Anda di halaman 1dari 49

IMBALAN KERJA

21/01/2019 Tata Salta


UU NO.13 TAHUN 2003

PEMUTUSAN
HUBUNGAN
KERJA

HUBUNGAN
PENGUPAHAN
KERJA

UU NO.13 TAHUN 2003

21/01/2019 Tata Salta


UU NO.13 TAHUN 2003

Siapa sajakah yang merupakan subjek UU No.13 Tahun


2003?

• Berdasarkan UU No.13 Tahun 2003 pasal 1, pengusaha


adalah perorangan, persekutuan baik fa maupun CV,
badan hukum yang berdiri sendiri seperti, yayasan,
koperasi, PT dan organisasi nirlaba, baik LSM maupun
organisasi yang dibentuk pemerintah,

• Badan Usaha Milik Negara.


21/01/2019 Tata Salta
JENIS IMBALAN KERJA
VERSI UU. NO. 13 TAHUN 2003

• Imbalan Kerja Jangka Pendek (IKJP) terdiri dari:


– gaji
– Uang lembur,
– bonus,
– Cuti tahunan,
– THR dan tunjangan lainnya

• Imbalan Pasca Kerja (IPK) terdiri dari:


– Uang Pesangon (UP),
– Uang Penghargaan Masa Kerja (PMK),
– Uang Penggantian Hak (UPH).
21/01/2019 Tata Salta
UU NO.13 TAHUN 2003

PROGRAM IMBALAN PASCA KERJA SECARA UMUM


DIKELOMPOKKAN MENJADI DUA JENIS, YAITU PROGRAM
IMBALAN PASTI DAN IURAN PASTI

DENGAN BERLAKUNYA UU NO.13 TAHUN 2003, MAKA


IMBALAN PASCA KERJA YANG TERDIRI DARI PESANGON,
PENGHARGAAN MASA KERJA, DAN UANG PENGGANTIAN
HAK MENJADI BERSIFAT PASTI ATAU DEFINED BENEFIT.
HAL INI SEBAGAIMANA DITEGASKAN DALAM PASAL 167

21/01/2019 Tata Salta


Pengertian Kesejahtran
• Kesejahtraan pekerja meliputi unsur-unsur :
– Senantiasa berkaitan hubungan antara
pemberi kerja dengan pekerja sebagai
peserta.
– Pemberi kerja adalah pihak yg aktif memberi
mamfaat.
– Mamfaat yang diberikan dalam hal pekerja
tidak mampu lagi bekerja, setelah lanjut usia
atau meninggal.

21/01/2019 Tata Salta


Dana Pensiun
Badan hukum yang mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan mamfaat pensiun.

TUJUAN

Karyawan :
Pemberi Karja :
• Rasa Aman terhadap
• Kewajiban Moral
masa depan.
• Loyalitas
•Kompensasi yang
• Kompetisi pasar
lebih baik karena
tenaga kerja :
pekerja m tambahan
konpensasi.
21/01/2019 Tata Salta
Mamfaat Pensiun :
Pensiun Normal

Pensiun Pensiun
Cacat Dipercepat

Pensiun ditunda

21/01/2019 Tata Salta


Sistem Pembayaran Manfaat Pensiun

• Pembayaran secara sekaligus (Lump sum)

• Pembayaran secara berkala ( anuity)

21/01/2019 Tata Salta


Dasar Hukum Pensiun
• PP tentang Dana Pensiun
• UU No.,13 tahun 2003 tentang tenaga
kerja hubungan kerja dan Imbalan kerja
dan Pasca Kerja.

21/01/2019 Tata Salta


PP dana Pensiun UU No 13
• Mengatur :
1. Siapa yang berhak menjadi peserta pensiun
2. Dasar pensiun.
3. mamfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam
bentuk apa.
4. Kapan dapat meninkmatinya dan berapa besar
mamfaat yang dijanjikan kepada peserta.
5. Iuran pensiun.
6. Hak-hak sebelum mencapai usia pensiun
7. Sumber pembiayaan.

21/01/2019 Tata Salta


Janis Program Pensiun
1. Program pensiun memfaat Pasti.
2. Program peniun iuran Pasti.

