta.ac.id 45 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Tarif Pajak Penerangan Jalan:

 Tarif Pajak ditetapkan paling tinggi sebesar 10%


 Penggunaan tenaga listrik dari sumber lain oleh industri,
pertambangan minyak bumi dan gas alam, tarif Pajak
Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 3%.
 Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif
Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar
1,5%
 Tarif Pajak ditetapkan dengan Peraturan Daerah
msubandi@unikarta.ac.id 46 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
f. PAJAK MINERAL BUKAN
LOGAM DAN BATUAN

 Objek Pajak: kegiatan pengambilan Mineral


Bukan Logam dan Batuan
 Subjek Pajak: orang pribadi atau Badan yang
dapat mengambil Mineral Bukan Logam dan
Batuan.
 Wajib Pajak: orang pribadi atau Badan yang
mengambil Mineral Bukan Logam dan Batuan
msubandi@unikarta.ac.id 47 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
msubandi@unikarta.ac.id 48 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Jenis mineral bukan logam dan batuan:
1) asbes; 13) gips; 27)talk;
2) batu tulis; 14) kalsit; 28)tanah serap
3) batu setengah 15)kaolin; (fullers earth);
permata; 16)leusit; 29)tanah diatome;
4) batu kapur; 17)magnesit; 30)tanah liat;
5) batu apung; 18)mika; 31)tawas (alum);
6) batu permata; 19)marmer; 32)tras;
7) bentonit; 20)nitrat; 33)yarosif;
8) dolomit; 21)opsidien; 34)zeolit;
9) feldspar; 22)oker; 35)basal;
10) garam batu 23)pasir dan kerikil; 36)trakkit; dan
(halite); 24)pasir kuarsa; 37)Mineral Bukan
11) grafit; 25)perlit; Logam
12) granit/andesit;
msubandi@unikarta.ac.id
26)phospat;
49 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
msubandi@unikarta.ac.id 50 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Tarif Pajak Mineral Bukan Logam:

 Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan


paling tinggi sebesar 25%
 Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.

msubandi@unikarta.ac.id 51 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


g. PAJAK PARKIR
 Objek Pajak Parkir adalah penyelenggaraan
tempat Parkir di luar badan jalan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha
maupun yang disediakan sebagai suatu usaha,
termasuk penyediaan tempat penitipan
kendaraan bermotor.
 Subjek Pajak Parkir adalah orang pribadi atau
Badan yang melakukan parkir kendaraan
bermotor.
 Wajib Pajak Parkir adalah orang pribadi atau
Badan yang menyelenggarakan tempat Parkir
msubandi@unikarta.ac.id 52 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Tarif Pajak Parkir:

 Tarif Pajak Parkir ditetapkan paling tinggi sebesar 30%


 Tarif Pajak Parkir ditetapkan dengan Peraturan Daerah

msubandi@unikarta.ac.id 53 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


h. PAJAK AIR TANAH

 Objek Pajak Air Tanah adalah pengambilan


dan/atau pemanfaatan Air Tanah
 Subjek Pajak Air Tanah adalah orang pribadi
atau Badan yang melakukan pengambilan
dan/atau pemanfaatan Air Tanah.
 Wajib Pajak Air Tanah adalah orang pribadi
atau Badan yang melakukan pengambilan
dan/atau pemanfaatan Air Tanah.
msubandi@unikarta.ac.id 54 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Tarif Pajak Air Tanah:
 Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan paling tinggi sebesar 20%
 Tarif Pajak ditetapkan dengan Peraturan Daerah

msubandi@unikarta.ac.id 55 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


h. PAJAK SARANG BURUNG
WALET
 Objek Pajak Sarang Burung Walet adalah
pengambilan dan/atau pengusahaan Sarang
Burung Walet
 Subjek Pajak: orang pribadi atau Badan yang
melakukan pengambilan dan/atau
mengusahakan Sarang Burung Walet.
 Wajib Pajak: orang pribadi atau Badan yang
melakukan pengambilan dan/atau
mengusahakan Sarang Burung Walet
msubandi@unikarta.ac.id 56 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Tarif Pajak Sarang Burung Walet:

 Tarif Pajak Sarang Burung Walet ditetapkan paling tinggi


sebesar 10%
 Tarif Pajak Sarang Burung Walet ditetapkan dengan
Peraturan Daerah

msubandi@unikarta.ac.id 57 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


i. PAJAK BUMI BANGUNAN
PERDESAAN DAN PERKOTAAN
 Objek Pajak: Bumi dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai,
dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali
kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,
perhutanan, dan pertambangan
 Subjek Pajak: orang pribadi atau Badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau memperoleh
manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau
memperoleh manfaat atas Bangunan.
 Wajib Pajak: orang pribadi atau Badan yang secara nyata
mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau memperoleh
manfaat atas Bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau
memperoleh manfaat atas Bangunan
msubandi@unikarta.ac.id 58 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Tarif Pajak PBB Perdesaan &
Perkotaan:
 Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3%
 Tarif Pajak ditetapkan dengan Peraturan Daerah

msubandi@unikarta.ac.id 59 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


j. PAJAK BEA PEROLEHAN HAK
ATAS TANAH DAN BANGUNAN
 Objek Pajak: Perolehan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan
 Subjek Pajak: orang pribadi atau Badan yang
memperoleh Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan.
 Wajib Pajak: orang pribadi atau Badan yang
memperoleh Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan
msubandi@unikarta.ac.id 60 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta
Tarif Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan:
 Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
ditetapkan paling tinggi sebesar 5%
 Tarif Pajak ditetapkan dengan Peraturan Daerah

msubandi@unikarta.ac.id 61 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta


SEKIAN

msubandi@unikarta.ac.id 62 Ekonomi Publik @Fisip_Unikarta

Anda mungkin juga menyukai