21/01/2019 Tata Salta


1. Program pensiun mamfaat pasti
:
• Final Earning pension plan.
• Final average earning.
• Career Average earnings.
• Falt benafit

K
• Lebih menekankan pada hasil akhir.
E
L • Mamfaat pensiun ditentukan terlebih dahulu
E
B • Program pensiun manfaat pasti dapat mengakomdasi masa
I
H kerja yg dilalui pekerja
A
N • Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yg
akan diterima pd saat mencapai masa peniun.

Kel • Perusahaan menanggung kekurangan dana apabila hasil


em
ah
investasi tidak mencukupi.
an • Relatif lebih sulit untuk diadministrasikan
21/01/2019• . Tata Salta
2. Program Pensiun Iuran Pasti
• Money Purchase Plan
• Profit Sharing Plan
• Saving plan
• Pendanaan (biaya/iuran) dari perusahaan lebih dapat diperhitungan
Kel atau diperkirakan.
ebi
han • Karyawan dpt memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap
tahun.
• Lebih mudah untuk diadministrasikan

• Penghasilan pd saat pensiun lebih sulit untuk diperkirakan


Kel • Kkaryawan menanggung risiko atas ketidak berhasilan Investasi
em
aha • Tiadak dapat mengakomodasikan masa kerja yang telah dilaui
n karyawan.

21/01/2019 Tata Salta


PROGRAM PENSIUN DG IURAN & TANPA IURAN

1 2

• CONTRIBUTORY, • NON
dimana pekerja dan CONTRIBUTORY,
pemberi kerja dimana pekerja dan
pemberi kerja
diwajibakan diwajibakan
membayara iuran membayara iuran

21/01/2019 Tata Salta


1. Kelebihan cotributory :
• Secara teoritis, program pensiun dengan iuran (
contributory plan ) ini akan mengurangi biaya pemberi
kerja, dg benefit yg sama dibandingkan dg non
contributory plan.
• Iuran karyawan merupakan pengurangan pajak.
• Karyawan akan lebih berkepentingan dan menghargai
program pensiun apabila ikut membayar iuran.
• Apabila karyawan berhenti bekerja sebelum mencapai
usia pensiun, mereka akan memperoleh kembali
akumulasi iuran ditambah hasil pengembanganya.

21/01/2019 Tata Salta


2. Kelebihan non-contributory
1. Dalam contributory karyawan dpt
menuntut, tetapi dalam non-
contributory tidak.
2. Peng administrasian non-
contributory lebihmudah
dibandingkan contributory pensiun
plan.
3. Jumlah gaji pekerja akan lebih
besar karena tidak dipotong untuk
iuran pensiun.
21/01/2019 Tata Salta
Penyelenggaraan Program Pensiun

• Pemberi kerja
Membentuk
sendiri lembaga
dana pensiun.
• Mengikut
sertakan
pekerjanya ke
DPLK lain.
21/01/2019 Tata Salta
UU NO.13 TAHUN 2003
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN IMBALAN PASCA KERJA:
JENIS MANFAAT BESARAN

•Pensiun (psl 167) 2 P + 1 PMK + UPH


•Pekerja meninggal dunia (psl 166) 2 P + 1 PMK+ UPH
•Pekerja mengundurkan diri (psl 162) UPH
Diberhentikan karena:
•Pekerja melakukan kesalahan (psl 158) UP* + UPH
•Pekerja melakukan tindak pidana sehingga
ditahan oleh yang berwajib (psl 160) 1 PMK + UPH
•Pekerja melakukan pelanggaran PKB (psl 161) 1 P + 1 PMK + UPH
•Perubahan status akibat merger & akuisisi (psl 163) 2 P + 1 PMK + UPH
•Perusahaan tutup karena rugi secara terus
menerus (psl 164 ayat 1)** 1 P + 1 PMK + UPH
•Perusahaan melakukan efisiensi (psl 164 ayat 3) 2 P + 1 PMK + UPH
•Perusahaan pailit (psl 165) 1 P + 1 PMK + UPH
•Sakit berkepanjangan (psl 172) 2 P + 2 PMK + UPH
P =Pesangon
UPH: Uang Penggantian Hak
*diatur berdasarkan PKB,
PMK= Penghargaan
** kerugian dibuktikan dengan laporan keuangan 2 tahun terakhir
masa kerja.
yang diaudit oleh akuntan publik
21/01/2019 Tata Salta
UU NO.13 TAHUN 2003
Besarnya perhitungan pesangon sebagaimana diatur dalam
pasal 156 ayat 2 adalah sebagai berikut:

MASA KERJA BESAR PESANGON X


(DALAM TAHUN) UPAH
MK < 1 1
1  MK < 2 2
2  MK < 3 3
3  MK < 4 4
4  MK < 5 5
5  MK < 6 6
6  MK < 7 7
7  MK < 8 8
8  MK 9
21/01/2019 Tata Salta
UU NO.13 TAHUN 2003
Besarnya perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana
diatur dalam pasal 156 ayat 3 adalah sebagai berikut:

MASA KERJA PENGHARGAAN MASA


(DALAM TAHUN) KERJA X UPAH
MK < 3 1
3  MK < 6 2
6  MK < 9 3
9  MK < 12 4
12  MK < 15 5
15  MK < 18 6
18  MK < 21 7
21  MK < 24 8
24  MK 10
21/01/2019 Tata Salta
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

• PSAK No.24 (revisi 2004) merupakan adopsi dari IAS


No.19 tentang, “Employee Benefits” yang dikeluarkan
pada tahun 1999.

• IAS No.19 telah direvisi dengan dikeluarkannya


Amendment to IAS No.19 tentang, “Actuarial Gains and
Losses, Group Plan and Disclosures” pada tahun 2004,

• Amendemen tersebut banyak membahas tentang


alternatif-alternatif perlakuan akuntansi atas laba atau rugi
yang berasal dari perubahan asumsi aktuaria yang
digunakan.
21/01/2019 Tata Salta
AKUNTANSI IKJP

Berdasarkan PSAK No.24 (revisi 2004) par. 9, imbalan


kerja jangka pendek (IKJP) terdiri dari:

• Upah, gaji dan iuran jaminan sosial,


• Cuti berimbalan jangka pendek,
• Hutang bagi laba atau bagi bonus,
• Imbalan non-moneter,
• Tunjangan hari raya (tidak diatur).

21/01/2019 Tata Salta


AKUNTANSI IKJP

Pengakuan dan pengukuran imbalan kerja jangka


pendek:

• Imbalan kerja jangka pendek diakui dengan jumlah


tidak didiskonto (undiscounted basis),

• Diakui sebagai beban operasi pada tahun berjalan.

21/01/2019 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA
KERJA TANPA PENDANAAN

IMBALAN KERJA UNDISCOUNTED

JANGKA PENDEK
PSAK NO.24
(REVISI 2004)

DISCOUNTED
IMBALAN KERJA
EFEKTIF
JANGKA PANJANG
BERLAKU 1 JULI
2004
21/01/2019 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
IMBALAN PASCA KERJA
SEPERTI PESANGON,
PMK, UPH, JHT,
JAMSOSTEK, DLL

IMBALAN KERJA
JANGKA PANJANG

IMBALAN JANGKA PANJANG


LAINNYA SEPERTI CUTI
BERIMBALAN JANGKA PANJANG

21/01/2019 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN

KEWAJIBAN IMBALAN
PASCA KERJA UU NO.13
TAHUN 2003

BERDASARKAN PSAK NO.24 IMBALAN PASCA


KERJA IMBALAN PASTI HARUS DIUKUR
DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PROJECTED UNIT CREDIT

21/01/2019 Tata Salta


PROFESI AKTUARIS DAN AKUNTAN
PUBLIK

MELAKUKAN
PERHITUNGAN AKTUARIS HARUS
BERDASARKAN MELAKUKAN
STANDAR KERJA YANG PERHITUNGAN SECARA
DIKELUARKAN OLEH OBJEKTIF DAN NETRAL,
PERSATUAN AKTUARIS SEHINGGA DAPAT
INDONESIA DITERIMA DALAM
LAPORAN KEUANGAN

AKTUARIS
INDEPENDEN

21/01/2019 Tata Salta


Peranan Aktuaris dan Akuntan Publik
• Aktuaris adalah profesi atau ahli yang bertugas melakukan
penaksiran terhadap tingkat kematian, cacat dini, resiko
ansuransi dan hal-hal lain yang terkait dengan manusia.
• Ahli ini mempelajari ilmu aktuaria yang merupakan cabang
ilmu matematika.
• Aktuaris ditugaskan oleh perusahaan sebagai ahli untuk
melakukan estimasi atas berapa besar imbalan pasca
kerja yang harus diakui pada laporan keuangan.
• Aktuaris haruslah bersifat independen dalam melakukan
tugasnya tanpa memihak manajemen ataupun pekerja.
• Output dari pekerjaan aktuaris adalah laporan yang berisi
tentang perhitungan kewajiban imbalan pasca kerja serta
asumsi-asumsi yang dipakai dalam perhitungan.
21/01/2019 Tata Salta
Peranan Aktuaris dan Akuntan Publik
• Kewajiban imbalan pasca kerja adalah suatu
estimasi akuntansi sehingga perhitungan estimasi
atas kewajiban imbalan pasca kerja adalah
tanggung jawab manajemen.

• Peranan aktuaris hanyalah sebagai ahli yang


membantu manajemen dalam melakukan estimasi.

• Manajemen tetap bertanggung jawab atas estimasi


yang dihasilkan seperti yang dijelaskan pada SA
seksi 342 tentang, ‘Audit atas Estimasi Akuntansi’.
21/01/2019 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN

PSAK NO.24 (REVISI 2004) PAR.75:

ASUMSI
KEUANGAN

ASUMSI
AKTUARIA

ASUMSI
DEMOGRAFI

21/01/2019 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
L
MORTALITAS A
B
TURN OVER A

D
DEMOGRAFI CACAT A
N
KLAIM
KESEHATAN R
U
G
BUNGA DISKONTO
I

KENAIKAN A
KEUANGAN GAJI K
T
HASIL AKTIVA U
PROGRAM A
R
LAIN-LAIN I
A
21/01/2019 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Contoh:
Pada tahun pelaporan 31 Desember 2003 Tuan Tata Salta SE
Ak. bekerja pada Bank “BRI” dengan gaji sebesar Rp
10.000.000 per bulan sebagai Kepala Analis Kredit. Umur pada
tanggal pelaporan adalah 30 tahun dan mulai bekerja pada
saat umur 25 tahun dan akan pensiun pada usia 55. Tingkat
kenaikan gaji diasumsikan 8% per tahun dengan tingkat suku
bunga diskonto 10% per tahun, berapakah imbalan pasca kerja
yang akan dibayar oleh Bank “BRI” dan berapakah kewajiban
yang diakui untuk tahun-tahun yang lalu? Buatlah jurnal
pencatatan pada tahun 2003!
21/01/2019 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Jawab:
Gaji pada saat pensiun = Rp 10.000.000 x (1+0,08)(55-30)
= Rp 10.000.000 x (6,84848)
= Rp 68.484.800

(a) 2 x pesangon = 2 x Rp 68.484.800 x 9 = Rp 1.232.726.400


(b) Penghargaan masa kerja = 10 x Rp 68.484.800 = Rp
684.848.000
(c) Uang pengantian hak = 15 % x ((a) + (b)) = Rp 287.636.160
(d) IPK pada masa yang akan datang = (a) + (b) + (c)
= Rp 2.205.210.560

21/01/2019 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Berdasarkan metode projected unit credit, maka terlebih dahulu kita
hitung satuan unit manfaat dan biaya jasa kini, sebagai berikut:

(e) Satuan unit manfaat (SUM) adalah,


(d)/total masa kerja = Rp 2.205.210.560/(55thn-25thn)
= Rp 73.507.019
(f) Biaya jasa kini = SUM x PV x P
= Rp 73.507.019 x 0.0923 x 0.8402*
= Rp 5.700.503
(g) Saldo awal kewajiban = (f) x (29 – 25)
= Rp 22.802.012
(h) Biaya bunga = 10% x ((f)+(g)) = Rp 2.850.252

*angka peluang karyawan tetap bekerja pada perusahaan, diperoleh dari tabel aktuaria atau
pengalaman tahun-tahun sebelumnya

Keterangan:
SUM : Satuan Unit Manfaat
PV : Present Value
P : Peluang

21/01/2019 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Dari perhitungan diatas diperoleh data sebagai berikut:

Nilai kini kewajiban imbalan pasca


kerja per 1 Januari 2003 Rp 22.802.012
Biaya jasa kini 5.700.503
Beban bunga 2.850.252
Nilai kini kewajiban imbalan pasca
kerja per 31 Desember 2003 Rp 31.352.767

21/01/2019 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan adalah:

(Jurnal Pencatatan-1)
(Dr)Laba ditahan 22.802.012
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja 22.802.012
Mencatat beban imbalan kerja yang harus diakui untuk tahun-tahun
sebelumnya (g)

(Jurnal Pencatatan-2)
(Dr)Beban imbalan pasca kerja 8.550.755
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja 8.550.755
Mencatat beban imbalan kerja yang harus diakui pada tahun berjalan
((f) + (h))

21/01/2019 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
BAGAIMANA SEANDAI NYA ASUMSI
AKTUARIA BERUBAH PADA TAHUN
BERIKUTNYA
?
PSAK No.24 (revisi 2004) paragraf 94:
Perusahaan harus mengakui sebagian keuntungan dan kerugian aktuaria
sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian
aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya
melebihi jumlah yang lebih besar 10% dari nilai kini imbalan pasti pada
tanggal tersebut.

PSAK No.24 (revisi 2004) paragraf 95:


Bagian yang diakui sebagai keuntungan atau kerugian aktuaria adalah selisih
antara koridor pada paragraf 94 dengan perbedaan angka sebagai akibat
perubahan asumsi aktuaria dibagi dengan sisa masa kerja karyawan yang
bersangkutan.

21/01/2019 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Pada contoh diatas apabila pada pelaporan 31 Desember 2004 ada
asumsi aktuaria yang berubah, dimana tingkat bunga diskonto
menurun menjadi 5% pada tahun berikutnya, maka hitungan untuk
tahun 2004 akan menjadi:

(e) Satuan unit manfaat adalah,


(d.)/total masa kerja = Rp 2.205.210.560/(55thn-25thn)
= Rp 73.507.019
(f) Biaya jasa kini = SUM x PV x P
= Rp 73.507.019 x 0.3101 x 0.8402*
= Rp 19.151.961
(g) Saldo awal kewajiban = (f) x (30 – 25)
= Rp 95.759.805
(h) Biaya bunga = 5% x ((f)+(g)) = Rp 5.745.588

*angka peluang karyawan tetap bekerja pada perusahaan, diperoleh dari tabel aktuaria atau
pengalaman tahun-tahun sebelumnya
Keterangan:
SUM : Satuan Unit Manfaat
PV : Present Value
P : Peluang
21/01/2019 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Dari perhitungan diatas diperoleh data sebagai berikut:

Nilai kini kewajiban imbalan pasca kerja


per 1 Januari 2004 Rp 31.352.767
Biaya jasa kini 19.151.961
Beban bunga 5.745.588
Rugi aktuaria (selisih) 64.407.038
Nilai kini kewajiban imbalan pasca
kerja per 31 Desember 2004 Rp 120.657.354
Rugi aktuaria yang diakui adalah rugi aktuaria setelah dikurangi
nilai koridor 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasca kerja
sebesar Rp 12.065.735 (10% x Rp 120.657.354).

Rugi aktuaria yang diakui adalah sebesar Rp 2.093.652 (Rp


64.407.038-Rp 12.065.735 )/25.

Rugi aktuaria yang tidak diakui adalah sebesar Rp 62.313.386 (Rp


64.407.038 – Rp 2.093.652).
21/01/2019 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN

Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan pada tahun 2004


adalah:

(Jurnal pencatatan-3)
(Dr)Rugi aktuaria 2.093.652
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja 2.093.652
Mencatat kerugian akibat perubahan asumsi aktuaria

Pembebanan imbalan pasca kerja pada tahun berjalan adalah


sebagai berikut:

(Jurnal pencatatan-4)
(Dr)Beban imbalan pasca kerja 24.897.549
(Cr)Kewajiban imbalan pasca kerja 24.897.549
Mencatat Penambahan beban imbalan pasca kerja untuk tahun
yang berjalan ((f.)+(h.)).

21/01/2019 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
APA YANG PERLU DIUNGKAPKAN
PADA LAPORAN KEUANGAN ? PSAK NO.24
(REVISI 2004)
PAR. 126

1. Kebijakan akuntansi dalam mengakui keuntungan atau kerugian aktuaria,


2. Keuntungan atau kerugian aktuaria yang tidak diakui,
3. Nilai kini jumlah kewajiban imbalan pasca kerja,
4. Jumlah kewajiban yang diakui pada neraca,
5. Mutasi kewajiban selama tahun berjalan,
6. Jumlah biaya yang diakui pada laporan keuangan dengan urutan sebagai berikut:
- Biaya jasa kini,
- Biaya bunga,
- Keuntungan atau kerugian aktuaria,
- Biaya jasa lalu,
- Pengaruh PHK atas keuangan perusahaan.
7. Asumsi-asumsi aktuaria yang dipakai, seperti tingkat bunga diskonto, kenaikan gaji dan
asumsi-asumsi yang lain.
21/01/2019 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Pada tahun 2003, Perusahaan mencatat kewajiban imbalan pasca kerja berdasarkan
Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang berlaku efektif sejak
25 Maret 2003. Kewajiban ditentukan berdasarkan penilaian atas kewajiban imbalan
pasca kerja per 31 Desember 2003 dengan menggunakan metode projected unit credit.
Imbalan pasca kerja untuk tahun yang berjalan dicerminkan pada laporan laba rugi
dan neraca. Rincian kewajiban imbalan pasca kerja dan beban imbalan pasca kerja
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2004 dan 2003 adalah sebagai berikut:

2004 2003

Nilai kini kewajiban imbalan


pasca kerja per 1 Januari Rp 95.759.805 Rp 22.802.012
Biaya jasa kini 19.151.961 5.700.503
Biaya bunga 5.745.588 2.850.252
Rugi aktuaria yang tidak
diakui ( 62.313.386) -

Nilai kini kewajiban imbalan


pasca kerja per 31 Desember Rp 58.343.968 Rp 31.352.767

21/01/2019 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Lanjutan
Mutasi saldo kewajiban imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut:

2004 2003

Saldo kewajiban per 1 Januari Rp 31.352.767 Rp 22.802.012


Biaya jasa kini 19.151.961 5.700.503
Biaya bunga 5.745.588 2.850.252
Rugi aktuaria 2.093.652 -

Saldo kewajiban per 31 Desember Rp 58.343.968 Rp 31.352.767

21/01/2019 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Catatan atas Laporan Keuangan No. X: Lanjutan
Jumlah beban yang diakui pada laporan laba rugi sebagai berikut:

2004 2003

Biaya jasa kini Rp 19.151.961 Rp 5.700.503


Biaya bunga 5.745.588 2.850.252
Rugi aktuaria yang diakui 2.093.652 -

Beban imbalan pasca kerja Rp 26.991.201 Rp 8.550.755

Asumsi-asumsi aktuaria yang digunakan:


Diskonto 5% 10%
Kenaikan gaji 8% 8%
Probabilita yang berasal dari tingkat
turnover pegawai 0,8402 0,8402

21/01/2019 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Bagaimana seandainya jika Tuan Deni
mengalami sakit berkepanjangan pada ?
awal Januari tahun 2005
Tuan Dian akan memperoleh sebesar:

Manfaat karyawan = 2P + 2 PMK + UPH


= (2(Rp 10.800.000*) x 7)+(2(Rp10.800.000*)
x 3) + 15% x 216.000.000
= Rp 248.400.000

*Gaji awal pada tahun 20x5

21/01/2019 Tata Salta


AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Sehingga jurnal pencatatan yang dibutuhkan adalah:

(Jurnal pencatatan-5)
(Dr)Kewajiban imbalan kerja 58.343.968
(Dr)Rugi akibat PHK 190.056.032
(Cr)Kas 248.400.000

Mencatat pembayaran imbalan pasca kerja kepada Tuan Dian dan


kerugian akibat pemutusan hubungan kerja

Kerugian akibat PHK kerja akan dicatat pada laporan laba rugi
sebagai bagian dari beban dan pendapatan lain-lain.
21/01/2019 Tata Salta
AKUNTANSI IMBALAN PASCA KERJA
TANPA PENDANAAN
Jurnal pencatatan yang dibutuhkan bila kita menghitung PPh
pasal 21 atas uang pesangon adalah :

(Jurnal pencatatan-5)
(Dr)Kewajiban imbalan kerja 58.343.968
(Dr)Rugi akibat PHK 190.056.032
(Cr)Kas 215.050.000
(Cr) Hutang PPh pasal 21 (final) 33.350.000
Mencatat pembayaran IPK kepada Tuan Dian dan kerugian akibat
pemutusan hubungan kerja

Kerugian akibat PHK kerja akan dicatat pada laporan laba rugi
sebagai bagian dari beban dan pendapatan lain-lain.
21/01/2019 Tata Salta
Terima kasih

21/01/2019 Tata Salta

Anda mungkin juga menyukai